I’m Not Him, But I.. [Part 3 0f 3]

Donghae PoV

Prrraaaaaanngg..

Reflek aku dan Eunhyuk menoleh ke arah suara itu berasal. Pintu ruang kerjaku sudah terbuka lebar, di sana sudah berdiri seorang wanita, wajahnya terlihat sangat shock. Di depannya sudah berserakan pecahan gelas.

“Jadi, kau…” ujar wanita itu tertahan.

“Eunhye..” panggilku lirih.

Aish! Babo Lee Donghae! Kenapa kau tidak memperhitungkan ini semua, makiku pada diriku sendiri. Aku melihat air mata sudah mengalir di wajahnya, di wajah wanita yang sangat aku cintai. Argh, Babo!

“Aku membencimu, Lee Donghae!!!” pekiknya sambil berlari meninggalkan ruangan ini.

Selamat Lee Donghae!!! Akhirnya kata-kata yang paling kau takutkan selama ini dilontarkan juga oleh wanita yang paling kau cintai.

Blaamm..

Terdengar suara bantingan pintu.

“Hya! Lee Donghae, jangan diam saja. Cepat kejar istrimu,” teriak Eunhyuk sambil menarik-narik tanganku.

“Eunhye,” gumamku lagi sebelum akhirnya beranjak untuk mengejarnya.

_______________

Sudah hampir dua pekan Eunhye pergi dari rumah. Malam itu aku kehilangan jejaknya, kehilangan jejak wanitaku. Aku sudah berusaha mencarinya kemana-mana. Dia menghilang bagai tertelan bumi, tidak ada yang mengetahui keberadaannya sekarang termasuk kedua orang tuanya sendiri.

Aku sudah sangat frustasi menghadapi ini semua. Segala cara sudah aku lakukan untuk mencari istriku. Melapor ke pihak berwajib, membuat selebaran, bahkan memasang iklan di televisi dan surat kabar sudah aku lakukan. Tapi sampai sekarang aku belum mendapat kabar tentang Eunhye, istriku.

“Sebenarnya kau ada di mana, jagi?” aku sudah hampir putus asa sekarang.

“Jebal, jangan siksa aku seperti ini. Aku tahu aku salah, tapi jangan menyiksaku dengan cara seperti ini. Lebih baik kau memakiku, memukuliku, tapi jangan menghilang seperti ini..”

Drrrt.. ddrrrt..

Ponselku bergetar, buru-buru aku mengangkatnya tanpa melihat nama orang yang meneleponku. Barangkali ada orang yang sudah mengetahui keberadaan istriku.

“Yoboseyo”

Aku mendesah kecewa, “Yoboseyo.”

“Mian, Hae~ya membuatmu kecewa”

“Tidak apa-apa, Hyukkie.”

“Kau belum mendapat kabar tentang Eunhye?”

“Belum Hyukkie, aku sudah hampir putus asa sekarang,” aku melirik ke arah frame yang terpajang di dinding. Dalam frame itu terpajang foto pernikahanku dengan Eunhye.

“Donghae~ya..”

“Aku tahu kalau cepat atau lambat Eunhye akan mengetahui semua kebohonganku, tapi aku tidak menyangka kalau reaksinya akan seperti ini, lebih baik aku mendapatkan makian dari Eunhye daripada harus seperti ini, ini benar-benar sangat menyiksaku…”

Aku menarik napas berat, aku mendengar Eunhyuk juga melakukan hal yang sama.

_______________

5 tahun kemudian..

Donghae PoV

Seperti akhir pekan yang sudah-sudah. Aku menghabiskan akhir pekanku di taman untuk bermain dengan beberapa anak laki-laki yang sudah sering aku temui di taman ini. Semenjak lima tahun yang lalu, inilah kegiatan rutinku setiap akhir pekan kalau tidak ada kesibukan. Setidaknya dengan cara ini, aku bisa sedikit melupakan masalah-masalah yang aku hadapi, beban tugas kantor. Tapi tidak dengan masalah terbesarku, masalah yang tak ada ujungnya sebelum aku menemukan kunci penyelesaiannya. Masalahku dengan Park Eunhye, dengan wanita yang sangat aku cintai. Wanita yang sudah lima tahun ini menghilang dari kehidupanku.

Semenjak malam itu, aku tidak pernah lagi melihatnya. Bahkan kedua orang tuanya pun sama sekali tidak mengetahui keberadaan putri semata wayangnya. Tapi, aku sangat kagum dengan ketabahan keduanya, Park Ahjumma sama sekali tidak menangis, wanita paruh baya itu berkeyakinan teguh kalau suatu hari nanti Eunhye pasti akan kembali, dan ia yakin kalau putrinya itu dalam keadaan baik-baik saja. Perasaan seorang ibu yang mengatakannya, begitulah jawaban Park Ahjumma kepada semua orang yang menanyakan alasan beliau memiliki keyakinan seperti itu. Sedang aku, sepeninggal Eunhye, hidupku menjadi sangat kacau. Aku sudah hampir menyerupai mayat hidup, sama seperti keadaan Eunhye dulu saat kehilangan Donghwa. Beruntungnya aku memiliki umma yang sangat hebat. Selain umma, kedua orang tua Eunhye juga sangat membantuku bangkit dari keterpurukanku, meskipun aku tahu mereka sama terpukulnya seperti aku. Dan satu lagi, orang yang tidak pernah absen untuk mendukungku, Lee Hyukjae. Dia dan Chayông sampai menunda rencana pernikahan mereka, dengan alasan ingin membantuku mencari Eunhye. Tuhan, aku sangat bersyukur di kelilingi oleh orang-orang hebat yang sangat baik padaku. Tapi, bagaimana dengan Eunhye. Bagaimana keadaannya di luar sana, apakah dia bertemu dengan orang baik, semoga saja begitu.

Perlahan namun pasti, aku mulai bangkit dari keterpurukanku. Aku melampiaskan semuanya pada pekerjaanku, hingga seperti inilah aku sekarang. Diakui sebagai seorang General Manager berprestasi di Seluruh Asia dan beberapa negara di Eropa. Apakah aku bahagia? Tidak, aku sama sekali tidak merasa bahagia. Karena aku tidak akan pernah merasa bahagia sebelum aku menemukan Eunhye-ku. Memberitahukan alasanku melakukan semua kebohongan itu, meskipun dia tidak memperdulikannya dan pada akhirnya tidak akan pernah memaafkanku. Aku tidak perduli, aku hanya ingin bertemu dengannya.

“Ahjushi, kenapa melamun. Ayo main,” seorang anak laki-laki berusia sekitar 6 tahun menggoyang-goyangkan tanganku.

“Ah, mianhae. Ayo kita main lagi,” kataku sambil menunjukkan wajah antusias.

Aku kembali bermain bola dengan anak-anak itu. Aku sangat menyukai anak-anak, wajah mereka terlihat sangat polos dan menggemaskan. Aku selalu berandai-andai, mempunyai anak bersama Eunhye. Ya Tuhan! Aku benar-benar sangat merindukannya.

“Ahjussi, opel bolanya padaku,” teriak seorang anak laki-laki bernama Seunhoo.

“Baiklah, terima ini, nak.”

Aku mengambil ancang-ancang untuk menendang bola itu, tapi mendadak tubuhku membeku. Aku menajamkan penglihatanku, berharap apa yang aku lihat bukan sekedar halusinasi belaka.

“Eunhye,” nama itu meluncur begitu saja dari mulutku.

_______________

Eunhye PoV

Akhirnya aku kembali menghirup udara korea, negara kelahiranku yang sudah lima tahun aku tinggalkan. Aku meninggalkan negara ini dalam keadaan terluka, karena ternyata aku sudah dibohongi mentah-mentah oleh keluargaku sendiri dan seorang laki-laki yang aku anggap sebagai kekasihku, suamiku. Rasanya sangat menyakitkan. Beruntungnya saat aku melarikan diri waktu itu dalam keadaanku yang shock berat, aku bertemu dengan Chaerim, sahabatku semasa SMP dulu. Dia bersedia menampungku di rumahnya, dan merahasiakan keberadaanku dari semua orang yang mengenalku.

Aku memang terlalu bodoh waktu itu, kenapa aku tidak menyadari kalau laki-laki itu bukanlah Donghwa. Meskipun mereka berdua dilahirkan sebagai kembar identik, mereka pasti memiliki perbedaan. Tapi bodohnya aku tidak menyadari itu semua. Saat itu aku terlalu bahagia ketika melihat seorang laki-laki yang sangat aku rindukan berdiri di hadapanku. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengira bahwa laki-laki itu adalah Donghwa, calon suamiku. Padahal saat Donghwa akan dikebumikan, aku ada di sana, aku melihat wajah pucatnya untuk terakhir kalinya. Aku sangat bodoh. Padahal aku mengetahui kalau Donghwa memiliki saudara kembar, tapi saat itu aku sama sekali tidak memiliki pikiran tentang saudara kembarnya bahkan aku lupa, aku melupakan hal itu, aku melupakan kalau Donghwa memiliki saudara kembar. Tapi tetap saja, tindakan laki-laki bernama Donghae itu tidak bisa aku benarkan. Dia sudah membohongiku mentah-mentah, aku merasa seperti orang yang sangat bodoh.

Namun, aku tidak boleh selamanya berada dalam keterpurukan. Perlahan aku mulai bangkit dari keterpurukanku, aku memutuskan untuk mulai menata hidupku yang baru dengan anak yang berada dalam kandunganku. Ya, aku hamil, dan anak yang berada dalam rahimku adalah anak dari laki-laki yang sudah membohongiku selama ini. Aku memang sangat membencinya, tapi entah mengapa aku sama sekali tidak memiliki niatan untuk meniadakan anak ini.

Tiga bulan kemudian, ternyata Chaerim di pindah tugaskan ke Frankurt, Jerman. Wanita itu mengajakku untuk ikut pindah dengannya, itung-itung untuk menemaninya di sana katanya waktu itu untuk membujukku. Tanpa pikir panjang, aku menyetujui usulan sahabatku. Aku berpikir, dengan pindah ke sana akan jauh lebih memudahkanku untuk memulai hidupku yang baru, karena selama tiga bulan ini aku akui aku masih saja memikirkan laki-laki itu. Aku menyadari kalau ada rasa cinta di hatiku untuknya, wanita manapun akan mempunyai perasaan yang sama sepertiku, biar bagaimanapun sudah satu bulan aku hidup bersamanya dan selama satu bulan itu ia memperlakukanku dengan sangat istimewa meskipun perlakuannya itu hanya sebuah kepura-puraan belaka. Jadi, kalau ditanya apakah aku mencintainya? Aku akan menjawab ‘ya’, tapi rasa cintaku tidak sebesar rasa benciku untuknya. Aku sangat membencinya.

Dan setelah lima tahun, akhirnya aku kembali. Aku kembali ke Korea karena aku dipindah tugaskan di perusahaan yang berada di Seoul. Perusahaan yang sama dengan Chaerim bekerja. Chaerim tetap tinggal di Jerman bersama suaminya yang memang asli orang Jerman.

“Umma, umma.”

Aku tersadar dari lamunanku, karena ada sebuah tangan mungil yang menggoyang-goyangkan tanganku. Aku tersenyum ke arah anak laki-laki di hadapanku. Lalu mengangkat tubuhnya yang sudah tidak seringan saat ia baru saja keluar dari rahimku dulu, hha~, tentu saja sekarang usianya sudah menginjak empat tahun. Berat badannya akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Aku mendudukkannya dalam pangkuanku.

“Kenyapa umma melamun, umma bochan ya menemaniku belmain di sini?” tanyanya polos.

Aku terkekeh mendengar kata-katanya. Aku tidak akan pernah bosan untuk menemaninya, kemanapun ia akan pergi aku akan selalu ada untuknya, untuk malaikat kecilku. Sekarang kami berdua berada di taman kota Seoul. Hari ini adalah hari kedua kami berada di Seoul, dan aku baru mengajak Eunhae, anakku, untuk berjalan-jalan.

“Tentu tidak sayang, umma tidak akan pernah merasa bosan menemanimu, jangan berpikiran seperti itu lagi, janji?” aku menjulurkan jari kelingkingku.

“Ne, umma.” Eunhae mengaitkan jari kelingking mungilnya ke jari kelingkingku.

“Anak pintar,” aku mengecup pipinya penuh sayang.

“Umma.”

“Hmm”

“Yang ini juga,” kata Eunhae sambil memegangi pipi satunya.

“Ne, baiklah.” Aku langsung mengecup pipi yang tadi ia tunjuk dengan gemas. Anak laki-laki dalam dekapanku ini tersenyum bahagia.

“Umma..”

“Ne..”

“Apakah aku akan beytemu appa di sini?”

Aku tidak terkejut mendengar pertanyaan malaikat kecilku. Aku memang membenci appanya, tapi aku tidak pernah menutupi jati diri pria yang sudah seharusnya Eunhae panggil appa. Aku tidak sejahat itu. Setiap kali Eunhae bertanya tentang appanya, aku akan bercerita kepada anak laki-lakiku tentang siapa appanya, cerita yang baik tentu saja. Aku juga akan menunjukkan foto appanya, foto yang tidak sengaja aku dapatkan dari sebuah majalah bisnis.

“Tentu saja, Eunhae~ya. Berdo’a saja semoga appamu tidak terlalu sibuk, dan bisa menemui jagoan kecilnya,” kataku sambil membelai kepalanya.

“Ne, umma.”

“Sekarang kita beli kembang gula kesukaanmu saja, kkajja” ajakku sambil membawanya dalam dekapanku.

_______________

Setelah membeli kembang gula, aku kembali mengajak Eunhae berjalan-jalan berkeliling taman, taman ini terlihat sangat ramai karena hari ini memang akhir pekan. Aku sangat bersyukur karena dulu aku tidak memiliki pikiran bodoh untuk meniadakan anak ini.

Tapi langkah riangku tiba-tiba terhenti saat mataku menangkap sesosok pria yang sangat aku kenal. Pria yang sudah hampir lima tahun tak kutemui. Pria yang sangat kubenci. Appa dari anakku Eunhae. Lee Donghae.

Pria itu kini sedang bermain bola dengan beberapa orang anak laki-laki. Mungkin salah satu di antara anak laki-laki itu adalah anaknya. Wajah pria itu terlihat sangat bahagia.

“Kenapa berhenti, umma?”

Ah, tidak! Pria itu sudah menyadari keberadaanku, dia tampak sangat terkejut melihatku, sama seperti reaksiku tadi saat melihatnya. Sepertinya ia hendak menghampiriku, tanpa pikir panjang aku langsung berlari meninggalkan tempat itu. Kumohon Lee Donghae, jangan kejar aku. Aku tidak ingin bertemu denganmu sekarang.

_____________

Author PoV

Donghae berhenti, mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Keadaan taman yang sedang ramai membuatnya kesulitan untuk mengejar Eunhye, dia kehilangan jejak wanitanya lagi.

“Eunhye, kumohon. Di mana kau?” Donghae mengacak-acak rambutnya, frustasi.

Pria itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman, nihil. Matanya tidak menangkap adanya keberadaan Eunhye dan anak laki-laki dalam dekapn wanitanya. Sedangkan di suatu tempat yang tidak jauh dari tempat Donghae berdiri, seorang wanita yang tengah mendekap seorang anak laki-laki sedang menatap ke arahnya. Wanita itu menyeka air matanya dengan satu tangannya yang bebas. Wanita itu lalu pergi, meninggalkan Donghae yang masih sibuk mencari keberadaannya.

Drrtt.. drtt.. ddrrrttt..

Donghae mengambil ponselnya yang bergetar dalam saku celananya. Tanpa melihat nama si penelepon, Donghae langsung mengangkat panggilan tersebut.

“Yoboseyo..” Donghae menjawab telepon itu dengan enggan.

“Yoboseyo. . Donghae~ya kau di mana, ce.. Lee Donghae, kau masih di sana kan?”

“Hyukkie, aku melihat Eunhye. Dia ada di Seoul sekarang,” ujar Donghae begitu mengetahui kalau yang meneleponnya adalah sahabatnya, Eunhyuk.

“Jinja?”

“Tapi, aku kehilangan jejaknya lagi. Tolong aku..”

_____________

Donghae PoV

“Apa kau yakin wanita yang kau lihat di taman itu Eunhye, Hae?” tanya Eunhyuk. Setelah mendapat telepon dari Eunhyuk, Eunhyuk langsung menyuruhku untuk ke rumahnya.

“Aku yakin sekali Hyukkie kalau wanita yang aku lihat di taman itu adalah Eunhye, istriku.” Kataku mantap.

“Kalau wanita itu memang benar Eunhye, lantas anak laki-laki yang oppa lihat dalam dekapannya itu anak siapa oppa? Anak kalian?” tanya Chayông.

Aku menghela napas, “mungkin saja anak itu memang anakku dengan Eunhye.”

“Kok bisa? Memangnya kalian pernah melakukan ‘itu’?” tanya Eunhyuk.

Aish! Pertanyaan macam apa itu, tapi aku menjawabnya juga, “saat itu aku dalam keadaan sedikit mabuk.”

“Apakah oppa sudah memberitahukan hal ini kepada Park Ahjussi atau Park Ahjumma?” tanya Chayông lagi.

“Belum, aku akan memberitahukan berita ini kalau aku sudah bertemu langsung dengan Eunhye, aku tidak ingin memberikan harapan kosong kepada mereka.” Aku menghela napas lagi. Aku lalu memandang ke arah anak perempuan yang berada dalam dekapan Chayông. Aku berharap anak laki-laki yang berada dalam dekapan Eunhye adalah anakku.

__________

Eunhye PoV

Setelah kejadian kemarin, aku menjadi lebih berhati-hati sekarang untuk berkeliaran di Seoul. Eunhae memang sangat ingin bertemu dengan appa~nya, tapi tidak dalam waktu dekat ini. Aku masih harus menyiapkan mentalku untuk bertemu dengan pria itu. Menghindar memang bukan jalan keluar yang baik. Tapi untuk saat ini aku belum sanggup untuk menghadapinya.

“Umma, umma.”

“Ah, ne?” aku tersadar dari lamunanku karena aku merasa ada sebuah benda dingin yang menyentuh kulit tanganku. Tangan Eunhae yang berlumuran es krim, bukan hanya tangannya tapi juga wajahnya. Aku tersenyum geli melihat tampang anak laki-lakiku sekarang.

“Umma, boleh aku minta es klim lagi?” tanyanya.

“Omo, omo. Itu gelas es krimmu yang kedua sayang, kau mau lagi? Nanti kau sakit perut,” ujarku sambil  membersihkan sisa-sisa es krim yang mengotori wajah jagoan kecilku.

“Please umma, satu gelas lagi saja.” Rajuk Eunhae manja sambil memasang puppy eyes~nya. Astaga! Kenapa aku jadi mengingat laki-laki bernama Lee Donghae, cara Eunhae merajuk sama persis dengan pria itu.

“Baiklah, tapi setelah ini sudah, ok?”

“Ok, umma.” Eunhae mengangkat kedua ibu jarinya ke atas. Aku tertawa geli melihat tingkahnya. Aku memesankan kembali segelas es krim vanilla untuk Eunhae.

“Permisi” sapa seorang wanita, wanita itu mendekap seorang anak perempuan.

“Ne?”

“Boleh kami ikut duduk, semua kursi di tempat ini sudah penuh tapi anakku ingin sekali makan es krim di sini,” pinta wanita itu.

“Oh, tentu saja. Silakan,” kataku.

“Annyeong, Lee Chayông imnida, dan ini putriku, Lee Eunyông,” kata wanita itu memperkenalkan dirinya.

“Annyeong, Lee Eunhye imnida, dan ini putraku, Lee Eunhae.”

“Eunyông~ah, apakah kau ingin mencoba es klimku sebelum pesananmu datang?” tawar Eunhae. Aku tersenyum melihat tingkah anakku. Selalu saja seperti itu jika ada seorang anak gadis berada didekatnya. Apakah sifat itu diturunkan dari appa~nya? Entahlah.

Aku dan wanita bernama Chayông itu tersenyum. Kulihat, Eunyông melirik ke arah umma~nya. Chayông hanya tersenyum. Aku lalu mengalihkan pandanganku ke arah Eunhae, anak laki-lakiku itu sudah menyodorkan sesendok penuh es krim kepada Eunyông. Aish! Malaikat kecilku tipe pria romantis seperti appa~nya. Cukup! Hentikan Eunhye, buang jauh-jauh pikiranmu tentang pria bernama Lee Donghae!

“Anakmu lucu sekali Eunhye~shi,” ujar Chayông.

“Ne, mungkin itu sifat yang diturunkan dari appa~nya.” Bagus Park Eunhye! Bahkan mulutku sendiri tidak mau diajak bekerja sama. Kulihat Chayông tersenyum menanggapi ucapanku.

Tidak berapa lama es krim pesanan milik anak perempuan Chayông datang. Aku dan Chayông hanya tersenyum saat melihat tingkah kedua anak kecil di hadapan kami yang asyik saling menyuapi satu sama lain.

“Kalau boleh tahu berapa usia anakmu Eunhye~shi?”

“Tahun ini usia Eunhae genap empat tahun, kalau anakmu?”

“Kalau Eunyông tiga tahun. Tapi Eunhae tidak terlihat seperti anak yang masih berusia empat tahun, anakmu sangat cerdas Eunhye~shi.”

“Anakmu juga Chayông~shi. Aku bahkan tidak menyangka kalau Eunyông masih berusia tiga tahun.”

Tampaknya aku menemukan teman baru sekarang.

“Eunhye~shi, boleh aku titip Eunyông sebentar, aku mau ke kamar mandi.”

“Oh, tentu saja.”

Sepeninggal Chayông, aku kembali memperhatikan tingkah menggemaskan kedua bocah kecil di hadapanku.

Drrrtttt.. drrrtttt..

Ada sebuah ponsel yang bergetar dimeja. Mungkin ponsel itu milik Chayông. Sekilas aku melirik ke arah layar ponsel itu. Donghae oppa calling. . mataku terbelalak lebar, benarkah itu telepon dari Lee Donghaeku? Tidak Eunhye, pria yang bernama Donghae itu pasti banyak tidak mungkin hanya pria itu saja. Tapi, entah mendapat dorongan dari mana aku berani mengangkat telepon itu.

“Yoboseyo”

Deg! Aku membeku. Aku merasa jantungku berhenti berdetak sekarang. Suara itu. .

“Chayôngie kau ada di mana? Kenapa sulit sekali menghubungi su. .”

Tut. .tut. .tut. .

Aku memutuskan sambungan telepon itu. Tanpa terasa ada cairan hangat yang keluar dari sudut-sudut mataku. Itu memang benar Lee Donghaeku, aku sangat hapal dengan suaranya. Aku merasakan sakit di ulu hatiku. Jadi wanita yang kupikir akan menjadi temanku adalah istri dari pria itu, dan anak perempuan yang sekarang berada di hadapanku dan sedang bersenda gurau dengan Eunhae adalah anak perempuan pria itu, adik tiri Eunhae. Tuhan! Aku sama sekali tidak memiliki pikiran sejauh ini, sebegitu tidak berharganya kah diriku? Ini semua sangat menyakitkan.

“Umma, waeyo?” buru-buru aku menghapus cairan hangat yang keluar dari sudut-sudut mataku saat Eunhae menggoyang-goyangkan tanganku.

“Ah, mata umma hanya kemasukan debu sayang,” kilahku. Eunhae tampak percaya-percaya saja dengan perkataanku. Dia kembali melanjutkan senda guraunya dengan anak perempuan itu.

“Apakah tadi ada telepon masuk Eunhye~shi,” suara wanita itu cukup mengejutkanku. Aku juga baru menyadari kalau ponsel milik wanita itu masih berada dalam genggaman tanganku.

“Ah, ne.” Aku buru-buru memberikan ponsel itu.

“Eunhae~ya, es krimmu sudah habiskan?” tanyaku pada Eunhae. Kulihat Eunhae hanya mengangguk.

“Chayông~shi aku permisi dulu, aku harus ke super market sekarang, ada beberapa barang yang harus dibeli,” aku sudah tidak tahan kalau harus berada didekat wanita yang sekarang duduk di hadapanku, rasanya sakit sekali. Kulihat wanita itu hanya tersenyum, senyum yang menjijikan. Aku menarik Eunhae ke dalam dekapanku.

“Eunhye~shi,” panggil wanita itu.

“Ne?” dengan malas aku meladeni panggilan wanita itu.

“Bisa aktifkan bluetooth ponselmu,” pinta wanita itu. Aku mengerutkan keningku, tidak mengerti.

“Jebal..” pintanya memelas. Muak, sekarang aku benar-benar muak melihat wajah wanita itu.

Dengan rasa enggan yang tidak aku perlihatkan, aku mengaktifkan bluetooth ponselku. Entah apa yang ingin wanita itu kirimkan padaku, mungkin foto pernikahannya dengan pria itu.

“Kumohon jangan hapus dulu rekaman itu sebelum kau mendengarkannya sampai selesai.”

Keningku semakin berkerut mendengar perkataannya, rekaman? Rekaman apa? Rekaman ungkapan cinta pria bernama Lee Donghae untuknya? Cih.

“Dia selalu ada di taman kota seoul setiap akhir pekan. .” samar-samar aku mendengarkan kata-kata yang wanita itu teriakkan. Tapi, apa peduliku, semuanya sudah sangat memuakkan bagiku. Kulihat wajah Eunhae sedikit sedih, sepertinya anakku merasa enggan untuk berpisah dengan teman barunya. Kalau kau tahu apa yang sedang menimpa ummamu sekarang, kau pasti akan membenci teman barumu itu sama seperti umma yang sekarang sangat membenci wanita yang bernama Lee Chayông itu nak…

__________________

Tes.. Tes..

Entah kenapa aku ingin membuat rekaman ini. Sebuah pengakuan. .

Namaku Lee Donghae, sekarang aku sudah memiliki seorang istri bernama Park Eunhye, anni, sekarang nama wanitaku adalah Lee Eunhye.

Apakah aku bahagia dengan pernikahanku? Tentu saja. .

Apakah kehidupanku sebahagia dan sesempurna itu? Aku jawab, tidak.

Aku, Lee Donghae yang menikahi seorang wanita yang bernama Park Eunhye.

Menikahi wanita yang seharusnya menjadi kakak iparku.

Menikahi wanita yang seharusnya menjadi istri dari saudara kembarku, Lee Donghwa.

Menikahi wanita yang menganggap diriku adalah seorang Lee Donghwa, calon suaminya yang meninggal karena kecelakaan pada hari di mana seharusnya menjadi hari paling bahagia untuk mereka.

Ya, Donghwa, saudara kembarku itu meninggal tepat di hari pernikahannya dengan Eunhye.

Inilah alasanku mengapa aku mengatakan kalau kehidupanku tidak sesempurna seperti yang orang pikirkan selama ini.

Semua berawal dari permintaan umma yang menurutku teramat sangat konyol, dan awalnya aku menolak permintaan itu. Harus menjadi bayang-bayang seseorang itu bukanlah hal yang mudah untuk dijalani olehku, bahkan oleh siapapun juga yang berada dalam posisiku saat itu. Namun, perasaan iba menghinggapiku. Wanita itu tidak seharusnya mengalami hal semenyakitkan itu. Itu sangatlah tidak adil untuknya.

Kehidupan pernikahan kami terlihat seperti pernikahan yang sempurna. Apakah aku bahagia mempunya istri seperti Eunhye? Aku jawab, iya. Aku sangat bahagia. Tapi kebahagiaan itu bukan berarti menjadi keberuntunganku.

Aku merasa sangat bahagia saat mendengar wanita itu mengatakan kata ‘saranghae’ kepadaku. Namun detik itu juga aku sadar, kalau kata-kata itu sebenarnya ia tujukan untuk Lee Donghwa, kakakku. Bukan untukku, Lee Donghae.

Pada awalnya ini bukanlah masalah untukku, tapi tidak untuk sekarang saat aku sudah benar-benar mencintainya, mencintainya sebagai istriku seutuhnya.

Sampai detik ini aku tidak pernah berani memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi saat wanitaku mengetahui semua kebohongan ini. Tapi, kalau boleh egois, aku tetap ingin memilikinya, sebagai istriku, sebagai ibu dari anak-anakku kelak.

Aku memang bukan dia, tapi aku mencintaimu melebihi cintanya kepadamu. .

Saranghaeyo, Park Eunhye. .

Aku benar-benar tidak dapat membendung air mata ini. Babo Park Eunhye! Selama ini kau terlalu bodoh dan egois, selama ini kau hanya memikirkan perasaanmu saja. Bukan hanya dirimu yang terluka. Tapi juga pria itu. Kau juga babo Lee Donghae! Kenapa kau mau melakukan hal sebodoh itu hanya untukku, untuk wanita yang bahkan sama sekali tidak memikirkan perasaanmu.

Aku mengerti sekarang. Kenapa tadi aku sangat marah pada wanita bernama Lee Chayông. Aku cemburu kepada wanita itu. Dan karena itu aku menyadari satu hal, kalau aku mencintai Lee Donghae. Mencintai suamiku. Lantas, siapa wanita bernama Lee Chayôong itu? Entahlah. .

“Umma, suala lekaman siapa tadi? Apakah itu suala appa?” tanya Eunhae.

Aku mengangguk, lalu menarik Eunhae ke dalam pelukanku.

“Tapi, umma kok menangis. Appa menjahati umma lewat lekaman itu?”

“Anni, appa tidak menjahati umma, umma hanya sangat merindukan appamu sayang.” Yah, aku sangat merindukan pria bernama Lee Donghae sekarang.

“Aku juga umma, kapan kita akan beltemu appa?”

“Lusa, ya, lusa kita akan bertemu appa. Eunhae yang sabar ya.” Lusa adalah akhir pekan. Semoga yang wanita bernama Chayông katakan itu benar, kalau setiap akhir pekan Donghae selalu berada di taman itu. Dan, semoga dia mau memaafkan keegoisanku selama ini.

__________________

Donghae PoV

Akhir pekan yang seperti biasa. Selalu seperti ini. Menghabiskan waktu liburku dengan pergi ke taman kota Seoul. tapi bedanya sekarang aku sedang tidak ingin bermain bersama anak-anak seperti biasanya. Sekarang aku hanya duduk di salah satu kursi taman. Berharap akan ada sebuah keajaiban, berharap kalau Eunhye tiba-tiba saja berdiri di hadapanku dengan membawa serta anak laki-laki yang waktu itu berada dalam dekapannya. Anak laki-laki yang aku yakini sebagai anak kandungku.

Duk.. Duk.. Duk..

Sebuah bola sepak menyenggol kakiku. Kulihat seorang anak laki-laki berlari ke arahku, mungkin anak itu pemilik bola ini. Aku mengambil bola itu, dan menunggu anak laki-laki itu sampai di tempatku.

“Apakah bola ini milikmu, jagoan kecil?” tanyaku ramah.

Aneh! Anak itu tidak merespon ucapanku, dia hanya memandangiku saja sambil tersenyum.

“Apakah kau tidak ingin bermain dengan anakmu oppa? Dia sangat iri dengan semua anak laki-laki yang waktu itu bermain bola denganmu.”

Deg! Suara  itu. .

Aku mendongakkan kepalaku. Tidak jauh dari tempatku berdiri, aku melihat seorang wanita menggunakan gaun putih selutut bermotif bunga-bunga kecil dibalut cardigan warna biru safir berdiri di belakang anak laki-laki di hadapanku.

“Appa. .” ujar anak laki-laki itu.

Appa. Aku tidak sedang bermimpikan sekarang. Apakah keajaiban yang aku minta tadi benar-benar terjadi. Sekarang wanita yang selama ini sangat aku rindukan berdiri di hadapanku begitu juga anak laki-laki yang aku yakini sebagai anakku, bahkan anak laki-laki itu memanggilku dengan sebutan appa. Aku tidak sedang bermimpikan?

“Appa, bogosipho..”

Aku tidak sedang bermimpi sekarang. Aku langsung beranjak untuk menggendong tubuh anak laki-laki itu, aku membawanya ke dalam dekapanku. Aku menciumi puncak kepalanya.

“Nado..”

“Eunhae,” potong Eunhye.

“Nado Eunhae~ya. Appa juga sangat merindukanmu jagoan kecilku. .” aku tidak dapat membendung air mataku. Kulihat Eunhye juga sudah menangis. Aku lalu berjalan menghampirinya. Kurengkuh tubuh wanita itu dalam dekapanku. Tuhan, aku memang benar-benar tidak sedang bermimpi. Aroma tubuh wanita dalam dekapanku memang aroma tubuh wanitaku, istriku yang sangat aku rindukan. Aku menciumi puncak kepalanya, rasanya rasa rinduku selama lima tahun ini membuncah keluar.

“Bogosipho jagi. .” bisikku.

“Nado oppa. .” aku langsung melumat bibirnya. Aku sangat merindukan saat-saat seperti ini. Bibirnya masih sehangat lima tahun yang lalu.

“Mianhaeyo..” ujar kami berdua secara bersamaan setelah saling melepaskan ciuman kami. Kemeja yang aku pakai pasti sudah basah oleh air mata Eunhye. Aku semakin mengeratkan dekapan kepada istri dan anakku.

“Akhirnya. .” sontak aku dan Eunhye mencari dari mana suara itu berasal tanpa melepaskan pelukan kami.

“Hyukkie, Chayôngie. .” seruku begitu melihat sepasang suami istri dengan seorang anak perempuan berada dalam dekapan sang istri yang berdiri tidak jauh dari tempatku dan keluarga kecilku berdiri. Sepasang suami istri itu hanya tersenyum.

“Eunhyuk oppa, Chayông~shi. .” ujar Eunhye yang sontak membuatku mengerutkan keningku. Sejak kapan Eunhye mengenal Chayông?

“Annyeonghaseyo Eunhye~shi. Lee Chayông imnida. Istri dari Lee Hyukjae. .” kulihat Eunhyuk menahan tawanya saat istrinya mengenalkan dirinya kepada Eunhye dengan, hei, apa maksudnya tadi, istri Lee Hyukjae. Pasangan aneh. Kulihat wajah Eunhye sedikit memerah, sepertinya aku melewatkan sesuatu.

“Hei, hei, ada apa sebenarnya? Jagi, kenapa tiba-tiba wajahmu memerah di hadapan mereka? Ada yang bisa menceritakannya padaku?” aku seperti orang tolol sekarang.

“Eee, aku pasti akan menceritakannya oppa. Tapi tidak sekarang, aku, aku malu.” Kulihat wajah istriku semakin memerah. Tawa yang sedari tadi Eunhyuk tahan akhirnya runtuh juga, kulihat Chayông hanya tersenyum saja.

“Chayông~shi, mianhaeyo sudah berburuk sangka padamu. Dan gomawo sudah memberikanku rekaman itu,” Eunhye membungkukkan badannya.

“Rekaman?” ah, sangat menyebalkan saat aku harus menjadi orang yang tidak tahu apa-apa sekarang.

“Tes.. Tes.. Entah kenapa aku ingin membuat rekaman ini. Sebuah pengakuan. .” ujar Eunhyuk.

Tunggu, tunggu. Bukankah itu.

“Aish! Hya! Hyukkie, kau….” aku jadi salah tingkah sendiri, wajahku pasti sudah merah sekarang. Jadi Eunhye sudah mendengar rekaman itu. Wanitaku hanya tersenyum melihatku yang sudah salah tingkah.

Eunhyuk sudah tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Aku menyerahkan Eunhae kepada Eunhye, dan berlari menghampiri Eunhyuk yang sudah terlebih dahulu berlari menghindariku. Kami berdua berkejaran seperti anak kecil, aku mendengar suara tawa istri dan anak-anak kami. Biarlah, aku tidak dapat menyembunyikan perasaan bahagiaku.

__________________

<Epilog>

Sepasang siluet manusia berdiri bergandengan tangan di depan dua buah nisan yang berdiri kokoh. Keduanya menundukkan kepalanya dalam-dalam, bergelut dalam do’a yang khidmat.

‘Appa, aku sangat menyayangimu. Hyung pegang janjiku. .’

‘Abonim, lewat perantaraan darimu kau hadirkan dua orang pria yang sangat luar biasa dalam hidupku. Aku menyayangi keduanya, dan aku sangat mencintai si ‘laut selatan’mu, aku berjanji akan menjadi istri yang baik untuknya. Donghwa oppa, terimakasih untuk semua cintamu selama ini, aku mencintaimu. Izinkan aku mencintai ‘laut selatanmu’. .’

“Appa, umma..” serua anak laki-laki yang berlarian ke arah sepasang siluet tadi. Keduanya tersenyum menyambut kedatangan sang malaikat kecil mereka.

“Eunhae, beri salam kepada Haraboji dan Donghwa Ahjussi,” perintah Donghae kepada malaikat kecilnya.

“Annyeonghaseyo Haraboji, Ahjussi, Lee Eunhae imnida. Aku beljanyji akan menjadi anak yang baik, tidak akan membuat appa dan umma kesusahan kalena kenakalanku. .” ujar malaikat kecil nan polos itu.

Donghae mengangkat tubuh mungil anak itu dan membawanya ke dalam dekapannya. Mereka bertiga lalu memberikan penghormatan kepada tubuh-tubuh yang berada dalam dekapan sang bumi, kemudian berjalan menjauh dari tempat itu. Berjalan bersama-sama untuk menyongsong masa depan.

Untuk tubuh-tubuh yang sudah tenang dalam dekapan sang bumi**Terimakasih untuk penjagaan yang tak kasat mata.

__________________

-The End-

By Bumbum^^

**Kutipan dari sebuah novel, lupa judulnya.

Note    :

Annyeong, ^^

Akhirnya part terakhir selesai juga, maaf kalau ending~nya nggak sesuai harapan. Ini sudah batas kemampuan saya**alay kumat, ^^v**

Buat admin, gomawo udah publish, ^^

Buat chingu, gomawo udah baca, ^^

Last, saya butuh masukan dari kalian semua yang sudah menyempatkan untuk membaca fanfic super geje ini, ^^**bow 90°**

70 Comments (+add yours?)

  1. nony
    Dec 05, 2010 @ 12:42:15

    seru . suka deh ma ni ff haha

    Reply

  2. marshafishy
    Dec 05, 2010 @ 12:51:09

    uwaaa endingnya keren.
    aku suka ceritanya 😀

    Reply

  3. 황윤헤--->韩真♥EvilYuuDKHELF
    Dec 05, 2010 @ 13:06:23

    ninggalin jejak dulu~~
    ^^v

    Reply

  4. rievasukaDONGHAE
    Dec 05, 2010 @ 13:28:23

    aku terharu bcanya…
    author daebak…
    makin cinta deh sma donghae oppa…<3

    Reply

  5. lalala
    Dec 05, 2010 @ 13:40:10

    keren!!! suka bgt ma FF yg ini… share more thor….

    Reply

  6. Quinz
    Dec 05, 2010 @ 13:40:34

    seruu n krend ff ny (:

    Jadee terharuu ='(

    Reply

  7. soohaeyun
    Dec 05, 2010 @ 13:45:12

    wah akhirnya keluar juga part endingnya….

    suka….
    happyending…..
    kasian bgt hae nunggu mpe 5 taon…
    heheheheheh

    Reply

  8. lady elf
    Dec 05, 2010 @ 13:45:39

    Baguuuussssss 🙂

    Reply

  9. Princess kyu
    Dec 05, 2010 @ 13:47:55

    Ppfffiuuhhh…
    Akhirnya Slsai juga…

    Omonaaaa….
    FF’a bagus bangettt….
    Authornya daebak….
    Sering” bikin FF yg bagus kyk bgini,iiah..??

    Reply

  10. sisiondubu
    Dec 05, 2010 @ 13:58:01

    Suka….
    happy ending,
    ffnya bagus,keren,so sweet bnget~

    author daebak..
    nangis saiia bacanya,kebawa emosi

    Reply

  11. nellminsungie
    Dec 05, 2010 @ 14:04:19

    eunhae..
    kekeke
    sempet mikir thu anak hae ma eunhyuk.
    *maklum eunhae shipper*

    Reply

  12. flavaiden
    Dec 05, 2010 @ 14:05:31

    aku sukaaa~
    terharu bacanyaaa…huhu :’)
    daebak author ^^

    Reply

  13. fha_special1004
    Dec 05, 2010 @ 14:06:15

    ending yg bahagia :’)

    Reply

  14. babyhae
    Dec 05, 2010 @ 14:10:15

    akhirnya,,,happy ending^^

    keren keren

    Reply

  15. inadonghae
    Dec 05, 2010 @ 14:14:15

    untung aja endingnya membahagiakan…

    Reply

  16. geraldineheenim
    Dec 05, 2010 @ 14:15:43

    suka banget sama part ini
    alur ceritanya, bahasanya kereen~
    author daebak ^^

    Reply

  17. ddangkoma25
    Dec 05, 2010 @ 14:44:23

    keren bgt endingnya 😀

    Reply

  18. audrevil07
    Dec 05, 2010 @ 15:46:46

    Author, keren!!

    Reply

  19. Soona
    Dec 05, 2010 @ 15:55:07

    Akhir’a ketemu juga eunhye ama donghae..
    saia suka ending’a..
    🙂

    Reply

  20. deedee
    Dec 05, 2010 @ 16:08:09

    AYEYY~!! Akhirnya keluar juga~!! Romantis banget.. Ga nyangka kalo endingnya bakal kaya gini.. Keren keren.. Romanstiis deh.. Tersentuh……. Kereeen (y)

    Reply

  21. shilla_park
    Dec 05, 2010 @ 16:08:25

    wah kerennnnnn
    so sweet..
    endingnya yg indah… ^^

    Reply

  22. jaecha
    Dec 05, 2010 @ 16:12:06

    So sweet :’)
    Akhirny ketemu jga!
    Endingny daebak! Ff nya keren!
    Bkin afterstory dong, author..
    Ini authorny yg buat ff ‘last breath’ itu bkan ? *reader sotoy*

    Reply

  23. Ghyee
    Dec 05, 2010 @ 16:18:44

    kereeennnn,,,
    merinding pas eunhae manggil appa ke donghae *ada setan kah??LOL
    5thn sendiri dengan ketersiksaan tu,,,kuat bner ya..wkwkwk #gepen..^^

    Reply

  24. Dhekyu
    Dec 05, 2010 @ 16:20:03

    Huwaa kren bget endingY,,^^

    Reply

  25. fishyfafa
    Dec 05, 2010 @ 16:35:06

    AAAAAAHHHHH !!!!!!! *treak smbil muter2 semenanjung korea*
    Akhirny kluar jg *fiuh … *
    Knp harus 5 thn ? Ga 20 thn aj *gila loh !*
    Diawal sempat benci sm donghwa , skrng udh enggak sih (kan kakak ipar)
    Hebat !
    Buat after story dong , please *pasang puppy eyes*
    Author tolong buat after story !!!!!!!

    Reply

  26. qkyufly19
    Dec 05, 2010 @ 16:35:25

    happy ending^^

    Reply

  27. fitri amalia
    Dec 05, 2010 @ 16:38:48

    keren so sewit daebak!

    Reply

  28. fishyfafa
    Dec 05, 2010 @ 16:40:00

    bener yg buat “last breath”
    Aku jg suka ff itu , sangat suka malah
    Authony keren sih *author = gue cewek !*

    Reply

  29. »CheLz«
    Dec 05, 2010 @ 16:42:07

    Whaa..
    Part 3 na kluar..
    Dah nggu”..
    Wkwkwk..
    Ending na krenn..
    So sweeett..
    Daebakk!!!

    Reply

  30. mei.han.won
    Dec 05, 2010 @ 16:53:19

    sukaaaaaaaaaaaaaaaaaa……bgtttttttttttttttttttttt…..

    Reply

  31. leeeunhye aka hae's wife
    Dec 05, 2010 @ 17:11:22

    qreenn…
    D tnggu afstor na…

    Reply

  32. theresia
    Dec 05, 2010 @ 17:15:12

    sumpah ! keren bgt… 😀
    4 jempol buat author.. :))

    Reply

  33. ViiKyu
    Dec 05, 2010 @ 17:26:56

    Uaaaa!!!!!!
    Bagus!!!!! Mpe terharu T_T
    Akhirnyaa happy ending 🙂

    Reply

  34. siheekiloveme
    Dec 05, 2010 @ 17:57:47

    ye ye yeeeee… suka ff ini

    endingnya mengharukan… sukaaaa

    dtunggu ff keren lainnya y bum *reader sok kenal..tp gpplah ya… hehehe*

    Reply

  35. DddakoChan
    Dec 05, 2010 @ 18:28:40

    Keren bgt Ending nya ,,
    Menyentuh & bikin terharu ,,
    Author “DAEBAK” ,,

    Reply

  36. Park Kyuchi
    Dec 05, 2010 @ 18:52:22

    huwwaaaa…seru bukan main..
    *?*
    aku sempet nangis bacanya..
    tappiiii.. happy ending.. 😀
    anak donghae jodohin aja sma anak eunhyuk…
    hehehehe..

    Reply

  37. Rha
    Dec 05, 2010 @ 19:00:17

    suka suka ma endingN
    tmbh cinta ma hae,

    author serng2 bt yg romantis lg ya suka bgt haha

    Reply

  38. kyucanasoofishy
    Dec 05, 2010 @ 19:21:21

    Kereeen kereeen….
    Dh dtunggu, ternyata endingny kereeen neh….
    Aissssh donghae kasian jg awal2ny, km seh pake acara boong sgala /plak

    Reply

  39. May4teukie
    Dec 05, 2010 @ 19:24:56

    Aq trharu..
    Yee happy ending.
    Anak’a hae lucu beud C

    Reply

  40. niebum
    Dec 05, 2010 @ 19:47:56

    wah cerita’y seru. ^^
    tapi kacian hae harus nunggu 5 taun dulu bwt bs brg ma eunhye. 😀
    eunhae juga lucu ih pengen deh punya anak ky gituh. hhe.

    Reply

  41. Han Yeosin
    Dec 05, 2010 @ 19:57:56

    gak panjang tapi dapet feel nya…
    keren…

    Reply

  42. deedee
    Dec 05, 2010 @ 20:02:54

    Kereeen bangeeet~~ kata-katanya menyentuh. Aku jadi terenyuh (?) ._.v. donghae romantis banget deh.. Makan cinta deeeh *:** author kereen!! (Y)

    Reply

  43. kyokyu
    Dec 05, 2010 @ 20:06:37

    akhirnya mereka bahagia,tapi cukup lama juga ya % tahun..
    ck,ck,ck..
    gimna lo’ bikin after storynya Eunhyuk ma chayong cingu????

    Reply

  44. shagesha
    Dec 05, 2010 @ 20:13:21

    ff.a keren..
    Suka ma ending.a..
    Tp ksian jg donghae hrs nunggu 5 taun bwt dpet kbhagiaan eang smprna..

    Reply

  45. ivelkyujung
    Dec 05, 2010 @ 20:18:05

    daebak endingny!!

    Reply

  46. yeapy yeap
    Dec 05, 2010 @ 21:13:46

    wah,,, endingnya bagus,,,
    nice ff,,,
    good job author,,,

    Reply

  47. im hae ra
    Dec 05, 2010 @ 21:37:10

    sesuai dgn harapn kok ampe2 nangis aq pas bca part trakhir….
    cma rada trkjut dgn nama sang anak 😉

    Reply

  48. SAERYUNG
    Dec 05, 2010 @ 21:37:45

    TT_TT terharu bacanya

    Reply

  49. zsazsazsa
    Dec 05, 2010 @ 21:51:11

    Ffnya keren (y)
    Gak bisa comment apa”.

    Reply

  50. Lee Iseul
    Dec 05, 2010 @ 21:58:20

    waah~selesai juga hehe epilognya kurang panjang deh *digampar* *nyengir kuda*
    Good job Author 😀

    Reply

  51. mita
    Dec 05, 2010 @ 22:41:40

    joha yoo~~
    ^.^

    Reply

  52. Bumbum^^
    Dec 05, 2010 @ 22:41:56

    Jeongmal gomawo buat smua chingu yg udh nympatin wqtnya buat baca+komen diff sy, ^^ *bow* jujur, sy terharu dgn respon smua chingu.
    Buat yg mnta AS, sblmnya mohon maaf. Sy gak janji bakalan bikin, krn sy bukn trmsuk org yg produktif #apadeh? dlm dunia literasi. Bth wqt lama buat semedi, >,<
    Sy jg mau mnta maaf krn gak bs blsin smua komen, sy lbh bnyk ol dihp dgn sgla kekurangannya, XD
    Last, jeongmal gomawo untuk respon smua chingu. Sangat memotivasi sy. ^^

    Reply

  53. vien
    Dec 06, 2010 @ 00:38:49

    hepi ending~ ahh.. selamat bebahagia donghae. =)

    kukira tadiny bkal ad insiden ap dulu gt baru balikan. hehehe..

    tenang author.. ff nya ga geje kok. bagus..

    Reply

  54. pipinahae
    Dec 06, 2010 @ 00:45:11

    waaa~~ keren!!!! endingnya kerennnn ^^

    Reply

  55. EternalKyuMin
    Dec 06, 2010 @ 00:56:47

    kereeeeeeen ^^b

    terutama epilog nya, bahasanya bagus…. nice 😀

    Reply

  56. ndeehyuk
    Dec 06, 2010 @ 05:22:34

    aku nangis pas eunhae pertama ketemu appanya….
    Hiks… Hiks…. Terharuuu….

    Reply

  57. honeyJung
    Dec 06, 2010 @ 09:18:47

    romantis, sweet, terharu, lucu (?)
    keren keren kerenn..
    merinding pas Eunhae manggil donghae ‘Appa’
    berasa gimanaa gitu,, hihi~ #abaikan

    Reply

  58. arum
    Dec 06, 2010 @ 10:34:59

    ceritanya bener2 keren…..
    happy ending……

    Reply

  59. Haeternally ELF
    Dec 06, 2010 @ 13:30:26

    kata-kata terakhir itu dari novel “Dia Tanpa Aku” karya Esti Kinasih bukan??
    *mian kalo salah*

    itu pisahnya lama banget??? 5 taun… pasti sedih banget donghae tuh…
    bagus banget FF-nya ><

    Reply

  60. Neni
    Dec 06, 2010 @ 13:59:48

    Bagus =D

    Reply

  61. aneeminiechem08028박동림
    Dec 06, 2010 @ 14:09:52

    mengharukan, ga bisa bayangin setelah 5 tahun pisah, bertemu lagi, bawa anak lagi,, bener2 akhir yg membahagiakan… ^^ good

    Reply

  62. HeeHwa
    Dec 06, 2010 @ 14:14:32

    kereeeeeennnn…
    happy ending \^o^/

    Reply

  63. cella_twd
    Dec 06, 2010 @ 14:29:30

    kereeeeeeeeeennnnn buangeeetttt…

    Reply

  64. kyuhyesung
    Dec 06, 2010 @ 16:17:44

    keeereeeen!! nice!

    Reply

  65. kyukeyuanitnit
    Dec 06, 2010 @ 16:21:58

    saia suka ff ini ma~~ *ala mei mei upin ipin*..hahaha
    daebak bwt author.. Hae oppa~,emuacch.. *d’timpuk ember sma istri2’y haeppa*.. ^^v

    Reply

  66. alnadt
    Dec 06, 2010 @ 22:22:58

    yeeee happy ending^^

    Reply

  67. Ocha
    Dec 06, 2010 @ 23:15:21

    Huwaaaa…
    Donge kesian banget mesti nunggu 5 taun…
    Endingnya keren…
    Nice ff (y)

    Reply

  68. choiyongjin_chi_elf
    Dec 07, 2010 @ 04:48:10

    kerreeenn, bikin terharu T^T

    Reply

  69. sabiinyukk
    Dec 07, 2010 @ 17:47:18

    uwaaa~ terharuuu.. pngen peluk eunhae jugaa >,< *plak*

    Reply

  70. paquita_michiko
    Dec 10, 2010 @ 19:05:46

    I like this story ^.^

    Reply

Comment's Box