The Ghost

The Ghost

Penulis: Ulfa Mia Lestari

***

Leeteuk POV

Ku lirik jam tangan putih di tangan kiriku. Masih jam enam. Kami masih punya waktu setidaknya untuk bersantai sejenak sampai nama kami dipanggil nanti. Aku masih memakai kaos oblong putih dan jeans pendek serta sandal jepit hitam di kakiku. Meski begitu, rambutku sudah selesai dirias. Tinggal make up dan kostum serba putih karena setelah ini kami akan menyanyikan lagu sorry-sorry. Cukup menyedihkan memang, jika ku ingat lagi bahwa lagu kami yang satu ini tidak akan sempurna rasanya jika tanpa kehadiran Hangeng dan Kibum dengan kami. Apalagi Yong Woon juga sedang menuntaskan wamilnya. Sekarang tinggal kami bersepuluh yang akan mempertahankan nama besar Super Junior. Tidak buruk dengan sepuluh orang. Malah sekarang, di ruang tata rias ini, kami bukan hanya bersepuluh, tapi berdua belas. Karena Zhoumi dan Henry juga ada di sini. Tentu saja mereka nanti akan membawakan lagu-lagu dari Super Junior M.

Penata rias tengah sibuk merias Donghae. Sedang Ryeowook tengah sibuk dengan rambutnya. Aku hanya mondar-mandir. Tak tahu harus berbuat apa. Aneh juga memang, jika penampilan rambutku yang dibuat seperti biasanya sudah cukup necis, tapi bajuku sama sekali tidak mendukung.

Aku memilih duduk di samping Kyuhyun yang sibuk sendiri. Apalagi kalau bukan bergulat dengan PSP-nya? Bahkan saat pantatku sudah tepat mendarat di sofa di sampingnya, ia sama sekali tak beralih dari PSP itu.

“Ya! Apa kau tidak bosan tiap hari hanya berkencan dengan PSP-mu itu, hah?” protesku karena ia makin lama makin tak menghiraukan kedatanganku. Ku lihat ia hanya melirikku sekilas. Kemudian dengan spontannya memasang senyuman evilnya.

“Ani. Geurom aniya! Daripada mondar-mandir tidak jelas, lebih baik aku bercumbu dengan PSP ini bukan?” jawabnya enteng. Aku menelan ludahku. Ya! Jadi bocah ini menyindirku? Aish! Menyesal aku mengajaknya bicara.

Dia memang sudah selesai semuanya. Make up, kostum, hair style, dan semacamnya sudah rapi melekat di tubuhnya. Terang saja ia sudah santai-santai.

Ku gamit handphone di atas meja di sampingku. Sepertinya itu handphone miliknya. Belum sempat handphone itu ku genggam, tak sengaja aku menjatuhkannya di atas lantai. Tanpa fikir panjang, segera ku pungut handphone menyedihkan itu. Tapi meski handphone ini tidak apa-apa, saat aku mendongak, Kyuhyun mendelik ke arahku.

“Hyung~a! Kalau kau marah jangan handphoneku dong yang jadi sasarannya!” protesnya sambil merebut paksa handphone di tanganku. Aku hanya nyengir symbol rasa bersalahku. Eits! Lagi pula, aku kan tidak sengaja.

“Mian,” lirihku sambil tersenyum semanis mungkin. Tapi Kyuhyun hanya manyun dan kembali ke PSP-nya. Aku menatapnya cukup lama. Entah mengapa, tiba-tiba perasaanku campur aduk tidak enak. Ada apa ini? Kenapa aku merasa seolah-olah sesuatu yang buruk akan terjadi?

“Hyung!” suara Ryeowook mengagetkanku. Aku mengangkat kedua alisku.

“Wae?”

“Giliranmu,” jawabnya singkat. Aku melongo. Giliranku? Oh! Giliran make up?

“Arasseo!” seruku seraya berdiri. segera ku hilangkan rasa yang tak sepatutnya ada itu jauh-jauh. Tidak akan ada yang terjadi. Konser kali ini pasti akan berjalan lancar! Pasti!

***

Syukurlah kecemasanku tidak terjadi. Setelah kami menyenyikan lagu Sorry-sorry, aku tersenyum lega. Benar-benar tidak ada yang terjadi. Begitu perkenalan selesai, Super Junior M melanjutkan dengan lagu Perfection. Sedangkan kami yang tidak masuk dalam anggota Super Junior M pergi ke belakang panggung.

Begitu Super Junior M terdengar mengawali lagu mereka, perasaan itu datang kembali. Aigoo! Ada apa ini? Kenapa hatiku begitu cemas dan takut?

“Hyung! Neo gwaechana?” suara Yesung cukup membuatku terkejut. Ia berhasil membuat pundakku yang dipegangnya itu sedikit melunjak. Aku berbalik dan ku dapati wajahnya cemas melihat kekhwatiranku.

“Ah, ne. Gwaechana,” jawabku menengkannya. Tapi sepertinya ia sama sekali tak percaya. Demi mengalihkan perhatiannya, aku memilih duduk di atas sofa tempatku duduk dengan Kyuhyun tadi.

Semoga tidak akan terjadi apa-apa.

***

Yesung POV

Setelah lagu Sorry-sorry selesai, aku mendesah lega. Ku kembangkan senyuman lebarku kepada para ELF yang tengah berseru memanggil-manggil namaku. Aku mencoba mengalihkan perasaan tidak enakku, sejak berdiri di atas panggung ini tadi. Dengan suara lantang aku menyebutkan namaku saat sesi perkenalan. Benar-benar ku coba menghilangkan perasaan tidak enak yang sedari tadi menjalariku. Syukurlah tidak terjadi apa-apa.

Saat kami kembali ke belakang panggung, karena lagu dilanjutkan oleh Super Junior M, aku memilih duduk di atas kursi di depan meja rias. Ku lihat Leeteuk hyung sedari tadi mondar-mandir tak jelas. Ku fikir awalnya biasa saja, karena biasanya ia memang seperti itu. Tapi, begiu melihat raut wajahnya yang kelihatannya begitu cemas, aku mencoba mendekatinya. Ku tepuk pundaknya perlahan tapi mampu membuatnya melonjak begitu kagetnya. Ia menoleh dan ku dapati wajahnya membuatku makin cemas.

“Hyung! Neo gwaechana?” tanyaku sebisa mungkin.

“Ah, ne. Gwaechana,” jawabnya mencoba menenangkanku. Tapi ia tak berhasil. Aku tak percaya bahwa ia benar-benar tidak apa-apa. Tapi sepertinya ia mencoba mengalihkan kekhawatiranku. Ia memilih pergi dan duduk di sofa tempat ia duduk dengan Kyuhyun dan berhasil menjatuhkan handphone maknae evil itu tadi. Ia mencoba tenang dengan memainkan handphone di tangannya.

Apa mungkin ia juga merasakan perasaan yang sama denganku? Ah, bicara apa aku ini. Aku yakin, semuanya pasti akan baik-baik saja.

***

Donghae POV

Di lagu kedua kami ini, Perfection, mataku tak henti-hentinya menatap Kyuhyun. Berkali-kali pula Zhoumi hyung menyikutku jika ada kesempatan karena aku benar-benar tidak focus kali ini. Entah mengapa, sejak lagu pertama tadi, aku merasakan firasat bahwa akan terjadi sesuatu yang buruk. Tapi aku tak tahu apa itu. Sedangkan aku tak henti-hentinya memikirkan Kyuhyun. Ada apa dengannya?

“Hae, gwaecahana?” bisik Zhoumi hyung di tengan performance kami. Aku mengangguk pelan berusaha sebisa mungkin agar Zhoumi hyung tahu jawabanku tapi ELF tidak melihat percakapan kami. Meski begitu, hatiku benar-benar tak tenang. Untung saja di lagu ini, Kyuhyun tidak ada bagian nada tingginya.

Baru kali ini aku merasa secemas ini saat konser. Ada apa sebenarnya? Kyuhyun, ada apa dengannya?

Tapi, firasatku tak terjadi. Buktinya setelah Eunhyuk hyung dan Henry menyelesaikan rapnya, dan lagu ini selesai, tidak ada yang terjadi. Aku bisa bernafas lega. Meski perasaanku masih mengatakan bahwa akan ada yang terjadi.

***

Author POV

Lagu ketiga Super Junior adalah No other. Setelah menghela nafas panjang, mereka bersiap melangkah masuk ke panggung. Sorak sorai dari para ELF membuat wajah mereka berseri. Kekhawtiran dan kecemasan tadi hilang begitu saja. Kostum mereka tetap sama seperti tadi. Hanya saja, ditambah dengan rompi warna biru laut yang menggambarkan kecerian lagu No other.

Dengan lancar mereka membawakan lagu itu. Meski belum selesai sepenuhnya, perasaan tidak enak dan semacamnya tadi benar-benar sudah hilang.

“Gateun gireul georeo wasseo urin seoro…” pada bagian ini, tiba-tiba Kyuhyun terhenti. Ia hanya diam di tempat sambil menggenggam erat mic di tangannya. ELF sempat cemas karena Kyuhyun tak kunjung melanjutkan bagiannya. Terlihat mata Kyuhyun memerah menatap kosong ke depan. Namun raut wajahnya menunjukkan ketakutannya yang luar biasa.

“Kyuhyun oppa…” lirih salah seorang ELF dari tempat duduk penonton. Kyuhyun tetap seperti itu bahkan sampai Leeteuk memilih melanjutkan bagiannya.

“…goma-ul ppuniya saranghal ppuniya,” Leeteuk sukses melanjutkan lirik bagian Kyuhyun.

Namun ketika Sungmin melangkah maju untuk melanjutkan lirik ke bagian, “Neo gateun saram tto eopseo,” tiba-tiba Kyuhyun terjatuh tepat saat Sungmin berada di belakangnya. Hal itu sontak membuat ELF dan member Super Junior lainnya berteriak histeris memanggil namanya. Sungmin terduduk secara spontan karena Kyuhyun menjatuhkan kepalanya tepat di pangkuan Sungmin.

“Ya! Kyuhyun~a!!!”

***

Leeteuk POV

Aku benar-benar panic sekarang. Ku lihat Kyuhyun tak mampu melanjutkan bagian liriknya di lagu ketiga kami, No Other, ini. Meski kehilangan beberapa kalimat, aku putuskan untuk melanjutkan bagiannya karena tak ada satu pun dari kami yang mengambil tindakan. Aku cukup bersyukur karena bagian yang cukup tinggi ini bisa ku lewati dengan sukses.

Masih ku lirik Kyuhyun. Ia sama sekali tak bergeming dari tempatnya. Matanya memerah menatap kosong ke depan. Tapi raut wajahnya menunjukkan ketakutan akan sesuatu hal. Aku mencoba menenangkan diriku yang tak kupungkiri bahwa kecemasan tadi datang kembali.

Begitu bibirku selesai mengucapkan lirik bagian Kyuhyun tadi, Sungmin melangkah maju untuk mengambil bagiannya. Aku memilih memandang penggemar. Tersenyum sebisaku berharap agar mereka tidak melihat kecemasanku dan ketidakberesan pada Kyuhyun. Tapi sepertinya senyumku tak bertahan lama. Entah mengapa Sungmin yang seharusnya melanjutkan ke lirik, “juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi,” ia malah menggantinya dengan sebuah teriakan yang memanggil nama Kyuhyun. Aku cukup terkejut dibuatnya. Terlebih setelah ELF dan member yang lain juga berteriak histeris. Aku berbalik dan mendapati Kyuhyun sudah tergeletak di pangkuan Sungmin.

Saat itu juga, konser dihentikan.

***

Kyuhyun POV

Yang ku lihat pertama kali adalah atap putih yang sangat asing bagiku. Ku rasakan kepalaku yang berdenyut nyeri saat aku mencoba bangkit. Dan begitu tanganku mencoba mengusir nyeri itu, baru ku sadari bahwa sekarang aku tengah terbaring di sebuah kamar di dalam rumah sakit. Hal itu terbukti dengan sebuah selang infuse yang tertancap di nadi kiriku.

“Kau sudah bangun?” tiba-tiba sebuah suara yang ku yakini adalah suara Leeteuk hyung menghampiri. Dan benar adanya. Leeteuk hyung datang sambil membawa beberapa kantung plastic berisi beberapa minuman kaleng dan makanan ringan. Ia tersenyum sambil meletakkan plastic itu di atas meja di samping tempat tidur yang ku tempati ini. Setelah menggeret kursi ke dekat ranjang, ia membantuku untuk duduk.

“Hyung…” panggilku parau begitu ia duduk nyaman di atas kursi tadi. Ku lihat ia mengangkat kedua alisnya.

“Bagaimana aku bisa ada di sini?” tanyaku.

“Bukankah tadi kau pingsan?” ia malah balik bertanya. Aku mengerang karena tiba-tiba kepalaku kembali nyeri. Ku pastikan bahwa Leeteuk hyung pasti cemas mendengar eranganku.

“Ya! Gwaechana?”

“Hyung…” lirihku setelah Leeteuk hyung kembali ke posisinya semula karena aku sudah merasa kepalaku baikan.

“Ne?”

“Mian…” kataku selirih mungkin. Sepertinya Leeteuk hyung tak mengerti dengan ucapanku barusan. Ia hanya diam tak menjawab.

“Mianha gim nokka?” tanyanya setelah cukup lama membiarkanku terdiam.

“Gara-gara aku konsernya batal…” sesalku. Mataku melirik ke arahnya dengan posisi kepalaku yang masih merunduk. Ia hanya tersenyum sebagai respon dari kata-kataku.

“Gwaechana. Bahkan ELF lebih mengkhawatirkanmu daripada konser itu, tahu!” jawabnya sok ketus. Melihatku yang masih cemberut, ia mengacak rambutku perlahan. Persis seperti seorang kakak terhadap adik kecilnya. Ah, inilah yang membuatku sayang padanya.

“Mana yang lain?”

“Melanjutkan konser.” Aku mendelik mendengar jawabannya. Ya! Jadi konsernya tidak batal?

“Ani. Tentu saja konsernya tidak batal. Apa kau fikir yang punya solo song itu hanya kau?” katanya seperti tahu fikiranku. Aku manyun mendengar penjelasannya.

“Ya! Memangnya tadi kau kenapa?” Leeteuk hyung mengambil sebuah minuman dari plastic tadi dan meneguknya. Aku tak kunjung menjawab. Ku biarkan ia meneguk minumannya. Rasanya ia masih akan melanjutkan kata-katanya.

“Dari awal firasatku benar-benar buruk. Ternyata ini yang akan terjadi?” sambungnya.

“Na…” aku coba mengingat sebenarnya apa yang terjadi tadi.

“Ya! Kyunnie! Wae? Neo gwaechana?” suara Leeteuk hyung makin lama makin menghilang.

Andwae! Jangan ini lagi!!!

***

Leeteuk POV

Aku memilih untuk tidak bergabung dengan yang lain melanjutkan konser. Meski firasat buruk tadi benar-benar sudah lenyap dari benakku, aku tidak akan kembali ke atas panggung sampai besok di hari kedua konser kami di sini. Aku memilih untuk menemani Kyuhyun di rumah sakit.

Setelah membeli beberapa makanan dan minuman, aku masuk ke kamar Kyuhyun. Begitu masuk, Kyuhyun sudah membuka matanya meski ia tak mampu untuk bangun. Ku lihat tangannya memegangi kepalanya yang aku yakin pasti nyeri sedang melandanya.

“Kau sudah bangun?” tanyaku. Ku taruh belanjaanku tadi di atas meja di sampingnya. Setelah menarik kursi ke samping ranjang, aku membantunya untuk bangun.

“Hyung…” lirihnya. Hanya ku jawab dengan mengangkat kedua alisku.

“Bagaimana aku bisa ada di sini?”

“Bukankah tadi kau pingsan?” tiba-tiba Kyuhyun kembali mengerang.

“Ya! Gwaechana?” tanyaku secemas mungkin. Tapi ia hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

“Mian. Aku membuat konsernya batal,” ucapnya tiba-tiba. Ia tak tahu padahal konsernya masih berlanjut. Mendukung rasa penyesalannya, aku mengucapkan kalimat yang paling manis.

“Gwaechana. Bahkan ELF lebih mengkhawatirkanmu daripada konser itu, tahu!” ku lihat ia sama sekali tak mengangkat kepalanya. Ya! Apa maknae evil ini bisa semenyesal itu?

“Gwaechana!” tegasku sambil mengacak rambutnya pelan.

“Mana yang lain?”

“Melanjutkan konser,” jawabku santai. Ia mendelik mendengar jawabanku. Aha! Kena kau ku kerjai.

“Ani. Tentu saja konsernya tidak batal. Apa kau fikir yang punya solo song itu hanya kau?” ejekku. Ia hanya manyun.

“Memangnya tadi kau kenapa?” tanyaku sambil meneguk sekaleng minuman dari plastic di atas meja tadi. Ia tak kunjung menjawab. Mungkin tahu bahwa aku masih akan melanjutkan kalimatku.

“Dari awal firasatku benar-benar buruk. Ternyata ini yang akan terjadi?” sambungku.

“Na…” jawabnya terputus. Ia pasti tengah mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi tadi. Tapi pertanyaanku itu tak dijawabnya dengan kata-kata. Tiba-tiba raut wajahnya kembali seperti tadi. Matanya membulat dan memerah menatap kosong ke depan. Kedua tangannya meremas erat selimut yang membalut tubuhnya. Wajahnya bergetar seperti orang yang ketakutan. Aku coba memanggil-manggil namanya. Ia tak menjawab. Raut wajahnya malah makin mengerikan.

“Ya! Kyunnie! wae? Gwaechana?” teriakku sambil menepuk-nepuk kedua pipinya. Tapi ia sama sekali tak merespon. Apa yang sebendarnya ia lihat di depan sana? Aku mengikuti arah pandangannya. Tapi tak ada apa-apa.

“Kyunnie~a! jangan membuatku takut!!!” sentakku. Tapi ia tetap bergeming. Cukup lama, dan bodohnya aku sama sekali tak melakukan tindakan apapun kecuali berteriak memanggil namanya. Begitu ia lagi-lagi jatuh pingsan, barulah aku berlari keluar memanggil dokter. Bodohnya aku, padahal ada sebuah telephone amergency yang terpampang di dinding.

***

Donghae POV

Akhirnya konser hari ini berakhir. Tepat jam setengah dua belas malam konser ini selesai. Sekarang kami tinggal membereskan kostum dan membersihkan make up serta tetek bengek lainnya. Konser ini baru satu hari, tapi benar-benar melelahkan. Terlebih karena kami harus mengatur ulang pembagian lirik dan koreografi. Apalagi untuk Super Junior M. Tidak ada Kyuhyun makin runyam pembagian liriknya. Akhirnya bagian lirik Kyuhyun dibagi berdua untuk Zhoumi hyung dan Ryeowook.

Kepalaku celingukan mencari seseorang. Ah, ani. Tepatnya dua orang. Leeteuk hyung dan Kyuhyun. Mereka belum kembali dari rumah sakit tampaknya. Apa Kyuhyun separah itu?

“Ya! Leeteuk hyung ra Kyunnie eoddiso, hyung?” aku mencoba bertanya pada Zhoumi hyung. Ia lebih banyak berada di belakang panggung saat Super Junior inti tampil. Mungkin saja ia tahu.

“Bukankah mereka masih di rumah sakit?” ia malah balik bertanya.

“Apa Kyu separah itu?” tanyaku lagi.

“Molla,” jawabnya singkat. Ya! Apa hanya aku yang mengkhawatirkannya?

“Gwaechana. Setelah ini kita akan langsung angkat kaki ke rumah sakit,” timpal Sungmin hyung menyuarakan isi hatiku. Aku tersenyum sebisaku.

***

Sesampainya di rumah sakit, kami langsung memasuki kamar Kyuhyun. Ku lihat Leeteuk hyung duduk di samping Kyuhyun sambil memegangi kepalanya. Ya! Apa dia juga akan pingsan seperti Kyuhyun?

“Hyung!” panggil para member serempak. Nah, aku ketinggalan di pintu.

“Kyu eotte?” tanya Yesung hyung lebih dulu. Leeteuk hyung terlihat lesu mengangkat kepalanya.

“Molla,” jawabnya sambil menggeleng pelan. Mwo? Molla? Maksudnya apa?

“Dari tadi ia pingsan seperti ini. Padahal tadi sudah bangun dan sempat bercanda denganku,” jelas Leeteuk hyung masih dengan nada lesunya.

“Dokter bilang apa?” Sungmin hyung tak mau ketinggalan. Aku mendongak. Baru ku sadari bahwa para member yang kini sudah mengitari keranjang Kyuhyun, wajahnya pun tak kalah khawatirnya denganku. Hal itu tentu saja membuatku makin khawatir. Kyuhyun memang sering pingsan akhir-akhir ini. Tapi konser tadi, adalah pingsannya yang paling parah. Karena awalnya ia sama sekali tak menunjukkan bahwa ia akan pingsan. Ia berhenti di liriknya dan jatuh begitu saja setelah terdiam cukup lama.

“Dokter mengatakan ia hanya lelah. Tapi sikapnya tidak menunjukkan kalau dia benar-benar lelah,” jawab Leeteuk hyung dan kembali beralih ke wajah Kyuhyun.

“Maksud hyung?” tanya kami serempak.

“Dia seperti tadi lagi. Menatap kosong ke depan dengan mata merah dan raut wajah yang benar-benar ketakutan. Mulutnya seakan terkunci dan tiba-tiba pingsan begitu saja.” Leeteuk hyung mengusap rambut Kyuhyun. Ku dengar para member serentak menghela nafas. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan. Aku hanya diam sambil memandangi wajah Kyuhyun yang tidak pucat. Dalam hati aku membenarkan kata-kata Leeteuk hyung. Ia tak kelihatan benar-benar kelelahan.

“Eottohke hyung?” hanya itu yang bisa kuucapkan di sela diamnya semua member.

“Gwaechana. Kalian pulang saja ke hotel. Biar aku yang di sini,” jawab Leeteuk hyung bijak.

“Aniya! Kami juga mau di sini!” bantah Ryeowook. Aku mengangguk setuju dan kembali menatap Leeteuk hyung.

“Tempat ini tidak cukup luas untuk kalian tiduri. Sebaiknya kalian pulang dan istirahat. Konser kita masih dua hari lagi,” balas Leeteuk hyung. Lagi-lagi aku hanya mengangguk setuju. Ya! Apa aku jadi orang yang plinplan sekarang?

“Geundae…”

“Kyuhyun jeongmal gwaechana. Apa kau tidak dengar kata Teukkie hyung tadi? Dokter bilang ia hanya kelelahan! Kau bukan couplenya tidak perlu sekhawatir itu!” Sungmin hyung berlagak cemburu. Ia menggelembungkan kedua pipinya bersikap seimut mungkin mencoba mencairkan suasana. Aku melirik Eunhyuk hyung. Ia tertawa kecil. Aku heran kenapa bukan si monkey itu yang mencoba mencairkan suasana. Padahal biasanya ia yang paling aktif.

“Arasseo! Kajja! Biarkan namja ini melakukan kewajibannya sebagai seorang hyung!” timpal Yesung hyung menarik tangan Ryeowook keluar dari kamar itu.

“Kami pulang hyung. Baik-baik di sini, ara?” Siwon menepuk pundak Leeteuk hyung dan menyusul Yesung hyung dan Ryeowook keluar. Yang lain tidak berkata apa-apa dan memilih langsung keluar. Aku masih memaku di tempat.

“Hae? Kau tidak pulang?” tanya Leeteuk hyung heran. Aku menggeleng menjawab pertanyaannya.

“Ya! Pulanglah! Bukankah sudah ku bilang kalian harus istirahat?”

“Hyung… menurutmu, apa yang Kyu lihat?” tanyaku pada akhirnya. Sesuai dugaanku, mata Leeteuk hyung membelalak mendengar pertanyaanku.

“Maksudmu?”

“Kau bilang ia hanya menatap kosong ke depan. Apa Kyu melihat sesuatu yang tidak-tidak?” aku memperjelas pertanyaanku. Leeteuk hyung mendekatiku. Aku tak menyangka tiba-tiba ia memelukku.

“Ya! Jangan bicara macam-macam! Cepat pulang sana! Kyu tidak apa-apa!” tegasnya sambil mengacak rambutku. Aku menatapnya. Ku lihat sebuah senyuman terpahat di wajahnya. tapi aku yakin itu adalah sebuah senyuman yang dipaksakan. Apakah Leeteuk hyung berfikiran sama sepertiku?

“Ka!” usirnya begitu saja. Aku menggeleng pelan. Ku usir fikiran bodohku. Kemudian mencoba tersenyum dan mengangguk mantap di depannya.

“Arasseo! Nan ka!” jawabku sambil balik badan dan berjalan keluar.

“Hae! Apa menurutmu Kyu melihat sesuatu yang tidak-tidak?” Eunhyuk hyung tiba-tiba melontarkan pertanyaan itu begitu aku masuk ke mobil.

“Ne?”

“Apa menurutmu sesuatu itu… hantu?” tanyanya to the point. Aku menganga. Tidak tahu harus berkata apa.

“Apa masih ada hantu di dunia ini?” Sungmin hyung mengelak pertanyaan Eunhyuk hyung.

“Bagaimana kalau benar-benar ada?” tiba-tiba Yesung hyung muncul dari bangku belakang dengan suara yang dibuat-buat. Aku saja sampai terlunjak. Tapi ku lihat member yang satu mobil denganku ini –Sungmin hyung, Eunhyuk hyung, Henry, dan Ryeowook- malah tertawa cekikan.

“Ya!” protesku kesal. Henry yang paling maknae ku pukul kepalanya karena tak henti-hentinya tertawa bahkan saat mobil sudah berjalan.

Sial! Aku dikerjai!

Geundae… bagaimana kalau itu benar?

***

Author POV

Leeteuk masih standby di tempat duduknya. Beberapa kali kepalanya terjatuh dari sandaran kursi karena sesaat ia terlelap dan sadar kembali. Semalaman ia tidak bisa tidur nyenyak menunggui Kyuhyun, dengan harapan Kyuhyun akan terbangun. Tapi nihil. Kyuhyun benar-benar pulas dengan pingsannya.

“Hyung?” panggilan Kyuhyun membuat Leeteuk kaget setengah mati. Hampir saja ia benar-benar tergelempang dari kursinya.

“Ah, ne? Wae?” tanya Leeteuk panic. Tangannya bergetar meraih kepala Kyuhyun. Ia masih terkejut karena baru saja ia hampir terlelap tadi.

“Kau tidak tidur?” tanya Kyuhyun yang dipapah Leeteuk untuk bangun.

“Baru saja aku mau tidur sudah kau kagetkan!” gerutu Leeteuk pura-pura. Kyuhyun tersenyum mendengarnya.

“Hyung?” panggil Kyuhyun lagi. Leeteuk mengangguk sembari mengelap sudut bibirnya yang rasanya basah.

“Hyung?” ulang Kyuhyun. Sepertinya ia tak puas dengan anggukan kepala itu.

“Wae?” jawab Leeteuk dengan nada tinggi.

“Aku haus…” Leeteuk mendecih kesal. Ia benar-benar mual bila Kyuhyun mulai merengek seperti sekarang.

“Arasseo! Ige!” cetus Leeteuk menyerahkan minuman kaleng dari plastic.

“Aigoo! Bisa-bisanya kau masih bisa bermanja-manja di depanku setelah banyak menyusahkan seperti ini, hah?” protes Leeteuk lagi karena Kyuhyun meminta diambilkan sepotong roti tawar.

“Kapan lagi aku bisa manja-manjaan seperti ini, hyung?” balas Kyuhyun tak menghiraukan Leeteuk yang berulangkali mencibirkan bibirnya.

“Gomawo,” ucap Kyuhyun semanis mungkin begitu sepotong roti tawar dengan selai strawberry berada di tangannya. Leeteuk hanya tersenyum menanggapinya.

“Anyeong!” Leeteuk dan Kyuhyun serempak menoleh ke arah pintu. Terlihat Donghae masuk dengan senyum mengembang diikuti Yesung dan Sungmin di belakangnya. Tak begitu lama, Eunhyuk datang menyusul.

“Kyunnie~a! Apa kau sudah baikan?” tanya Sungmin seimut yang ia bisa. Diiringi dengan rajukan diwajah Kyuhyun, ia mengelus-elus kepala Kyuhyun.

“Ya! Na minnie~a! Appo!” rengek Kyuhyun percis seperti anak umur lima tahun yang merengek minta dibelikan mainan.

“Aigoo! Aku ingin muntah melihatnya!” keluh Donghae seraya melempar sebuah jeruk ke wajah Kyuhyun.

“Aigoo! Kasihan sekali my maknae. Gwaechana?” Sungmin melanjutkan aksinya.

“Ya! My aegyo! Appo~ya!” Kyuhyun tak mau kalah.

“Omo! Hentikan! Kalian benar-benar membuatku ingin muntah!” kini giliran Eunhyuk yang meluncurkan keluhannya. Ia sama sekali tak perduli pada tingkahnya sendiri yang menyuapi Donghae dengan jeruk yang baru ia kupas.

“Kalian berempat sama-sama menyebalkan!” protes Yesung yang kini memilih duduk di sofa dekat jendela. Sesaat ia merasakan bahwa sebuah kesalahan ia duduk di sofa itu. Entah apa itu, ia celingukan melihat sandaran kursi. Tapi tak lama, ia kembali menyamankan posisi duduknya.

“Bilang saja kau cemburu! Kalau ada Wokkie, pasti kau akan lebih gila dari kami!” balas Eunhyuk tidak terima.

“Ya! Hajima! Apa-apaan kalian ini?” Leeteuk mencoba melerai adik-adiknya yang bertingkah seperti anak kecil.

“Mana yang lain?” tanya Leeteuk pada siapa saja yang mau menjawab. Kecuali Kyuhyun.

“Sedang rebutan kamar mandi!” jawab Donghae seenaknya. Yesung yang mengingat bahwa ia berhasil rebutan kamar mandi dengan Heechul tadi tersenyum puas. Pasti sekarang mereka tengah adu mulut minta gantian kamar mandi.

“Hotelnya berbintang, tapi kita masih harus rebutan kamar mandi!” protes Eunhyuk. Leeteuk menggeleng pelan mendengarnya.

“Ya! Kyu! Neo wae?” Yesung tak berminat melanjutkan keluhan-keluhan Donghae dan Eunhyuk soal kamar hotel. Ia ingin segera tahu apa yang tengah terjadi pada Kyuhyun. Tidak dipungkiri, semalaman ia memikirkan kata-kata Donghae yang mengatakan bisa saja Kyuhyun melihat sesuatu. Apalagi Eunhyuk menambahinya dengan kata-kata hantu.

“Ne? Memangnya aku kenapa, hyung?” tanya Kyuhyun sok polos.

“Ah, geurom! Neo gwaechana! Jeongmal gwaechana! Saking baik-baik sajanya kau sampai bisa membuat kami kewalahan mengatur ulang pembagian lirik dan koreografi!” ejek Eunhyuk dengan penekanan di setiap kalimatnya.

“Ya! Jinjjayo!” tegas Yesung. Sepertinya ia benar-benar penasaran.

“Na…” Kyuhyun beralih ke nada serius. Spontan, mereka semua melotot ke arahnya. Menanti kalimat apa yang akan diluncurkan dari bibir seksi Kyuhyun. Tapi sepertinya Kyuhyun cukup senang membuat hyungdeulnya begitu penasaran. Kata-katanya sengaja diputus-putusnya.

“Na… na… em… na…”

“Ya! Ppali!” tak disangka-sangka Sungmin berteriak padanya. Kyuhyun sempat terkejut. Tak biasanya Sungmin berteriak seperti itu. Sebegitu penasarannyakah mereka dengan apa yang terjadi padanya.

“Nan… jeongmal…” ucap Kyuhyun selirih mungkin. Yesung pun harus beranjak mendekatinya.

“Molla…” bisiknya.

“Ya! Mwonde?” teriak mereka sebal. Kyuhyun malah terkekeh dibuatnya.

“Bisa tidak kau serius sedikit, hah?” Yesung hampir memukul kepala Kyuhyun.

“Aniyo! Nan gwaechana!” Kyuhyun memasang senyuman manisnya. Tak ada nada canda dalam kata-katanya.

“Mana mungkin baik-baik saja kalau semua sikapmu seperti yang dikatakan Teukkie hyung kemarin!” Donghae masih tidak terima dengan jawaban Kyuhyun.

“Teukkie hyung? Memang hyung cerita apa?”

“Matamu merah, kosong menatap sesuatu yang tidak ada di depan, mencengkeram erat selimutmu, mengeluarkan peluh dingin, wajah pucat pasi asli ketakutan, bibir bergetar ingin berteriak tapi tak bisa-bisa, lalu…”

“Ya! Kau berlebihan sekali!” Yesung memukul kepala Eunhyuk kesal. Yang dipukul malah meringis menunjukkan gusi atasnya.

“Ya intinya seperti itu! Ppali! Apa yang sebenarnya kau lihat, hah?” desak Donghae tak sabar.

Kyuhyun menelan ludahnya. Ia tak yakin dengan apa yang akan ia sampaikan pada mereka. Kemudian setelah tarikan nafas perlahan, barulah ia membuka mulutnya. Tapi kata-katanya sontak membuat hyungdeulnya menganga lebar mulutnya.

“Apa kalian percaya jika aku bilang bahwa ada hantu yang sangat cantik?”

***

Yesung POV

“Apa kalian percaya jika aku bilang bahwa ada hantu yang sangat cantik?” tanya Kyuhyun yang lebih tepat jika disebut sebuah penjelasan. Apa katanya barusan? Hantu cantik?

“Mwo?” Donghae di sampingku makin tak mengerti. Ingin sekali rasanya anak ini kupukul sekeras mungkin. Apa dia sebodoh itu?

“Neo jinjjayo?” Sungmin memegang erat kedua pundak Kyuhyun. Di saat seperti ini, bisa-bisanya mereka masih bertingkah sebagai sepasang couple Kyumin.

“Ye. Na jinjjayo!” seru Kyuhyun sambil mengusap-usap pipi Sungmin.

“Ya hajima!” teriakku kesal. Mereka berdua malah tertawa.

“Jadi maksudmu kau benar-benar melihat hantu?” Eunhyuk tak peduli dengan sikap mereka. Aku mendecis kesal.

“Geurom. Na…” tiba-tiba kata-kata Kyuhyun terhenti. Aku tak sempat melihat wajahnya karena aku baru saja membalikkan badanku kesal.

“Ya! Wae?” Leeteuk hyung terdengar panic. Akhirnya aku menoleh. Andwae! Kenapa Kyuhyun kembali seperti ini.

“Kyu! Kyu! Ireohna!” Sungmin makin panic. Kyuhyun lagi-lagi seperti itu lagi. Lagi-lagi hanya menatap kosong ke depan dengan mata merah dan wajah pucat ketakutan. Berulangkali aku mengkuti arah pandangannya. Berharap sesuatu yang dilihatnya muncul di hadapanku. Tapi tak ada siapapun. Apa benar di sana ada sesosok hantu?

“Anyeo…” ku dengar suara pintu terbuka. Heechul hyung yang hendak menyapa terhenti dan malah memperburuk suasana. Kini ia tak kalah paniknya dengan kami. Terlebih saat member yang lain juga masuk ke dalam. Tapi sepertinya aku tak melihat Zhoumi dan Henry.

“Ya! Kyunnie! Neo waeyo? Hyung! waeyo?” Ryeowook yang datang paling akhir menambah suasana makin runyam. Aku hanya menggeleng pelan menjawabnya. Ku rasakan tanganku sudah sedingin es sekarang. Aku bisa menyadari bahwa bibirku kini bergetar melihat keadaan Kyuhyun yang menyedihkan.

“Kyunnie! Ya! Ppali! Seseorang panggilkan dokter!” teriak Leeteuk hyung saking paniknya. Donghae yang tadi ada di sampingku kini sudah menghilang keluar mencari bantuan.

“Kyu! Kyu! Ireohna Kyu! Ya! Kau dengar aku apa tidak?” Sungmin menepuk-nepuk pipi Kyuhyun. Tapi Kyuhyun tetap ada dalam posisi itu. Sekarang malah makin parah. Ku rasakan tanganku yang kutancapkan ke pinggir tempat tidurnya tiba-tiba dicengkeram erat olehnya.

“Ya! Evil! Appoya!!!” protesku dengan bodohnya padahal aku tahu kalau orang ini tak akan sadar dan mengerti dengan tindakannya.

Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan. Tak ada satu orang pun yang berusaha menenangkanku. Atau berusaha membantuku melepaskan cengkeraman Kyuhyun yang makin kencang terasa. Semuanya sibuk berteriak mencoba menyadarkan Kyuhyun.

Tubuh Kyuhyun tiba-tiba mengejang. Mulutnya menganga seolah suaranya tercekat di ujung tenggorokannya. Omo! Hae~ya! Eodiseoseo?

“Kyu!” teriak kami pada akhirnya. Kyuhyun kembali terkulai lemas di atas ranjang. Ya! Lagi-lagi dia pingsan. Aku mendesah lega meski bekas cengkeramannya masih terasa sakit. Tanganku sampai memerah dan terasa ngilu. Aku tak tahu seberapa mengerikannya hantu itu. Tapi bukankah tadi Kyuhyun bilang bahwa hantu itu cantik? Kenapa ia musti takut?

“Hyung! ini dokternya!” tiba-tiba Donghae sudah berlari kecil masuk dengan seorang dokter yang mencoba menyamai langkahnya.

“TELAT!!!” ejek Eunhyuk yang menjadi penerima pertamanya di tikungan arah ranjang Kyuhyun.

Dengan cekatan dokter itu memeriksa ini, itu yang sama sekali tak kumengerti. Kemudian ia mengajak Leeteuk hyung keluar dan pasti mencoba menjelaskan sesuatu padanya.

“Kyu…” lirih Siwon yang kini sudah ada di samping Kyuhyun. “Hyung!” panggilnya pada Sungmin. “Sebenarnya dia kenapa?”

“Molla,” jawab Sungmin singkat.

Ah! Aku benar-benar tak mengerti. Baru saja ia bercanda dengan kami tapi tiba-tiba ia kembali seperti tadi malam. Aku memilih menghempaskan tubuhku ke sofa tadi. Merebahkan kepalaku di atas sandaran dan kubiarkan sinar matahari dari balik kaca jendela menghangatkan ubun-ubunku.

“Kyu, Kyu!” desis seseorang yang ku yakini suara Shindong. Aku tak ingin terlibat dengan beribu pertanyaan dari mereka yang baru datang tadi. Tanpa fikir panjang aku mengatupkan kedua mataku. Perlahan ku pijit pelipisku.

“Ya, Kyu! Neo waeyo?” tanyaku dalam hati. Dan sesaat kemudian, aku sudah larut dalam tidur.

***

Sungmin POV

“Molla,” jawabku singkat menanggapi pertanyaan Siwon yang menanyakan soal Kyunnie. Perlahan ku usap kepala Kyunnie. Ia benar-benar menyedihkan. Baru saja ia bercanda denganku dan yang lain tadi, tapi kini ia sudah seperti tadi malam.

Bolak-balik pertanyaan dilemparkan padaku, Eunhyuk dan Donghae. Tapi hanya ku jawab dengan kata ‘molla.’ Karena aku memang tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang dilihat Kyunnie dan semacamnya. Ku lirik Yesung hyung sama sekali tidak membantu kami menjawab pertanyaan melelahkan itu. Ia memilih merebahkan kepalanya di atas sandaran sofa yang didudukinya. Dan sesaat kemudian, aku yakin ia sudah tertidur.

“Hyung! Wae?” serempak pertanyaan itu terlontar saat Teukkie hyung sudah masuk kembali.

“Tentu saja dokter hanya mengatakan ia hanya sedikit depresi,” terang Teukkie hyung tidak puas. “Yang tahu hanya Kyu,” sambungnya lagi.

“Maksudnya, hyung?” Shindong hyung menggaruk kepalanya tak mengerti.

Ne! geurom! Hanya Kyunnie yang bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Kyunnie? Neo waeyo?

***

 

Sera POV

“Shireo!” tegas Chisan oppa seraya berdiri membelakangiku. Aku bangkit dari sofa tanda ketidak mengertianku dengan jawabannya tadi.

“Wae, oppa? Wae?” protesku tak terima.

“Wae?” Chisan oppa mendesah ak percaya. “Itu adalah pertanyaan paling bodoh yang pernah kau lontarkan Sera!” jawabnya dengan nada menghina.

“Apa kau sebodoh itu?” hina lebih menyakitkan. “Apa kau akan menyuruhku kembali membacakan peraturan bangsa kita?!” teriaknya marah. Ku ambil langkah mundur sejengkal. Ia tak pernah semarah ini sebelumnya.

“Algeshi, geundae…” ku coba menjelaskan padanya.

“JAUHI MANUSIA ITU!!!” ia berteriak sekencang mungkin. Tubuhnya secepat kilat berbalik dan mencengkeram erat kedua pundakku. Tapi langsung ia lepaskan begitu mendengar rintihanku.

“Mian…” lirihnya penuh penyeselan. “Geundae… kau benar-benar harus menjauhi manusia itu Sera!” suaranya kembali tegas. Aku hanya bisa merunduk. Tak tahu harus berkata apa lagi saking takutnya aku dengan sikapnya barusan.

“Kau tidak ingin terkena masalah bukan?” tanyanya lembut menarik daguku agar dapat menatap wajahnya. aku menggeleng pelan. Mataku sedikit buram karena sekumpulan air tengah menggenang di permukaannya.

“Aish! Jebal! Uljima!” pintanya dan berhasil menghalau tetes pertama air mataku.

“Geundae… Na… Kyuhyun oppa jeongmal saranghan,” desahku pada akhirnya. Chisan oppa nampak kesal tapi ia memilih tak mencengkeramku seperti tadi. Ia hanya menangkupkan kedua tangannya membasuh wajahnya yang dipenuhi keringat kemarahan padaku.

“Apa kau tahu dia itu apa?” tanyanya lemah menanggapi pengakuanku.

“Algeshi. Dia adalah manusia. Geundae… nan eottohke? Seandainya bisa, sudah dari dulu aku hentikan perasaan ini, oppa…” terangku sejelas mungkin. Ragu ku lirik wajahnya. Ia tak sedang menatapku. Ia hanya melempar kekesalannya dengan menatap kasar pada apa-apa saja yang ada di sekitar kami.

“Bagaimana kalau kau ketahuan?”

“Aku yang akan menerima hukumannya,” jawabku seringan mungkin. Chisan oppa melotot tak percaya dengan kata-kataku.

“Apa kau fikir aku akan biasa saja kalau melihatmu mendapatkan hukuman, hah?” suara Chisan oppa terdengar parau menahan amarah yang pasti tengah menggebu-gebu. Aku hanya diam merunduk. Aku benar-benar takut ia akan lebih marah dari ini.

“Ah! Arasseo!” ku dengar ia mendesah. “Terserah apa maumu,” sambungnya lagi. Aku mengankat kepalaku. Menatap wajahnya tak percaya.

“Tapi kau harus ingat satu hal! Jika dia menolakmu, kau harus menjauhi manusia. Arashi?” tatapannya yang begitu penuh ancaman memaksa kepalaku menganggukkan kepala.

Kemudian tanpa berkata apa-apa lagi ia melangkah pergi keluar dari ruangan ini. Aku hanya bisa menghempaskan tubuhku kembali ke atas sofa.

Ku ingat kemabli ancamannya yang terakhir. Jika dia menolakmu, kau harus menjauhi manusia! Oh, apakah benar Kyuhyu oppa akan menolakku? Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada diriku jika penolakan itu benar-benar terjadi.

Kami adalah bangsa genie. Tapi kami adalah bangsa genie yang baik. Selalu taat pada ajaran Tuhan dan tak pernah mendekati manusia. Janji kami saat kami diturunkan dari surga, kami tidak akan pernah menganggu kehidupan manusia sehelai rambutpun. Jika kami melanggarnya, kami akan masuk ke dalam neraka bersama genie jahat yang lain. Meski niat kami baik pun, kami tetap tidak bisa melanggarnya. Hidup manusia tidak pernah ada sangkut pautnya dengan kami.

Tapi, apa yang terjadi padaku adalah sesuatu yang tidak bisa kuhentikan. Pertama kali aku melewati sebuah toko elektronik milik manusia, dan kudapati Kyuhyun oppa tengah bernyanyi bersama member Super Junior yang lain di salah satu televisie yang dipajang dekat jendela luarnya, aku langsung terpesona dengan suaranya. Awalnya ku fikir ini hanya sebatas pesona sementara. Tapi lama kelamaan aku benar-benar jatuh hati padanya. Berulang kali aku ikut menonoton konsernya di tengah-tengah manusia yang bersorak sorai meneriaki namanya. Aku benar-benar terpikat dan akhirnya aku jatuh ke dalam lubang cinta.

Sehari saja aku tak melihat wajahnya, seakan aku kehilangan seluruh kehidupanku. Sudah ribuan bahkan jutaan kali aku mencoba untuk tidak terpaut olehnya, tapi jutaan kali pula aku menderita. Ia berhasil menjadi heroin bagiku.

Mendengar kata menolakmu, aku jadi teringat dengan apa yang ku lakukan malam ini. aku dengan bodohnya menampakkan diriku di depannya saat ia tengah melangsungkan konsernya. Aku tak percaya ia akan terkejut dan kelihatan begitu ketakutan saat melihatku. Ia terdiam cukup lama hingga akhirnya ia jatuh pingsan di atas panggung. Saat itu juga Chisan oppa yang sudah cukup lama tahu soal perasaanku ini menyeretku kembali pulang ke rumah. Ia benar-benar marah padaku. Menunjukkan diri pada manusia adalah sebuah kebodohan yang pernah dilakukan seorang genie. Dan itulah yang baru saja ku lakukan.

Aku mendesah perlahan. Tak tahu harus berbuat apa. Kakiku terasa lemas untuk berjalan. Setidaknya meski kami mengambang di udara, kami pun masih harus berjalan menapaki udara. Jadi kami pun masih memerlukan kaki.

Aku tak tahu harus kemana. Aku terus berjalan menembus semua gedung milik manusia. Berjalan lurus tanpa tahu akan kemana.

Kakiku terhenti begitu aku tepat berdiri di sebuah rumah sakit. Entah mengapa aku sangat ingin masuk ke sana. Tanpa fikir panjang, aku langsung menembus pintu serta seorang suster yang berjalan berlawanan arah denganku. Aku melewati beberapa kamar tanpa berpaling sedikit pun dari lantai. Kemudian seperti sebuah takdir, tiba-tiba aku berhenti di sebuah kamar. Kamar ini adalah kamar milik Kyuhyun oppa!

Ku lihat Kyuhyun oppa tengah tebaring tak sadarkan diri dengan selang infuse di nadi kirinya. Aku mendekat dan selama mungkin menikmati wajahnya yang begitu tampan bahkan melebihi namja bangsa kami yang dapat dikatakan lebih tampan dari seorang vampire pun. Aku tak tahu. bentuk wajahnya biasa saja, tapi mampu membuat jantungku berdetak lebih kencang saat melihat senyuman mautnya. (Perlu diketahui bahwa di sini, rupa genie adalah sama persis seperti manusia. Tentu saja mereka pun memiliki organ yang sama pula).

Ku tatap wajahnya dengan bahagia. Tapi tak lama karena ia berhasil membuatku terkejut saat matanya terbuka perlahan. Wajahku tepat berada di atasnya. Ia seperti bingung menatapku. Oh, cangkaman! Dia menatapku atau menatap atap di atasku? Aku sedang tidak menunjukkan wajahku padanya sekarang.

Ia mencoba bangkit tapi terhenti karena kepalanya merasakan nyeri. Setidaknya itu yang aku tahu melihat ia memegangi kepalanya sambil meringis kesakitan. Melihat infuse di nadi kirinya, wajah bingungnya berubah dan menunjukkan kemengertiannya. Jika bisa kutebak, mungkin ia baru sadar bahwa ia sedang ada di rumah sakit.

Kembali sesuatu berhasil mengejutkanku. Suara sang leader Leeteuk oppa masuk ke dalam sambil menyapa Kyuhyun oppa. Di tangannya membawa sekantung plastic makanan dan minuman manusia. Ia kemudian membantu Kyuhyun oppa untuk duduk.

Mata itu! Mata itu terbuka! Bibirnya sempat menyungging senyum setelah terlibat percakapan dengan Leeteuk oppa. Aku benar-benar tak bisa seperti ini terus.

Tanpa sadar, aku kembali menampakkan diriku di depannya. Mata kami bertemu. Aku mencoba memanggilnya. Tapi matanya berubah memerah dan wajahnya kembali seperti di atas panggung tadi. Ia mencengkeram erat selimut yang membalut tubuhnya. Aku hampir menangis melihatnya seperti itu. Ia sama sekali tak mendegar panggilan dari Leeteuk oppa. Aku mencoba mendekat, tapi tubuhnya makin menegang. Beriringan dengan setetes air mataku, akhirnya aku memilih untuk tidak melanjutkan kebodohanku. Puff! Aku menghilang dari hadapannya meski posisiku masih ada di kamar itu. Lagi-lagi ia jatuh pingsan.

Mian, oppa! Aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini.

***

Pagi hari tiba. Aku tertidur di sofa dekat jendela. Aku bangun ketika ku dengar suara Kyuhyun oppa memanggil Leeteuk oppa. Aku membuka mataku tapi tak bergeming dari tempatku berada. Ku lihat Kyuhyun oppa bersikap begitu manja dihadapan Leeteuk oppa. Reflek aku tersenyum melihat tingkahnya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Donghae oppa, Eunhyuk oppa, Yesung oppa dan Sungmin oppa datang. Padahal tadi malam setelah Kyuhun oppa pingsan, mereka sudah diusir tapi kembali lagi.

Kyuhyun oppa makin manja saat Sungmin oppa membelai rambutnya. Aku tertawa sendiri melihat tingkah mereka. Tanpa sadar, tiba-tiba Yesung oppa menghempaskan tubuhnya di atas sofa tepat di tempatku tengah duduk. Yesung oppa seakan merasakan keberadaanku. Ia celingukan berbalik melihatku. Ah, ani! Melihat sandaran kursi pasti. Aku tak ingin membuatnya merasa tak nyaman. Aku memilih menggeser tubuhku pindah ke sampingnya. Dan usahaku tidak sia-sia. Ia langsung mencoba menyamankan dirinya setelah itu.

Mereka mencoba menginterogerasi Kyuhyun oppa sekarang. Yesung oppa yang tertarik dengan cerita yang seakan akan diluncurkan Kyuhyun oppa, bangkit berdiri dan mendekati ranjang Kyuhyun oppa. Aku mengikutinya. Aku berdiri di depan kakinya. Menikmati pemandangan indah wajahnya yang dengan nakalnya membuat hyungdeulnya penasaran dengan setiap kata yang dilambat-lambatkannya. Oh! Dia benar-benar menawanku sekarang.

Aku begitu terkejut saat ia menjelaskan ceritanya dengan sebuah pertanyaan, “Apa kalian percaya jika aku bilang bahwa ada hantu yang sangat cantik?”

Omo! Dia bilang apa tadi? Dia bilang bahwa ada hantu yang sangat cantik. Jinjjayo oppa? Apa kau mengatakan itu dengan sungguh-sungguh? Jadi kau melihatku sebagai seorang hantu yang sangat cantik? Apa kau tidak tahu betapa bahagianya aku mendengar kata-kata itu darimu?

Kyuhyun oppa mencoba menjelaskan apa yang ia lihat. yang tidak lain dan tidak bukan adalah aku. Aku menunggu kata-kata keluar dari bibirnya sama seperti apa yang dilakukan namjadeul yang lain di ruangan ini. Tapi, penjelasannya terputus. Tiba-tiba saja matanya kembali memerah. Wajahnya berubah pucat luar biasa. Bibirnya menganga bergetar. Tubuhnya bahkan mengejang. Ia melihatku? Apa ia melihatku? Tapi aku tidak sedang memunculkan diriku padanya.

“Anye…” suara seseorang memasuki ruangan. Reflek aku berbalik. Dari sekian banyaknya manusia yang masuk ke dalam ruangan ini, dan saling panic menanggapi apa yang terjadi pada Kuhyun oppa, hanya satu orang yang ku lihat. Chisan oppa tengah berdiri tepat di belakangku. Mata dinginnya menatap tajam Kyuhyun oppa. Jadi,Kyuhyun oppa melihat Chisan oppa? Bukan melihatku?

“Oppa! Hajima!” pintaku padanya melihat keadaan Kyuhyun oppa yang makin memburuk. Chisan oppa memutar bola matanya melirikku lebih tajam. Entah bagaimana, ketakutan yang luar biasa menyusup ke setiap pori-pori di tubuhku. Jika aku yang sesama genie saja bisa setakut ini, apalagi dengan Kyuhyn oppa. Sampai ia mengejang seperti itu.

“Jebal, oppa…” pintaku kembali dengan suara selirih mungkin. Aku tak berani menghadapnya. Aku memilih menatap Kyuhyun oppa yang tiba-tiba saja jatuh pingsan lagi. Seketika aku berbalik. Chisan oppa memandangku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Ia sudah tak menunjukkan dirinya lagi pada Kyuhyun oppa?

“Ttarawa!” sentaknya sambil menarik paksa tanganku. Aku menurut dan kami berjalan keluar menembus Donghae oppa dan dokter yang berjalan tergesa mendekati ranjang Kyuhyun oppa. Ku sempatkan diriku untuk menoleh ke belakang. Memastikan Kyuhyun oppa ditangani dengan baik oleh dokter itu. Tapi dinding berikut yang kami tembus, menghalau pandanganku padanya. Dan akhirnya aku hanya menuruti tarikan Chisan oppa.

***

Chisan POV

Aku benar-benar tak mengerti dengan jalan fikirannya. Bisa-bisanya ia tetap diam saat manusia itu hampir mengungkap keberadaan kami. Aku mencoba menunggu. Berharap Sera akan menghentikan mulut manusia itu untuk bicara. Tapi ku lihat ia sama sekali tak bergeming. Bahkan saking terpakunya ia hanya menatap manusia itu, ia sampai tak menyadari bahwa sejak tadi aku sudah ada di belakangnya.

Aku tak punya pilihan lain. Akhirnya aku putuskan untuk menunjukkan diriku di hadapan manusia bernama Kyuhyun itu. Sesuai dugaanku, ia benar-benar ketakutan melihat tatapan dinginku. Begitu ada beberapa manusia masuk ke ruangan itu, barulah Sera berbalik dan sadar akan adanya diriku dan apa yang tengah kulakukan pada manusia di depanku ini. Ia mencoba mengentikanku. Aku benar-benar marah dengan sikapnya. Aku hanya meliriknya lebih tajam dari tatapanku pada Kyuhyun. Sontak ia merunduk menghindari mataku. Pasti ia ketakutan sekarang. Ia berbalik dan memilih menatap Kyuhyun yang makin ketakutan melihatku.

“Jebalyo…” ku dengar lirih suara Sera. Tanpa berbalik. Aku mendesah. Ku hentikan seranganku, dan menurut pada Sera. Seketika itu juga, manusia itu tergeletak pingsan di atas tempat tidurnya.

Sera berbalik dan menatapku penuh tanda tanya sekaligus lega aku rasa. Aku hanya bisa mengepalkan telapak tanganku menahan amarah. Tak ku pedulikan suara manusia-manusia yang ribut di ruangan ini karena panic temannya pingsan.

“Ttarawa!” sentakku padanya seraya menarik tangannya. Ku paksa ia berjalan mengikuti menembus dua manusia yang tergesa mendekati ranjang si Kyuhyun yang pingsan tadi.

Ku bawa Sera kembali ke alam kami. Masih dengan cengkeraman erat tanganku, ku tarik dia masuk ke dalam rumahku dan langsung menerobos ke kamar. Ku hempaskan tubuhnya hingga ia terjatuh di atas tempat tidurku. Pintu kamar ini ku kunci dan kuncinya ku buang sembarangan. Aku berbalik melihat Sera yang ketakutan mencoba berdiri. Begitu kakinya tepat menopang tubuhnya di atas lantai, aku mendorongnya kembali sekuat tenaga ke atas tempat tidur.

Perlahan aku melangkah mendekatinya. Sumpah ku rasakan seluruh darahku mendidih sekarang. Ku lihat bibir Sera bergetar menahan rasa takutnya.

“Oppa…” lirihnya dengan nada bergetar. Mendengarnya aku menghentikan langkahku. Gigiku saling beradu menahan amarah yang memuncak. Seluruh uratku ku rasa menegang. Dan aku yakin Sera bisa mendengar nafasku yang memburu dan membuatnya makin bergidik.

“ARGH!!!” teriakku frustasi menjambak rambutku sekuat-kuatnya. Aku tak tahu harus berbuat apa. Apa tujuanku membawanya kemari saja aku tak tahu. apa tujuanku mengunci pintu kamar ini saja aku benar-benar tidak tahu. berulangkali aku membuang nafas kesal. Akhirnya aku hanya bisa menggigit bibirku melihatnya makin gemetar ketakutan.

“Apa kau sebodoh itu?” tanyaku dengan nada serendah mungkin. Aku tak akan tega melihatnya ketakutan lebih dari ini.

Ia hanya diam.

“GO SERA!!! APA KAU SEBODOH ITU?!!” akhirnya aku tak bisa menahannya lebih lama. Sekuat tenaga ku tahan tanganku untuk tidak menyakitinya. Jika saja ia bukan seorang yeoja, mungkin sekarang ia sudah terkulai tersimbah darah ku hempas ke dinding kamar ini.

“Apa kau sebodoh itu, hah?” ulangku dan kurasakan air mataku meleleh. Entah mengapa aku menangis seperti ini.

“Apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan, hah?” tanyaku kembali tanpa jawaban. Aku mencoba bersikap lembut. Perlahan aku mendekat duduk di sampingnya. Ku usap rambutnya yang panjang terurai.

“Sera~ya! Apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan?” ulangku selembut mungkin. “Apa kau tahu apa jadinya jika aku tidak datang tadi? Kenapa kau diam saja saat manusia itu hampir mengungkap keberadaan kita pada teman-temannya? Kenapa kau memunculkan dirimu pada saat yang tidak tepat dan memilih tak terlihat saat kemunculanmu di hadapannya benar-benar harus kau lakukan? Apa kau tahu apa akibatnya jika keberadaan kita diketahui oleh manusia?” sebanyak itu pertanyaanku tak ada satu pun yang dijawabnya. Ia malah merunduk sesenggukan di balik rambut yang menutupi wajahnya.

“Kita sudah berjanji untuk tidak mencampuri urusan manusia. Bahkan genie jahat saja tidak  berani untuk memunculkan dirinya di depan manusia. Kau tahu kan alasannya? Bangsa kita akan dimusnahkan jika kita melanggar janji itu dan keberadaan kita diketahui manusia,” jelasku meski tak begitu penting. Karena ku yakin ia sudah tahu semua itu.

“Ku biarkan kau untuk tetap ada dengannya. Tapi bukan berarti kau tidak memikirkan bangsa kita sama sekali dengan terus-terusan muncul di hadapannya.” Ia masih merunduk.

“Sera~ya! Jangan menjadi yeoja yang bodoh! Jangan merugikan bangsa kita dengan bersikap seacuh tadi, ara?” ku lihat kepalanya mengangguk. Tanpa fikir panjang, ku raup dia ke dalam pelukanku. Ku biarkan ia menangis sejadi-jadinya.

“Dengar! Selesaikan segera urusanmu dengannya dan akhiri secepatnya! Apa kau suka membuatnya menderita?” aku memegangi kedua pipinya. Memaksa wajahnya menatap kedua mataku. Ia mengangguk perlahan mengerti akan ucapanku.

“Mianhae oppa…” lirihnya setelah sejak tadi memilih diam. Aku tersenyum getir mendegarnya.

Ya Tuhan! Apa salahku sampai aku harus berbuat kasar terhadap yeoja yang aku cintai ini? Apa mungkin aku bisa melihatnya Kau masukkan ke dalam neraka andai kata ada genie lain yang melihat ini semua. Ku biarkan hatiku sakit melihat ia mencintai namja lain. Bahkan namja itu adalah manusia!

“Seandainya kau tahu…” aku tersentak. Hampir-hampir aku mengatakan perasaanku padanya. Tidak! Ini bukan waktu yang tepat mengatakan semuanya. Aku harus memberinya kesempatan menyelesaikan perasaannya pada manusia itu. Aku harus bisa bertahan sampai paling tidak lukanya sembuh karena aku yakin manusia itu pasti akan menolaknya.

Kami memang lebih sempurna dari manusia. Tapi tak pernah ada satu manusia pun yang pernah melihat keberadaan kami. Aku tak mengira bahwa setelah melihat wujud kami, manusia akan sangat ketakutan seperti itu. Bisa-bisa ia mati jika Sera tak menyelesaikan semuanya dan hanya memilih memunculkan dirinya tanpa bertindak apapun.

“Arasseo! Malam ini juga kau harus menyelesaikan semuanya! Kalkaeyo!” ucapku bangkit dan menjauh bermaksud keluar kamar. Bodohnya aku sehingga aku lupa bahwa pintu ini tadi terkunci dan entah kemana kunci itu berada. Sekarang hendel pintu yang kutarik tadi sudah terpisah dari daun pintunya. Dan saat itu juga, pintu terbuka dengan sendirinya.

“Aigoo!” keluhku tanpa berbalik melihat ke belakang. Aku tak ingin melihat ekspresi apa yang akan diberikan Sera melihat kebodohanku ini.

***

 

Kyuhyun POV

Berkali-kali aku mendesah lega karena ketika mataku mengitari ruangan ini tak ada sosok yang membuatku takut setengah mati tadi. Entah bagaimana tiba-tiba seorang namja tadi sudah ada di hadapanku. Wajahnya memang sangat tampan. Bahkan lebih tampan dari vampire-vampir di tv itu. Tapi, entah mengapa tatapannya yang tajam dan membekukan itu mampu membuatku setakut ini. Entah siapa namja tadi, tapi aku yakin bahwa ia berasal dari dunia yang sama dengan yeoja yang tak kalah menakutkannya yang muncul di panggung dan di sini tadi malam. Mereka begitu sempurna tapi mengapa aku begitu takut dan hampir mati melihat mereka muncul tiba-tiba di depanku. Saat itu rasanya nafasku benar-benar sesak dan mataku begitu panas sehingga aku kehilangan kesadaranku. Aku takut aku tak akan bertahan jika mereka datang lagi kemari. Apa tujuan mereka hanya mendatangiku?

Aku bahkan sempat membuat hyungdeulku panic luar biasa tadi. Saat aku bangun, berjuta pertanyaan dilontarkan padaku. Aku hanya diam dan untunglah Leeteuk hyung menghentikannya dan mengatakan aku butuh istirahat dulu sebelum menjawab semua pertanyaan mereka. Salahkah jika mereka ku sebut hantu karena begitu mengerikannya? Ah, molla! Paling tidak jika hyungdeulku nanti masih bertanya, aku akan menjawabnya seperti tadi. Hantu yang cantik dan sekarang ada juga yang tampan.

Sebelum beranjak ke konser, para hyungdeulku dan juga the one perebut gelar maknaeku, Henry, datang menemuiku. Tentu saja malam ini pun aku tidak akan ikut konser. Tak apalah. Paling tidak aku bisa menghemat energiku karena setelah ini, kami member Super Junior M akan hengkang ke China.

“Enak sekali kau tidak beranjak satu senti pun dari tempat tidurmu! Kau suka ya memberikan jatah nada tinggimu padaku?” protes Zhoumi hyung saat Sungmin hyung tengah menyuapiku sesendok bubur nasi. Aku meringis membalas protesan itu.

“Ya! Kyunnie! Aku masih penasaran dengan apa yang terjadi padamu,” Eunhyuk hyung kembali pada interograsinya.

“Ya!” Leeteuk hyung mencoba memperingatinya tapi tidak berhasil. Ia kembali menanyakan hal yang sama, “Apa benar kau melihat hantu?”

“Mwo? Hantu?” serempak Zhoumi hyung dan Henry terkejut. Apa mungkin mereka tidak tahu dengan apa yang kuceritakan tadi, ya?

Aku diam. Berhati-hati aku melirik sekeliling. Waspada kalau-kalau hantu tadi datang kembali dan membuatku kehilangan nafas lagi. Aku bergidik. Hantu itu ternyata benar-benar ada di sini. Omo! Andwae! Kenapa aku seperti ini lagi! Andwae! Ka!!!

***

Leeteuk POV

Aku sudah memperingatinya tadi, tapi Eunhyuk sama sekali tak mendegarkanku. Kami baru akan berangkat melanjutkan konser kami di hari kedua ini. Tapi lagi-lagi Kyuhyun kembali seperti tadi. Bertambahnya Henry dan Zhoumi di sini makin memperburuk suasana. Terlebih Kyuhyun lebih buruk dari tadi pagi.

Apa lagi yang bisa kugambarkan. Ia kembali seperti tadi. Matanya memerah, tubuhnya mengejang, ah… mungkin kalian sudah bosan dengan penggambaran ini. Tapi memang itulah yang terjadi.

“Kyu! Kyu!”

“Kyu! Kyu! Iroehna!

“Hyung! Ireohna hyung!”

“Evil! Evil! Ireohna!”

“KYUNNIE!!!”

“Maknae evil!!! Ireohana!!!

“Hyung, eottohke?”

“Hyung, hyung! eottohke!”

“Kyu, Kyu, Kyu!”

“Kyu!”

“Dokter! Panggil dokter!”

“Eotohke, eottohke?”

“Kyu! Jangan membuatku takut!”

“Kyu! Ireohna Kyu!!!” kepanikan terdengar dimana-mana. Aku tak tahu harus berbuat apa. Lagi-lagi yang memanggil dokter adalah Donghae. Dan lagi-lagi pula ia sangat lama mendatangkan dokter itu kemari.

“Kyu! Kyu!”

“Hyung! Hyung! eotte hyung! Eotte?”

“KA!!!!” tiba-tiba mulut Kyuhyun terbuka. Suaranya menggelegar begitu kencangnya. Matanya masih tetap memandang ke depan.

“Ka! KARA!!!” teriaknya lagi. Ku lihat dongsaengdeulku malah ketakutan sendiri mendengar teriakannya. Mereka diam seribu bahasa. Keadaan Kyuhyun makin mengerikan.

“Kyu! Nuguya? Nugu, Kyu? Siapa yang kau suruh pergi?” aku mencoba menyadarkan Kyuhyun. Tapi Kyuhyun tetap seperti itu. Sekarang ia malah menendang-nendang selimutnya dan dengan kesusahan mencoba menjauh dari sesuatu.

“Ka! KA!!!!” teriaknya lagi. Kami benar-benar kebingungan. Semuanya berulangkali celingukan mengikuti pandangan Kyuhyun. Dan saat mereka menyadari tak ada siapapun di sana, ku lihat mereka serempak memegangi punggung leher mereka.

“Ka! Ka! ANDWAE!!! KA!! KA! ANDWAE!! KA!!! HAJIMA! HAJIMA! KA!!! KAAAAA!!!!!” Kyuhyun makin histeris menjerit ketakutan. Ditenggelamkannya kepalanya antara kedua lututnya. Tangannya menutup keras kedua telinganya. Ku lihat air matanya jatuh berceceran. Kyuhyun menangis! Ya Tuhan! Aku mohon apa pun yang dilihat Kyuhyun segera usir dia.

“ANDWAE!!!!” teriak Kyuhyun terakhir kali. Ia pun akhirnya pingsan. Dan barulah Donghae datang bersama seorang dokter.

“Kyu…?” desah kami serempak.

Sera Pov

Aku tak tahan melihatnya seperti ini. Aku bahkan belum mengatakan sepatah katapun padanya. Tapi dia sudah ketakutan seperti itu. Ya oppa! Apa aku semenyeramkan itu?

“Oppa…” lirihku.

“KA!!!” tiba-tiba ia berteriak. Membuat namjadeul yang ada di ruangan ini terkejut bukan main. Begitu pula aku. Oppa! Kau bisa membuka mulutmu?

“Oppa…na…”

“Ka! KARA!!!” teriaknya lebih kencang. Leeteuk oppa mencoba menenangkannya. Tapi ia hanya menatapku. Ia benar-benar merasa ketakutan. Oppa aku mohon. Dengarkan aku dulu.

Aku mencoba mendekatinya. Baru beberapa langkah saja aku berjalan, ia kembali berteriak mengusirku.

“Oppa… jebalyo… dengarkan aku dulu…”

“Ka! Ka! ANDWAE!!! KA!! KA! ANDWAE!! KA!!! HAJIMA! HAJIMA! KA!!! KAAAAA!!!!!” teriaknya histeris. Aku benar-benar tak tahan melihatnya seperti ini. rasanya hatiku sangat sakit melihat keadaannya yang benar-benar menyedihkan.

Aku kembali melangkah. Ingin sekali aku menghapus air mata yang tiba-tiba deras membanjiri wajahnya yang tampan. Tapi ia kembali mengusirku. Ia memilih untuk tidak memandangku lagi. Tubuhnya gemetaran menyembunyikannya kepalanya di balik kedua lututnya.

“Oppa… nan… oppa…” tangisku pecah melihatnya terus-terusan menjauhiku.

“Ka…” tiba-tiba ku dengar suara seseorang. Suara itu begitu lembut tapi lebih tepat seperti sebuah suara gema. Aku celingukan mencari pemilik suara itu.

“Ka…” ulang suara itu lagi. Aku menyadari sesuatu. Sepertinya aku kenal suara itu. Aku menatap Kyuhun oppa. Ia masih menangis tapi mulutnya terkunci.

“Oppa? Apa itu kau?” tanyaku dalam hati.

“Jebal. Ka… mian… aku tidak bisa bersamamu…” saat itu juga aku benar-benar yakin bahwa itu adalah suara Kyuhyun oppa. Lebih tepatnya suara hatinya.

“Jeongmal mianhae. Aku benar-benar tidak bisa bersamamu. Da… Kara!” mataku membelalak mendengar suara hati terakhir Kyuhyun oppa. Bagaimana mungkin ia sudah tahu maksudku padahal aku sama sekali belum mengatakan apa-apa padanya.

“Oppa…” akhirnya bibirku kembali terbuka. Meski aku benar-benar syok sekarang.

“KAAA!!!” suara hati Kyuhyun oppa berubah kembali menjadi sebuah jeritan. Berbarengan dengan jeritan itu, aku merasakan tanganku ditarik seseorang. Ku lihat chisan oppa sudah tepat berada di belakangku.

“Kajja!”

***

Author POV

Chisan menarik kembali sera ke alam genie. Dan lagi-lagi ia mengajak Sera ke dalam kamarnya. Namun kali ini, ia tak mengunci pintu dan membanting Sera ke atas tempat tidur. Dengan lembutnya ia mendudukkan Sera yang masih syok dengan apa yang terjadi tadi.

“Oppa… eotte…”

“Kyuhyun sudah tahu maksud kedatanganmu?” chisan berhasil melanjutkan pertanyaan yang seharusnya akan dilontarkan Sera.

Sera tercengang menatapnya. Apa Chisan…?

“Geurae. Akulah yang mengatakannya,” aku Chisan sambil menghela nafas. Sera mengernyitkan dahinya. Ia masih belum mengerti apa yang baru saja Chisan katakan.

“Aku tidak punya pilihan lain. Karena aku tahu kau tidak akan bisa melanjutkannya melihat kondisinya yang seperti itu setelah melihatmu. Bila aku tidak berbuat apa-apa, aku takut manusia itu akan mati nanti.”

“Da… oppa menerornya?”

“Geurom aniya! Aku tidak akan mungkin sejahat itu. Masalah cinta tidak bisa dipermainkan. Itu atas keputusannya sendiri.”

“Maksud oppa?” Sera masih tak mengerti. Chisan hanya dapat menghela nafasnya.

Flash back…

Kyuhyun membuka matanya. Entah mengapa tiba-tiba ia sudah berdiri dan berada di suatu tempat yang sampai sejauh manapun mata memandang hanya putih yang terlihat.

Apa aku sudah mati? Fikir Kyuhyun.

“Belum…” sebuah suara memaksanya untuk berbalik. Nampak sebuah cahaya datang dari kejauhan. Membuat mata Kyuhyun terasa silau melihatnya. Tapi lama kelamaan cahaya itu meredup seiring mendekatnya sesosok tubuh yang berjalan mendekatinya.

“Nuguya?” tanya Kyuhyun ragu-ragu. Tubuh itu makin mendekat. Ia tersenyum demi membalas tatapan Kyuhyun padanya.

“Kyuhyun~ssi!” panggil tubuh yang kini sudah tepat berada di depan Kyuhyun itu. Saat itu juga Kyuhyun sadar. Bahwa tubuh di depannya ini adalah seorang namja yang tadi mendatanginya dengan pandangan dingin yang sangat menakutkan.

“Neo…”

“Ne. Aku yang di rumah sakit tadi,” kata namja yang tak lain dan tak bukan adalah Chisan.

“Bagaimana kau bisa tahu namaku?”

“Itu tidak penting sekarang.”

Kyuhyun hanya menatapnya. Ia merasa aneh. Tadi melihat wajahnya saja ia sangat ketakutan bahkan rasanya ingin mati. Tapi sekarang, kenapa ia merasa bahwa Chisan sama seperti dirinya? Bahkan ia mengakui bahwa ia benar-benar terpesona dengan ketampannya.

“Neo nuguya? Kenapa kau mendatangiku? Di mana ini?”

“Ini di alam kami. Alam genie.”

“Genie?”

“Ne.”

“Kenapa kau mendatangiku? Kenapa aku baik-baik saja sekarang? Kenapa aku tidak ketakutan seperti tadi saat melihatmu?”

“Singkatnya, kau sekarang sedang pingsan. Aku menemuimu lewat sebuah khayalan yang manusia sebut mimpi. Aku tidak akan menemuimu di alam nyata karena kau pasti akan ketakutan. Aku bisa menemuimu di sini atas izin Tuhan.”

“Tuhan?”

“Ye. Aku kemari ingin mengatakan sesuatu padamu.”

“Apa itu?”

“Kau ingat yeoja yang mendatangimu dipanggung dan rumah sakit malam ini?”

Kyuhyun nampak berfikir. “Ne.”

“Itulah yang ingin ku bicarakan,” Chisan menarik nafas.

“Dia mencintaimu,” lanjutnya singkat. Mendegarnya, Kyuhyun mebelalak kaget.

“Mwo, mwo?”

“Geurae. Dia mencintaimu. Sayangnya dia mencintaimu.”

“Apa maksudmu?”

“Kyuhyun~ssi. Apa kau lupa apa yang baru saja ku katakan. Kami bukan manusia. Tapi genie. Alam kita berbeda. Dan sebuah kesalahan jika salah satu dari kami jatuh cinta pada kalian, bangsa manusia. Tapi ini adalah takdir. Satu-satunya orang yang bisa menghentikan takdir mengerikan ini adalah kau.”

“Takdir mengerikan?”

“Kyuhyun~ssi. Aku tidak bisa memberitahumu lebih banyak. Tapi, satu hal yang tak bisa kami langgar. Keberadaan kami tidak boleh diketahui oleh manusia.”

“Itukah sebabnya kau muncul dihadapanku saat aku akan mengatakan apa yang kulihat pada teman-temanku?” Kyuhyun mencoba menebak. Chisan menjawab dengan anggukan kepala.

“Kalian tidak bisa menyalahkanku. Bukan aku yang menginginkan aku tahu adanya kalian,” bela Kyuhyun pada dirinya sendiri.

“Ani. Bukan begitu. Aku tahu ini salah kami. Dia muncul begitu saja di depanmu. Maka ini adalah salah kami.”

“Lalu apa yang bisa ku bantu untuk kalian.”

“Kyuhyun~ssi. Katakan perasaanmu yang sebenarnya padanya!”

“Mwo?”

“Katakan bagaimana perasaanmu padanya.”

“Mwo, mwo?”

“Apa kau tidak mengerti?”

“Chakkanman yo! Kau fikir aku punya perasaan padanya?”

“Apakah takut itu bukan perasaan?” Chisan menegaskan kata-katanya. Kyuhyun tersentak mendengarnya. Ah, benar juga! Takut juga perasaan bukan?

“Jadi, apa kau yakin aku harus mengatakan itu?” tanya Kyuhyun ragu.

“Kalian memang tidak bisa bersatu. Kau tahu betapa dia menderitanya selama ini? tapi, aku juga tidak bisa memaksanya untuk meninggalkanmu begitu saja. Kecuali kau yang menolaknya. Asal kau tahu, sekali kami mencintai seseorang, maka akan sulit bagi kami untuk melupakannya. Meski dia bukan berasal dari bangsa kami,” jelas Chisan. Kyuhyun bisa menangkap kesedihan yang mendalam dari wajahnya.

“Kau mencintainya?” tanya Kyuhyun tanpa fikir panjang. Chisan sontak terkejut. Sebegitu pekanyakah manusia?

“Itu tidak penting sekarang,”elak Chisan. “Jadi apa kau mau membantu kami?”

“Apa itu artinya, aku pun harus bungkam soal kalian?”

Chisan menjawab dengan anggukan kepala. Kyuhyun diam sesaat.

“Arasseo,” jawabnya final.

“Kyuhyun~a!” tiba-tiba sebuah suara terdengar. Suara itu tampaknya suara Leeteuk.

“Aku harus pergi. Jeongmal gomawanda,” Chisan berbalik dan siap untuk melangkah. Tapi Kyuhyun menghentikannya.

“Chakkaman!”

Chisan berbalik.

“Neo, nuguya? Maksudku, namamu?”

Chisan tersenyum simpul. “Apakah itu penting sekarang? Untuk apa menanyakan nama pada bangsa yang berbeda denganmu?”

“Paling tidak, aku masih bisa mengingat kalian. Biarkan aku menjadi teman kalian meski hanya untuk sekarang…” Kyuhyun tersenyum. Chisan benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu. Ia tak percaya manusia bisa menghargai mereka seperti itu.

“Na… Chisan. Seoul Chisan,” jawab Chisan. Ia tersenyum melihat Kyuhyun yang sepertinya terpesona melihatnya. Tapi kemudian cahaya tadi kembali menelimuti Chisan. Membuat mata Kyuhyun kembali silau. Begitu cahaya itu menghilang, tiba-tiba suara Leeteuk kembali terdengar.

“Kyuhyun~a! ireohna!”

Kyuhyun membuka matanya. Semua member Super Junior sudah mengelilinginya dengan wajah panic mereka.

“Kyu, apa yang sebenarnya terjadi?”

Dan seterusnya, beribu pertanyaan akan sampai di telinga Kyuhyun jika Leeteuk tidak menghentikannya.

***

Chisan POV

Aku menghentikan langkahku. Sedikit ragu untuk sekedar mendorong pintu yang handelnya sudah kupatahan kemarin. Ku tatap erat segelas susu di tanganku. Setelah menark nafas dan mengeluarkannya pelan-pelan, barulah aku mantap masuk ke dalam kamarku sendiri.

“Sera~ya!” panggilku pada Sera yang duduk bersandar kepala tempat tidurku. Ia hanya menoleh sekilas. Kemudian wajahnya kembali murung. Inilah yang aku khawatirkan. Akhirnya terjadi juga. Setelah penolakan itu, Sera benar-benar kacau. Karenanya aku memilih untuk menyuruhnya untuk tinggal di sini. Aku tak yakin kalau dia masih akan tetap hidup jika kubiarkan sendirian di rumahnya.

“Ige. Minumlah! Setidaknya untuk mengembalkan tenagamu!” kataku seraya menyodorkan susu itu.

“Nokka?” tanyanya dengan suara parau.  “Apakah tenaga masih berguna untukku oppa?”

Telingaku panas mendengar pertanyaan itu. Apa dia sefrustasi itu sampai seperti ini?

“Kau sendiri yang bilang oppa. Sekali bangsa kita mencintai seseorang, maka sulit bagi kita untuk melupakannya.”

Ku taruh susu itu di atas meja di sampingnya. Aku tak ingin susu itu tumpah akibat tanganku yang menggenggamnya terlalu erat saking kesalnya aku pada yeoja ini.

“Apakah ‘sulit’ itu, tidak bisa hilang?” Ok! Tubuhku sudah gemetaran sekarang. Apakah ini waktuku untuk mengatakan semuanya.

“Apa jika ‘sulit’ itu hilang, aku masih bisa hidup oppa?” Sera mendegus kesal. “Apa tidak sebaiknya aku mati saja oppa? Kenapa kau masih mau mengurusku? Seharunya kau biarkan saja aku mati karena tangisanku sendiri.”

“Apa kau tahu apa yang baru saja kau katakan?” amarahku hampir memuncak. Ia pintar sekali memainkan emosiku.

“Apa kau suka membuat kami menderita?” tanyaku lagi. Ia memandangku tak mengerti.

“Kami?”

“Kyuhyun…” aku menelan ludahku. Bukan saatnya gugup sekarang. “…dan aku.”

Jawaban terakhirku mampu membuatnya tercengang. Tapi sepertinya ia belum mengerti maksudku.

“Geurae. Na neo johahae. Na neo saranghandan,” ungkapku pada akhirnya. Ada sedikit sesal memang karena aku mengatakannya saat ia belum seratus persen melupakan Kyuhyun. Tapi paling tidak, aku tidak harus memendam perasaan ini lebih lama.

“Geundae oppa. Na…” Sera tak mempu melanjutkan kata-katanya. Karena dengan cepat aku menyapu bibirnya. Ku rasakan bibirnya menegang. Mungkin ia benar-benar terkejut dengan ulahku. Tapi aku tidak peduli. Aku tidak peduli andai kata tiba-tiba ia akan meronta dan mengatakanku sebagai namja mesum. Aku tidak peduli jika setelah ini ia akan membenciku selama-lamanya. Ku lampiaskan semua rasa kecewa, sedih, marah, frustasi, kesal dan bahagiaku pada bibirnya.

Begitu lamanya aku melakukannya, ia sama sekali tak melawan. Aku cukup terkejut saat aku bermaksud melepaskannya, ia malah mendekap tubuhku. Seolah tak mengizinkanku untuk melepaskannya. Berbarengan dengan air matanya yang mengalir melewati batang hidungku, ia membalas ciumanku.

Oh, aku tahu ini hanya pelampiasannya. Tapi aku tidak peduli! Aku akan berusaha agar ia bisa mencintaiku. Bagaimana pun caranya!

***

Kyuhyun POV

Akhirnya konser kami berakhir. Di hari terakhir ini, aku bisa kembali bermain dengan setiap lirik bagianku. Setiap bagian nada tinggi yang paling aku sukai. Aku juga berhasil membuat Leeteuk hyung berhenti mengoceh dan melarangku untuk ikut serta dalam konser terakhir ini.

“Hyung~a! nan jeongmal gwaechana! Lagi pula, apa kau merasa bahwa suaramu itu bagus jika kau menggantikanku seperti di lagu no other kemarin,hah?” bentakku padanya. Aku senang saat melihatnya hanya mencibir bibirnya.

“Arasseo! Sekarang kau benar-benar sudah tidak apa-apa kan? Jadi, bagaimana kalau aku kembali bertanya soal hantu cantik itu, hah?” Eunhyuk hyung mendekatiku saat kami sudah di ruang ganti. Aku melirik Leeteuk hyung yang memelototi Eunhyuk hyung. sepertinya ia masih takut kalau-kalau aku kembali seperti kemarin.

“Hyung~a! Nan gwaechana. Jadi, aku bisa cerita siapa hantu cantik itu!” jawabku penuh semangat. Juga tak kalah semangatnya dariku, tiba-tiba semua member sudah berkumpul mengitariku. Semua wajah mereka menunjukkan bahwa mereka benar-benar penasaran dengan ceritaku. Begitu juga Leeteuk hyung. meski ia tak ikut berjongkok mengelilingiku seperti yang lain, wajahnya benar-benar penasaran.

“Jadi, kalian benar-benar penasaran siapa hantu cantik itu?” tanyaku sengaja mengulur waktu. Mereka mengangguk serempak. Aku tersenyum berhasil membuat mereka seperti pelayan yang tengah berlutut di hadapan rajanya. Meminta dengan sepenuh hati akan sesuatu hal.

“Kalian yakin?” tanyaku dan lagi-lagi dijawab dengan anggukan kepala mereka.

“Jadi… hantu cantik itu adalah…” aku tersenyum. Satu orang yang ku lirik. “Chullie…” ucapku selirih mungkin.

“MWORAGO?!!” teriak mereka begitu kencangnya. Sampai-sampai aku harus sedikit menjauh karena spontan mereka berdiri dan berdecak pinggang ke arahku. Apalagi Heechul hyung.

“Geuromyo! Hantunya itu Chullie. Apa kalian tidak lihat bahwa tingkahnya benar-benar seperti hantu? Tapi hantu seperti dia, malah benar-benar cantik!”

“Ya! Jangan bercanda!” teriak Eunhyuk hyung kesal.

“Nan jinjjayo. Jeongmal, jeongmal jinjjayo!” kataku mencoba menyakinkan mereka. Mereka tampak kesal dengan tingkahku. Tapi aku yakin mereka belum seratus persen percaya. Melihat tampang mereka yang seperti itu, aku tertawa terpingkal-pingkal.

“Ya! Apa kalian percaya, hah? Mana ada hantu di dunia ini, hah? Kalian ini ada-ada saja!” ejekku sambil memegangi perutku yang benar-benar terasa sakit.

“DASAR EVIL MAKNAE SIALAN!!!!!!” teriak mereka berbarengan sambil mendengus beberapa kali.

“Ya! Aku kan hanya bercanda,” aku mencoba membela diri. Tapi mereka pergi begitu saja.

“Gomawo, oppa…” tiba-tiba sebuah suara yang tak asing terdengar di telingaku. Aku celingukan mencoba mencari pemilik suara itu. Tapi tak ada siapapun. Perlahan, ku rasakan bulu romaku berdiri seluruhnya. Aku harus mencari cara untuk menghilangkan ketakutanku ini.

“Hyungdeul~a! Nan ni PSP eoddi?” tanyaku pada hyungdeul yang baru saja kukerjai.

“PSP? NIH PSP!!!” jawab mereka serempak melempariku dengan handphone  mereka. Uwah! Apa mereka ini tidak keterlaluan?

***

Author POV

“Cheonmaneyo…” jawab Kyuhyun dalam hati. Sera yang baru saja hendak pergi berbalik kembali menatapnya. Dilihatnya Kyuhyun tersenyum meski tak tepat ke arahnya.

“Siapapun kau… Carilah namja yang lebih baik dariku….” Lirih Kyuhyun lagi. Sera tersenyum mendengarnya. Dan sebulir air tiba-tiba jatuh di pipi Kyuhyun.

Kyuhyun mengusap air itu dan menatap bekasnya di ujung jarinya cukup lama. Air mata siapa ini?

Di sudut pintu, Chisan teriris hatinya melihat Sera mencium dahi Kyuhyun.

Aku tak akan membiarkanmu lepas setelah ini, Sera~ya!

…The End…

9 Comments (+add yours?)

  1. Babyfishevil
    May 07, 2013 @ 12:22:45

    Hoho, gk happy end sih….
    Tapi semua.nya sudah terbebas dari masalah yg, yah tidak masuk akal manusia…….
    Like it like it

    Reply

  2. Choi Sung Rin
    May 07, 2013 @ 15:26:38

    Gile ya SJ, fansny amp dari dunia lain, ckck XD
    tapi mau dong jadi sera bisa nt0n konser gratis, tnpa desek2an pula.. bsa dteng dmanapun SJ berada.. XD
    keren bgt nih ff aku kra chapter tnyta oneshoot ,,

    Reply

  3. mei.han.won
    May 07, 2013 @ 18:40:31

    co cwettt bgt dah…
    Kasian sera…tapi mao gimana lagi kn udah beda alam…jadii sera sama chisan aja yaa..biarkan uri kyunie sama aku…gkgkgkgkg

    Reply

  4. aufa pasuma
    May 08, 2013 @ 00:06:26

    huaaaaaaa
    sumpah ini cerita keren bgt thoooorr

    Reply

  5. dewionkyu99
    May 08, 2013 @ 09:28:48

    baca ini ff jadi ikutan tegang nih thor, harusnya judulnya the genie bkan the ghost sena nya kan genie

    Reply

  6. bungaiw
    May 09, 2013 @ 08:14:55

    Keren thor ! DAEBAK !!! 😀

    Reply

  7. Mutia
    May 10, 2013 @ 01:29:37

    Gile thor, keren abis!!

    Reply

  8. ani
    May 11, 2013 @ 21:36:25

    seru , imajinasinya keren . Sekuel dong . Keep writing thor .

    Reply

  9. ervinahtan
    May 23, 2013 @ 14:23:42

    Daebak bgtt thor :)))

    Reply

Comment's Box