[FF Of The Week] Lovely Companion

Title    : Lovely Companion

Author : KeNamGiL

 

 

 

“Inexistence is worse than death.”

 

 

Korean Art History Class

Waktu masih tersisa sekitar 15 menit sebelum ujian kali ini berakhir.

Saat aku bersiap meneliti ulang lembar jawabku, terdengar suara setengah berbisik dari belakang.

Yaaak…”

Dengan asumsi bahwa panggilan itu belum tentu ditujukan padaku, aku tetap berkutat pada lembar jawab yang sudah sepenuhnya terisi.

Yaaak… kau…”

Aku terpaksa berbalik saat merasakan ada yang mendorong punggungku dari belakang setelah suara setengah berbisik itu terdengar untuk yang ke dua kalinya.

Si pemilik suara yg berambut kecoklatan dengan iris mata berwarna senada yang duduk tepat di belakangku memamerkan wajah tanpa dosanya.

“Nomor 3, jebal…,” rengeknya setengah berbisik padaku.

Aissh…, jinja! ” gerutuku kesal dengan melemparkan death glare yang tidak mempan menakutinya.

Yaaak…, jebalyo…, nomor 3! ” rengeknya lagi dengan mengibarkan 3 jarinya.

Aku baru saja akan berbalik ketika namja itu menahanku, membuat kami berdua terlibat dalam perdebatan kecil yang cukup membuyarkan keheningan di dalam ruang kelas.

Yaaak…, kalian berdua!!!!!!!” seru Kim seonsaengnim yang seketika itu juga menghentikan perang dingin di antara kami berdua.

Seperti berada di bawah spotlight, semua mata tertuju pada kami.

Aku yang masih belum yakin dengan vonis yang akan dijatuhkan Kim seonsaengnim, tidak akan mengampuni namja pembuat masalah itu jika prestasi akademisku sampai tercemar karenanya.

* * *

 

After Class

Seonsaengnim…, aku mohon…, bermurah-hatilah padaku,” ratapku pada Kim seonsaengnim tanpa menghiraukan namja itu yang dengan santainya pergi setelah mendengar vonis dari beliau.

Yaaak…, kau pikir Bapak akan membiarkan siswa terbaik jurusan Visual Arts tidak lulus begitu saja?! Serahkan lembar jawabmu,” jawab beliau dengan wajah serius.

Geurom…,” ucapku dengan beribu tanda tanya.

“Fakta bahwa orangtua anak itu adalah penyandang dana terbesar yayasan ini, tidak membuatnya cukup terpacu untuk memerbaiki prestasi akademisnya. Gunde…, Bapak merasa anak itu masih punya harapan. Maka dari itu, kau pergilah dengannya ke museum Gansong dan bantu dia menyelesaikan tugas kurasi. Jika anak itu gagal, jangan harap kau bisa lulus!” seru Kim seonsaengnim dengan ekspresi horor yang dibuat-buat.

Ye??? Aaah…, arasseo… aragesseumida, Kim seonsaengnim!” jawabku dengan mengangguk mantap.

* * *

 

Late afternoon, at home

“Jadi, siapa namanya?” tanya namja yang bersandar di atas sofa di ruang tengah tanpa berpaling dari PSP hitamnya.

“Lee Donghae. Sungguh konyol bukan bagaimana kerja kerasku selama hampir 4 tahun ini ditentukan oleh namja itu!” gerutuku kesal yang lebih nyaman duduk beralaskan ubin dingin, dengan terus membuat goresan abstrak di atas kertas.

“Jika kau tidak percaya pada kemampuannya, buatkan saja paper-nya. Dengan begitu, kau tidak perlu khawatir hasilnya tidak akan seperti yang kau harapkan,” ujarnya singkat masih tanpa berpaling dari PSP-nya.

Kalimat terakhir namja itu berhasil menghentikan kesibukanku.

Seketika itu juga terlintas ide menyimpang di kepalaku.

Yaaak! Tentu saja kau tidak boleh melakukannya, babo! ” serunya membuyarkan lamunanku dengan menimpukku pelan.

Yaaak! Berhenti memanggilku babo! ” gerutuku kesal dengan mengusap kepala.

Geurom…, aku harus memanggilmu apa? Chagi? ” tanyanya yang seketika itu juga telah lepas dari PSP-nya dan menyejajarkan mata kami, membuat jantungku berdetak sedikit lebih cepat dari sebelumnya.

Yaaak! Sudah berapa lama kita bersama, aegyo-mu tidak akan bekerja padaku!” jawabku diplomatis.

Mata namja itu kini tertuju pada goresan di kertas putih yang tergeletak di atas lantai.

“Kau membuat sketch wajahku lagi,” ucapnya seduktif.

“Sudah, kembali pada PSP-mu! Kau terlihat menakutkan dengan tatapan mata puppy eyes-mu!” lanjutku dengan memutar badannya agar mata kami tak bertemu.

Setelah puas menertawakan tingkah konyolku, namja itu kembali bersuara.

“Jinju ya…, berikan kesempatan pada orang itu. Percayalah padanya,” ucapnya pelan dengan sepintas mengedipkan mata, isyarat yang selalu dia berikan untuk meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.

Aku hanya sepintas menganggukkan kepala.

* * *

 

Kyu, begitulah aku memanggilnya.

Dua belas tahun silam, seorang anak gadis berusia 9 tahun terpisah dari rombongan di pemakaman ayahnya. Dengan pandangan yang mengabur karena butiran cair yang tak bisa berhenti terjun dari soket matanya, anak gadis itu menggenggam erat mutiara hitam peninggalan mendiang ayahnya yang tidak berbentuk bulat sempurna.

Sinar matahari yang terik memantulkan sesosok bayangan di permukaannya yang bening. Gadis kecil itu menengadahkan kepala dan mendapati sosok yang masih dapat ditangkap kedua matanya yang masih berlinang itu berdiri tepat di sampingnya.

Seorang anak laki-laki dengan senyumnya yang terlihat konyol dan menggemaskan secara bersamaan, memerlihatkan deretan giginya yang nyaris tanpa cela.

Setelah anak laki-laki itu mengetahui makna di balik nama gadis kecil berambut pendek dan bermata bulat itu yang berarti mutiara, seperti benda berkilat yang ada dalam genggamannya, anak laki-laki itu mengedipkan mata dan mengaitkan kedua tangan mereka, membawa anak gadis itu melewati ribuan kali rotasi bumi yang berlalu tanpa terasa.

Hingga hampir 12 tahun berlalu, genggaman tangannya masih seerat dulu.

Kyu.

* * *

 

Gansong Art Museum

Dan di sinilah kami. Berdiri di hadapan lukisan bertajuk “Cats and Butterfly” karya salah satu pelukis terbaik di era Joseon, Gim Hong Do.

Jarum panjang dalam jam dinding besar yang terpajang di salah satu sudut ruangan sudah berputar untuk yang kesekian kalinya saat namja yang berdiri di sampingku ini masih tak bergeming dengan tatapan hampa.

Yaaak, Lee Donghae, apa kau sudah mendapat pencerahan?” selidikku.

Mwo? Kau panggil aku apa? Lee Donghae? Yaaak, setidaknya kau beda beberapa semester di bawahku. Panggil aku sunbae! ” gerutunya kesal.

Aigoo…, bagaimana aku bisa memanggilmu sunbae jika pada kenyataannya kita berada di kelas yang sama, Lee Donghae,” jawabku diplomatis.

Sebelum namja itu melanjutkan dengan sumpah serapah, aku menginterupsi.

“Jangan coba mengalihkan pembicaraan! Kau sudah mendapat pencerahan?”

“Apanya yang pencerahan. Justru awan mendung berkabut yang kini menyelimuti otakku! Kau tau, tugas kurasi ini sungguh payah. Untuk apa repot-repot membuat resensi untuk menentukan suatu materi itu bernilai atau tidak jika tiap individu memiliki penilaian mereka sendiri!” gerutu namja itu dengan mengacak rambutnya frustasi.

“Setidaknya kau harus ingat bahwa ada orang lain yang nyawanya bergantung padamu. Jangan pikirkan kepentinganmu sendiri!” kataku menegaskan.

“Lihat dengan baik!” seruku seraya menunjuk objek yang terpajang di hadapan kami.

“Apa yang ingin pelukis sampaikan lewat caranya menyapukan kuas, objek yang ditampilkan…,” kalimatku terputus.

Namja itu memotong jalan pemikiranku tanpa peringatan.

“Objek yang ditampilkan? Hah, tentu saja sudah jelas. “Cats and Butterflies” Gim Hong Do adalah pecinta binatang, atau semacam itu.”

Seperti dorongan lava yang menumpuk di kawah gunung berapi, aku berusaha keras menahan emosi agar tidak meledak saat itu juga dengan menghela nafas dan menarik garis panjang dari sudut bibir.

“Sebuah kemajuan, itu pemikiran yang bagus,” ucapku dengan senyum lebar yang pasti tampak berlebihan.

“Anak muda,” lanjutku dengan sepintas menepuk bahunya, membuat namja itu membelalakkan mata.

“Kau ingin mendapat sedikit pencerahan dariku, dengarlah baik-baik,” ucapku dengan mengambil jeda.

Butterfly dalam Hangeul disebut nabi. Dan jangan bilang kau tidak tau kalau nabi adalah common name untuk kucing di Korea. Jadi, mulailah dari sana. Arasseo! Aku pergi, annyeong!

Teriakan-teriakan murka namja itu bahkan masih terdengar nyaring di belakang sana saat aku dalam sekejap sudah mengambil langkah seribu.

Bukannya aku sudah sepenuhnya percaya padanya.

Aku hanya berpegang pada ucapan Kyu yang meyakinkanku untuk percaya pada namja itu.

* * *

 

Hallway, a week later

Tak bermaksud sepenuhnya membiarkan namja itu terombang-ambing dalam kabut hitam, selama seminggu ini, aku sebisa mungkin menjawab berbagai pertanyaannya terkait dengan tugas kurasi yang sudah hampir memasuki deadline.

Kini giliranku yang merasa seperti di ujung tanduk.

Saat aku berjalan menyususri koridor dengan langkah lunglai, aku merasakan ada yang menepuk bahuku dari belakang.

Namja yang sialnya menjadi penentu nasibku itu kini sudah ada di hadapanku dengan senyum lebarnya.

Orenmanieyo, agassi,” sapanya masih dengan senyum lebar dengan sedikit membungkukkan badan, membuatnya terlihat seperti bangsawan yang dengan anggun menyapa wanita terhormat di hadapannya.

Tanpa terkendali, anganku mulai bercabang.

Seakan dengan menggoyangkan kepala dapat membuyarkan apa yang ada di dalamnya, aku menggeleng cepat.

Yaaak, sejak kapan kau memanggilku agassi? ” tanyaku berusaha terdengar wajar.

“Sejak pencerahanmu berhasil menepis kabut tebal yang beberapa waktu lalu masih menghambat fungsi kerja otakku,” jawabnya dengan mata berbinar.

Ye…?” tanyaku tak mengerti.

“Kata nabi (butterfly) terdengar mirip dengan sebuah istilah dalam bahasa Cina yang berarti ‘usia 80 tahun’, begitu juga dengan goyangi (cat) yang secara fonem memiliki kemiripan dengan istilah yang berarti ‘usia 70 tahun’. Memberi nama kucing dengan sebutan nabi sama halnya dengan mengharapkan umur panjang. Jadi bisa dikatakan, lukisan Gim Hong Do ini menyiratkan tentang harapan hidup yang lebih panjang, to live beyond expectation. Bagaimana, tidak terlalu buruk kan?” jelasnya yang tampak berpuas diri dengan pencapaiannya.

Tak mau terlihat terlalu ikut senang mendengarnya, aku menanggapinya dengan tenang.

“Sebaiknya kau segera mengumpulkan tugas itu sebelum terlambat.”

“Sayangnya…, itu sudah kulakukan,” jawabnya dengan sorot mata yang meredup.

Jinjayo? Lalu, bagaimana hasilnya? Cepat katakan padaku, bagaimana hasilnya?!” tanyaku cemas merasakan auranya yang mendadak berubah menjadi kelabu, khawatir akan nasib kami berdua.

Tidak, lebih tepatnya nasibku sendiri.

Detik berikutnya, namja itu menyodorkan sebuah skrol yang telah dijilid sempurna. Tanpa ragu, aku langsung menyambar gulungan tersebut yang ternyata adalah makalah yang telah dia serahkan pada Kim seonsaengnim sebelumnya.

Mataku dengan cepat menelusuri lembar ratifikasi dan mendapati tanda tangan seonsaengnim serta keterangan yang menyatakan bahwa makalah ini diterima dengan nilai A!

Merasa telah lolos dari maut, tanpa terkendali, aku melompat kegirangan dan memeluk namja itu.

Dalam waktu yang hanya berjalan selama sepersekian detik, aku menemukan kembali kesadaranku.

Atmosfir canggung sejenak meliputi.

Aku sepintas mengucapkan selamat dan namja itu menanggapinya dengan wajar.

Geurom…, sebagai tanda terimakasih, bagaimana kalau akhir pekan ini kita nonton bersama?” ucap namja itu terdengar ragu.

Ye? Aaah…, itu…, aku…, tidak bisa…,” jawabku setengah terbata.

Yaaak, kau jangan salah paham. Ini bukan kencan. Ada film bagus dan aku punya tiket lebih. Jadi, aku berpikir untuk memberikannya padamu saja,” jelas namja itu.

“Tetap saja, aku tidak bisa…,” jawabku sedikit merasa bersalah menolak ajakannya.

Wae? ” tanyanya penuh selidik.

“Aku sudah punya pacar!” jawabku pada akhirnya.

Mwo? Kau…,” ucap namja itu dengan melakukan observasi kilat pada penampilanku.

“Sudah punya pacar? Hah, jinjayo? ” lanjutnya dengan tatapan takjub.

Yaaak, memangnya kenapa kalau iya. Apa ada yang salah!” jawabku murka.

“Aaah.., aniya. Geurom, ajaklah dia. Kita nonton bertiga, bagaimana?” ucap namja itu masih tak menyerah.

Yaaak, Lee Donghae, itu bahkan lebih tidak masuk akal!” gerutuku kesal.

“Ya sudah, terserah kau saja. Aku akan tetap pergi. Jika kau berubah pikiran, datanglah. Tapi…, benar kau sudah punya pacar? Apa buktinya?” tanya namja itu memburu.

Sebelum kesabaranku habis, aku merogoh isi tas, mengeluarkan dompet dan memerlihatkan fotoku bersama Kyu yang terselip rapi di dalamnya.

“Ini buktinya! Kau puas,” seruku dengan menunjukkan foto itu.

Namja itu terlihat mengerutkan dahi saat memandangi objek yang ada di hadapannya.

Saat aku sudah memasukkan kembali dompetku ke dalam tas, namja itu akhirnya bersuara.

“Kau…, tidak sedang bercanda kan?” tanyanya dengan raut wajah yang terlihat bingung.

“Tentu saja tidak! Sudahlah, kau tidak perlu menungguku besok. Aku tidak akan datang. Annyeong! ” jawabku kesal.

Seperti sebelumnya, aku sudah mengambil langkah seribu saat teriakan namja itu masih terdengar nyaring di belakang sana.

* * *

 

The following day, at the cinema

Aku terpaksa menelan ludahku sendiri karena pada kenyataannya, aku kini lebih terlihat seperti mata-mata yang mengintai targetnya dari kejauhan.

Dari tempatku berdiri di balik dinding di salah satu sudut lobi bioskop, sosok namja itu terlihat gelisah dengan beberapa kali beranjak dari tempat duduk dan melihat ke arah pintu, terlihat seperti sedang menunggu seseorang.

Menungguku?

Terlintas sedikit rasa bersalah.

Saat mataku masih tertuju pada sosoknya, ada tepukan keras dari belakang yang berhasil membuatku melompat terkejut.

Yaaak, Kyu! Apa yang kau lakukan di sini!?” seruku menyadari sosok familiar yang tiba-tiba muncul.

“Jadi ini yang kau lakukan di belakangku, Hwang Jinju. Diam-diam berkencan di belakangku, begitu?!” serunya dengan ekspresi horor yang tampak dibuat-buat.

Aissh…, bukan seperti itu,” jawabku berusaha meyakinkannya.

“Kalau begitu, siapa dia?” tanyanya dengan menyembulkan kepala hendak mengamati sosok namja itu lebih jelas.

Sebelum Kyu berhasil melaksanakan niatnya, aku sudah menyeretnya dengan paksa dan pergi meninggalkan tempat ini.

* * *

 

Snowy road, on the way home

Jalan setapak menuju rumah tertutup salju yang cukup tebal, membuatnya tampak seperti sehelai pita putih panjang yang membujur di antara himpitan pohon-pohon yang tampak bergoyang karena dedaunan yang tertiup angin.

Aku memererat lenganku yang mengait sempurna di lengan Kyu yang terbalut material selembut beludru.

Namja yang berjalan di sampingku ini belum mengucapkan sepatah katapun di sepanjang perjalanan semenjak kejadian di bioskop beberapa saat lalu.

“Kyu…, kau marah padaku?” tanyaku ragu.

Namja itu hanya menggeleng pelan dan sepintas tersenyum padaku.

Melihatnya tersenyum, aku merasa lega dan kembali menatap lurus ke depan.

Gomabta,” kataku memecah keheningan di antara kami.

“Untuk?” tanyanya dengan sedikit memiringkan wajah.

“Untuk semuanya. Untuk selalu menggenggam tanganku seperti ini, untuk segala hal yang kau lakukan selama ini,” jawabku masih dengan senyum mengembang.

“Seperti?” tanyanya lagi.

“Hmm…, seperti saat dulu kau membantuku belajar untuk ujian Matematika,” jawabku cepat.

“Apa kau yakin itu karena aku?” tanyanya retoris.

“Tentu saja! Kau pikir aku bisa lulus jika kau tidak mati-matian menerorku setiap hari dengan rumus-rumus indahmu!”

Tawa kamipun pecah seketika. Salju yang mulai turun tidak mengurangi rasa hangat yang menjalar di antara kami berdua.

“Jika kau tidak meyakinkanku untuk percaya padanya, mungkin aku sudah menyerah di tengah jalan,” kataku merujuk pada Lee Donghae.

“Apa kubilang…,” ucapnya dengan sepintas tersenyum padaku.

Kami terus menyusuri jalan setapak, meninggalkan jejak kaki yang tercetak sempurna di atas permukaan jalan yang diselimuti salju.

“Apakah dia tampan?” tanya Kyu tiba-tiba.

Yaaak, kenapa bertanya seperti itu?” gerutuku kesal.

“Hanya ingin tau, wae? ” jawabnya cepat.

“Hmm…, tidak terlalu buruk. Tapi tidak jauh lebih tampan darimu,” jawabku dengan menatapnya lekat.

Jinja? Jadi, kenapa aku tidak boleh melihatnya? Jangan-jangan, kau bilang padanya kalau aku ini pacarmu ya? Seperti yang selama ini kau lakukan jika ada namja yang mendekatimu, geurae? ” tanyanya menggoda.

Sepintas terbersit rasa kecewa setelah mendengar kalimat terakhirnya.

“Memangnya tidak boleh? Apa…, kau tidak suka bersamaku?” tanyaku ragu.

Namja itu menghentikan langkahnya.

Lengan kami sudah tidak lagi mengait setelah namja itu mengambil beberapa langkah ke depan.

Sosoknya yang berdiri menjulang membelakangiku, meninggalkan bayang-bayang di bawah sinar bulan yang seolah akan terbujur selamanya di permukan jalan yang diselimuti salju.

Aku merasakan dingin yang semata-mata bukan karena suhu udara yang rendah.

“Hwang Jinju…,” panggilnya lemah dengan mengambil jeda.

Aku tidak pernah suka saat dia memanggilku dengan nama lengkap.

 

“Siapa aku…?”

 

Pertanyaan terakhirnya berhasil membuat keningku berkerut.

Aku masih terdiam.

Namja itu perlahan berbalik dan menatapku dengan cara yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya.

Sepasang mata yang menyorot dingin dan tampak tak berdaya, mengunci kedua mataku.

“Apa maksudmu?” tanyaku ragu.

“Yang aku tau, kau selalu memanggilku Kyu. Tapi, siapa sebenarnya aku?” tanyanya memburu.

“Kyu, ini bukan saatnya bercanda. Kita harus pulang sebelum salju lebat turun! Kajja! ” jawabku tak menghiraukannya dengan melangkah ke arahnya.

“Kau…,” tepat di saat namja itu kembali bersuara, langkahku terhenti.

“Kau lebih tau dari siapapun apa maksud pertanyaanku,” lanjutnya dengan sorot mata yang tak meredup.

“Apa kau benar-benar bermaksud ingin menyimpanku selamanya?”

Hanya dengan mendengar pertanyaan terakhirnya, aku merasakan getaran hebat yang membuatku seolah kehilangan keseimbangan.

“Ini sudah terlalu lama…, hampir 12 tahun. Kau tidak berniat menyimpanku selamanya kan?” tanya namja itu yang kini perlahan melangkahkan kakinya ke arahku.

Setiap dia berada 1 langkah lebih dekat, aku mengambil 1 langkah ke belakang, begitu seterusnya hingga pada akhirnya tarik ulur ini berakhir saat namja itu berhasil memapas habis jarak di antara kami dengan menggenggam tanganku.

Untuk pertama kalinya, aku tidak merasakan hangat dalam genggamannya.

Ini bahkan lebih terasa seperti tangan yang mencengkeram dengan paksa.

“Hwang Jinju…, sadarlah!” serunya dengan menggoncang tubuhku.

“Hentikan! Siapa kau? Di mana Kyu?!” seruku yang masih belum sepenuhnya memahami situasi dengan berusaha melepaskan genggaman tangannya.

Percuma.

Semakin keras aku mencoba, semakin erat tangannya melingkar di pergelangan tanganku.

“Pertanyaan itu, kau lebih tau dari siapapun jawaban untuk pertanyaan itu.”

“Hentikan!!! Di mana Kyu? Di mana dia? Kyu…,” seruku masih berusaha memberontak dengan berulang-kali meneriakkan nama Kyu.

“Hwang Jinju!!!” teriak namja itu yang kini berhasil kembali menyejajarkan mata kami, mengembalikan kesadaranku.

“Kyu tidak pernah sedetikpun beranjak dari sisimu. Dia selalu mengikutimu, kemanapun kau pergi. Dia selalu menghuni ruang tersembunyi yang kau ciptakan, di sini,” ucap namja itu dengan melepaskan genggamannya dan melekatkan kedua telapak tangannya di kepalaku.

Kalimat terakhirnya berhasil membungkam mulutku.

Detik ini juga, aku merasa tubuhku menjadi seringan bulu.

Kedua lututku yang lebih dulu mendarat di atas permukaan salju mungkin kini telah membiru saat butiran-butiran cair masih belum berhenti meluncur dari kelopak mataku.

Terakhir kali aku menangis hebat seperti ini adalah 12 tahun lalu, tepat di hari pemakaman ayahku, hari di mana pertama kalinya anak laki-laki itu muncul.

“Hwang Jinju…, angkat kepalamu,” ucap namja itu di tengah banjir air mata, yang kini telah ikut berlutut dan kembali menyejajarkan mata kami.

“Aku tidak bisa…,” tolakku dengan menundukkan kepala sebelum akhirnya namja itu kembali menghadapkan wajah kami.

“Kau bisa melakukannya. Kau bukan lagi gadis kecil berusia 9 tahun bermata sembap dan terlihat tak berdaya. Kau adalah Hwang Jinju, mutiara yang kilaunya tidak akan memudar,” ucapnya dengan sorot mata yang lebih menenangkan, sorot mata Kyu yang kukenal.

“Apa – aku bisa – melanjutkan hidupku – tanpamu?” tanyaku dengan terisak.

“Jinju ya…, menurutmu bagaimana selama ini kau bisa bertahan? Kau selalu bertumpu di atas kedua kakimu sendiri, tidak ada hubungannya denganku,” jawabnya dengan menarik garis dari sudut bibir.

“Tentu saja ada! Kau…, benar-benar…,” kalimatku terputus saat butiran-butiran cair kembali terjun tanpa terkendali.

Namja itu perlahan membenamkan kepalaku di pundaknya yang masih terasa hangat dan menepuk bahuku pelan.

“Jinju ya…, yang kau butuhkan adalah seseorang dengan tangan yang nyata dalam genggamanmu, senyata apapun yang bisa kau sentuh dengan ujung telunjukmu,” ucapnya setengah berbisik di telingaku.

“Tidak! Aku tidak membutuhkan hal-hal semacam itu. Asalkan kau tetap di sisiku. Aku tidak peduli. Walaupun seluruh dunia menganggapku gila, aku tidak peduli. Aku hanya membutuhkan Kyu, bukan yang lain,” ratapku dengan merapatkan tubuh kami.

Namja itu mendorongku pelan dan kembali bersuara.

Babo…,” ucapnya dengan menimpuk kepalaku pelan.

Detik berikutnya, seringai kebanggaannya sudah kembali menghiasi wajahnya.

“Ini adalah terakhir kalinya aku memanggilmu babo. Suatu saat, akan ada orang yang memanggilmu chagi, seperti yang kau inginkan selama ini.”

Aku memberanikan diri mengangkat wajah dan membalas tatapannya.

“Jika itu berarti aku harus kehilanganmu, aku akan melupakan fakta bahwa aku pernah menginginkannya. Sungguh, aku tidak menginginkannya. Jadi…, bisakah kau tetap di sini?” ratapku dengan pengharapan yang tersisa.

“Jinju ya…, tutup matamu,” ucapnya dengan senyum terindah yang pernah menghiasi wajahnya.

Aku membisu.

“Pejamkan matamu, aku mohon,” lanjutnya sekali lagi dengan sepintas mengedipkan mata.

Ucapannya terdengar seperti mantra yang tidak bisa kutolak dan berhasil membuat kedua mataku terpejam sempurna.

Aku bahkan masih bisa merasakan hembusan nafasnya yang terasa hangat saat dia berbisik di telingaku.

“Aku akan menghitung sampai tiga. Saat kau membuka mata, semuanya akan menjadi lebih baik, percayalah.”

Aku menggigit bibir bawahku, merasakan kering yang nyata di tenggorokan.

Tanpa membuatnya lebih baik, terdengar suara namja itu yang mulai menghitung.

“Satu…, dua…, tiga…”

 

Dingin.

Kehangatan yang masih menyelimutiku sedetik yang lalu kini menghilang.

Aku meraup serpihan salju dan membiarkannya jatuh dari sela-sela jariku.

Tanganku bahkan masih berusaha menelusuri permukaan jalan yang tertutup salju di hadapanku, berharap menemukan jejak namja itu.

Tidak ada.

Seperti mantra sihir yang sudah berakhir, sosoknya menghilang, hanya meninggalkan jejak kaki yang tercetak sempurna di sepanjang jalan.

Jejak kakiku.

Sendiri.

* * *

 

Bus stop, the morning after

Aku bukannya tidak menyadari betapa kacaunya penampilanku saat ini.

Terbangun dengan mata bengkak setelah menghabiskan hampir sepanjang malam meratapi kebodohanku selama 12 tahun terakhir.

Objek pertama yang kutuju saat mataku sudah sepenuhnya terbuka pagi ini adalah selembar foto dalam bingkai di atas meja belajar.

Fotoku, sendiri.

Aku beranjak menuju gudang, membongkar tumpukan kardus dan mendapati kumpulan diktat Matematika yang tentu saja dulu pernah mati-matian kupelajari.

Sendiri.

Saat aku menyeret kaki menuju dapur, aku mendapati sebuah PSP hitam tergeletak di atas sofa ruang tengah.

PSP dengan segala macam game-nya yang juga selalu kumainkan.

Sendiri.

Aku terduduk lemas dengan kedua lututku yang terlebih dulu mendarat di atas lantai dan sekali lagi mendapati sebuah benda terselip di bawah meja.

Scrap book yang berisi goresan tanganku.

Jariku menelusuri lembar demi lembar halaman buku itu yang dipenuhi sosoknya.

Setiap lekuk wajahnya telah terpahat sempurna dan tersimpan di museum dalam ingatanku.

Jadi apakah segala sesuatunya menjadi lebih baik?

Aku masih belum tau.

Di pagi seperti ini, namja itu selalu datang menjemputku di halte untuk kemudian mengantarku menaikki bus pertama.

Dia selalu datang tepat waktu. Tapi hari ini, sepertinya dia akan terlambat.

Tidak.

Dia tidak akan pernah datang.

Aku menggenggam erat mutiara peninggalan ayahku dengan kepala tertunduk, berharap sosok namja itu akan terlihat lagi.

Kurasakan butiran-butiran cair yang mulai menggumpal di pelupuk mata tanpa terkendali.

Masih dengan kepala tertunduk, aku merasakan eksistensi lain yang hadir di halte yang sebelumnya hanya dihuni aku sendiri.

Mungkinkah…

Aku menengadahkan kepala dan mendapati sosok namja itu berdiri di hadapanku.

Sosoknya yang tidak terlalu tinggi dengan rambut kecoklatan yang senada dengan iris matanya, kini menatapku lekat.

Yaaak, Hwang Jinju! Apa kau selalu seperti ini, menangis sendiri di halte bus seperti orang hilang?” tanyanya dengan nada tinggi.

“Aku…, aku tidak menangis. Siapa bilang aku menangis!” bantahku dengan sepintas mengusap mata dan memasukkan mutiara itu kembali ke dalam saku.

“Jinju ya…,” ucapnya dengan mengambil jeda.

“Siapapun yang sedang kau tunggu saat ini, orang itu…, sudah jelas terlambat.”

Ucapan namja itu mengembalikan lagi kesadaranku.

“Jadi, mulai hari ini. Kau berangkat bersamaku saja. Kajja! ” lanjutnya dengan menarik tanganku tanpa meminta persetujuan.

Bus yang telah tiba menyelamatkan kami berdua dari awkward moment ini.

Sebelah kaki namja itu sudah menapak di ambang pintu bus yang telah terbuka saat tiba-tiba langkahku tertahan.

Namja itu menatapku dengan beribu tanda tanya.

Waeyo? ” tanyanya dengan alis terangkat.

Gomabseumnida… sunbaenim…,” ucapku setengah terbata dengan kepala tertunduk.

Namja itu terlihat sepintas menahan senyum.

Yaaak, simpan saja ucapan terimakasihnya. Sudah hampir terlambat. Kajja! ” jawabnya dengan segera menarikku melangkah menuju pintu.

Saat bus sudah melaju, aku masih menatap ke belakang dari balik jendela, memastikan tidak ada sosok namja itu di belakang sana.

Fakta bahwa Lee Donghae mungkin, bahkan hampir bisa dipastikan, sudah menyadari ketidakwajaran yang terjadi dalam diriku, belum membuatku sepenuhnya yakin bahwa sosok yang sekarang mengisi tempat kosong di sampingku ini, akan menjadi namja yang membawaku melewati rotasi bumi selanjutnya.

Aku menoleh ke arahnya. Namja itu mengulas senyum tanpa dosanya.

“Saat kau membuka mata, semuanya akan menjadi lebih baik, percayalah.”

Kalimat terakhirnya bahkan masih terngiang jelas di telingaku.

Satu hal yang pasti.

Bumi akan tetap berputar pada porosnya, dengan atau tanpa namja itu.

“Gomabta, Kyu.”

*** END ***

 

 

Acknowledgements

Great thanks to:

–                     My dear friends Rindi and Jang Sora for your undying support!

–                     Pradapedia, for your ‘faster than Google’ wisdom!

–                     Warrior Baek Dong Soo (in which the names Hwang Jinju and Gim Hongdo are derived from) for being the 2nd best Saeguk I’ve ever watched ^^

–                     ELF4SUJU, for the same love we share ^^

 

163 Comments (+add yours?)

  1. shaundsheeps
    Jun 13, 2012 @ 21:09:44

    bagusnyaaaaaa… aku suka banget…
    jadi ini kyuhyun itu cuma temen khayalannya aja?
    foto yang di tunjukin ke hae juga cuma foto jinju sendiri ya?

    Reply

  2. pssiskarani
    Jun 13, 2012 @ 21:26:31

    OMGEE Kyuhyun </3
    such a warm and loveable person.
    good writing, dear writer! 🙂

    Reply

  3. Hae
    Jun 13, 2012 @ 21:47:00

    Ahh~ keren banget banget!! Speechless deh jadinya~~~ DAEBAK!!! ^^

    Reply

  4. babykkoming
    Jun 13, 2012 @ 22:07:42

    Bagus banget thor…
    Tapi kasihan juga jinju nya ;(

    Reply

  5. stillthirteen13
    Jun 13, 2012 @ 22:11:29

    aku udah baca ini di blog-mu thor, ^^
    dan aku mau bilang lagi, FF-mu selalu daebak!!
    aku suka cerita yang ini, bikin merinding bacanya.. ^^
    😀

    Reply

  6. Cho Shin Hyeon
    Jun 13, 2012 @ 23:07:21

    Waaahh so cooooll ^^
    Sepertinya biasanya author kenamgil selalu nulis ff daebak deeh
    Tp yg ak bingung,jd slm ini kyu itu ga nyata ya? Kkk

    Reply

  7. Cuapcuap
    Jun 13, 2012 @ 23:34:02

    Daebak thor.
    Terharu. Ternyata kyu beneran ga nyata T.T

    Reply

  8. ChoRaeSang
    Jun 14, 2012 @ 00:17:57

    jadi sebenernya kyuhyun itu udah meninggal atau imaginary friend ?

    Reply

  9. ve
    Jun 14, 2012 @ 00:35:46

    prok. . .prok. . .
    sumpe keren thor. . . .!!!!!!

    Reply

  10. jajangmyeonworld
    Jun 14, 2012 @ 05:48:46

    ini, baguus. Jadi kyu it cma khyalan jinju? Kyu it udah mti? Ato??
    Jinjunya kasian uU
    nice thor, joha! 😀

    Reply

  11. hyunka
    Jun 14, 2012 @ 06:23:14

    ahhhh gilaa bacany bener2 nangis!!!!
    gmn bisa trnyta kyunya cuma halusinasi????? :((

    aigooo dpt bgt feelny haha
    DAEEBBBAAKKK!!!! 😀

    Reply

  12. cutemoo
    Jun 14, 2012 @ 08:40:54

    Yaaah walaupun uda baca di blog mu tapi ff ini tetep masih keren buat dibaca berulang-ulang 🙂 Kyuuu, kasian dirimu selalu dpt peran mengenaskan di fanfic author satu ini #toyor wkwkkw XD Mudah2an suamiku (read: Yesung) ga dpt peran kaya gini di ffmu nanti 😛

    Reply

    • cloudysparkyu
      Jun 14, 2012 @ 09:29:55

      Kyaaa…, eonni yg rajin! 😀
      Yesung? Hmm…, I think he could be the next potential victim (¬_¬”)
      *evil-stare*
      mwahahaha XD Thanx 4 re-reading n re-commenting! d^_^b

      Reply

  13. septyhafidz
    Jun 14, 2012 @ 09:40:14

    ffx Daebak thor,pass pertama baca sdkt bingung tp pas dah trakhir sdh.tp ttp bagus kok!

    Reply

  14. Mrs.shfly
    Jun 14, 2012 @ 10:38:44

    aigooooo trnyata kyu cma imajinasi… aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa pntesan agak aneh sumpah authornya daebak.. crtanya gg ketebakk 4 jempol buat authornya.. oh ya jngan lupa dibac ff AUTHOR PSSISKARANI itu bagusssssssssssssssss bnget thor klian sma2 pnulis hebat ^^

    Reply

  15. winterchoi
    Jun 14, 2012 @ 12:19:13

    cengo pas jinju habis nutup mata trus kyu nggak ada..
    tapi bagus kok ^^

    Reply

  16. Ririn_Kyu
    Jun 14, 2012 @ 12:46:53

    oohh Kyu it g nyata .? khayalan duang.? hihiiii FF na keren beda dr yg laen..^^

    Reply

  17. farhana fishy
    Jun 14, 2012 @ 13:11:40

    Astaga. Aq bru nyambung. Aq pkir kyu bneran pcrnya 😦 ternyata khayalan.
    Huwaaa T.T tp gk papa jinju bhagia sma donghae

    Reply

  18. Wiwik dian
    Jun 14, 2012 @ 13:33:16

    Bagus bnget ff ini, aku suka ceritanya

    Reply

  19. Vie
    Jun 14, 2012 @ 14:28:10

    ff ini bikin aq speechless…

    …saking bagusnya. Daebak, daebak, daebak…!

    Reply

  20. Mae Jong Woon
    Jun 14, 2012 @ 15:53:19

    Holla aq telat baca neyh, yo wiss ikut ninggalin footprint aj deh xixixi 😀 but I would like 2 say it before : “daebak thor Ur FF is very interesting..”

    Reply

  21. SongHye
    Jun 14, 2012 @ 18:54:12

    Bagus ceritanya ^.^
    Muter tapi aku ngerti maksudnya,jelas penggambarannya,,

    Reply

  22. Destini Jorinta
    Jun 14, 2012 @ 18:58:28

    thor mantabbbbs ffnya. bikin aku melongo terharu(?)
    daebak !!

    Reply

  23. boonieboo
    Jun 14, 2012 @ 19:06:23

    Awalnya aku ga mudeng, tapi makin ke bawah paham 🙂
    kyuhyunnya jadi udah meninggal ya
    ditunggu ff selanjutnya 😀

    Reply

  24. yeshaa_fishy^^
    Jun 14, 2012 @ 20:23:53

    dpt ide’a dr manaa s thorr ,.ff’a bguss gnii ..
    trharuu dhh ,.bguss x yaa pnya tmen khyalan sgantengg kyu .
    😀

    Reply

  25. 4ever ELF^^
    Jun 14, 2012 @ 21:39:21

    Daebak thor ff nya 🙂 awalnya sih sempet bingung, tp akhirnya ngerti juga*apa sih* overall good :))

    Reply

  26. jongjeestick
    Jun 14, 2012 @ 22:05:47

    jadi ini dia cuman ngayal gitu selama 12 tahun?!! O,o
    omo~ Keren thor;) jinjja!!!
    ada sequelnya dooong pas kehidupan dia sama donghae:o
    tapi bikinnya yang lebih greget thor.
    jinnja johahae!!!!!!!
    *13thumbs for you

    Reply

  27. jongjeestick
    Jun 14, 2012 @ 22:20:45

    and once again!
    about the picture. how can u understand it? ㅋ_ㅋ
    just that part make me feel confused. but make me learn something new:D

    Reply

  28. Lizta
    Jun 14, 2012 @ 23:06:53

    wah.. penceritaannya bagus ya..
    ku pikir bakal jadi kisah standar cinta bertepuk sebelah tangan sampai ada adegan kyuhyun meletakkan tangannya di kepala jinju 🙂
    nice story 🙂

    Reply

  29. ghye
    Jun 15, 2012 @ 07:16:08

    wahhhhh keren, perangkaian katanya bagus,, suka-suka…….
    ini ff di rokendasiin langsung ma salah satu author disi, dan memang daebak…

    Reply

  30. macanman
    Jun 15, 2012 @ 08:31:57

    Jadi.. sebenernya kyu itu cuma sosok khayalan dia gt?

    great story, author DAEBAK!! kata-katanya menyentuh, feelnya jg dapet banget..

    Reply

  31. miss_han
    Jun 15, 2012 @ 10:11:51

    AMAZING !!! Daebak thor !!
    Feel nya dapeeeet bgeeed !! Suka suka suka suka ƪ˘⌣˘┐ƪ˘⌣˘ʃ┌˘⌣˘ʃ
    Kyk bca novel Bestseller… Hehehehe..
    Ditunggu ff slnjutnya yak!!
    Love kyuuu, suami khayalanku.. ❤ *plak*

    (Punya blog ff sndri g thor?)

    Reply

  32. momonda
    Jun 15, 2012 @ 12:25:27

    Seperti biasa, karyanya selalu mengagumkan, ga nyangka ihhhh.. Daebakk!!!

    Reply

  33. ima
    Jun 15, 2012 @ 13:48:34

    woooaaaa… daebak,
    keren banget ceritanya..

    Reply

  34. fitriani izzati
    Jun 16, 2012 @ 02:10:58

    wow, this is really a great story!
    an imaginary figure that is probably everyone’s dream 🙂

    Reply

  35. cherryesung13
    Jun 16, 2012 @ 05:14:45

    aaaaaa keren~^^

    Reply

  36. rinnchocovanila
    Jun 16, 2012 @ 09:12:17

    kasian kyu cma jd khayln doang ..
    ngeri jga sih punya tmen khayaln smpe 12 thun ..
    serem jd.ny ><

    Reply

  37. sweetchilice
    Jun 16, 2012 @ 10:57:01

    Nangis bacanyaaa…. T_T
    Tapi happy ending, jadi aja senyum lagi…
    Keren… 🙂

    Reply

  38. 박 상 전 (@imel_407)
    Jun 16, 2012 @ 13:02:22

    FFnya Daebak ^^

    Reply

  39. axelia aizy
    Jun 16, 2012 @ 17:03:04

    jd kyu it cma fiksi…
    cma khayalan n imajinasi az..
    hemmm benar 2 ff yg bikin gmna gtu…
    hehehe..

    Reply

  40. sclouds9
    Jun 16, 2012 @ 18:16:03

    kyaaaaa eonni neomu neomu daebakk!!jinjja…i’m speechless.jd selama ini kyu itu cm imaginasi aja.untung ada donghae ya..

    Reply

  41. aiyys
    Jun 16, 2012 @ 19:55:49

    ooh jadi kyuhyun cuman khayalannya jinju doang 😮 pantesan pas nunjukin fotonya ke hae,haenya bingung gitu ._.

    ceritanya asiik gak ngebosenin walaupun gak terlalu panjang ;D

    akan lebih baik lagi kalo tulisan END diganti jadi TBC *maunya” XD

    keep writing thor ‘-‘)9 fightingg!!

    Reply

  42. Gaem's yeoja
    Jun 16, 2012 @ 20:12:38

    Nice FF thor^^
    It’s the best FanFict I’ve ever read 😀
    Kyuhyunnya sumpah keren banget karakternya!! 😀

    Reply

  43. airacho
    Jun 16, 2012 @ 20:21:01

    Keren~ *prok prok prok*
    Aku juga pernah kayak Jinju yang punya imaginary friend kkk~ Tapi yah nggak separah Jinju~
    Well done~

    Reply

  44. kyubum
    Jun 16, 2012 @ 21:54:29

    daebak..kyuhyun knp jd gak nyata gt..selama ini ngomong sendirian dong?hhehe

    Reply

  45. anne karenina
    Jun 16, 2012 @ 22:11:10

    ssooobssss, aduh awalnya enggak ngerti si kyuhyun itu gimana kok bisa gitu….gaktaunya cuma khayalan tooooohh. waaaaaaaaaaah daebaaaakkkk~~ ❤

    Reply

  46. chocoFin
    Jun 16, 2012 @ 22:42:31

    After I read this..I just say wow..that’s cool..

    well done author,daebak
    keep writing ^___-

    Reply

  47. ve~ chocopink
    Jun 17, 2012 @ 00:35:20

    suka sama kalimat-kalimat akhirnya thor 🙂 bikin ending nya lebih kerasa

    Reply

  48. vinni song
    Jun 17, 2012 @ 00:47:27

    amazing, bagussssss bangetttt
    dpt banget feel nya, bener2 aku ngerasa kayak terjun ke dalam ceritanya dan melihat mereka bercerita langsung d dpn mata aku.
    good job, i like it >_<
    jeongmal gomawoyo 🙂

    Reply

  49. inggarkichulsung
    Jun 17, 2012 @ 08:39:52

    Keren banget ff nya. Aku kira di awal2 banget Kyu oppa nya msh hidup. Rupanya selama ini Jinju selalu merasa di temani oleh Kyu oppa sehingga dia merasa tdk nyaman saat ada org lain yg mulai mendekati dia seperti Donghae oppa. But finally she’s trust Donghae oppa is real and Kyu oppa not real for her live now, but kyu oppa always in Jinju heart. Daebak author

    Reply

  50. jirin
    Jun 17, 2012 @ 10:57:15

    hoa.. daebakk… cuma agak bingung awal”nya… tpi di akhir” udah mulai jelas.. tnyata kyu cma khayalan doank… keren thor…

    Reply

  51. boonieboo
    Jun 17, 2012 @ 10:57:56

    lah? Berati aku salah tanggep sm keberadaan kyuhyun ini :O

    Reply

  52. elitasyaravina
    Jun 17, 2012 @ 11:19:03

    authornya ff ini friendly sekali yah ngeliat di comment2nyaa
    ddaaebbaakk!! thor keep writing!!
    ini gak ada sequelnya kah?
    pengen bgt ffku di comment sama author ini >.<

    Reply

    • cloudysparkyu
      Jun 17, 2012 @ 11:27:37

      ’cause I really do appreciate every comment from each of U ^^
      No, not 4 this time, but we never know what the future brings XD
      Thanx 😀 keep writing too! (•̀_•́)ง
      Sure! Give me the link please….. \(^_^)/

      Reply

  53. parkhyera
    Jun 17, 2012 @ 18:08:08

    keren..
    Awalnya gak ngerti apa maksudnya..
    tapi lama2 ngerti..
    btw blog author apa?

    Reply

  54. Mellahyuni mvp
    Jun 17, 2012 @ 19:11:51

    Huaaaa seru gilaaaa
    sukaaa

    Reply

  55. chan
    Jun 17, 2012 @ 23:31:27

    speechless gue!
    Temen khayalan!
    Aaaah sumpah keren!

    Reply

  56. adnanjamil
    Jun 17, 2012 @ 23:43:42

    Huaaaa seru gilaaaa
    sukaaa haha

    Reply

  57. lyudha evilkyu
    Jun 18, 2012 @ 10:13:20

    Hah sudah selese ya.? Knpa Dr awal sampe sekarang otaku masih berputar Dan slalu ingin tau n menanyakan langsung pada jinju knpa bisa punya teman khayalan seperti kyu.????????????? Tanda Tanya panjang akan aku simpan.

    Reply

  58. Liitaeminst
    Jun 18, 2012 @ 20:50:55

    Thousands tumbs up for author! DAEBAKK.. pemilihan kata,jalan cerita,suka semua..ditunggu karya lainnya..
    Keep writing! ^^9

    Reply

  59. nemurerumori3424
    Jun 18, 2012 @ 23:35:01

    annyeong chingu ..
    ffnya bgus bnget, sampe nyesek aq d buatnya wkt bca ..
    hehe

    awal2 aq ga nyambung, Kyu knp emg ..
    trus bru ngeh d akhir2 kalo Kyu tu tmen khayalan doank ..
    chingu pnter bnget bkin org pnsaran n’ muter otak ..
    daebakk ..
    hahahaha ..

    Reply

  60. MinLeckopatSs
    Jun 19, 2012 @ 09:56:13

    Daebak oenn . . ^^
    dapet feel nya , tpi knapa lgi” kyuppa hrus mti . . 😦
    ff ini uda d post d blog oenn kan ?

    Reply

  61. Liaa
    Jun 19, 2012 @ 20:09:17

    Ternyata aku babo yaa.. (“-.-) Knp aku baru tau klo kyu itu cma imajinary friend nya jinju stlah bca komen2 dr bbrp reader. Pas udah tau gitu pikiran ku teringat sm jinju yg pas d tinggalin kyu trs yg dia liat cuma jejak kakinya sendiri. Kasian ya jinju T.T
    baru ngeh pas baca komen org gk pas bca ff nya. Aduuh mian ya thor. Udah gtu bru bca skrang lg ff mu..
    Mian once again #bow bareng KyuHae

    Reply

  62. kimyoonhae
    Jun 20, 2012 @ 18:48:29

    Awalnya aku sama sekali gak ngeh sama Kyuhyun, dan ternyata? T.T
    Kyuhyun gak ada, cuma khayalan, agak nyesek bacanya T.T
    Keren, kasian jinju
    Authornya kayaknya hoby bikin readers bingung ._.v
    FF ini ada sequelnya gak?
    keep on writing thor! ditunggu ff selanjutnya 🙂

    Reply

    • cloudysparkyu
      Jun 20, 2012 @ 19:07:57

      There U are! ^^
      its not just a hobby, its what I do ( ._.)?
      mwahahaha… XD Thanx 4 reading dear 😀
      sementara ini blm ada rencana bkn sequel 🙂
      C U on the next ff! 😉

      Reply

  63. Linda dewi
    Jun 20, 2012 @ 18:52:41

    aku pikir kyu itu udah meninggal dan selama ini yg di samping jinjju itu arwahnya ternyata cuma khayalan ya duhhh jadi nangis pas baca tentang kenyataan jinjju,
    DAEBAK!!!!!!! I LIKE YOUR FANFIC

    Reply

  64. Cheonsa Kwon
    Jun 21, 2012 @ 11:33:47

    Feelnya dapet banget, sampe meneteskan airmata :’
    Daebak!! Ditunggu ff lain’a

    Reply

  65. Hyoori-Gyu
    Jun 21, 2012 @ 19:41:16

    don’t know what to say, it’s a great story 😀
    terasa nyata tapi sebenernya ga ada . keren ^^

    Reply

  66. waodevirgo
    Jun 21, 2012 @ 21:04:44

    suka dan SYOCK!!!! thor ini feel nya dapet bangeeeet~

    Reply

  67. han eunji
    Jun 22, 2012 @ 12:02:51

    TT^TT kereeeeeen, pengen bisa jadi author yang baik dan kece seperti kalian └(˘o˘└) pendeskripsian karakternya nice! Feelnya dapat! Imajinasi pembaca juga dapat! Daebak! ^-^

    Reply

  68. Aling
    Aug 13, 2012 @ 10:41:50

    keren bangeeeet. walopun sempet bingung pas adegan (?) yg di salju itu.. keren bgt bisa bikin tokoh imajiner dan aku suka diksinya 😀

    Reply

  69. fha_gyu
    Sep 27, 2013 @ 19:37:30

    Good ff 🙂

    Reply

  70. Kurnia Mega
    Jan 05, 2014 @ 01:01:43

    Aurthor… So Sweet (T.T) aku suka banget ff ini T.T , ff yang sukses buat air mataku turun(?) Huwaaa… T.T Daebak !!

    Reply

  71. Lia9287
    Dec 15, 2014 @ 22:50:30

    Keren !!!!
    Jadi Kyuhyun itu cuma khayalan’y Jinju aja ya

    Reply

Leave a reply to cloudysparkyu Cancel reply