Chubby Cheek

hjb

 

[Drabble] Chubby Cheek

Author : Rien Hara (@rienhara_)

 

Cast :

  • Lee Dong Hae Super Junior as Lee Dong Hae
  • Cho Hyo Na (OC)

Genre : romance, comedy

Rated : T

Length : drabble

Annyeong~!!!

Rien Hara is back, yuhuuu~

Sebenarnya fanfiction ini sudah tayang di blog http://rienhara.wordpress.com/ dan wattpad @rienhara_ dengan judul besar “Random of Romance”. Mengikuti judul besarnya, fanfiction ini akan berisi kumpulan momen romantis dengan maincast Super Junior yang Rien pilih secara random. Kalian bisa bermain-main di blog dan wattpad Rien jika penasaran dengan page lain dari “Random of Romance”.

Semoga kalian menyukai new project Rien, nde~!!!! ^^

Happy reading!!!

Enjoy!!!

Don’t plagiat and bashing!!!

— Chubby Cheek —

Mereka dipertemukan kembali setelah setahun berlalu atau sebenarnya sudah sangat lama tidak bertemu. Sebenarnya ini bukanlah pertemuan penuh drama seperti yang sering Cho Hyo Na lihat di televisi. Hari ini hanya pertemuan biasa yang dilakukan keluarganya dengan keluarga Lee. Pertemuan penuh nostalgia antar orangtua mereka lebih tepatnya.

Lee Dong Hae sudah tumbuh lebih tinggi beberapa centi. Rambutnya brunette dengan mata sayup yang menghanyutkan, Hyo Na sudah tak perlu lagi merengek ingin bibir tipis milik Dong Hae, karena Hyo Na memiliki bibir penuh yang kecil dan merah seperti ceri. Tampilan Dong Hae terlihat lebih dewasa, padahal seingat Hyo Na lelaki itu seumuran dengannya. Pokoknya Dong Hae terlihat jauh berbeda diingatan Hyo Na.

Hyo Na selalu mengumbar senyum ketika ada beberapa pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepadanya, entah dilontarkan keluarga Lee atau bahkan keluarganya sendiri. Sesekali dia ikut terlibat dalam percakapan, sesekali tertawa lepas dan kemudian dia lebih banyak menjadi pendengar saat para orangtua berbicara mengenai masa lalu mereka. Dan Dong Hae hanya duduk di hadapannnya dengan senyum tipis sambil menyimpan suaranya. Hyo Na yang melihatnya merasa sebal sekali.

Padahal saat masih kecil dia banyak omong?

Hyo Na memandang Dong Hae yang sedang memperhatikan ibunya berbicara tanpa merasa terganggu jika Hyo Na memandangnya terang-terangan. Apakah lelaki itu tahu jika Hyo Na sangat ingin bernostalgia dengannya, ingin bertukar kabar, ingin menanyakan banyak hal atau yang lebih parahnya Hyo Na mau mengajak Dong Hae kabur di pertemuan ini. Ya, Hyo Na tidak begitu menyukai pertemuan membosankan ini, Dong Hae mengabaikannya dan orangtua-orangtua ini hanya fokus pada kenangan masa lalu saja.

Aku lebih suka saat dia masih kanak-kanak!

Lee Dong Hwa, kakak lelakinya Dong Hae, seingatnya tidak banyak bicara dulu. Hyo Na bersyukur lelaki itu beberapa kali mengajaknya bercerita dan banyak bertanya, Dong Hae hanya menjadi pendengar atau sibuk sendiri dengan ponselnya. Entah berbuat apa, Hyo Na sampai merasa ingin melempar ponselnya itu.

Pertemuan ini biasanya hanya satu atau dua jam berlangsung, tapi kali ini lebih lama dari dugaan Hyo Na. Dia bahkan hampir lupa dengan sepatunya yang dia lepas di bawah meja saking membosankannya. Saat makanan penutup sudah habis disantap dan para orangtua sudah tak memiliki bahan pembicaraan lagi, maka Hyo Na di dalam hatinya meneriakan kata “Yeah!” yang cukup keras. Akhirnya, waktu yang Hyo Na tunggu tiba juga, pertemuan ini segera berakhir.

Para orangtua berjabat tangan dan bergantian untuk memeluk satu sama lain. Hyo Na sedikit tersenyum pada Dong Hwa—karena menyimpan kekesalan pada Dong Hae—dan mendapat tepukan hangat dari lelaki yang berbeda lima tahun itu. “Enggak nyangka Hyonnie sudah sebesar ini, hm?” Hyo Na hanya tertawa.

Berbeda respon saat berhadapan dengan Dong Hwa, Hyo Na memudarkan senyum pada wajahnya ketika berdiri berhadapan dengan Dong Hae. Rasanya dia ingin sekali menggeplak kepala lelaki itu atau meneriakinya karena sebal. Tapi Hyo Na tak mungkin melakukan dua hal yang sedang direncanakannya, mustahil sekali. Hyo Na akan mulai membuka mulut untuk mengeluarkan kata-kata protes ketika dua tangan Dong Hae menjulur ke sisi wajahnya dan mencubit pipinya. Hyo Na kaget bukan main.

“Kenapa Hyonnie semakin menggemaskan, hm?”

Hyo Na sudah meyakinkan pada dirinya tadi. Lelaki ini seumuran, punya rambut brunette, tatapan matanya sayup, bibirnya masih tipis—Hyo Na mendadak jadi iri lagi—dan parasnya semakin tampan. Dia tak akan terpengaruh pada pesona Dong Hae, walau para orangtua di ruangan ini sangat membanggakan itu. Hyo Na yakin seratus sepuluh persen jika dia tak terpengaruh pada kata tampan yang melekat pada paras Dong Hae sekarang.

Tapi, mengabaikan itu ternyata sulit sekali?!

Dong Hae masih memandangnya dengan dua tangan yang mencubit pipi Hyo Na, “Rasanya aku gagal menahannya karena gemas melihatmu, Hyonnie.”

Hyo Na mengedipkan kedua matanya tak percaya, Dong Hae baru saja mengatakan sesuatu yang terdengar tak masuk akal dan tersenyum dengan wajahnya yang—Hyo Na mati-matian menyangkal—tampan. Ketika jari-jari itu melepas pipi Hyo Na, rasanya tak begitu sakit, tapi Dong Hae bisa lihat semburat merah yang jelas di sana.

Dong Hae menyimpan komentar itu untuk dirinya sendiri dan memberikan kerlingan pada Hyo Na yang hanya memandangnya kebingungan.

“Sampai bertemu lagi, Hyonnie!”

 

-THE END-

Comment's Box