I Feel In Love, My Trouble Maker Girl (Part 9)

Title             :  I Feel In Love, My Trouble Maker Girl (Part 9)

Author         :  Lauditta Marchia T

Genre          :  Romance

Cast             :  – Choi Siwon as Siwon Parris Francaise

–  Samantha (Fiction)

–  Lee Donghae as Donghae Chartier Francaise

–  Cho Kyuhyun as Kyuhyun Edmund Francaise

–  Lee Hyukjae

–  Aline Guibert (Fiction)

–  Other cast

~~> FF ini murni imaginasiku, say no to plagiat!!!

~~~~~

Siwon memandangi Anne yang berdiri di hadapannya. Anne datang menemui Siwon ketika latihan anggar baru beberapa menit berjalan. Keduanya masih membungkam. Siwon yang mulai berkeringat, hanya memandangi Anne tanpa banyak bicara.

“Aku minta maaf..” kata Siwon. Anne memandanginya dengan kesal.

“Kau pikir sedang melakukan apa?” tanya Anne “Mengapa kau begitu tega melakukan itu padaku??” desisnya.

“Aku tak bisa” jawab Siwon.

“Untuk seorang pria yang meninggalkan tunangannya, itu adalah ucapanmu?” tatapan tak percaya terlihat di mata gadis itu.

“Aku bukan tunanganmu. Kita tak pernah bertunangan”

“Apa??” Anne tertawa sinis, ia memutar bola matanya “Kau kira aku bisa menerima semua itu dengan mudah?”

“Aku tak akan bisa bersamamu”

“Mengapa? Karena Sam??” tanya Anne. Siwon hanya diam dengan raut wajah yang tenang. Tak sedikitpun ia menyangkali ucapan Anne “Siwon. Kau dulu bahkan sangat menyukaiku—mengapa bisa berubah secepat itu? Mengapa hatimu begitu dangkal? Aku menginginkan Siwon yang dulu!!!” ujar Anne, ia mendikte Siwon.

“Maafkan aku” jawab Siwon, “Aku tak bisa menjadi orang itu. Siwon yang kau maksud sudah lama hilang dan aku tak akan menyangkali semua perkataanmu. Kau tak akan tahu, hati semua orang bisa berubah—kapan saja” jawab Siwon, ia tetap tenang.

“Aku akan menunggu” kata Anne tenang “Seperti perasaanmu padaku. Aku tahu, kau tidak akan bertahan lama dengan gadis itu. Seiring waktu, hatimu akan berubah. Aku sungguh tak percaya—meninggalkan aku begitu saja, apa kau begitu menyukainya??” Anne menggeram, emosinya semakin meningkat.

“Tidak” jawab Siwon “Aku tidak menyukainya. Aku mencintainya. Dan hatiku tak akan berubah. Jangan menungguku, carilah orang yang dapat menerimamu dan jangan lagi berharap padaku karena aku tak akan pernah bisa. Aku tak akan bisa menggantikan posisi Sam dengan orang lain, hatiku—tak akan pernah berubah” ujar Siwon, ia menatap tajam pada Anne.

Gadis itu semakin emosi, matanya berkilat-kilat menunjukkan kebencian yang sangat besar. Anne bergegas meninggalkan Siwon. Pemuda itu terdiam sesaat lalu kembali untuk melanjutkan latihan anggarnya.

~~~~~

Sore hari yang cerah. Sam terlihat sedang duduk di sebuah kursi yang ada di taman, di lingkungan kediaman keluarga Francaise. Ia memandangi permukaan danau yang membentang di hadapannya, danau buatan itu tampak sangat tenang. Handphonenya bernyanyi riang—dengan malas, ia menerima panggilan masuk itu.

“Ada apa?” tanya Sam.

Sampai kapan kau akan bermain-main??” terdengar suara seorang pria yang melengking dari seberang. Sam menjauhkan handphone dari pendengarannya agar tidak merusak system saraf pendengarannya.

“Aku sedang berlibur. Rasanya, aku masih punya cukup waktu” jawab Sam sekenanya saja.

Lupakan itu. Cepat kembali, sebelum si tua bangka itu berulah lagi

“Kau bisa mengurusnya, bukan begitu?” gurau Sam

Jangan membuat marah. Aku sudah tak sanggup meladeni tua bangka itu” dengus pria tersebut “Aku sangat menderita sementara kau hampir setahun ini bersenang-senang, aku bahkan putus dengan tunanganku karena kami jarang bertemu. Cepat kembali, semua sudah sangat siap. Apalagi yang kau tunggu? Apa kau ingin melihat kami menjadi tumbal??” dengusnya lagi, ia bertubi-tubi melimpahkan kekesalannya pada Sam.

Hei~ Professor Cho!! Tutup mulut besarmu!! Tahu??” geram Sam dengan bahasa koreanya yang sangat fasih, pria itu langsung terdiam

“Apa? begitu kasar dengan orang yang lebih tua darimu?.” ujar pria itu dengan nada yang meninggi “Kau mau mati?” sepertinya orang itu sedang berada dibatas kesabarannya. Sam yang mendengar hanya mencibir.

Jadi sekarang menyadari umurmu?” Sam berkata dengan nada pedisnya yang sadis dan terdengar sangat kejam “Sudah kubilang jangan menghubungiku sebelum aku kembali!!” kembali berucap dalam bahasa Perancis, Sam berkata dengan sangat dingin dan segera memutuskan panggilan itu

Sam kembali memandangi danau tenang itu. Tatapan matanya yang kacau dan terlihat sedih, berkali-kali Sam menarik nafas—entah apa lagi yang sedang membebani gadis cantik nan misterius itu.

“Kau sangat frustasi” sebuah suara menyadarkan Sam dari lamunan dan kekesalannya. Ia menoleh pada Kyuhyun yang telah duduk di sampingnya.

“Mengapa kau selalu membuntutiku?” tanya Sam.

“Membuntutimu?” Kyuhyun balik bertanya “Aku tak segila itu” cibirnya.

Sam memandangi kesal anak kecil sok dewasa yang duduk di sampingnya, ia memang tak pernah cocok dengan Kyuhyun.

“Lalu—kau masih ingin bermain denganku?” Sam tersenyum misterius. Kyuhyun yang melihat senyum itu langsung merinding. Wajahnya langsung berubah pucat, ia teringat peristiwa sebelumnya saat taruhan game dengan Sam.

“Aku tak mau!!” kata Kyuhyun dan langsung berlari meninggalkan Sam.

“Dasar..” dengus Sam yang langsung tersenyum penuh kemenangan. Semenit kemudian, ia telah kembali hanyut dalam lamunannya.

“Meladeni anak sekecil itu? Kau ini..” ujar Siwon yang langsung duduk di samping Sam.

Sam menoleh memandangi Siwon yang masih lengkap dengan seragam sekolah yang dikenakannya. Mata pemuda itu menatap danau dan sejurus kemudian menoleh pada Sam yang masih menatapnya.

“Ada apa?” tanya Siwon “Akhirnya kau merindukanku, bukan begitu?” senyum simple Siwon yang mengajak Sam sedikit bercanda. Sam tertawa kecil.

“Kau terlalu banyak berharap” ledek Sam. Pemuda itu kembali tertawa.

Keduanya lalu terdiam, sama-sama memandangi air danau yang begitu tenang dengan lamunan masing-masing. Sam kembali memandangi wajah Siwon yang terlihat serius, tatapan Sam terlihat sangat lirih. Ia menatap Siwon dengan sorot matanya yang sedih.

“Apa kau masih bisa berkelit?” kata Siwon, ia masih memandang lurus ke depan, menatap air danau itu “Kau tak melepaskan pandanganmu dariku” ujar Siwon lagi dengan sangat tenang, setenang danau itu.

Sam berdiri, maju beberapa langkah. Ia tak ingin menjawab pertanyaan Siwon.

“Kau masih tak ingin mengatakan apapun padaku?” tanya Siwon.

“Aku..??” Sam menoleh pada Siwon.

“Siapa lagi yang ada di sini?” Siwon berdiri dan mendekati Sam “Kau seperti itu, aku sedikit gugup. Tak sedikitpun, kau mengatakan isi hatimu padaku. Membuat pikiran itu terus menggangguku, apakah hanya aku seorang yang sangat bergantung padamu?” ujar Siwon, ia menatap mata Sam—mencoba mencari jawaban dari sorot mata gadis itu.

“Kau ini..” Sam mulai kesal.

“Marah seperti itu” tatap serius Siwon “Kau menjadikanku hanya sebagai teman bertengkarmu?” selidik Siwon. Sam tertegun, ia ingin menyangkal pertanyaan itu tapi mulutnya masih tetap bungkam.

“Semakin menyebalkan..” keluh Sam, kata-kata yang keluar selalu berbanding terbalik dengan isi hatinya.

“Ada apa denganmu?” tanya Siwon, ia mengamati wajah Sam yang mulai memerah “Kau sakit?” tanya Siwon, ia menyentuh dahi Sam dengan punggung tangannya.

“Itu hanya perasaanmu saja” jawab Sam.

“Ah tentu saja, gadis sepertimu sangat sulit untuk sakit” Siwon mengangguk pelan tapi membuat Sam kesal dengan tingkah Siwon yang seolah-olah sedang mengejeknya.

“Aisshh,, aku semakin kesal melihatmu!”

“Benarkah? Aku rasa kau sedang merindukanku” Siwon tersenyum tipis pada Sam. Wajah Sam bersemu merah, bukan hanya saat ini tapi setiap waktu gadis itu selalu teringat pada Siwon dan terus merindukan sosok itu, dan membuatnya sesak membayangkan jika tak melihat wajah itu lagi.

“Kau—berhenti mencercaku dengan pertanyaan-pertanyaan aneh itu” dengus kesal Sam “Aku tidak sedang merindu…”

Sam tak dapat melanjutkan omelannya karena Siwon langsung mendaratkan kecupan singkat di bibir gadis itu.

“Aku sangat rindu padamu!” Senyum lembut Siwon kepada Sam yang hanya terpaku melihat wajah tenang dan senyum memukau Siwon, ia begitu lembut—tatapan matanya yang dingin itu justru membuat jantung Sam berdetak kencang. Siwon segera berlalu meningalkan Sam yang masih terpaku. Gadis itu memandangi punggung Siwon yang semakin menjauh.

Sam kembali duduk, ia terdiam untuk beberapa saat dan akhirnya senyuman mengembang di bibirnya.

 

#####

 

Alunan biola yang indah kembali terdengar di ruang musik. Hyukjae berdiri tak jauh, mengamati Aline yang begitu serius dengan biolanya itu. Pemuda itu tersenyum tipis, matanya yang cerah tak lepas dari Aline yang tampaknya tak menyadari keberadaan Hyukjae di dekatnya. Alunan indah itu terputus, tersirat rasa putus asa di balik sorot mata Aline. Gadis itu sedang bermain dalam pikirannya, ia sesekali mendesah berat.

Aline tersentak ketika sebuah botol minuman dingin yang menempel di pipinya. Ia menoleh dan mendapati Hyukjae yang berdiri di belakangnya, memamerkan senyuman hipnotisnya itu.

“Kau disini?” tanya Aline. Ia mengambil minuman yang di sodorkan oleh Hyukjae,

“Kau begitu serius sampai-sampai tak menyadari kedatanganku” kata Hyukjae, ia tertawa pelan

“Maaf” desah Aline. Hyukjae memandangi wajah cemas itu

“Ada apa?” tanya Hyukjae, Aline hanya diam “Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu. Begitu beratkah?” pemuda itu terlihat khawatir.

“Tidak” Aline tersenyum lembut “Aku hanya ingin berlatih keras. Tapi aku merasa tak bisa memenuhi impianku—menjadi violis dunia itu sangat berat bagiku” Aline sedikit meratapi dirinya. Pandangan kosong yang penuh lamunan itu kini semakin jelas terlihat di matanya.

Aline tercekat, tersadar dari lamunannya manakala tangan Hyukjae dengan lembut mengacak-acak rambutnya.

“Tidak apa-apa” senyum tulus Hyukjae “Jangan terburu-buru. Kau harus mulai merangkak terlebih dahulu lalu berjalan perlahan sebelum akhirnya dapat berlari dengan kencang” kata-kata Hyukjae membuat Aline tertegun. Ia menatap mata pemuda itu, senyumannya membuat hati Aline begitu tenang.

Aline mengangguk pelan, senyumpun melebar di bibirnya.

“Anak manis” canda Hyukjae “Sekarang perutku sangat lapar. Kita ke café..” katanya lagi dan langsung menarik tangan Aline, tak membiarkan gadis itu untuk menolak.

Tak membutuhkan banyak waktu untuk sampai di café sekolah. Mereka mendapati Siwon dan Donghae yang telah lebih dulu duduk di sebuah tempat di dalam café tersebut. Hyukjae yang menggandeng tangan Aline langsung menghampiri kakak beradik Francaise yang hanya tersenyum melihat kedatangan Hyukjae bersama Aline. Kehadiran tiga siswa itu selalu mengundang banyak perhatian. Alinepun turut merasakan hawa aneh ketika mata para siswi yang serasa ingin mencabik-cabik lalu mengirimnya ke black hole agar tak pernah muncul lagi di permukaan bumi.

“Musim gugur akan segera berakhir” Donghae memandangi pepohonan yang berada di lingkungan sekolah mereka dari balik jendela besar di café itu “Aku bisa merasakan udara musim dingin yang sedang menanti” katanya lagi sambil merapatkan jaket yang dipakainya.

“Ahh,, aku tak begitu suka dengan musim dingin” keluh Aline.

“Bukankah gadis-gadis selalu menyukai musim dingin?” Hyukjae memandangi wajah Aline yang mengkerut “First snow.. Christmas night.. aku rasa kebanyakan gadis selalu menantikan saat-saat seperti itu” pikir Hyukjae.

“Apakah itu sangat menarik?” tanya Donghae. Tatapannya tertuju pada Aline, menantikan tanggapan dari mulut gadis itu yang sepertinya mulai kelu.

“Aku rasa begitu, tapi aku tak begitu menyukai musim dingin” ujar Aline “Di malam natal Ayah dan Ibu yang selalu tak berada di tempat, aku sendirian di rumah dengan pelayan-pelayan, hanya menatap salju yang turun dari balik jendela—aku tak merasakan sensasi apapun yang dirasakan oleh gadis-gadis lain” pandangan Aline begitu jauh, mengenang masa-masa kecil yang dilaluinya.

“Aku mengerti…” Donghae mengangguk-angguk antusias.

“Mulai saat ini aku akan membuatmu tak lagi membenci musim dingin” Hyukjae menatap Aline. Gadis itu terlihat kebingungan “Musim dingin dan juga natal pertamamu denganku,, itu akan sangat menyenangkan” senyum di wajah Hyukjae mengembang. Aline langsung tersipu malu.

“Kau masih bisa berkata seperti itu..” Siwon tersenyum tipis mendengar ucapan Hyukjae. Begitupun dengan Donghae yang ikut-ikutan memandangi pasangan yang duduk di hadapan mereka.

Aline tampak celigukan, ia mengedarkan matanya ke seluruh ruangan.

“Ada apa?” tanya Hyukjae yang menyadari tatapan mata Aline yang sedang mencari-cari sesuatu.

“Aneh. Seharian ini aku belum melihat Sam” gumamnya “Biasanya dia tak jauh-jauh dari sini” ujar Aline lagi sambil mengamati lebih detail seluruh siswa yang sedang bersantai di café.

“Ah, anak itu—akhir-akhir ini aku merasa dia seperti hantu” desah Hyukjae “Begitu susah menemuinya dan dia selalu menghilang secepat kilat. Ada apa dengannya?”

“Itu pertanyaan yang tak pantas ditujukan pada gadis itu” ujar Donghae “Aku akan lebih heran ketika dia bersikap manis dan sangat patuh” sindir Donghae. Mereka lalu tersenyum-senyum aneh, tentu saja Sam selalu misterius dan aneh seperti itu.

“Em.. itu, benarkah tidak ada  sesuatu pada Sam?” tanya Aline, tatapannya tertuju pada Siwon “Maksudku, apakah hubungan kalian baik-baik saja?” Aline memperjelas pertanyaannya.

“Aku rasa begitu..” jawab Siwon.

“Jangan tanyakan apapun tentang hubungan mereka. Apakah mereka baik atau tidak—terlihat sama bagiku” lagi-lagi Donghae melayangkan pendapatnya yang terdengar cukup pedis. Siwon hanya memandanginya kesal.

“Begitu ya..” ucap Aline dengan pelan “Lalu ada apa dengannya?”

“Mengapa?” tanya Siwon.

“Aku selalu mendapati Sam begitu murung. Akhir-akhir ini tatapan matanya seperti seseorang yang sedang sangat terluka, entahlah tapi aku melihat raut wajahnya yang seperti itu membuatku cukup tersiksa. Ia tampak sangat sedih belakangan ini” ujar Aline “Jika bukan karena hubungannya denganmu, lalu apa yang membuat Sam semenderita itu?” Aline bertanya-tanya.

Keempat orang itu lalu terdiam. Masing-masing berjalan dengan pikiran mereka, mencoba menerka kebenaran dibalik sikap Sam yang lagi-lagi menunjukkan keanehan. Siwon terdiam dengan sorot matanya yang tampak aneh.

“Tunggu dulu..” kata Hyukjae menyadarkan lamunan mereka “Akhir musim gugur—bukankah sekarang bulan November??” tanya Hyukjae, wajahnya sedikit ragu-ragu.

“Benar” jawab Donghae pendek.

Hyukjae lalu mengamati tanggal yang tertera di wall handphonenya—beberapa saat kemudian ia terpekik tanpa suara dan langsung berdiri secara refleks dari tempat duduknya. Ia sangat kaget membuat Donghae, Siwon dan Aline kebingungan melihat perubahan aneh pada diri Hyukjae.

“Benarkah, hari ini tanggal.. 29????” tanya Hyukjae, ia ragu dengan tanggal yang ia lihat di handphonenya.

“Iya” jawab Donghae. Hyukjae kembali terduduk dengan lemas di tempat duduknya “Jangan berbelit-belit, sebenarnya ada apa?” tanya Donghae yang mulai kesal.

“Kalau begitu aku melupakan sesuatu..” gumam Hyukjae “..ulang tahun..” lanjutnya lagi.

“Apa?” tanya Aline tak mengerti. Semua memandanginya dengan bingung.

“Ulang tahun Sam—hari ini, ulang tahunnya..” desah Hyukjae dengan sangat pelan, seperti merasa sangat bersalah karena tidak bisa mengingat ulang tahun saudaranya.

“APAA??” terdengar paduan suara dari ketiga orang itu.

~~~~~

Atap sekolah…

Sam mendongak, ia memandangi langit cerah akhir musim gugur. Meskipun sangat bersahabat tapi Sam merapatkan jaketnya. Tak lama lagi musim dingin tiba, udara dingin yang sudah terasa mulai meniup permukaan kulit gadis itu. Berkali-kali ia mendesah, menarik nafasnya dengan sangat dalam lalu melepaskan kembali dengan hembusan yang cukup berat. Akhir-akhir ini pikirannya sedang kacau dan ia gelisah.

Suara pintu yang terbuka menyadarkan Sam. Ia menoleh dan mendapati Siwon yang telah berada di atap, Siwon berjalan mendekati Sam.

“Kenapa bisa ke sini?” Sam bertanya dengan nada herannya.

Tempat itu tak banyak diketahui siswa kecuali dirinya dan Aline—belakangan Hyukjae juga sering ke tempat itu.

“Aline.. ternyata dia benar” Siwon menjawab pertanyaan Sam, matanya mengedar ke seluruh pelosok atap sekolah itu. “Di sini tempat persembunyianmu?” Siwon menatap mata gadis yang kini berada tepat di hadapannya.

“Gadis bodoh..” geram Sam dalam hati. “Kau mencariku?” Sam balik melontarkan pertanyaan pada Siwon.

“Bagaimana bisa kau bertingkah seperti ini” tatap dingin Siwon “Kau kira aku patung??” ia terus menancapkan tatapan tajamnya kepada Sam membuat jantung gadis itu mulai melemah.

“Kau ini hanya ingin memarahiku?” Sam berdecak dan hatinya mulai memanas “Dasar gadis bodoh!! Mengapa bisa orang sedingin dan segalak ini membuat hatimu bergetar! Apa kau gila?? Aissh,, kurasa kewarasanku sudah mulai hilang” umpat Sam dalam hati dengan wajah kesalnya, ia memegangi kepalanya. Bola matanya berputar seakan tak percaya pada apa yang telah ia rasakan.

“Kau mendengarku??” Siwon mendelik, ia kesal melihat tingkah Sam yang terlihat seperti tak memperdulikan dirinya.

“Pendengaranku tak buruk. Katakan!!” geram Sam.

“Selamat ulang tahun..” kata Siwon akhirnya. Sam tertegun mendengar kalimat itu.

“Untukku?” tanya Sam.

“Siapa lagi?” geram Siwon kesal. Sam terdiam.

“Ah, rupanya hari ini ulang tahunku..” Sam mengangguk paham, tapi tatapan Siwon berubah melihat ekspresi Sam “Maaf. Aku hanya tak menyadari jika sekarang hari ulang tahunku” katanya tenang.

“Gadis aneh. Aku heran melihat Hyukjae bisa melupakan ulang tahun adiknya tapi aku rasa itu tak lagi mengherankan—kau sendiri bahkan tak mengingatnya” Siwon tertawa pelan “Maaf saat ini aku tidak menyiapkan apapun untukmu. Kami bahkan tak akan tahu jika Hyukjae tak mengingatnya. Apa yang kau inginkan dariku? Katakanlah!!” Siwon memandangi wajah Sam. Gadis itu tak menjawab. Mereka kembali diam.

Siwon memilih untuk melangkah mendekati tembok pembatas, bungkam dengan tatapan matanya yang tertuju kedepan. Sam memandangi punggung Siwon yang tampak begitu bidang, tatapan matanya yang lagi-lagi terlihat lirih. Sam melangkah pelan mendekati pemuda itu. Ia berhenti tepat di belakang Siwon, menyisahkan jarak yang hanya selangkah. Mata Siwon terus mengawasi semua yang tertangkap oleh penglihatannya lalu ia menyadari jika seseorang yang berdiri di belakangnya. Siwon membalikkan tubuhnya.

“Ada apa..??” Siwon cukup heran menyadari Sam yang bersembunyi di balik punggungnya.

Sam memandangi wajah Siwon dengan nanar, bola matanya yang indah sedang menyiratkan sesuatu. Cukup lama kedua orang itu saling bertatapan. Sam akhirnya melangkah maju dan memeluk Siwon. Tubuh Siwon tiba-tiba menegang, ia terkejut melihat tingkah Sam yang di luar perkiraannya.

“Sam??” gumam Siwon. Ia masih terpaku karena keterkejutannya.

“Saat ini, kau—bisakah kau memelukku?” Sam berkata pelan, bibirnya terasa berat mengucapkan kata-kata itu dan entah mengapa itu terasa sangat menyakitkan di hati Sam.

Mata Siwon hampir tak berkedip. Ia semakin heran menyadari Sam yang bersikap aneh. Tanpa berpikir lama dan meskipun masih tak mengerti, pemuda itu membalas pelukan Sam, ia memeluk Sam dengan sangat erat begitu pula dengan Sam yang memeluk tubuh Siwon dengan erat seakan tak ingin melepaskannya, pelukan yang tak ingin orang itu pergi dan menghilang.

“Aku teringat padanya—Ibuku” kata Sam pelan “Eomma sangat menyukai pekerjaannya, dia selalu sibuk, eomma tak pernah memperlakukanku seperti anak-anak lain. Dia adalah orang yang tak bisa memperlakukan anaknya dengan baik. Dia adalah orang yang paling aku benci tetapi anehnya aku masih tetap memanggilnya eomma. Aku selalu kesal jika mereka berbicara aneh tentangnya—aku..sama anehnya dengannya, bukan?” Sam tertawa kecut “Aku benci dengan kehidupanku yang seperti itu, itu bahkan bukan sebuah kehidupan. Sampai akhirnya aku ke sini, untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa menjadi manusia. Dan setelah semua itu, tiba-tiba aku teringat padanya. Aku takut jika aku akan kembali pada hidupku yang seperti itu, aku ingin terus seperti ini, berada di sini tapi ada hal yang tidak bisa berjalan sesuai dengan keinginanku maka saat itu aku harus…” Sam terdiam.

“Kau tak perlu membencinya. Ibumu hanya tak mampu menunjukkan rasa sayangnya dan kau tak perlu merasa sakit karena hal itu” ujar Siwon “Biar waktu yang akan memperbaiki semuanya. Kau tak perlu takut dengan kehidupanmu yang dulu—meskipun aku tak tahu kehidupan seperti apa yang kau maksud”

Suasana kembali membisu.

“Siwon. Apa yang akan kau lakukan, jika aku tak ada?” tanya Sam. Siwon menengok sejenak mencari keseriusan di balik pertanyaan itu.

“Kau berniat pergi?” tanya Siwon, tapi Sam tak memberikan reaksi apapun. Sam dapat merasakan helaan nafas Siwon yang begitu dalam “Kau meragukanku? Jangan cemas, aku tak akan merindukanmu lalu melupakanmu..” kata Siwon lagi.

“Begitu lebih baik..” ujar Sam pelan. Dadanya kembali sesak saat mengucapkan kalimat itu, tanpa bisa di tahan air matanya mengalir di pipinya. Ia membenamkan wajahnya di dada Siwon agar pemuda itu tak menyadari tangisannya.

“Apa yang lebih baik?” tanya Siwon yang rupanya menangkap perkataan Sam.

“Itu.. aku merasa lebih baik saat ini” ujar Sam. Hatinya mencelos harus mengucapkan kebohongan.

“Mulai saat ini, aku akan menjagamu. Setiap kali kau merasa sedih, setiap kali kau terbangun karena mimpi burukmu—haruslah aku yang berada di sisimu. Saat tertawa, haruslah aku yang bersamamu. Aku akan memelukmu setiap kali kau memintanya” ujar Siwon, “Ah bukan, aku akan memelukmu setiap waktu..” katanya lagi. Ia semakin mempererat pelukannya dan mendaratkan kecupan hangat dengan durasi cukup panjang di ubun-ubun Sam. Mata Sam terpejam menikmati hangatnya kecupan Siwon yang menembus kulit kepalanya dan dengan perlahan menyebar ke seluruh tubuhnya.

 

#####

 

Sam duduk terpaku di atas kasur empuknya. Matanya sesekali melirik pada Ayahnya yang duduk di sebuah kursi tak jauh darinya. Ayahnya baru saja kembali dari luar negeri karena diminta menjadi juri salah satu acara masak yang cukup bergengsi. Pria itu menatapi putri bungsunya.

Sam menoleh sekilas pada sebuah kado berukuran sedang berwarna jingga cerah yang terletak di sampingnya, hadiah yang baru saja diserahkan oleh Ayahnya sebagai ucapan selamat atas ulang tahun Sam yang meskipun telah lewat beberapa hari.

“Aku harap kau senang dengan pemberian itu” ujar Tn. Lee “Ayah tak tahu harus membelikanmu apa” katanya lagi sambil tersenyum

“Ah, terima kasih” Sam membalas senyuman ramah Ayahnya.

“Sam” pria itu memanggil Sam, ia terlihat ragu untuk melanjutkan perkataannya sehingga ia terdiam sejenak “Aku sempat bertemu secara kebetulan dengan Cho Seung Jae..”

“Aku mengerti” Sam memotong perkataan Ayahnya.

“Apakah tak sebaiknya kau..” Tn. Lee kembali membisu, mengurung niatnya untuk menyampaikan lanjutan dari kata-kata itu.

“Aku akan menyelesaikannya” ujar Sam tenang tapi ketenangan itu tak bertahan lama karena raut wajah Sam kini menegang dan sorot matanya berkilat-kilat menahan amarah “Prof. Cho,, kau benar-benar sedang mencari masalah denganku!!” geram Sam dalam hati, ia mengepal keras tangannya. Ingin rasanya mencabik wajah orang itu, orang yang selalu menerornya untuk segera kembali.

 

#####

 

Jam pelajaran olah raga baru saja usai. Sam yang masih dengan pakaian olahraga, kelelahan terlihat jelas di wajahnya. Gadis itu melangkah gontai di sepanjang koridor sekolah. Ingin rasanya ia cepat sampai di ruang ganti agar dapat segera membersihkan diri dari kuman-kuman yang telah menempel di tubuhnya. Handphonenya kembali bernyanyi riang, wajahnya mengkerut dan tampak kesal apalagi melihat nama orang yang sering menerornya itu tertera di layar handphone. Dalam sehari ini sudah lebih dari dua puluh kali Prof. Cho menelpon Sam, tetapi selalu diabaikan oleh gadis itu.

GADIS KURANG AJAR!! MENGAPA TAK MENJAWAB PANGGILANKU??” Sam baru saja hendak menyapa ketika teriakan melengking itu mendahuluinya dengan volume yang hampir sepuluh kali lipat dari biasanya. Gendang telinga Sam langsung berdengung hebat.

“Aku meninggalkan handphoneku di kelas” Kata Sam dengan nada sabarnya meskipun saat ini ia ingin sekali meneriaki orang itu tapi ditahannya, ia mencoba beralasan.

Kau kira bisa membohongiku??” tampaknya Prof. Cho mengenal dengan baik gelagat Sam “AKU TAK MAU DENGAR BANYAK ALASAN, CEPAT KEMBALI!!!” Ia kembali berteriak dengan kencang. Sam langsung menjauhkan handphone, jika getaran hebat itu sampai ke gendang telinganya, kali ini tak dapat terelak lagi bahwa ia akan mengalami gangguan pendengaran untuk seumur hidupnya.

“KAU KIRA SEDANG BERBICARA DENGAN SIAPA??” emosi Sam akhirnya tak dapat dibendung.

Teriakannya menarik perhatian semua siswa yang kebetulan berada di dekatnya. Sam langsung mengakhiri pembicaraan menyebalkan itu, handphonenya segera di non aktifkan.

Sam melangkah dengan kesal, ia sedikit menghentak-hentakan kakinya di lantai yang begitu bersih. Saat melewati sebuah ruangan, tanpa sengaja mata Sam tertuju pada pintu yang tak tertutup rapat. Bola mata gadis itu sedikit membulat, dari balik pintu ia melihat Siwon dan Anne di dalam kelas yang begitu sepi itu. Kedua orang itu saling berhadapan dengan sorot mata yang sedikit aneh.

Sedetik kemudian tubuh Sam langsung menegang, bola matanya mendelik lebih lebar. Anne memeluk mesra tubuh Siwon dan semakin mengejutkan Sam saat Siwon membalas pelukan Anne. Sam merasakan tubuhnya membatu dan itu berlangsung cukup lama. Gadis itu berangsur-angsur menguasai hatinya, wajahnya kembali terlihat tenang, ekspresinya yang berubah seperti tak pernah melihat apapun. Ah Sam, itu benar-benar ekspresi yang sangat mengerikan!!. Ia berlalu dengan langkah santainya meninggalkan ruang kelas itu, meninggalkan Siwon dan Anne di dalamnya.

“Aku rasa cukup..” Anne melepaskan pelukannya. Ia memandangi wajah Siwon yang terlihat sangat tenang.

“Aku benar-benar menyesal” kata Siwon “Tapi aku tak bisa jika itu bukan Sam” katanya lagi. Anne tersenyum tipis.

“Aku tahu. Tadinya kupikir kau akan kembali padaku tapi kenyataan tidak berjalan sesuai harapanku” kata Anne “Akupun tak terlalu menghendaki pertunanganan itu, sejak awal selalu mengacuhkanmu karena aku tak pernah berharap banyak darimu”

“Begitu?” gumam Siwon.

“Ya. Tapi itu tak berlangsung lama, tepatnya setelah kedatangan Sam” ujar Anne, Siwon mengernyitkan keningnya “Selama ini aku tak pernah menjadi yang kedua tetapi ketika aku dibanding-bandingkan dengannya, itu membuatku kesal. Terlebih lagi, Sam benar-benar membuatku takut, kenyataan tentang dirinya juga keluarganya membuatku gugup. Dia bahkan bukan tandinganku. Menyadari itu aku semakin kesal dan membencinya dan aku tak terima berada di urutan kedua” Anne tersenyum sangat tipis.

“Aku mengerti..” ujar Siwon.

“Semuanya tentang Sam. Ia selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan dan aku tak mau terus menerus kalah darinya. Lalu, saat aku mulai menyadari tatapan matamu beralih padanya—aku semakin kesal dan marah. Aku tak akan lagi kalah dari Sam, pikirku saat itu” desah pelan Anne, Siwon mendengar dengan tenang “Yeah, tapi ternyata aku tetap tak bisa mengalahkannya. Sekeras apapun aku berusaha, hasilnya akan tetap sama. Maafkan aku, sudah menjadikanmu sebagai tameng harga diriku” Anne tertawa pelan. Siwon tersenyum menanggapi permintaan maaf Anne.

Sam melangkah pelan, tatapan matanya yang kosong dan meskipun ia tampak tenang tetapi ada kegusaran yang terlihat dari matanya. Pikirannya terus tertuju pada Siwon dan Anne, pada apa yang baru saja disaksikannya beberapa waktu yang lalu.

~~~~~

Semua kembali seperti semula, tetap sama dengan kegilaan-kegilaan Sam dan juga kesibukan misteriusnya. Meskipun tak menghindari Siwon tapi sikapnya pada Siwon tak lagi sama, ia mengabaikan pemuda itu, mencari kesibukannya dan tak lagi bergaul dengan siapapun termasuk Aline. Sikap Sam yang semakin menjadi-jadi membuat semua orang kebingungan, mereka tak tahu harus berbuat apa pada Sam. Ia benar-benar mengurung dirinya dengan kesibukan misteriusnya bahkan ia seperti berada dalam dunianya sendiri—tak ada siapapun disitu. Setiap kali Siwon menghampirinya dan mencoba berinteraksi dengannya, maka hanya perlakuan dingin dan datar yang diterima—gadis itu hanya berbicara seperlunya, akhir-akhir ini suaranya begitu mahal untuk dikeluarkan bahkan setiap pertanyaan terkadang hanya dijawab dengan anggukan, gelengan lemah atau senyum tak berarti.

Siwon tampak menarik tangan Sam di sepanjang koridor. Sam berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri tetapi pemuda itu begitu kuat dan ia tak kuasa untuk melawannya. Mereka tak perduli tatapan mata siswa-siswi yang terus mengekori mereka karena kelakuan kedua orang itu. Siwon melepaskan cengkeraman tangannya ketika mereka berada di sebuah kelas yang kosong. Sam memandangi Siwon dengan tatapannya yang tampak tenang.

“Apa yang salah denganmu?” Tanya Siwon yang semakin yakin dengan keanehan Sam.

“Apakah itu sebuah pertanyaan?” Sam balik bertanya “Aashh,, kau menyakiti pergelangan tanganku” decak Sam, ia memegangi pergelangan tangannya.

“Kau benar-benar telah kehilangan kewarasanmu..” ujar Siwon dingin. Ia begitu gusar melihat tabiat Sam yang menjadi-jadi.

“Apa yang telah kulakukan?” gadis itu bertanya dengan nada santainya “Tiba-tiba saja kalian semua begitu sentiment padaku” tambahnya lagi.

“Aku tak perlu menjelaskan maksud perkataanku” Siwon menatap tajam pada Sam. Keduanya beradu pandang dengan emosi masing-masing.

“Aku sedang tak ingin bertengkar denganmu” Sam mendesah lirih. Ia berpaling dan meninggalkan Siwon yang mematung di dalam kelas kosong itu.

Sam melangkah lemah, sekali ia menoleh ke belakang, Siwon tampaknya masih membatu di dalam kelas. Tatapan Sam yang tadinya terlihat berkobar-kobar karena marah, kini kemarahan itu telah hilang bergantikan dengan tatapan sendunya yang sedang menyiratkan kepedihan. Ia mendesah pelan, lalu lagu yang begitu familiar kembali terdengar di telinganya. Sam mengeluarkan handphone di saku seragamnya dengan malas.

“Berhenti mengganggu hidupku” Sam menjawab panggilan itu “Sesuai keinginanmu, aku akan melakukannya..” ia melanjutkan perkataannya yang terdengar begitu berat.

Benarkah?” suara girang seseorang di seberang, suara yang begitu familiar milik Prof. Cho Seung Jae yang membuat dunia Sam terasa sempit “Akhirnya kau sadar juga. Betapa melegakan

“Jadi, berhenti menghubungiku” kata Sam

Baiklah. Ah ya, aku melihat pemberitaan itu” ujar Prof. Cho, alis Sam mengkerut. Ia tak mengerti dengan ucapan orang itu “Kau mendadak terkenal, darimana kau mendapatkan anak muda seperti itu. Benar-benar gambaran yang ideal. Gadis berperilaku buruk sepertimu sangat beruntung mendapatkan seseorang seperti dia

“Apa yang kau maksudkan itu, Siwon?” Tanya Sam.

Tentu. Apa kau memiliki skandal dengan orang lain, selain dia?

“Berhenti mengatakan sesuatu yang tak berguna” tukas Sam kesal “Aku dan orang itu—tak ada apapun diantara kami. Dia hanyalah teman kakakku, tak lebih dari itu dan bukan seseorang yang berarti bagiku. Dia—bukan pacarku.. Jadi, tak perlu cemas. Tak ada yang bisa menghalangiku, aku selalu menepati perkataanku” ucapan Sam terdengar sangat kejam tapi untuk mengucapkan kalimat penyangkalan itu, lidahnya terasa keluh. Hatinya begitu miris dan dadanya yang mulai sesak. Ia begitu sakit.

Sam menutup telepon itu. Matanya terpejam sejenak. Seseorang menangkap pergelangan tangannya dengan kasar. Sam menoleh, matanya membulat mendapati Siwon yang sedang berdiri di hadapannya. Raut wajahnya masih terlihat terkejut, ia menatap Sam dengan tatapan tak percaya dan mencoba mencari sebuah penjelasan. Wajah itu, ekspresi itu juga tatapan itu—membuat hati Sam semakin pedih.

“Apa ini?” Tanya Siwon. Ia memandangi Sam cukup lama, lidahnya terasa keluh untuk mengatakan sesuatu “Aku—bukan seseorang yang berarti bagimu. Apa kata yang baru saja kudengar??” sorot mata Siwon tampak sangat terluka.

“Aku…” suara Sam seakan tertahan di tenggorokannya.

“Katakan sesuatu! Apa maksud ucapanmu tadi??” Siwon mengulangi pertanyaannya.

Sam diam.

“Aku hanya teman Hyukjae dan tak lebih dari itu bagimu. Aku bukan siapapun di hatimu, katakan bahwa semua yang aku dengar adalah salah!!” bibir Siwon bergetar mengulangi kata-kata yang menoreh luka baru di hatinya “KATAKAN SESUATU!!” Siwon mengguncang bahu Sam dengan kedua tangannya. Mereka tak perduli jika telah menarik perhatian siswa-siswi.

“Baiklah..” Sam memandangi wajah Siwon, matanya mulai merah. Air mata ingin mengalir dari bola matanya tetapi dipaksakan olehnya agar tidak mengalir “Aku tidak pernah mengucapkan sesuatu lebih dari sekali. Semua yang kukatakan, kau telah mendengarnya.. dan aku, tak akan mengulanginya lagi” ucap Sam dengan berat.

“Benarkah? Jika bukan pacarmu, jika bukan seseorang yang berarti bagimu, lalu—di hatimu, aku ini apa?? Apa aku hanya bagian dari leluconmu?” Siwon bertanya dengan lirih, harus diakui oleh Sam jika saat itu ia hampir tak bisa bernafas menahan gejolak dalam dadanya.

Siwon melepaskan pegangan tangannya pada bahu Sam, ia tertawa pelan, menertawakan dirinya sendiri yang begitu bodoh.

“Jadi seperti itu.. selama ini kau tak pernah mengatakan apapun padaku, tentu saja kau tak akan pernah mengatakan apapun karena—karena aku bukan seseorang yang berarti, aku hanya Siwon Parris Francaise. Ah, Siwon.. mengapa kau bisa sebodoh itu..” dengus Siwon, ia tersenyum perih.

Hatinya hancur menyadari kenyataan yang harus ia terima. Tatapan yang penuh luka itu menghujani Sam untuk beberapa waktu, Sam membuang muka, bukannya tak sudi tapi ia tak akan mampu untuk menatapi mata itu. Siwon berpaling, ia melangkah pelan dan gontai meninggalkan Sam. Gadis itu hanya memandangi punggung pemuda itu. Hatinya, sama hancurnya dengan Siwon.

 

#####

 

Kejadian itu menarik banyak perhatian. Siswa-siswi terus membicarakannya. Terutama para gadis yang semakin membenci Sam. Mereka melayangkan pandangan sinis dan juga kata-kata pedis atas perlakuan Sam pada Siwon. ‘Siapa dia? Begitu besar kepala! Berani sekali melakukan itu pada Siwon’ tudingan-tudingan pedis seperti itu puluhan kali terdengar di telinga Sam dalam sehari tapi hatinya yang perih tak mampu untuk mengedarkan pandangan mengerikannya agar para siswa itu berhenti mengata-ngatainya.

Sam hanya memilih bungkam. Banyak yang berubah pada kedua orang itu. Mereka seperti mati, setiap hari hanya melamun, tak melakukan aktivitas, berbicarapun enggan bahkan Siwon mulai absen dalam kegiatan club padahal dirinya adalah ketua yang sekaligus motor penggerak. Tak ke club tetapi selalu pulang larut dan tentu saja dalam kondisi memprihatinkan—setengah tak sadarkan diri setelah meneguk minuman beralkohol. Sam tak berbeda jauh, ia selalu menyendiri dan tenggelam dengan lamunannya.

Sikap mereka berdua membuat Hyukjae, Donghae dan Aline kebingungan dan prihatin. Segala upaya telah dilakukan agar kedua orang itu dapat berbaikan tapi semua sia-sia, mereka tak tahu apa lagi yang harus diperbuat untuk dua orang yang begitu menyedihkan—dua orang yang sama-sama terluka dan sangat menderita itu.

Aline menghampiri Sam yang hanya melamun di atap sekolah. Sam tersadar saat sebotol minuman disodorkan Aline padanya.

Thanks” jawabnya sambil menerima minuman pemberian Aline.

“Mengapa kalian seperti ini?” ujar Aline. Sam hanya diam, ia meneguk minuman dengan santai “Kami hampir gila melihat kalian” desah Aline.

“Maaf. Tak ada maksud membuat kalian tertekan” ujar Sam, lirih.

“Semua ucapanmu pada Siwon, aku tahu itu tak benar” kata Aline “Meskipun bibirmu berkata seperti itu tapi hati dan matamu tak akan pernah berbohong. Siwon adalah seseorang yang sangat berarti, dia adalah Siwon yang telah menarik seluruh hidupmu ke dalam pusarannya. Bukan hanya Siwon, saat ini, kaupun sangat tersiksa dan menderita karena masalah ini” Aline mendikte isi hati Sam dengan baik.

“Kau ini..” Sam tertawa kecil.

“Katakan sesuatu Sam, mengapa kau melakukan itu?” tatap Aline “Aku tak yakin kalian bisa hidup tenang tanpa satu sama lain.. hampir setahun ini bergaul denganmu, aku cukup mengenalmu Sam”

“Aline. Ada sesuatu yang tak bisa aku jelaskan” ujar Sam “Aku tak inginkan itu tapi aku tak punya pilihan. Jika melihat matanya, melihat senyumannya maka aku akan ragu dan aku tak akan mampu jauh darinya, aku tak akan bisa hidup seperti itu. Satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah melepasnya..” Sam terdiam dengan sorot matanya yang sedih.

Aline yang tak mengerti hanya memandangi wajah Sam lekat-lekat.

~~~~~

Hari semakin gelap saat Sam baru memasuki gerbang kediaman keluarga Francaise. Ia segera turun dari sepeda dan memilih berjalan kaki sambil membawa sepedanya. Langkah kakinya terhenti, matanya menatap sosok pemuda yang berdiri beberapa meter di depannya. Kedua orang itu saling berpandangan. Tak berapa lama, Siwon dan Sam telah duduk di sebuah kursi yang ada di sekitar taman. Mereka hanya bungkam. Diam seribu bahasa.

“Maafkan aku” Siwon membuka percakapan “Aku sudah bersikap kasar padamu”

“Tidak apa-apa”

“Aku rasa hubungan kita tak akan berhasil” ucap Siwon, berat. Keduanya kembali terdiam dengan hati yang mencelos. Tak lama, Siwon beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi namun langkah kakinya tertahan “Meskipun begitu—terimakasih padamu..” kata Siwon akhirnya dan benar-benar pergi meninggalkan Sam yang masih terpaku. Air mata Sam langsung mengalir begitu saja.

~~~~~

Larut malam…

Siwon terhuyung-huyung di sepanjang koridor rumahnya. Kepalanya terasa berat, tatapan matanya yang begitu sayu serta bau minuman yang begitu tajam dari tubuhnya. Ia terus-terusan mabuk, hampir setiap hari kejadian itu terulang. Sikap Siwon lebih membuat cemas Tn dan Ny Francaise tetapi mereka tak dapat melakukan apapun. Siwon melangkah berat memasuki kamarnya, ia terjatuh. Pemuda itu tak pernah mengenal cinta dan Sam orang pertama yang melakukan hal itu padanya sehingga ketika mereka harus berakhir seperti itu, hati Siwon belum mampu untuk menerima semuanya.

“Siwon..!!” Donghae menghampiri Siwon dan membantu kakaknya untuk berdiri. Ia selalu cemas dengan Siwon dan itulah sebabnya Donghae tak pernah tidur sebelum Siwon pulang. Ia membantu Siwon berjalan dan langsung merebahkan tubuh Siwon di tempat tidur.

“Bahkan seorang Siwon bisa berubah seperti ini—kau sangat menyedihkan!!” tatap nanar Donghae pada Siwon.

“Pergi..” ujar Siwon pelan “Kau pergilah,, aku ingin sendiri..” Siwon menyuruh Donghae untuk meninggalkannya.

“Apa kau akan tidur dalam keadaan seperti ini?” Tanya Donghae “Aku akan mengganti pakaianmu terlebih dahulu..” ujar Donghae sambil berusaha untuk melepas kemeja yang dikenakan Siwon.

“PERGI…!!” bentak kasar Siwon, ia menepis tangan Donghae. Donghae memandang sejenak pada Siwon dan meninggalkan Siwon seorang diri.

Siwon membuka mata yang terasa berat, memandangi langit-langit kamarnya. Bayang wajah Sam melintas begitu saja di matanya. Semua kenangan yang pernah dilaluinya bersama Sam terlihat semakin jelas. Siwon merasakan hatinya yang begitu terluka, ia memejamkan matanya. Pemuda itu berusaha untuk bangkit,

PRAAANGG…!!

Beberapa saat kemudian kegaduhan terdengar dari kamar Siwon. Pemuda itu terlihat penuh emosi, ia mengacak-acak isi kamarnya, benda-benda yang berada di atas meja dihamburkan sekaligus ke lantai dan langsung hancur berserakan. Siwon kembali menghempaskan tubuhnya dengan kasar di atas tempat tidurnya. Ia memejamkan matanya menahan sakit di kepala, terlebih lagi sakit di hatinya. Ada air mata yang diam-diam mengalir dari matanya yang terpejam.

~~~~~

Rumah mewah keluarga Francaise tampak sepi. Para penghuninya masih terlelap namun tidak demikian dengan Sam. Gadis itu melangkah pelan di sepanjang koridor dan beberapa saat kemudian sampailah ia di depan pintu sebuah ruangan dalam rumah mewah tersebut. Sam terdiam, ia sedikit ragu tapi itu tak berlangsung lama setelah ia memilih membuka pintu yang tak terkunci itu lalu menghilang dibalik pintu tersebut.

Sam melangkah hati-hati di dalam kamar yang berukuran sangat luas, kamar yang berantakan dengan pecahan perabotan dan juga benda-benda lain yang masih berserakan di lantai. Matanya tertuju pada sosok Siwon yang sedang terlelap, Sam berjalan mendekati Siwon. Ia menatap lirih dan sedih pada pemuda itu, dalam tidurnyapun ia tampak tak tenang—begitu frustasi.

“Maafkan aku” Sam berkata dengan pelan “Jika bukan karena aku, kau tak akan menjadi seperti ini. Maaf, semua salahku. Ini satu-satunya cara yang bisa aku lakukan, meskipun saat ini kau sangat terluka tapi aku yakin waktu akan menyembuhkan luka-lukamu”

Sam terpaku. Ia masih bungkam memandangi wajah Siwon. Dengan perlahan ia lebih mendekati tubuh Siwon. Ia menatap lekat wajah Siwon yang begitu dekat dalam pandangannya. Perlahan tapi pasti, Sam mendaratkan kecupan panjang dan penuh perasaan di dahi Siwon.

Nado,, saranghae..” bisik Sam dalam hati. Ia belum berniat melepaskan kecupannya itu. Air mata kembali mengalir, dan air mata itu jatuh membasahi wajah Siwon dan mengalir di pipi pemuda yang masih tak sadarkan diri itu. Sebuah jawaban yang tak pernah dikatakan langsung pada Siwon hanya diucapkan dalam hati.

~~~~~

Minggu pagi yang cerah, Siwon terbangun. Ia membuka matanya yang berat. Kepalanya masih pusing akibat pengaruh minuman keras. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kamar tidurnya yang masih dalam kondisi semula—berantakan. Siwon terdiam, ia memikirkan sesuatu lalu tangannya perlahan menyentuh dahinya. Ia tak ingat apapun tetapi merasakan sesuatu telah terjadi semalam. Siwon segera berdiri dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Tak berapa lama kemudian, ia telah bergabung dengan Donghae dan Kyuhyun yang sedang sarapan di kebun belakang.

“Kau sangat buruk ketika mabuk..” ujar Donghae. Siwon tak berkata apapun “Kalian sangat aneh. Mengapa terus-terusan berlaku bodoh” dengus kesal Donghae.

“Aku sedang tak ingin membahasnya” tukas Siwon.

“Hei bodoh” seru Donghae yang merasa kesal, Siwon tertegun mendengar kata-kata Donghae yang baru saja keluar dari bibirnya “Apa kau menyerah?”

“Sudahlah. Aku benar-benar tak ingin membahas masalah itu”

“Berhenti memarahi Siwon seperti itu” Kyuhyun melakukan aksi protesnya pada Donghae.

“Lalu apa kau percaya dengan semua yang dikatakan Sam? Apakah seperti ini rasa cintamu? Apa hatimu begitu dangkal sehingga kau tak bisa merasakan apapun??” tuding Donghae. Siwon tertegun, ini kali keduanya dikatakan berhati dangkal setelah Anne beberapa waktu yang lalu “Mengapa tak mencoba untuk percaya? Apa ini yang kau katakan cinta jika kau hanya meyakini perasaanmu tanpa percaya pada perasaan Sam? Lantas ketika dia berkata seperti itu, kau langsung menerimanya secara terbuka??”

Siwon kembali tertegun. Ia tak pernah memikirkan semua ucapan Donghae sebelumnya.

“Semalam, aku melihat Sam menangis di kamarnya” kata Donghae pelan, Siwon terkejut mendengar itu “Aku tak pernah melihat tangisan yang sesedih itu, di pemakaman Ibunya, Sam tak meneteskan air mata sedikitpun. Hatiku bahkan bergetar. Aku hampir tak percaya sosok gadis tegar seperti Sam akan menangis seperti itu, aku tak pernah membayangkan penderitaannya—begitu perih kurasa. Kau harus menemuinya, kesalahpahaman itu bisa diselesaikan” Donghae memberikan sarannya.

“Aku rasa itu tak perlu”

Siwon, Donghae dan Kyuhyun menoleh pada pemilik suara. Hyukjae berjalan lemas menghampiri mereka.

“Kau tak akan menemukannya dimanapun” ujar Hyukjae

“Kemana dia sepagi ini??” gumam Kyuhyun.

“Tidak. Dia tidak berada di setiap pelosok di kota bahkan Negara ini” jawab Hyukjae lirih.

“Apa maksud?” Tanya Donghae tak paham.

“Sam—dia telah pergi. Dia meninggalkan kita semua”

“APAA??” ujar Donghae dan Kyuhyun bersamaan. Siwon langsung beranjak dari tempat duduknya.

“Apa yang kau katakan?” Tanya Siwon. Bola matanya melebar.

“Dia telah kembali, sepertinya dengan penerbangan subuh tadi” kata Hyukjae, wajah Siwon menegang “Aku menemukan ini di kamarnya” Hyukjae menyerahkan sebuah amplop berisi surat kepada Siwon dan langsung diraih oleh Siwon. Ia lalu merobek kasar amplop tersebut dan langsung mengeluarkan secarik kertas di dalamnya.

To : Siwon…

 

Saat kau membaca surat ini, aku sudah pergi.

Sangat menyenangkan bisa berada di sekitar kalian dan mengenal kalian semua.

Terutama mengenalmu meskipun akhirnya aku membuatmu terluka.

Aku tak berharap kau memaafkanku, tapi aku masih tetap ingin meminta maaf padamu.

Kita memang tak seharusnya bertemu karena pada akhirnya kau dan aku akan selalu terluka dan menderita.

Aku tak tahu apakah masih pantas mengatakan ini padamu..

Kuharap, kau tak merindukanku dan segera melupakanku, seperti yang kau katakan sebelumnya.

Akupun aku segera melupakanmu!!

Sampaikan permintaan maafku pada Hyukjae, Donghae dan Aline… juga rasa terima kasihku.

Semoga kalian semua hidup dengan baik, dan bahagia.

                                                                                                               From Sam

~~~~~

Siwon berlari-lari di dalam bandara yang sangat luas. Di belakangnya, tampak Donghae dan Hyukjae yang berusaha mengejarnya. Kehadiran tiga orang itu cukup menarik perhatian banyak orang meskipun mereka sama sekali tak memperdulikan tatapan-tatapan itu. Ketiga anak muda itu terus mengedarkan pandangan mereka berharap menemukan sosok Sam diantara ramai sesaknya orang-orang di bandara tersebut.

“SAM!!” teriak Siwon yang mulai putus asa.

Mereka terus berlari-lari dan mencari Sam di bandara yang begitu besar itu, mengamati dengan cermat di bagian keberangkatan tapi usaha mereka belum membuahkan hasil. Tak jarang beberapa orang yang tampak mirip dengan Sam menjadi sasaran mereka meskipun pada akhirnya mereka harus meminta maaf atas kekeliruan itu.

“Siwon” Hyukjae tersengal-sengal “Kita tak akan menemukannya lagi”

“Hyukjae benar. Sam pasti tak lagi berada disini” ujar Donghae “Dia pasti menggunakan jasa penerbangan subuh tadi”

Siwon memandang sekelilingnya, ia masih belum menerima kata-kata Hyukjae dan Donghae. Matanya masih terus mencari sosok gadis itu. Tatapannya yang kebingungan, ketakutan bahkan rasa bersalah yang begitu besar, ia akhirnya terdiam. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Matanya mulai berkaca-kaca dan tak berapa lama air mata jatuh di pipinya.

Hyukjae dan Donghae tertegun melihat air mata Siwon. Siwon memejamkan matanya, ia mencoba menarik nafas tapi dadanya begitu sesak. Pemuda itu duduk di sebuah kursi tunggu, ia tertunduk. Tangannya meramas rambut di kepalanya, terlihat begitu frustasi. Lalu dengan kedua tangannya itu membenamkan wajahnya. Donghae dan Hyukjae menghampirinya lalu duduk di sisi kiri dan kanan. Mereka sama-sama terdiam memikirkan sosok Sam yang telah pergi.

 

#####

 

3 minggu berlalu…

Aktivitas sekolah tetap berlangsung seperti biasanya. Saat ini, bel istirahat baru berbunyi. Murid-murid berbondong-bondong keluar dari ruang kelas setelah mengikuti jam pelajaran yang padat. Perpustakaan, café, cantin juga fasilitas-fasilitas lainnya yang ada di sekolah elit itu langsung ramai oleh para siswa.

Di dalam café yang mulai padat—Siwon, Hyukjae dan Donghae tampak duduk di sebuah tempat di sudut ruangan, tempat yang sama ketika mereka berada di café. Siwon memandangi salju yang turun dari balik jendela besar, ia merapatkan jaket yang dikenakannya. Salju di bulan Desember, suasana natal begitu kental terasa ditambah lagi lagu-lagu natal yang mengalun indah di seluruh café membuat suasana semakin semarak dan hangat.

“Kemana liburan natal kali ini?” tanya Hyukjae. Ia meneguk coklat hangatnya namun tak melepaskan pandangannya dari laptop yang berada di hadapannya.

“Aku tak ingin kemana-mana” jawab Donghae santai. Ia terus membolak-balik halaman buku tebal yang sedang dibacanya, sedari tadi pemuda itu begitu terfokus pada buku di tangannya. Untuk sejenak, Donghae ikut memandangi salju yang turun. “Gadis itu benar-benar tidak ada kabarnya..” gumam Donghae dan kembali melanjutkan bacaannya.

“Nomor handphonenya tak bisa dihubungi lagi” ujar Hyukjae. Siwon hanya diam, mulutnya terkatup rapat.

“Dia tak berada di Seoul, lalu kemana perginya Sam??” Donghae memandangi Hyukjae dan Siwon bergantian “Apa dia benar-benar ingin menghilangkan jejaknya? Bahkan Aline tak diberitahu olehnya”

“Aku tak tahu, aku sudah bertanya pada rekan-rekan Ibuku di sana, tapi jawaban mereka sama. Sam tak ada” Hyukjae berkata dengan kesal mengingat bahwa adiknya seperti menghilang di telan bumi. Selama tiga minggu ini mereka berusaha untuk menghubungi dan mencari tahu keberadaan Sam tapi gadis itu benar-benar raib entah kemana. “Ah.. bagaimana jika bertanya pada Ji hye dan Min ji?? Mereka pasti mengetahui keberadaan Sam” Hyukjae seperti tersadar ketika menemukan ide itu, wajahnya langsung ceria.

“Lupakan saja” tolak Donghae mentah-mentah

“Mengapa?” Hyukjae mengernyitkan keningnya. “Kau—sudah menghubungi mereka?” tebak Hyukjae. Donghae menghela nafas pelan.

“Ji hye dan Min ji tak mengatakan apapun tentang keberadaan Sam” tutur Donghae mengingat pembicaraannya dengan dua sahabat Sam lewat telepon “Tapi aku merasakan sesuatu yang aneh..” ia bergumam pelan.

“Apa maksudmu?” tanya Siwon yang sedari tadi bungkam.

“Dua orang itu pasti mengetahui sesuatu” ujar Donghae.

Hyukjae dan Siwon memandanginya dengan serius menanti ucapan  Donghae

“Ketika aku menanyakan Sam, mereka berkata bahwa kita hanya perlu menunggu. Kita pasti akan tahu keberadaan Sam meskipun Sam tak pernah mengatakan secara langsung—bukankah itu berarti mereka tahu betul dimana Sam berada??” Donghae meminta pendapat Siwon dan Hyukjae.

“Sangat mencurigakan” Hyukjae menatap dengan sorot matanya yang tajam.

“Mereka pasti tahu… tentang Sam” gumam Siwon pelan.

Pandangan mereka tertuju pada Aline yang tergesa-gesa berjalan menghampiri mereka. Gadis itu langsung duduk, nafasnya masih tersengal-sengal. Wajahnya tampak pucat pasi.

“Ada apa??” tanya Hyukjae yang cemas melihat Aline yang begitu pucat.

“Terjadi sesuatu??” Donghae ikut bertanya. Gadis itu hanya diam, nafasnya masih memburu. Ia berusaha untuk menenangkan dirinya. Siwon, Hyukjae dan Donghae semakin heran melihat gadis itu.

“Aku tahu dimana Sam berada” ucap Aline dengan lantang “Lebih tepatnya, aku tahu sesuatu tentang Sam” Aline melanjutkan perkataannya. Wajah tiga pemuda itu mendadak berubah.

“Kau tahu dimana Sam?” tanya Siwon.

“Apa maksudmu?” tanya Donghae menyambung pertanyaan Siwon.

“Darimana kau mendapat kabar itu??” Hyukjae semakin penasaran. Aline membungkam sesaat, ia terlihat begitu gugup.

“Aku mengetahuinya dari guru itu, Kibum” jawab Aline

“Kibum??” Donghae menyebut nama guru matematika mereka itu dengan heran.

“Saat itu Sam mengatakan bahwa guru Kibum pernah bekerja dengan Ibunya. Aku hanya menduga jika dia mungkin mengetahui sesuatu” ujar Aline, ia semakin gugup untuk melanjutkan perkataannya “Aisshh,, apakah yang aku dengar itu benar??” Aline bertanya pada dirinya, ia sedikit ragu untuk menyampaikan apa yang di dengarnya pada tiga pemuda yang hampir tak berkedip menanti kelanjutan perkataannya.

“Katakan!!” Hyukjae tampaknya tak bisa menahan rasa penasarannya. Donghae bahkan telah melupakan buku yang sedang dibacanya.

“Pak guru, dia tak pernah bekerja dengan Ibumu” Aline memandangi Hyukjae “Dia berkata bahwa Sam itu…”

Ucapan Aline terputus karena mendadak terjadi kegaduhan di dalam café tersebut. Mereka memandangi para siswa yang tiba-tiba membicarakan sesuatu.

“Hei,, bukankah itu Sam??” ujar para siswa. Mereka berbisik-bisik.

“Ah, benar!! Tidak salah lagi, dia Sam” yang lain membenarkan “Tapi mengapa??” mereka tak melanjutkan pertanyaannya.

Siwon, Hyukjae, Donghae dan Aline mengikuti arah pandang siswa-siswi yang tertuju pada sebuah TV berlayar plat, TV berukuran besar itu terpampang di dinding café. Berita siang sedang mengudara saat itu. Mata mereka tertuju pada seorang gadis yang cantik yang tampak tenang di antara beberapa orang pria dan wanita yang jauh lebih tua darinya, mereka duduk sejajar dengan meja panjang yang penuh dengan microphone maupun alat-alat perekam. Mereka sedang melakukan jumpa pers. Tapi mengapa Sam berada di situ??

“Sam???” terdengar gumaman dari mulut Hyukjae, Donghae, Siwon dan Aline. Mereka memandangi wajah Sam yang tampak tenang, ia duduk di samping seorang pria berbadan besar dengan kepala yang hampir botak. Pria itu sedang berbicara, banyak kilatan cahaya dari kamera-kamera para wartawan yang sedang meliput.

Sebuah planet mirip bumi ditemukan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat NASA, planet yang diberi nama Gliese 581g ditemukan berdasarkan observasi yang dilakukan menggunakan teknik tercanggih yang dikombinasikan dengan teleskop kuno

Terdengar suara tegas seorang wanita pembaca berita menyebutkan isi berita kepada semua pemirsa

Bersama dengan diluncurkan kabar penemuan ini, NASA akhirnya membuka suara tentang identitas kepala ilmuwan yang memimpin proyek tersebut, Prof. Celesty yang selama ini ditutupi dan dijaga ketat oleh NASA, merupakan seorang jenius berumur 17 tahun, yang pada proyek sebelumnya telah berhasil meluncurkan pesawat luar angkasa robot bersayap buatannya, X-53c ke orbit, pesawat tak berawak tersebut diluncurkan untuk melakukan misi tes teknologi navigasi, kontrol, perlindungan termal dan operasi otonom di orbit.

Café tampak begitu sunyi, mendadak sepi—semua orang begitu hening. Semua mata tak berkedip menyaksikan berita tersebut. Mulut mereka terbuka melihat wajah Sam di sorot ketat dan diberitakan sebagai Prof. Celesty. Suara mereka seperti tertahan di tenggorokan. Siwon, Hyukjae, Donghae dan Aline mematung dengan wajah tegang memandangi Sam yang tampak berbisik-bisik dengan pria tua yang sebelumnya berbicara, Sam akhirnya mulai berbicara.

Gliese 581g terletak dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya berada di konstelasi Libra. Posisi planet ini, satu sisi selalu menghadap bintang dan memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur terus-menerus di siang hari. Di bagian samping yang menghadap jauh dari bintang, berada dalam kegelapan yang terus menerus

Siswa-siswi memandangi Sam yang dikatakan sebagai Prof. Celesty. Gadis itu sedang berbicara tentang hasil penemuan mereka,

Rata-rata suhu permukaan planet ini antara -24 dan 10 derajat Fahrenheit atau -31 sampai -12 derajat Celcius. Suhunya sangat terik saat posisi menghadap bintang dan bisa terjadi pembekuan saat sedang gelap. Planet ini hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari Bumi sehingga orang-orang dapat dengan mudah bergerak di planet ini. Faktanya, kami mampu mendeteksi planet ini begitu cepat dan sangat dekat. Ini memiliki arti bahwa planet ini benar-benar berciri umum, seperti bumi

Gadis itu berucap dengan begitu fasih dan jelas, raut wajahnya yang tampak sangat tenang dan tegas—terlihat jauh berbeda dengan sosok Sam yang mereka kenal. Ia mengakhiri pembicaraannya dengan penuh wibawa.

~~~~~

Beberapa menit telah berlalu sejak pemberitaan mengejutkan itu berakhir. Café yang penuh dengan siswa masih tampak sunyi, hanya alunan lagu natal yang terus terdengar. Kegaduhan mulai terdengar, mereka begitu terkejut dengan berita yang baru saja mereka saksikan, tentang kenyataan bahwa Sam adalah seorang Professor di NASA—Prof. Celesty, adalah gadis cantik penuh misterius dengan peranggai yang luar biasa, yang selama kurang lebih setahun berada bersama mereka. Perlahan tapi pasti, misteri yang selalu menyelimuti Sam mulai terkuak.

Siwon, Hyukjae, Donghae dan Aline masih belum berkutik. Mereka masih bergejolak dan terkejut bukan main menyadari rahasia yang selalu ditutupi oleh Sam. Wajah yang tegang, sorot mata yang terlihat bingung dan tak percaya.

“Apakah aku sedang tak bermimpi???” Donghae bergumam tak jelas.

“Dia…” Siwon begitu terkejut.

“Benarkah, orang yang di TV tadi adalah Sam?” Donghae memandangi ketiga orang yang masih terpaku “Seorang Professor?? Benarkah??”.

“Kita tak salah melihat dan itu juga bukan mimpi” ujar Hyukjae, ia terdiam dengan pikirannya yang mulai merajalela “Apakah ini yang mau kau sampaikan tadi?” Hyukjae memandangi Aline. Gadis itu diam sejenak, pikirannya masih kacau dengan pemberitaan itu.

“Aku tak mengerti” Aline menggeleng pelan. Semua kini memandanginya “Aku memang tahu jika Sam sedang berada di Amerika, juga tentang kenyataan bahwa dirinya adalah Professor—tapi tentang NASA, aku sama sekali tak tahu”

Hyukjae, Siwon dan Donghae memandang heran pada Aline.

“Maksudmu, Pak Kibum tak mengatakan tentang hal itu?” Tanya Siwon.

“Dia hanya mengatakan bahwa Sam adalah seorang Professor yang merupakan dosen di Harvard” ujar Aline, ketiga pemuda itu kembali terlonjak “Pak guru adalah salah satu mahasiswa yang pernah diajar oleh Sam” Aline mendesah pelan. Mereka kembali terdiam, tak habis pikir dengan semua yang terjadi.

“Jadi—begitu rupanya.. itulah mengapa guru dan Sam terlihat aneh saat bertemu di kelas” Donghae berkata pelan. Ia terdiam dan wajahnya tiba-tiba berubah “Professor… Celesty??” gumam Donghae. Matanya sedikit melebar

“Ada apa??” Tanya Siwon heran. Donghae tak lagi berkomentar, ia diam dengan sorot matanya yang aneh—wajahnya pun mulai menegang seperti sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya semakin terpaku.

Donghae tak menjawab.

Tapi, jika kalian benar-benar tak puas, mungkin Donghae bisa memberitahukan maksud buku itu—tapi rasanya sulit dia mau melakukannya. Ah,,, atau.. bagaimana jika kalian bertanya langsung saja pada Professor Celesty?” ujar Sam.

Donghae tiba-tiba teringat akan perkataan Sam pada Cleo dan Caron saat kedua gadis itu berusaha menarik perhatiannya dengan merampas buku bacaannya saat itu.

“Kau memperingatkan Caron dan Cleo. Sepertinya kau tahu jika mereka tak akan mengerti karena buku ini ditulis dalam bahasa asing. Jika kau tak tahu, bagaimana mungkin kau menyebutkan nama penulis buku ini?” ujar Donghae “Kau bahkan tak menyentuh buku ini sama sekali” Donghae terus menatapi Sam penuh selidik.

“Aku memang tak menyentuh buku itu, tapi aku melihatnya sekilas” kata Sam.

“Yang benar saja, Sam” Donghae tertawa pelan, ada nada ketidakpercayaan disitu.

“Tentu saja aku tahu” kilah Sam “Hanya dengan melihat sampulnya, aku tahu buku itu begitu familiar” lanjutnya lagi

“Aku masih belum yakin dengan semua perkataanmu” tuding Donghae.

“Tak mungkin kau tidak pernah mendengar cerita tentang Ibuku dari Hyukjae” ujar Sam sambil menatap tajam pada Donghae “Kau tahukan jika Ibuku adalah seorang ilmuwan, hampir semua buku yang ditulis oleh Prof. Celesty ada diruang kerja Ibuku. Tentu saja aku sangat familiar meskipun aku hanya melihat sampulnya—kau tak pernah merasakan betapa repotnya membersihkan tumpukan buku-buku itu” sindir Sam. Gadis itu segera berlalu meninggalkan Donghae yang hanya diam terpaku memandangi kepergian Sam.

Donghae semakin membatu ketika mengingat pembicaraannya itu dengan Sam. Lututnya terasa lemas. Ia lalu memandangi buku tebal yang sedang dipegangnya.

“Donghae..” panggil Siwon,

“Ah, aku merasa sangat aneh. Bayangkan, selama ini kau tahukan jika aku sangat suka membaca setiap buku yang ditulis oleh Prof. Celesty?” Donghae memandangi Siwon, ia tertawa datar “Aku tak percaya jika orang itu adalah Sam”

“Kau tak melihat biography si penulis?” Tanya Aline yang juga ikut heran .

“Aku sempat merasa aneh karena setiap bukunya tak ada penjelasan yang spesifik tentang Prof. Celesty—juga tak ada foto orang itu, aku pikir itu biasa saja” kilah Donghae, ia masih tampak sangat tegang “Aku sempat mencari informasi di internet tentang orang itu, tetapi pencariannya nihil. Tak ada satupun yang aku dapatkan”

“Tentu saja. Mereka menjaga ketat identitas sebenarnya” ujar Siwon.

“Berita tentang Sam begitu cepat menyebar” ujar Aline yang sedang memandangi layar laptop Hyukjae yang beberapa saat lalu diambilnya dari hadapan Hyukjae yang sampai dengan saat ini masih membungkam “Dalam beberapa menit sudah ada puluhan situs yang memberitakan tentang seorang Professor Celesty yang sangat jenius. Semuanya baru saja diposting” ujar Aline, Siwon dan Donghae mendekati gadis itu. Bersama-sama menyaksikan pemberitaan tentang Sam yang telah merambah ke dunia maya.

***Dikatakan sebagai manusia terjenius di dunia, mengalahkan rekor Kim Ung Yong yang sebelumnya menyabet gelar terjenius di dunia dengan IQ 210. Samantha Lee atau lebih dikenal dengan Prof. Celesty, gadis muda yang cantik rupawan—dalam usianya yang begitu belia telah melakukan hal-hal yang berada diluar pikiran dengan IQnya yang diluar skala yakni 283…

“APAA??? 283??” bersama-sama ketiga orang itu menyerukan kekagetan mereka.

“Yang benar saja.. mungkinkah mereka tak mengada-ada?” Tanya Aline gugup. Tak ada yang mencoba untuk menjawab selain melanjutkan membaca artikel tentang Sam.

Prof. Celesty, putri dari seorang ilmuwan terkenal, Prof. Lerryn Zoya yang meninggal dalam kecelakaan kerja beberapa waktu lalu di Pocheon, Korea Selatan. Tak banyak yang kami ketahui tentang Sam mengingat selama ini keajaiban tentangnya disimpan rapi oleh keluarga & pihak terkait lainnya.

Sedikit informasi yang kami ketahui, Celesty tak lagi menginjakkan kakinya di bangku sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama karena kepintarannya yang luar biasa. Pada umur 7 tahun, Celesty telah menyelesaikan pendidikannya di bangku menengah atas dalam jangka waktu 4 minggu. Ia diterima di Harvard ketika berusia 8 tahun dan dalam waktu 6 bulan ia mendapatkan gelar masternya.

Ia ditawari oleh Harvard untuk menjadi pengajar tetapi tawaran itu sempat ditolak mengingat faktor usianya yang masih begitu muda, ia resmi menjadi pengajar di Harvard sekaligus sebagai professor termuda saat berumur 14 tahun. Setahun kemudian NASA menariknya untuk bekerja pada Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut. Dengan IQ yang luar biasa itu, Celesty menguasai sebagian besar bahasa diseluruh dunia dan banyak lagi hal-hal yang menakjubkan. Saat ini, Prof. Celesty terlibat langsung dalam proyek NASA untuk membangun kota permanen di bulan yang pondasinya akan dibangun sekitar awal tahun 20xx. Rumusan rencana tersebut telah dikonsultasikan dengan 13 lembaga luar angkasa dari berbagai Negara. Salah satu tujuan utama dari proyek ini adalah untuk membuat satu langkah maju tentang eksplorasi manusia dan penjajakan dalam penelitian Mars. Celesty adalah manusia yang super jenius.***

Siwon, Donghae dan Aline tersandar lemas di kursi masing-masing. Jantung mereka berpacu dengan cepat ketika mengetahui rahasia besar Sam. Siswa-siswi yang lainpun sedang sibuk mencari berita tentang Sam di internet. Mereka benar-benar heboh dan semakin penasaran.

“Apakah, yang mereka ceritakan itu adalah manusia?” gumam Donghae yang masih sangat terkejut.

“Aku tak mengira jika Sam..” Siwon terdiam. Tatapan matanya yang berubah ketika mengingat gadis itu, hatinya masih sangat perih.

“Aku tidak sedang bermimpi, bukan??” Aline menggeleng kasar kepalanya, berharap ia segera bangun dari tidurnya.

“Tidak. Kenyataannya Sam adalah gadis yang seperti diberitakan itu” Hyukjae mengangkat suara setelah sekian lama membatu.

“Jadi, kau mengetahui semua ini?” Tanya Donghae. Hyukjae menggeleng pelan.

“Aku tak tahu apapun tentang dirinya yang bekerja di NASA ataupun pengajar di Harvard, aku tak tahu apapun setelah kami terpisah” tandas Hyukjae “Tapi aku tahu hal lain saat kami masih bersama—aku, telah mengingat semuanya. Semua yang terlupakan”

“Kau berkata apa?” Tanya Siwon.

“Sejak kecil Sam telah menunjukkan hal-hal aneh untuk anak seusianya—bahwa dirinya berbeda dan sangat istimewa. Bukankah Sam pernah bercerita tentang seseorang yang bernama William James Sidis?” Hyukjae memandangi Siwon lalu Aline dan Donghae yang mengangguk pelan “Sama halnya dengan sidis, Sam juga tak jauh berbeda. Ia mampu mengenal tulisan dan melafalkannya dengan jelas saat usianya belum menginjak 2 tahun. Saat berumur 4 tahun Sam bahkan telah mampu menyelesaikan masalah pada soal Kalkulus. Ia sangat suka menonton siaran luar negeri dan setelah itu ia akan mulai berbicara dengan fasih bahasa itu—mempelajarinya dari apa saja, terkadang ia mengajari dirinya sendiri, seperti yang dilakukan oleh Sidis. Ah ya, Sam sudah bisa membaca dan menguasai huruf Jepang, Korea, Jerman, Inggris ketika berumur 3 tahun.”

“Kau,, Sam benarkah melakukan itu?” Tanya Aline ragu.

“Menyadari keajaiban pada Sam. Ayah dan Ibuku berusaha untuk melindunginya. Segala upaya mereka lakukan agar tidak tercium oleh media massa dan usaha mereka sangat berhasil—meskipun karena itu, Sam sangat tersiksa” ujar Hyukjae lirih “Masa kanak-kanak Sam direbut dengan paksa, tak ada tawa riangnya, ia tak diijinkan bergaul, Ibuku bahkan mempekerjakan 3 orang pengawal pribadi yang khusus menjaga Sam. Ia hanya bisa memandangi anak-anak yang berkejaran liar di luar rumah—memandang sedih dari balik jendela. Sam tak memiliki teman, itulah mengapa ia tak begitu paham cara untuk berinteraksi. Ia tumbuh menjadi seseorang yang bengal, keras kepala— seorang gadis yang suka memberontak, seperti Sam yang kalian kenal. Aku masih ingat seperti apa penderitaan Sam kecil, aku merasa takut lalu perlahan mulai melupakan semua itu”

Hyukjae mengenang dengan lirih masa-masa kecilnya bersama Sam yang diwarnai dengan berbagai hal yang belum sepantasnya dirasakan oleh anak-anak seusia mereka.

“Akhir aku mengerti mengapa kau selalu bersikap acuh dengan nilai-nilaimu” Donghae menatap Hyukjae “Karena kau melihat Sam, kau terluka karenanya..”

“Hari itu, saat Sam berbicara tentang James Sidis, sinar matanya sangat aneh. Ia bercerita dengan sungguh-sungguh sehingga kami bisa merasakan penderitaan Sidis. Aku tak tahu jika itu bukan hanya sebuah cerita bagi Sam, melainkan sesuatu yang dialaminya sendiri” Aline menarik nafas panjang. “Apa yang akan kau lakukan?” Aline menatap Siwon.

“???”

“Apa kau akan membiarkannya? Aku yakin dia sudah sangat menderita, apa kau tak merasakan apapun?” Tanya Aline bertubi-tubi. Siwon tertegun.

“Seperti ini sudah baik, ini jalan yang kami pilih. Tak ada yang perlu kucemaskan, dia terlihat sangat baik” jawab singkat Siwon membuat mata ketiga orang itu tertuju padanya “Meskipun berusaha, aku tak yakin kami akan kembali seperti dulu. Biarkan dia dengan segala keinginannya, akupun akan terus berjalan di jalanku, karena kami—kami tak ingin saling melukai lagi..” sorot mata Siwon tampak begitu sedih. Ia lalu beranjak dan pergi meninggalkan Hyukjae, Donghae dan Aline.

~~~~~

Siwon memandangi wajahnya di kaca. Ia sedang berada di toilet siswa. Matanya yang begitu sedih, raut wajah yang begitu terluka. Meskipun bibirnya berkata begitu, tapi hati Siwon masih belum bisa menerima semua itu. Bayang Sam terus berputar-putar di sekitarnya membuat dirinya tak merasakan lagi privasinya. Ia belum bisa menyingkirkan Sam dari otaknya apalagi hatinya. Wajah Siwon menegang, ia bergetar—sorot matanya yang menyala-nyala penuh emosi

PRAANGG!!

Siswa yang berada di toilet tersentak. Mereka memandangi Siwon yang meninju kaca, darah segar tampak mengalir di tangannya, menodai kaca yang telah hancur itu. Nafas pemuda itu memburu. Matanya yang memerah menatap nanar bayang wajahnya yang terbagi-bagi di kaca pecah tersebut.

“Hiduplah dengan baik” bisik Siwon dalam hatinya “Ini terakhir kalinya aku merindukanmu. Setelah ini, aku akan melupakanmu!!” ia kembali berbisik dengan lirih. Setetes air mata mengalir dari mata kanannya membentuk anak sungai di pipi mulus pemuda tersebut.

 

~ to be continue ~

34 Comments (+add yours?)

  1. indra
    Aug 17, 2012 @ 16:20:07

    Thor,,daebak ツ
    Penasaran ma lanjutan’a,,,,bagus n seru,,,(^ム^)
    Fighting Thor,Y(^_^)Y

    Reply

  2. IrmaCLOUDS
    Aug 17, 2012 @ 16:45:58

    What ?? Gilaaaaa..
    Merinding bacanya !!!! Keren abissss..
    Tp…sam bakal balik ke wonppa lagi kan ??? Pliiiis thor 😦 di tunggu part selanjutnya !

    Reply

  3. alwiranindasari
    Aug 17, 2012 @ 18:03:45

    Omooooo part ini daebak thor aduhh berhasil mengacak-ngacak hati *oo lebay hehe
    romantis,sakit,misterius dll woaah bnr bnr deh,
    ditunggu next part thor 😀

    Reply

  4. kyumia evildevil
    Aug 17, 2012 @ 19:12:36

    hiks hiks ,. sam jenius banget jadi iri aku ., lnjut .. 🙂

    Reply

  5. chikz95
    Aug 17, 2012 @ 22:45:03

    Keren keren ceritanya thor…
    Keep writing… 😀
    Ditunggu kelanjutannya..

    Reply

  6. park minri
    Aug 17, 2012 @ 22:53:02

    wow akhirnya terbongkar rahasia sam. uhm, berat pasti dijaga ketat dari kecil. part ini banyak kejutannya. penasaran soal akhir hubungan sam-siwon. semoga happy ending.

    Reply

  7. Park JanSie
    Aug 17, 2012 @ 23:46:52

    kemisteriusan sam akhirnya tebongkar..
    jadi tambah tegang bacanya..
    jadi kaya mana dong hubungan Siwon oppa sama Sam ??
    kasian Wonppa nya,, ;(

    Reply

  8. cho hyunA
    Aug 17, 2012 @ 23:47:36

    Darbak buat ffnya..lanjut lgi ya thor..ampe nangis & Iri SMA kepinteran Sam…sma Kyk aku ya sam nya cuma beda di kepinterannya#geerbgt hahahahaha…cepet di publish lgi ffnya ya thor.keep hwaiting!!!

    Reply

  9. Soccerholic
    Aug 18, 2012 @ 03:49:11

    One word…………Daebak!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    Reply

  10. nisakusmut
    Aug 18, 2012 @ 06:45:43

    gokill abiss…. ternyata Sam se jenius itu…
    what the..
    wah.. wah.. Siwon, yakin mau ngelupain Sam..
    dan selama ini berarti bapaknya Sam tau ya soal semuanya..

    majin keren and gokil aja nih.. ditunggu bext chap nya. ^^

    Reply

  11. Flo
    Aug 18, 2012 @ 07:16:13

    udah baca di wpnya author….
    tp, pgn baca lagi…
    palin suka bagian ini, smua misteri terungkap…
    next, part terakhir, ga sabar deh…

    Reply

  12. gaem
    Aug 18, 2012 @ 09:37:41

    Lanjutn thorrrrrrrrr!!!!!!!
    Secepatnya!!!!!!!
    Wkwkwkwkwkwk 😀

    Reply

  13. indaheun
    Aug 18, 2012 @ 09:44:59

    Gilaaaaaaaa!!!!!! Jenius banget thooorrrrr!!! Keren banget njirrrr!! Ahhhh makin diungkap deh nih misteri nyaa,, next part nya jangan lama lama thorr!!!! Keep writing thor! Fighting!

    Reply

  14. leni
    Aug 18, 2012 @ 10:40:29

    diluar dugaan ternyata sam seorang profesor,,, bagus banget critanya,,,,,, d tunggu next partna,,,,,

    Reply

  15. sheila
    Aug 18, 2012 @ 11:39:08

    y, ampun ! ga nyangka sam sejenius itu. Keren bgt !
    next part-ny jgn lma2, y.

    Reply

  16. marchiafanfiction
    Aug 18, 2012 @ 12:23:01

    terima kasih untuk semuanya :),, maaf gak bisa balas satu per satu hehehe

    Reply

  17. kimsunra
    Aug 18, 2012 @ 12:36:56

    wah seru…..
    akhrny misteri Sam terpechkan jg….
    sdh nch knapa Sam hrus pisah ma Siwon????
    next part dtnggu…..

    Reply

  18. Lee RiHan
    Aug 18, 2012 @ 13:53:01

    ga rela banget siwon n sam pisah 😦
    ga nyangka juga kalo sam segenius ituw…..
    ga sabar nunggu next part 🙂
    mudah2an happy ending dech*****

    Reply

  19. nita
    Aug 18, 2012 @ 17:30:03

    daebak 🙂
    semoga happy ending ya \(^^)/

    Reply

  20. maya_chun
    Aug 18, 2012 @ 19:59:41

    sumprengg, keren bget thorrr… cepetan lanjut thorrr.. cepattttt *maksa

    Reply

  21. anis_ekaa
    Aug 18, 2012 @ 20:40:10

    Thor, segera dilanjutin ceritanyaaaaaaaaaaa… Ini benerbener seru banget
    Ga pernah aku baca cerita kayak gini, Omonaaa, keren banget
    Segera di post lanjutannyaa ^^
    Happy ending, siwon sama sam pacaran lagi…..semoga.. 🙂

    Reply

  22. choahna
    Aug 18, 2012 @ 20:41:44

    hufh, untung aku bukan orang jenius. Aiiish…author sukses bikin orang penasaran X_X

    Reply

  23. Arca novi
    Aug 18, 2012 @ 21:25:46

    Keren ceritanya akhirnya terungkap semua misteri tentang sam jd kasian siwon di tinggalkan dgn sam

    Reply

  24. ocha
    Aug 18, 2012 @ 23:34:23

    Gilaaaa
    Sam keren banget
    Ditunggu part selanjutnya thor, penasaran nasib Sam sama Siwon berikutnya

    Reply

  25. nisa
    Aug 19, 2012 @ 09:58:07

    Ya ampun thor ini ff daebak sangat !! 🙂
    ditunggu part selanjutnya 😉

    Reply

  26. devina1004
    Aug 20, 2012 @ 00:27:19

    Kereeeen penasaran sm lanjutannyaaa tapi di protect 😦 #kecewaberat

    Reply

  27. alicyacho
    Nov 05, 2012 @ 21:13:45

    WOW..
    kereen thor…

    FF yang paling hebat yg pernah di baca,,

    jlan crta gag ketebak,,,
    bner2 kereen

    Reply

  28. Angel
    Nov 05, 2012 @ 21:39:41

    Gg bisa ngebayangin kejeniusan’a sam

    Reply

  29. Kanrinrin
    Mar 27, 2014 @ 06:38:18

    Ya Allah tebakanku benar, Sam itu kalau gak profesor ya Astronot, Aduh itu anak emang langkah, FF-mu keren banget thor, Aku gak nyangka akan semenarik ini…

    Reply

  30. Trackback: REKOMENDASI KYUHYUN’S FANFICTION | evilkyu0203
  31. Nisasahwa
    Sep 16, 2016 @ 10:05:03

    akhirnya identitas terungkap…
    dan satu kata ” gilaaaaaaaaaaaa”
    apakah mrka bnr2 pisah?

    Reply

  32. Fhypi
    Jun 04, 2017 @ 14:01:50

    Wow…. Profesor di hadward, 17 tahun jadi peneliti di NASA, huaaaaaaaa daebak, nggak nyangka misteri tentang sam itu kayak gitu, malah ku kira sam bekerja sama dengan mafia, oh ternyata….. Kejutqn besar 😱😱😱

    Reply

Comment's Box