Beautiful goodbye

beautiful goodbye

Tittle      : Beautiful goodbye

Author  : wnd

Cast         :

  • Super Junior-M Zhoumi
  • Hua Yishan (OC)

Length  : Vignette

Genre    : Romance, General, Angst

Rating    : PG-15

 

“Mereka bahkan rela keluar demi popularitas, kenapa kau tidak rela keluar demi aku?”

 

– – – – –

 

Zhoumi memencet beberapa tombol angka yang berada di bawah layar intercom, agar pintu apartemen di hadapannya ini bisa terbuka.

Klek

Kuncinya terbuka dan Zhoumi masuk sesudahnya. Ia bisa mendengar suara nyaring yang berasal dari TV menyala yang sedang di tonton.

“Hallo…” sapa Zhoumi dengan senyum lemasnya sambil melepas masker, jaket dan menaruh tas jinjingnya di tempat yang berada di dekat pintu.

“Kau datang? Aku kira kau tidak mampir kesini.” Jawab wanita bersurai panjang yang sekarang sedang berjalan kearah Zhoumi, meninggalkan aktifitasnya yang sedang menonton drama comedy malam hari di TV.

“Aku rindu padamu, Yishan.” Zhoumi langsung memeluk gadis yang berstatus sebagai kekasihnya selama empat tahun itu.

“Kau terlihat lelah sekali, Mi.” Yishan tidak membalas kalimat Zhoumi sebelumnya, toh Zhoumi tahu pasti jawaban Yishan, yang Yishan cemaskan sekarang adalah Zhoumi yang terlihat sangat lelah.

Zhoumi semakin mengeratkan pelukannya.

Yishan membalas pelukan Zhoumi, “Apa kau sudah makan?”

Lelaki yang tingginya menjulang itu melepaskan pelukannya, lalu menjawab pertanyaan kekasihnya itu dengan anggukan dan senyuman hangat yang tetap terlihat lemah.

“Mandilah dulu, akan kusiapkan teh hangat.”

Zhoumi mencium kening Yishan beberapa detik, setelahnya ia baru berjalan memasuki kamar mandi meninggalkan Yishan dengan senyumnya merekah di wajahnya.

“Minumlah.” Yishan menyodorkan teh hangat buatannya pada Zhoumi yang sedang berjalan kearah sofa tempatnya duduk seusai membersihkan diri.

Setelah duduk dan mengambil cangkir putih itu, Zhoumi meminumnya hingga habis.

“Hah… Aku merasa hidup kembali.” Ujar Zhoumi menyenderkan tubuhnya dengan nyaman pada sofa.

Yishan memutar tubuhnya menghadap Zhoumi, lalu mengelus wajah tampan itu, “Kau pucat, Mi. Kau sudah meminum vitaminmu?”

“Belum.” Jawab Zhoumi dengan matanya yang terpejam.

“Aku ambilkan ya? dimana?”

“Tidak perlu, kau disini saja.” Zhoumi langsung merangkul Yishan agar ikut bersandar pada dirinya.

Yishan tersenyum, Zhoumi selalu melakukan gerakan-gerakan tak terduga, “Aku tidak mau kau sakit.”

“Aku hanya kelelahan sedikit, jika begini aku akan cepat pulih.” Balas Zhoumi sedikit menggodanya.

“Dasar.” Gadis bermaga Hua itu langsung menarik kepalanya dari dada Zhoumi, lalu bangkit dari duduknya untuk mencari vitamin yang mungkin terletak di dalam tas yang tadi Zhoumi bawa.

“Minum ini dulu.” Yishan kembali datang dengan gelas berisi air mineral dan beberapa butir vitamin.

Zhoumi memanyunkan bibirnya kearah Yishan karena telah merusak moment mesra mereka. Tapi ia tetap mengambil dan meminum vitamin yang ada di tangan Yishan.

“Kau tidak boleh meremehkan kesehatanmu.”

“Iyaaa,” Jawab Zhoumi panjang, lalu memegang wajah Yishan dan mengecup bibir gadis itu, “terimakasih sudah menghawatirkanku.”

“Ya…” jawab Yishan tersenyum membalas tatapan Zhoumi. Sebenarnya ia ingin mengatakan sesuatu, tapi… apa harus sekarang? Zhoumi sedang dalam kondisi kelelahan seusai konser yang baru selesai beberapa jam lalu. Tidak, tidak seharusnya Yishan menambah beban Zhoumi.

“Apa yang ingin kau katakan, Shan?” tanya Zhoumi melihat Yishan yang sedari tadi terlihat bimbang.

“Hah? Tidak ada.” Elaknya baru tersadar dari lamunan.

“Ada.” Zhoumi menatap dalam-dalam mata Yishan yang kebingungan.

“Tidak.”

“Katakan padaku.” Kata Zhoumi tak terbantahkan.

Yishan menghembuskan nafasnya menyerah, ia tidak bisa membantah Zhoumi jika lelaki itu sudah keras kepala, “Mi… apa kau tidak bisa tetap disini?”

Zhoumi lega mendengarnya, ia pikir sesuatu yang serius, “Aku akan sering-sering datang kesini.” Lalu mengelus helaian rambut Yishan.

“Tidak, maksudku… tetap di negara ini, menetap disini, dan berkarya disini…”

“Aku harus bekerja disana, Shan. Aku akan kembali setelah semuanya selesai terjalani.” Zhoumi tersenyum membujuk Yishan, situasi seperti ini sudah berkali-kali terjadi sejak awal mereka berpacaran.

“Kalau begitu aku ingin kita berpisah.”

“Kau bilang apa tadi?” Zhoumi bertanya untuk mengulangnya, merasa pendengarannya salah saat mendengar rentetan kalimat Yishan tadi.

“Aku ingin berpisah, Mi. Aku lelah harus seperti ini terus.” Yishan mengulangnya lebih jelas.

“Yishan…”

“Kenapa kau tidak mengakhiri saja kontrakmu?”

“Perjanjian itu aku setujui dan aku tandatangani sendiri, Shan. Aku tidak bisa mengingkarinya begitu saja.”

“Kau lebih tenar disini, Mi. Kau tau kan berapa lama album solo-mu bertengger di peringkat satu?”

“Bukan masalah itu, Shan.”

“Kenapa kau tidak mengikuti saja teman-temanmu yang sudah kembali kesini?”

“Yishan…”

“Mereka bahkan rela keluar demi popularitas, kenapa kau tidak rela keluar demi aku?” cecar Yishan.

“Jaga bicaramu, Shan. Mereka punya alasan pribadi.”

“Persetan dengan alasan, toh ujungnya mereka memang mencari popularitas disini.”

“Yishan, mereka punya alasan tersendiri. Dan aku tidak berfikir untuk mengikuti mereka.”

“Kenapa?” Yishan masih ingin mendengar jawaban yang bisa membuatnya puas.

“Karena aku mempunyai tanggung jawab disana, Shan. Aku harus menyelesaikannya dengan benar, aku harus menjalankan komitmenku.”

“Lalu bagaimana komitmenmu denganku?”

Zhoumi terdiam sebentar, “Shan, kau tau aku mencintaimu kan?”

“Cintamu begitu semu, Mi. Aku hampir tidak merasakannya.” Lirih Yishan sambil menundukkan kepalanya.

“Hua Yishan, kumohon bersabarlah sebentar lagi…” pinta Zhoumi

“Aku butuh kepastian…”

“Kita sudah berpacaran kan? Aku milikmu.”

“Pacaran bisa putus kapan saja.”

“… Seperti sekarang?” Zhoumi tersenyum pahit.

“Ya, kau benar.”

“Kumohon, Shan.”

“Aku sudah tidak muda lagi, Mi. Orangtuaku sudah mendesakku untuk menikah. Kau tidak mungkin kan?”

“Aku pasti akan menikahimu.” Jawab Zhoumi cepat.

“Aku sudah lelah menunggu.”

“Maafkan aku…” ucap Zhoumi kecewa, kecawa pada dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Yishan menangis setelahnya, ia juga tidak ingin berakhir, segenap hatinya masih untuk Zhoumi. Tapi ia merasa ini keputusan yang terbaik, ia tidak bisa membantah permintaan orangtuanya untuk yang kesekian kali. Zhoumi memeluk Yishan untuk menenangkan gadis yang masih menjadi nomor satu di hatinya itu.

“Aku juga masih mencintaimu, Mi.” Isak Yishan disela tangisnya.

“Apa aku harus menemui orang tuamu besok pagi?”

“Mereka hiks, akan marah padamu.”

“Tidak masalah.” Jawab Zhoumi mantap. Apapun itu, ia ingin meminta sedikit kesempatan lagi pada kedua orang tua Hua Yishan.

“Jangan memaksa memperjuangkanku jika memang kau tidak bisa, Mi.”

Zhoumi mencelos mendengarnya, “Aku…”

Ia kehabisan kata-kata, yang dikatakan Yishan memang benar, ia terlalu egois memaksa Yishan untuk bersamanya selama ini sedangkan ia hanya bisa menyakitinya, bahkan sebelum mereka resmi berpacaran ia sudah menyakiti Yishan lebih dulu.

“Kau semakin populer di Korea.” Ucap Yishan setelah tangisnya mereda.

Zhoumi hanya diam dan mengeratkan dekapannya pada Yishan, dekapan yang mungkin akan menjadi pelukan terakhir mereka.

“Aku akan selalu menonton acaramu.”

Zhoumi masih enggan berbicara.

“Aku akan tetap mendukungmu dari sini.”

“Jadi… kita benar-benar berakhir?”

“Hu um.”

Hening setelahnya, tidak ada yang memulai suara ataupun melepas pelukan mereka, keduanya terlalu larut dalam kenyamanan, kesedihan, juga ketidak relaan yang terpancar dalam pelukan itu.

“Kau sudah mempunyai calonmu?”

Yishan menggangguk dalam pelukan Zhoumi, “Ayahku mengenalkannya dua bulan kemarin.”

“Apa dia orang yang baik?”

“Aku rasa.”

“Kau mencintainya?”

Yishan menggeleng, “Secepatnya.”

“Aku percaya pada pilihan ayahmu, pria itu pasti lebih baik dariku.”

“Semoga saja.”

“Undang aku jika kalian menikah.”

“Ya…”

“Kembali padaku jika dia menyakitimu.”

Yishan termangu mendengarnya.

“Aku menunggumu.”

Yishan menegakkan posisi tubuhnya, menengadahkan kepalanya dan menatap langsung manik mata Zhoumi yang berwarna hitam pekat,

“Jangan, kau cukup mendoakan kami agar berbahagia. Jangan mengharapkanku lagi, Mi.”

Untuk kesekian kalinya hati Zhoumi mencelos saat mendengar perkataan Yishan. Gadis ini benar-benar melepaskannya, biarpun ia masih tetap bisa melihat tatapan Yishan yang penuh cinta dan ketidak relaan.

“Ya, berbahagialah… Aku selalu mendoakanmu, Hao Yishan,” Zhoumi kembali menarik Yishan kedalam pelukannya, “Wo ai ni.” Imbuhnya seiring dengan bulir air yang menetes dari matanya yang terpejam.

–FIN–

.

.

Hallo, ini fanfict Zhoumi pertamaku.

Aku ngebuat ini karena berterimakasih banget sama Zhoumi dan Henry yang udah mau tetap bertahan di SJ-M bersama oppadeul selama delapan tahun ini. Meskipun mereka berdua sering menerima banyak ketidak adilan dan kebencian, tapi mereka tetap setia dan bertahan.

Yah, Zhoumi emang terkenal di China, dia punya bakat nyanyi dan hosting yang luar biasa bahkan sebelum dia debut di Korea. Henry si seniman sejati di Canada dengan bakat musikalitasnya yang sempurna. Mereka pasti tetap bisa sukses, atau mungkin lebih sukses dan bebas kalo keluar dari SM. Tapi mereka tetap setia, meskipun selalu dapet diskriminasi dari awal debut bahkan sampai di konser terakhir kemarin, padahal mereka udah mengorbankan banyak hal.

Thank you so much HenMi ♥

.

Mampir juga ya -> http://wndsart.wordpress.com

4 Comments (+add yours?)

  1. sweet Dandelion
    Sep 17, 2015 @ 13:17:03

    huhuhu yaudah mimi ♥ sama aku aja(?)
    aku juga mengucapkan terimakasih untuk zhoumi dan henry karena mau bertahan di SUJU-M dengan segala keditakpastian yang mereka dapatkan.

    Reply

  2. XiaoHera
    Sep 24, 2015 @ 19:08:02

    Sediiihhnyaaa….popularitas ga selamanya berjaya mi, tapi kebahagiaan dgn org yg dicintai, akan lekat sampai kapanpun.

    Reply

  3. duoamericano
    Oct 02, 2015 @ 04:48:59

    Apa cuma gw yang nangis saat baca nih ff? Baper T.T

    Reply

  4. Imyneohins
    Oct 03, 2015 @ 09:58:46

    Wah jarang nemu ff zhoumi>< keren yg ini, sayangnya mereka beneran putus ;;-;;

    Reply

Leave a reply to sweet Dandelion Cancel reply