A Wedding Ring [6/9]

A Wedding Ring copy

 

 

Author : izzevil

Title : A Wedding Ring (6 Of 9)

Cast : Cho Kyuhyun, Song Hyerin (OC), Kim Heechul.

Genre : Angst, Romance.

Rating : 16

Length : 3644 words, chaptered.

***

Visit my personal blog: gameizzeyong.wordpress.com

Or for english version of this FF:

http://www.asianfanfics.com/story/view/339290/a-wedding-ring-angst-kyuhyun-romance-superjunior-you

Part sebelumnya:

Part 1 : https://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/05/03/a-wedding-ring-1/

Part 2 : https://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/05/05/a-wedding-ring-2/

Part 3 : https://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/06/16/a-wedding-ring-39/

Part 4 : https://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/06/19/a-wedding-ring-4/

Part 5 : https://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/09/02/a-wedding-ring-59/

***

Kyuhyun dan Hyerin pulang ketika matahari mulai tenggelam, namun kali ini ketiga pembawa pria masalah itu tidak ikut dengan mereka. Merupakan sesuatu yang gila jika mereka tetap memaksa untuk terus bersama Hyerin, meskipun kenyataannya mereka tahu wanita itu bukanlah Han Baram yang asli. Namun dengan berbagai cara ternyata mereka cukup mampu membawa suasana menjadi hidup, mereka juga tidak mempermasalahkan maksud dan tujuan dari rencana wanita itu karena mereka memiliki tujuan yang sama. Semua orang termasuk sahabat dekat Kyuhyun, yakni Eunhyuk, Donghae, dan Ryeowook sangat mendambakan pria itu bisa tersenyum lagi. Untuk bahagia menjalani kehidupannya karena dia pantas mendapatkan semua hal tersebut dan tidak terus menerus menyiksa dirinya sendiri dengan cara yang salah.

Kyuhyun, tanpa peduli dengan sekitarnya, dengan santai menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa di ruang tengah. Sambil mendesah dalam-dalam, dia menggerutu betapa kesalnya dia hari ini karena kedatangan para pengganggu. Sementara Hyerin hanya tersenyum mendengar dumelan Kyuhyun yang tidak karuan. Wanita itu sambil meletakkan plastik-plastik belanjaannya, dia segera merapihkan ruangan agar lebih nyaman untuk digunakan. Kyuhyun sadar betul bahwa sudah menjadi kebiasaan istrinya jika wanita itu selalu melakukan semua pekerjaan sekaligus dan tidak suka menunda-nunda, maka dia membiarkannya melakukan apa yang dia suka.

“Kau lelah?” Hyerin bertanya seraya menghampiri suaminya untuk duduk di sebelah pria itu.

Kyuhyun mengangguk lemah, “Aku hanya tidak suka melihat para hyungku menganggu liburanku bersamamu.” Tuturnya. “Tapi kelihatannya kau sangat menikmati berada di sekitar mereka, iya kan?”

Hyerin terkikik pelan, “Jadi, kau tidak berencana untuk membawaku keluar?” Sebelum sang suami menjawab, dia berkata lagi. “Aku tidak tahu, tapi bersama mereka terasa begitu menyenangkan.”

“Aku berencana membuatmu kelelahan di rumah.” Dia merubah posisi tidurnya menjadi duduk, kemudian dengan segaja pria itu menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan sang istri. “Kau selalu tertawa setiap kali kau bertemu mereka. Kalau begitu, nikahi saja mereka.”

Jelas sekali nada cemburu dari perkataan yang barusan Kyuhyun lontarkan, dia memang sedang bercanda tapi kentara sekali bahwa dia memiliki rasa iri terhadap para kakak lelakinya.

Namun Hyerin tidak mengatakan kalimat itu dengan sengaja, mereka keluar begitu saja tanpa pernah dia rencanakan. Dia bahkan tidak tahu seberapa dekat hubungan Baram dengan kakak-kakak lelaki Kyuhyun ini. Semua catatan penting yang Heechul berikan untuknya bahkan tidak mencakup sampai ke hal yang paling detail.

“Kau cemburu.” Hyerin mengatakannya dengan sangat pelan.

Walaupun begitu, Kyuhyun tetap saja bisa mendengarnya dengan cukup jelas. Pria itu lantas memelotot tajam ke arah istrinya, dia sedang bermain-main dengan pemberian Tuhan yaitu mata tajamnya untuk berpura-pura mengintimidasi sang istri.

“Bukankah hal tersebut wajar?” Kyuhyun bertanya dengan wajah sok polos. “Hmm?”

“Tentu saja, tapi pengecualian untukmu.”

Mendengar itu, Kyuhyun langsung melancarkan serangan bertubi berupa kelitikan tangannya tepat ke perut sang istri. Dengan cekatan, dia tidak henti-hentinya membuat istrinya tertawa karena geli. Hyerin tidak dapat berbuat apapun selain pasrah, meskipun dia mencoba meronta dari jari-jemari sang suami tapi tetap Kyuhyun adalah pria. Dia jauh lebih kuat dari Hyerin.

“H… hentikan, Kyu!” Hyerin berteriak sambil berusaha melepaskan diri dan tertawa keras. “Haha, Kyu!!!!!”

Tidak tega melihat istrinya seperti dalam penderitaan, Kyuhyun akhirnya menghentikan aksinya. Dia lalu memeluk Hyerin dengan sangat erat sambil ikut tertawa di sela-sela rambut panjang wanita itu, menghirup aroma khas sang istri.

“Hey,” Kyuhyun mencoba mengatur kembali nafasnya dan berkata dengan nada lembutnya. “besok aku akan sibuk sekali.” Lanjutnya.

“Aku akan menunggu di rumah dan menjadi istri yang baik.” Hyerin menimpali.

“Tidak, jangan menunggu. Aku lembur.”

“Kenapa?”

Kyuhyun sempat menghela nafasnya sebelum berkata, “Ada banyak yang harus aku selesaikan di kantor. Kau…” Dia sempat ragu. “kau akan baik-baik saja kan selagi aku bekerja?”

“Hmm.” Hyerin menjawabnya singkat, dia kemudian mencoba untuk melepaskan pelukan Kyuhyun tapi pria itu menariknya kembali. Dia malah mengeratkan pelukannya.

“Kau harus berjanji padaku.”

“Aku berjanji, Cho Kyuhyun.”

Baru setelah janji yang wanita itu lontarkan, Kyuhyun mau melepas pelukannya. Dia memandang wajah sang istri lekat-lekat, kemudian pandangannya beralih ke bibir wanita itu. Pria itu mendekatkan wajahnya kemudian melayangkan ciuman tepat di bibir sang istri.

Baram tidak tahu maksud pria ini. Apa yang sebenarnya membuat pria itu cemas, dia tidak mengerti. Dia hanya tahu bahwa dia akan seharian berada di dalam rumah keesokan harinya sampai Kyuhyun pulang dari kantor, dan menurutnya hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.

“Aku mencintaimu, Han Baram.”

***

“Kyu…”

Seorang wanita yang berbaring tak berdaya terus menerus membisikkan nama tersebut dengan segenap sisa tenaga yang ada, bibirnya bergetar hebat setiap kali dia mencoba memanggil pria itu. Air mata tidak berhenti menetes dari kedua matanya, namun Kyuhyun belum juga datang.

Seorang dokter beserta para susternya mengelilingi tubuh tidak berdaya itu, mereka siap menyelamatkannya meskipun dengan kesempatan 15%. Wanita itu telah kehilangan banyak darah sehingga membuatnya diprediksi tidak akan selamat.

“Dimana suaminya?” Tanya sang dokter.

“Mengurus data pasien.” Jawab si suster.

“Aku membutuhkan izinnya untuk melakukan operasi, segera cari dia, suster.”

“Baik, Pak.”

Beberapa menit kemudian Kyuhyun masuk ke ruang gawat darurat dengan kepanikan yang menyelimuti wajahnya, dia menghampiri sang dokter sambil terengah-engah.

“Lakukan apa saja agar istriku selamat, Dokter.”

Mendengar itu, sang dokter tidak membuang-buang waktu lagi dan segera melaksanakan operasi. Sementara pemilik tubuh yang tidak berdaya itu sudah tidak sadarkan diri, jiwanya sedang berkelana keluar dari tubuhnya untuk beberapa saat.

Operasi sedang dilakukan, Kyuhyun menunggu di luar ruangan dengan cemas. Dia tidak sadar bahwa dirinya sejak tadi hanya bolak-balik di tempat yang sama sambil memangku dagunya menggunakan tangannya, tidak dapat berpikir dengan jernih. Ketakutan menghantuinya, memojokkan ke sudut yang paling gelap. Dia tidak ingin kehilangan pasangan jiwanya, sama sekali tidak ingin.

“Han Baram, kau adalah wanita yang kuat. Kau bisa melewati semua ini, kau akan bertahan.” Kyuhyun berbisik pada dirinya sendiri, air mata mulai menetes perlahan-lahan.

Dia tidak pernah berada dalam keadaan se-emotional ini. Tidak pernah sekalipun.

“Bagaimana, Dok?” Bibir Kyuhyun bergetar saat menanyakan pertanyaan itu.

Dokter tersenyum kepadanya, senyum yang tentu saja membuat Kyuhyun merasa kalau dia mendapatkan kabar yang baik tentang ini. Kemudian sang dokter mengangguk, sementara Kyuhyun langsung mendesah lega sambil bersyukur kepada Tuhan. Istrinya selamat.

Rasa penasaran memenuhi pikiran Hyerin, dia tidak mengerti dengan perkataan Baram untuk menjadi dirinya. Maka setelah mengumpulkan seluruh keberaniannya, dia mencoba untuk memasuki ruangan di mana Baram di rawat.

Kamar 177.

Wanita itu perlahan membuka pintu dan masuk dengan hati-hati. Matanya langsung menangkap sesosok wanita dengan segala peralatan rumah sakit menempel pada tubuhnya, selang oksigen dan yang lainnya. Dia mendekat ke arah Baram sama pelannya saat dia memasuki kamar tersebut.

“Eonni…” Dia berbisik di telinga Baram.

Meskipun masih dalam keadaan lemah, namun Baram sekuat tenaga berusaha membuka matanya. Dia bersusah payah mengenali siapa yang telah memanggil namanya.

“Eonni, ini aku, Hyerin.” Kata Hyerin sekali lagi. “Kau baik-baik saja?”

Wanita itu tidak bisa menjawab melainkan hanya menggerakkan kepalanya agar terlihat seperti sedang mengangguk. Semua peralatan itu membuatnya kesulitan, begitu juga dengan kondisinya yang dokter nyatakan masih sangat rawan. Wanita itu belum bisa sepenuhnya sembuh.

“Eonni…”

Hyerin menangis saat itu juga melihat kondisi wanita itu, dia tidak tahu kenapa tapi dorongan untuk mengeluarkan air mata begitu kuat dalam dirinya. Dia tidak bisa merasakan kesakitan yang wanita di hadapannya rasakan, namun dia melihat betapa menderitanya Han Baram.

“Kau akan baik-baik saja, Eonni.”

Meskipun Baram berhasil melewati kematian dan melaksanakan operasi, namun kemungkinannya untuk selamat hanya 35%. Hal itu juga hanya dapat dibantu oleh peralatan rumah sakit, wanita itu belum bisa melakukan apapun dengan bebas dan hanya bisa berbaring di ranjangnya. Berusaha membuka mulutnya saja sudah merupakan hal tersulit untuk dilakukan.

Kyuhyun, sang suami, sudah amat bersyukur ketika dokter memberitahunya bahwa sang istri selamat. Namun dia harus menghadapi beberapa cobaan di depannya yaitu membiarkan Baram hidup dalam kesengsaraan.

Tangan Hyerin bergerak untuk mengusap telapak tangan wanita di hadapannya, dia ingin membuat wanita itu nyaman bagaimanapun caranya. Namun, Baram bukannya menerima perlakuan itu, dia malah melepas genggaman tangan Hyerin dan membuat wanita itu menaikkan alisnya.

“Eonni?”

Hyerin mengernyit saat jari-jari milik Baram menuntun tangannnya untuk menyentuh cincin yang ada di jari manisnya, Hyerin kemudian menatap matanya dengan heran. Bibir Baram bergerak seolah ingin mengatakan sesuatu kepada Hyerin, dia berucap dengan segenap kekuatannya agar Hyerin mengerti.

“Kau ingin aku melakukan apa, Eonni?” Tanya Hyerin. “Cin… cin. Cincin?” Dia menyuarakan apa maksud dari gerakan bibir Baram.

Baram berusaha menggerakkan tangannya dan melepaskan cincin dari jarinya, Hyerin yang tidak mengerti hanya bisa membantu wanita itu melepaskan cincinnya.

“Kau ingin aku memakainya?” Hyerin bertanya dan dia mendapatkan sebuah anggukan dari Baram.

“Lalu apa yang terjadi setelah itu?” Heechul menyilangkan kedua tangannya seraya membetulkan posisi duduknya, matanya tidak bergerak dari wajah Hyerin yang duduk di hadapannya.

Hyerin tidak segera menjawab, dia butuh untuk menguatkan hatinya sendiri ketika dia dipaksa untuk membongkar apa yang terjadi antara dirinya dan Baram sehingga dia bisa mendapatkan cincin wanita tersebut. Heechul sepertinya suka sekali mengorek-ngorek tentang wanita yang memiliki wajah yang sama dengan orang yang sudah dia anggap sebagai adiknya perempuannya sendiri.

Ekspresi wanita itu berubah menjadi pahit, “Dia menutup matanya.” Dia memulai dengan suara bergetar. “Aku panik saat itu, dan aku juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Jadi, aku memanggil dokter, setelah itu aku kembali ke kamarku untuk dioperasi. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelahnya. Aku…”

“Hyerin,” Pria itu menyelanya, dia kemudian bangkit dari tempat duduknya untuk duduk di samping Hyerin dan menenangkan gadis itu. “kau tahu, itu bukan salahmu. Semua sudah di atur oleh Tuhan.” Dia merangkul tubuh Hyerin sambil menepuk-nepuk pundaknya pelan.

“Oppa…” Semua yang bisa Hyerin lakukan hanya menangis tersedu di dalam pelukan Heechul.

Untuk semua kejadian itulah dia berkorban saat ini. Namun sebesar apapun pengorbanannya, Hyerin selalu merasa bahwa itu semua tidak cukup. Wanita itu malah merasa telah merebut suami orang lain dengan melakukan hal ini, tapi di sisi lain dia merasa bahwa hanya hal inilah yang bisa dia lakukan untuk memulihkan kesehatan Kyuhyun. Heechul selalu menguatkan Hyerin bahwa semua yang dia lakukan adalah benar. Bahkan untuk ukuran wanita seperti Hyerin, dia merupakan wanita yang berani merelakan segalanya untuk mengembalikan kesehatan suami orang lain.

“Aku pulang.”

Kyuhyun baru saja pulang dari kantor saat dia melihat istrinya dan Heechul di ruang tengah, keningnya terangkat heran. Heechul segera melepas pelukannya dan berjalan ke arah Kyuhyun.

“Kau sudah datang?” Heechul tersenyum padanya, berusaha mengalihkan pria di depannya dari Hyerin yang masih terisak. “Apa yang kau bawa?” Dia melirik plastik-plastik besar di kedua tangan Kyuhyun.

“Aku… membawa beberapa titipan hadiah dari karyawan untuk Baram.” Kyuhyun berkata, matanya menilik ke arah Hyerin dari balik tubuh Heechul. “Apa yang terjadi?”

Kepanikan menyelimuti Kyuhyun, dia meletakkan bawaannya sembarangan di lantai dan segera melangkah mendekati Hyerin.

“Kyu, dia…” Heechul mencoba menjelaskan apa yang terjadi, berbohong tentunya, tapi dia tidak sempat melanjutkan kata-katanya saat Kyuhyun menyela.

“Hyung, aku bertanya pada istriku.” Kyuhyun menegaskan. “Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau menangis?”

“Aku baik-baik saja.”

“Tidak, Baram. Jangan menyembunyikan apapun lagi dariku.”

“Aku…”

“Dia merindukan orang tuanya.” Heechul yang menyelesaikan kalimat wanita itu, “Dia baru saja memberitahuku bahwa dia merindukan mereka.”

“Ya Tuhan.” Kyuhyun mendesah antara lega dan ikut terbawa sedih melihat istrinya merindukan orang tuanya. “Mereka baik-baik saja di surga sana, kau tidak perlu cemas.” Dia membelai rambut istrinya dengan penuh kasih sayang.

Hyerun meraih tangan pria itu dari pipinya dan memegangnya erat sambil tersenyum. “Aku tahu, aku… hanya rindu mereka.”

Kyuhyun menatap wanita itu lekat-lekat kemudian mencium pipinya, “Kalau begitu kita akan pergi berkunjung ke Nowon jika kau mau, bagaimana?”

Wanita itu tidak dapat memikirkan hal lain selain menurutinya, dia yang telah memulai kebohongan ini maka dia juga yang harus mengikuti alurnya. Dia mengangguk pelan.

“Hey, jangan acuhkan aku.”

Keduanya menoleh ke arah Heechul yang berdiri cukup jauh dari mereka, tidak menyadari untuk beberapa saat dengan keberadaan pria itu di sekitar mereka. Dan mereka berdua hanya tersenyum menatap Heechul.

“Maaf, Hyung.” Kyuhyun terkekeh. “Jadi, untuk apa kau berkunjung hari ini?”

Heechul melangkah mendekati mereka, tangannya tidak lepas dari saku celananya. Benar-benar gaya dari seorang Kim Heechul.

“Aku berniat melakukan penelitian.” Kata pria itu tiba-tiba, membuat Kyuhyun mengangkat alisnnya.

“Kupikir pekerjaanmu bukanlah seorang peneliti, Hyung.”

“Ya, aku tahu. Itu hanya sebuah kata kiasan.” Heechul tertawa. “Aku memiliki pasien yang tinggal di luar negeri, jadi aku harus ke sana untuk membantunya kembali sembuh.”

“Berapa lama?”

“Entahlah, mungkin beberapa bulan.”

Kyuhyun tertawa tapi Heechul dapat mendengar nada mencibir dari pria itu, “Hyung, kalau ini soal wanita, kau sedang melakukan hal yang benar.” Dia berkata.

Heechul tersenyum, dia tidak pernah mencari pasangan lagi setelah dia dicampakkan oleh wanita yang begitu ia cintai. Kurang lebih sejak dia lulus kuliah, dia tidak mau lagi berhubungan dengan wanita manapun untuk hubungan yang lebih serius. Jika bisa dibilang trauma, mungkin hal itu ada benarnya.

“Aku tidak suka wanita luar negeri.” Heechul berkata, senyumnya belum hilang dari bibirnya.

“Kalau begitu kau harus mencari wanita Korea secepat mungkin.” Kyuhyun melangkah mendekati hyungnya, dia menepuk pelan pundak pria itu seraya tersenyum. “Sebelum kau karatan.” Tambahnya usil.

“Sialan kau, Kyuhyun.”

***

Hyerin merasakan ada sesuatu yang bergerak di bibirnya, kemudian di balik pakaiannya, dia menggeliat tidak tentu arah namun matanya masih terpejam. Dia mencoba untuk membuka kelopak matanya meskipun cukup sulit, dan betapa kagetnya wanita itu ketika mendapati wajah Kyuhyun berada sangat dekat dengan wajahnya. Dia merasakan beban yang berat yang menghimpit tubuhnya, wanita itu baru sadar bahwa ternyata tubuh Kyuhyun yang menghimpit tubuhnya.

“Mmm…” Hyerin mencoba mengeluarkan suaranya di tengah lihainya bibir Kyuhyun yang menguasai bibirnya.

“Hmm?”

“Kyu… aku… tidak bisa… bernapas.”

Kyuhyun memisahkan bibirnya dari sang istri, “Maaf.” Katanya. Namun, dia tidak segera bangkit, dia malah menatap istrinya lekat-lekat. “Aku tidak bisa menahannya.”

“Huh?” Hyerin menaikkan sebelah alis matanya, dia memasang wajah polos serta bingung.

“Kau selalu terlihat begitu manis setiap kau tidur.” Kyuhyun berbisik, dia kesulitan mengatakannya dengan jelas karena menahan keinginannya untuk mencium wanita itu saat itu juga. “Lagipula, ini sudah pagi. Itu cara terampuh untuk membangunkanmu.” Dia mengeles.

“Aku…” dan Hyerin sendiri kesulitan untuk menemukan kata yang tepat dalam menolak keinginan Kyuhyun. “Aku hanya belum siap untuk memiliki anak lagi.” Wanita itu memalingkan wajahnya saat mengatakan hal tersebut, kentara sekali bahwa dia mengeluarkan seluruh usahanya untuk dapat mengutarakan itu.

“Baram-ya, aku tidak sedang memaksamu untuk memberikan aku seorang anak lagi, apalagi setelah kecelakaan itu. Kau tahu, jika kau mengalami trauma, aku tidak akan memaksamu.” Kyuhyun berkata, tangannya meraih wajah waita itu dan mengelusnya pelan.

Ada dorongan luar biasa dari dalam diri Hyerin yang membuatnya ingin mengeluarkan air mata, dia sangat ingin menangis meskipun dia tidak tahu kenapa. Seharusnya, Han Baram yang akan menangis jika dia mendengar penuturan Kyuhyun, tetapi yang berada di hadapan Kyuhyun sekarang adalah dirinya. Wanita itu tidak mengerti kenapa dia merasakan kesakitan yang sama seperti yang mungkin dirasakan Han Baram jika dia masih hidup saat ini.

Hal sebenarnya yang Hyerin rasakan mungkin saja adalah kenyataan bahwa dia tidak dapat mewujudkan apa yang didambakan Kyuhyun, sepanjang dia menjadi istri pura-puranya. Dia mungkin saja memberikan segalanya yang Kyuhyun butuhkan, tapi dia juga harus berpikir lebih jernih lagi. Mereka bukanlah sepasang suami-istri yang sebagaimana disyahkan, bukan pasangan yang sesungguhnya. Wanita itu baru merasa bersalah telah membohongi pria ini, sekalipun untuk kebaikannya. Dia bahkan sudah bertindak jauh, dia seharusnya menerima segala konsekuensinya. Termasuk hal yang sedang terjadi saat ini.

Dan pria itu menyadari mata Hyerin yang berkaca-kaca, dia mengernyit heran. “Kenapa? Apa aku membuatmu sedih? Maafkan aku jika aku banyak membuatmu kesulitan di dalam hidupmu, Han Baram.”

“Tidak, Kyu.” Hyerin terisak. “Aku yang mungkin akan banyak mengecewakanmu di masa depan. Maafkan aku.”

“Tidak, tidak. Jangan berkata seperti itu. Asalkan kau ada di sisiku, aku akan bahagia sepanjang hidupku.” Kyuhyun meletakkan jari telunjuknya di permukaan bibir istrinya, dia mencium kening wanita itu kemudian menatapnya sekali lagi. “Aku akan mencoba untuk mengerti dan menunggu sampai kau siap.” Dia tersenyum, kemudian bangkit dari tempat tidur.

“Kyu.”

“Hmm?” Kyuhyun berbalik sebelum dia sempat benar-benar keluar dari kamar.

“Ponselmu berbunyi.” Hyerin menunjuk ponsel milik Kyuhyun yang tergeletak di nakas samping tempat tidur.

Kyuhyun berjalan ke sana untuk meraih ponselnya, dia sempat mengerling sang istri sebelum akhirnya menjawab panggilan masuk di ponselnya.

“Ya?” Kyuhyun menjawab. “Apa yang membuat hal tersebut begitu penting dari liburanku? Sial, apa maksudmu? Oke, baiklah. Iya, aku akan segera ke sana.”

Hyerin mengangkat alisnya seraya memasang wajah penuh rasa ingin tahu. “Urusan mendadak di kantor?” Tanyanya.

Kyuhyun mengangguk, wajahnya penuh rasa kesal dan sesal. Dia tidak bisa membuat harinya lebih baik dari kemarin ataupun tadi pagi, dia hanya membuat Hyerin kesulitan dengan kesibukannya.

“Baram-ya, aku…” Kyuhyun tidak tahu harus berkata apa. “aku tidak akan pergi.” Dia mendadak berkata.

“Hey, apa maksudmu? Mereka sedang sangat membutuhkanmu di sana. Kau tahu, meninggalkanku di sini sebentar tidak akan membuatku tersiksa.”

“Tapi…”

Hyerin bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah Kyuhyun. “Kyuhyun, kau tidak perlu seperti ini. Perusahaan adalah tanggung jawabmu kepada ayahmu, dan kau bisa bersamaku setelah urusanmu selesai.” Dia mengelus lengan suaminya seraya menenangkannya.

“Aku akan mengantarmu ke pemakaman ibu dan ayah mertua terlebih dahulu, kemudian aku baru pergi ke sana.” Kyuhyun mencium kening istrinya sekali lagi. “Kakek Hong akan menjemputmu pukul 2 sore, dan kau harus berjanji untuk baik-baik saja.”

Kemudian Kyuhyun benar mengantarkan Hyerin ke pemakaman alhamarhun orang tau dari Han Baram, setelah itu dia pergi ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Mungkin hal seperti ini yang membuat Baram merasa bosan dan lelah, ketika mereka baru saja akan meluangkan waktu bersama, ada saja halangannya. Seperti halnya masalah kantor yang satu ini. Hyerin bisa mengerti karena tentu saja dia bukan istri dari Kyuhyun, tapi bagaimana dengan Baram? Wanita itu tidak memiliki siapapun selain suaminya, sementara kedua orang tuanya telah tiada. Jadi, dia hanya memiliki sang suami untuk mendampingi dirinya di saat dia kesepian.

“Ayah dan Ibu dari kak Baram,” Hyerin menundukkan kepala seraya berdoa di hadapan makam mendiang orang tua dari Baram. “aku hanya berharap, aku tidak salah dalam mengambil jalan ini. Aku hanya ingin suami dari kak Baram dapat pulih seperti sedia kala, dan aku tidak tahu apa yang mendorongku untuk melakukan semua ini. Semakin dalam aku masuk ke kehidupannya, semakin aku merasakan pahitnya kehidupan yang kak Baram alami. Juga, betapa mirisnya kehidupan yang suaminya jalani. Bagaimana jika aku tidak bisa keluar dari kepura-puraan ini? Aku hanya takut tidak bisa membuatnya kembali sembuh dan malah semakin memperburuk keadaan. Maafkan aku karena telah lancang bertindak sejauh ini. Ayah, Ibu, maafkan aku.”

***

Suara langkah sepatu membuat Hyerin terbangun dari tidurnya, dia segera keluar dari kamar dan mendapati Kyuhyun sudah tergeletak di atas sofa dalam keadaan yang menggenaskan. Bukan berarti suaminya itu habis berkelahi atau semacamnya, dia hanya nampak seperti itu. Matanya terpejam, dia hanya kelelahan setelah mengurus beberapa perkerjaan di kantor.

“Kau pulang?” Hyerin menyambut kepulangan suaminya. Wanita itu melepaskan satu-persatu sepatu dan kaos kaki yang Kyuhyun kenakan, kemudian meletakkannya di rak sepatu. Dia kembali beberapa detik menit kemudian. “Kelihatannya kau sangat kelelahan.”

“Tidak hanya kelihatannya, tapi aku memang benar-benar kelelahan.”

“Kau ingin aku memijitmu?”

“Itu akan sangat menyenangkan.”

“Baiklah.” Hyerin memindahkan kaki pria itu lalu memangkunya di atas pahanya agar dia bisa memijit kaki pria itu sambil duduk di sana. “Bagaimana pekerjaanmu?”

“Membosankan. Aku hanya ingin segera pulang dan melihatmu.” Kyuhyun menjawab dnegan nada kekanakan.

“Benarkah? Kau ingin melihatku tapi sejak tadi kau terus memejamkan matamu.” Hyerin cemberut, sementara tangannya mulai bergerak perlahan di kaki Kyuhyun.

“Tapi setidaknya aku bisa merasakan tanganmu di kakiku.”

“Kau bodoh.”

“Terima kasih.”

“Itu bukan pujian, tuan bodoh.”

Kyuhyun tertawa renyah, matanya masih terpejam dan hal tersebut membuat Hyerin bagaimanapun menjadi kesal.

“Kau sudah bertemu orang tuamu?” Tanya Kyuhyun, mencoba mengalihkan permbicaraan.

“Sudah.” Hyerin mengambil nafas. “Itu melegakan.”

“Tentu saja. Rindumu sudah tersalurkan.”

Hyerin memandangi wajah Kyuhyun dengan seksama, pria itu tidak sadar bahwa seorang wanita sedang memerhatikan nya. Kalau saja wanita itu benar-benar merupakan istrinya, itu wajar. Namun, wanita ini, dari tatapannya, dia tampak mengeluarkan ekspresi lain ketika menatap Kyuhyun. Sayangnya, pria itu tidak mengetahui hal tersebut.

“Badanmu sepertinya hangat.” Hyerin berkata mendadak. “Apakah kau terkena demam, Kyu?” Tanyanya disertai nada cemas.

Kyuhyun dengan sederhana mengangkat bahunya, “Entahlah, aku hanya sedikit pusing. Tapi kurasa badanku tidak hangat.”

“Kyu, sepertinya kau sakit.” Hyerin segera memegang kening pria itu, seraya mengecek suhu tubuhnya.

“Hey, aku tidak si-” Tidak sempat menyelesaikan kalimatnya, Kyuhyun terdiam ketika dia merasakan sesuatu yang dingin menempel di dahinya. Itu bukanlah sebuah kompres, tapi daging dengan daging. Dahi Hyerin menempel di dahinya.

“Keningmu juga panas, kau terkena demam.” Wanita itu menarik kesimpulan. Tidak membuang-buang waktu lagi, dia pergi ke dapur untuk mengambil kotak obat kemudian kembali ke ruang tengah beberapa menit setelahnya. Kyuhyun sudah duduk tegap di sana.

Kyuhyun memperhatikan istrinya yang sibuk memilah obat persediaan di dalam kotak yang dia letakkan di meja, dia tidak tahu kebiasaan baru istrinya ketika mengecek suhu tubuh seseorang dengan cara seperti yang tadi dia lakukan. Itu merupakan hal baru baginya, tapi dia segera membuang pikiran itu jauh-jauh. Pria itu tersenyum saat istrinya berbalik menatapnya dengan dua butir pil di tangan kanannya.

“Ini, minumlah.” Hyerin menyerahkan pil tersebut bersamaan dengan segelas air kepada Kyuhyun. “Itu akan meredakan demamnya.”

Dan Kyuhyun meminumnya dalam sekali teguk. “Terima kasih.” Katanya kemudian.

Hyerin tersenyum ikhlas, tanpa sadar tangannya bergerak untuk meraih pipi pria itu kemudian mengelusnya lembut. “Aku tidak ingin melihatmu sakit, sementara kau memiliki setumpuk pekerjaan yang harus diselesaikan.”

“Kau masih memikirkan tentang pekerjaanku, kau bahkan tidak memikirkan dirimu sendiri sama sekali.” Kyuhyun mengelus tangan mungil di pipinya tersebut. “Aku tidak tahu bagaimana harus menjalani hidupku tanpamu.”

“Jangan pernah mengatakan hal-hal seperti itu, Kyu. Kau harus bertahan meskipun aku tidak ada, karena masih ada ibu dan Ahra Eonni. Kau tahu, mereka juga khawatir tentang dirimu.”

“Aku tahu.” Kyuhyun mencium dagunya, hampir di bibirnya. Hyerin tentu saja membulat matanya kaget. “Aku mencintaimu, Cho Baram.” Dia menambahkan.

Canggung, Hyerin tidak bisa mengeluarkan malam hanya suara. Dia diam sambil menundukkan kepalanya, mengerutkan rok pendeknya yang dia kenakan dengan iseng untuk mengalihkan rasa malunya. Pipinya merona, dan Kyuhyun menemukan itu menggemaskan.

“Aku akan mandi dan kemudian pergi ke tempat tidur.” Kyuhyun tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya dan membuat kokoh, berpura-pura untuk meregangkan otot-ototnya. “Kita akan berjalan-jalan besok pagi.”

Meskipun Kyuhyun berusaha menahan keinginannya, tetapi pada akhirnya ia masih gagal dan harus membuat dirinya sibuk untuk mengalihkan pikirannya dari istrinya. Hyerin menyadari hal ini, dia percaya Kyuhyun yang mencoba yang terbaik untuk tidak melihat dia atau bahkan melakukan lebih dari itu.

Selanjutnya dia lakukan adalah tertawa diam-diam melihat tingkah lucunya. “Baiklah.”

 

To Be Continued…

 

 

28 Comments (+add yours?)

  1. Choi Micheel
    Oct 15, 2013 @ 16:35:33

    Akhirnya ff ini muncul lagi! Baca dulu ah!..

    Reply

  2. Monika sbr
    Oct 15, 2013 @ 17:52:53

    Akhirnya muncul juga, next partnya jgn kelamaan lg dong thor….

    Reply

  3. taritory
    Oct 15, 2013 @ 20:08:26

    gmna iaa reaksi kyu klo tw klo itu sbenarnya hyerin bkan baram…
    penasarrannnn bngt ni thorr,,di tunggu lanjutannya iaa…^^

    Reply

  4. trisnasmile
    Oct 15, 2013 @ 20:54:15

    Klo kyu tau itu bukan istrix gimana ya…

    Reply

  5. liya
    Oct 15, 2013 @ 20:57:51

    nggak bisa bayangin gimana kecewanya kyu kalau dia tau hyerin itu bukan baram..
    sumpah makin ngegemesin aja thor ceritanya..

    Reply

  6. yulia
    Oct 15, 2013 @ 22:45:09

    Jadi kasian sama Kyu & Hyerin…
    Mudah2an Author bwt Happi ending yaa…

    Reply

  7. endah1605
    Oct 16, 2013 @ 05:17:37

    Ya ampun ga bisa ngebayangin deh kalo kyu tau kalo dia itu hyerin

    Reply

  8. dyan korlic
    Oct 16, 2013 @ 07:09:25

    lanjutkan ! Lanjutkan ! Lanjutkan .. 😀

    Reply

  9. superjunior
    Oct 16, 2013 @ 08:31:05

    lannjutiinnnnn

    Reply

  10. chochi
    Oct 16, 2013 @ 09:40:05

    jd makin penasaran ame lanjutanya thor… next.nya jgn lama_lama.. ~ *treak bareng choco XD

    Reply

  11. lieyabunda
    Oct 16, 2013 @ 11:07:52

    Sejauh ini hubungan mereka baik2 saja… Tapi kalo kebohongan nya terbongkar,,, gimana yaa!!!
    Lanjut thor

    Reply

  12. Shin Hyun Wa
    Oct 17, 2013 @ 15:03:49

    Saya ♏â☺ komentar apaa ya? Alurnya keren, ceritanya bagus, settingnya juga, cast Ϟўª apalagi.. Jadi bingung maau komentar apaa? Ahh, molla molla molla! ªҜƲ minta author keep writing ajaa Ðèéëћ,, Hehe, ªҜƲ suka ff series ini! 😀

    Reply

  13. Kim HyeRim
    Oct 17, 2013 @ 17:39:44

    Next part author ^-^

    Reply

  14. minkijaeteuk
    Oct 17, 2013 @ 17:53:16

    lucu bagian akhir y kyuhyun coba nahan diri gt mpe senyum2 baca y….
    untung aja heechul punya seribu alasan pas kepergook dlm situasi yg ngak memungkinkan ma kyuhyun n jd ngak kebongkar…
    daebak cerita y…

    Reply

  15. bininya kyuhyun
    Oct 20, 2013 @ 13:03:13

    huaaa kalo kyu tau itu cuma boongan, gmana? TT

    Reply

  16. Trackback: A Wedding Ring [7/9] | Superjunior Fanfiction 2010
  17. Trackback: A Wedding Ring [8/9] | Superjunior Fanfiction 2010
  18. Kimsovy0
    Dec 21, 2013 @ 15:42:35

    Kasihan kyuhyun….
    Gk bisa bayangin lau seandainya dia tau hyerin buka boram…..

    Reply

  19. Trackback: A Wedding Ring [9/9] | Superjunior Fanfiction 2010
  20. Febby song
    Jan 17, 2014 @ 09:34:32

    Hyerin-ah. Kau sudah jatuh cinta pada Kyuhyun eo?
    Semoga kyuhyun nggak marah.

    Reply

  21. shaeunhae
    Jan 25, 2014 @ 21:17:42

    hyerin mulai jatuh cinta sama kyuhyun

    Reply

  22. yaya
    Mar 18, 2015 @ 07:28:40

    Udah semakin jelas nihh, tambah seru pula

    Reply

  23. kyusal23
    Aug 19, 2015 @ 15:41:25

    Aku deg2 kn baca.a 😀

    Reply

  24. uchie vitria
    Aug 24, 2015 @ 08:46:38

    Hyerin apa gk punya perasaan lebih terhadap kyuhyun
    Deg degan jadinya

    Reply

  25. miyamiyo
    Sep 20, 2015 @ 06:54:28

    hyerin udh jatuh cinta sama kyuhyun?? fighting!!

    Reply

  26. Aimee Cho
    Oct 03, 2015 @ 22:02:05

    Kapan ketahuannya..??? Gak sabar mau tau reaksinya kyuhyun…
    Peace…

    Reply

  27. Elva
    Nov 16, 2015 @ 00:40:59

    Haha.. kyuhyun pasti sengsara bgt menahan hasratnya wkwk…

    Reply

  28. sity kyeopta
    Apr 14, 2017 @ 09:40:55

    Bgtulah crita ny knpa hyerin memiliki cincin pernikahan kyu dr sang istri saat di rumah sakit…
    Dan kyu bgtu perhatian skali dgn istri nya smpai mw k kantor aj dy cemas dgn keadaan istri nya.

    Reply

Leave a reply to miyamiyo Cancel reply