MA BOY [2/?]

MA BOY (part 2)

“Heartbeat”

 

Genre   : Comedy Romance

Casts     : Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Jang Geurim (OC), Irene (OC)

S/C’s      : Kim Ryeowook, Shin Donghee (Shindong), Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Lee Donghae, Kim Youngwoon (Kangin), Lee Hyeri (OC), Kim Seoneul (OC), Han Bora (OC), Yoon Mirae (OC)

 

Kxanoppa

 

Part 1 – (Previous Eps.)

Jang Geurim, gadis biasa dengan kecantikan rata-rata yang berhasil menjadi salah satu siswa di sekolah seni terbaik di Seoul, Daehan. Bertemu dengan sang idola, Choi Siwon, dan beberapa siswa lainnya dengan berbagai karakter yang berbeda dengan dirinya. Keinginannya untuk merebut hati Siwon harus terhalang karena Siwon menyukai Irene, siswa yang sekaligus seorang model terkenal di sekolah itu. Siapapun tak dapat menolak takdir. Begitu pula Geurim yang harus tinggal sekamar dengan Irene, rivalnya, di asrama sekolah. Ia-pun memanfaatkan kesempatan itu untuk bisa semakin dekat dan mengenal, gadis seperti apa Irene sebenarnya. Hingga sebuah misteri besar berhasil ia pecahkan…. Apakah yang akan Geurim lakukan selanjutnya? Akankah ia diam saja dengan sebuah rahasia besar yang sanggup menggemparkan seisi sekolah, ataukah ia akan membeberkan misteri itu pada teman-temannya dan membuat image Irene terancam? 

 

Author POV

Geurim masih terus memikirkan kejadian semalam, dimana ia telah mengetahui rahasia besar yang Irene sembunyikan selama ini. Ia begitu bingung dan masih tak percaya dengan apa yang telah ia lihat dan dengar dari Irene. Apakah ia sanggup menjaga rahasia itu seorang diri? Apakah pihak sekolah sama sekali tak ada yang mengetahuinya? Bagaimana kalau dia sendiri sampai kelepasan bicara?

“Geurim? Jang Geurim? Yak, Geurim-a!” panggil seonsaengnim berulang kali hingga berhasil membuyarkan segala lamunan abstrak Geurim.

“Ah, ye, saem. Apa yang baru saja Anda katakan?” respon Geurim salah tingkah.

“Apa yang kau pikirkan dari tadi?” tanya kepala sekolah ikut menengahi. Kebetulan saat itu Geurim sedang berada di ruang kepala sekolah. Kepala sekolah memanggilnya untuk bisa menyambut kedatangan Geurim yang telah resmi menjadi salah satu siswa di sekolah Daehan.

A-Anieyo, seonsaengnim. Geunyang—melamun saja, hehe..” jawab Geurim sekenanya dengan tawa yang dibuat-buat.

Aigo, haha.. Ah, pokoknya selamat datang di sekolah kami ini. Kami senang kau bisa sampai di sini dengan selamat dan sepertinya anak-anak lain menerimamu dengan baik,” ucap kepala sekolah lagi dengan wajah sumringah.

Ye, seonsaengnim. Gomapsumnida,” balas Geurim sopan.

“Kuharap kau bisa nyaman bersekolah di sini, dan belajar dengan baik,”

Ye, algessumnida,

Selesai dengan penyambutan singkat itu, Geurim berniat untuk segera kembali ke ruangan kelasnya. Dalam perjalanannya, saat ia melewati ruang kelas musik, ia mendengar suara dentingan tuts piano. Ia-pun mengikuti rasa penasarannya dengan mengintip kelas itu melalui celah jendela kaca yang kebetulan memang tak terlalu tinggi hingga ia masih bisa untuk menggapainya. Ia tertegun saat mengetahui siapa pelaku yang membunyikan piano itu dengan begitu baik. Choi Siwon. Seketika, hati Geurim terasa begitu ringan, hangat, dan nyaman. Untuk kesekiankalinya, ia jatuh cinta pada lelaki itu. Siwon yang tidak mengetahui keberadaan Geurim, terus memainkan pianonya sambil menyanyikan lagu “Goose’s Dream”, yang memang salah satu lagu kesukaannya. Geurim yang begitu menikmati penampilan Siwon saat itu, harus terhanyut dalam alam pikirannya sendiri. Sebuah masa lalu. Masa, dimana ia dan Siwon pertama kali bertemu…

(Flashback)

Siang itu, di sebuah rumah sakit di Gyeong-Ju, seorang penyanyi muda yang tampan datang untuk menghibur dan memberi kekuatan bagi beberapa pasien penderita leukimia. Dengan tatapan hangat dan senyum manisnya, ia berhasil menghipnotis para paisen dan membuat mereka terlena dengan nyanyian merdunya yang membawakan lagu “Goose’s Dream”. Lagu itu seolah memiliki mantra dan sihir tersendiri, yang secara tidak langsung mampu menyalurkan kekuatan dan keyakinan akan harapan dan impian. Pemuda itu, bagaikan seorang ksatria yang datang tiba-tiba untuk menyelamatkan Geurim dari masa terpuruknya kala itu. Pemuda itu, Choi Siwon.

***

Keesokan harinya, seonsaengnim mengawali kelas dengan sebuah pengumuman. Sekolah memutuskan untuk mengadakan sebuah lokakarya ke luar kota, dengan menugaskan para murid untuk melakukan sebuah pertunjukan pentas seni. Semua murid terlihat bersemangat, tak terkecuali Geurim. Ia begitu senang karena bisa mengadakan sebuah perjalanan bersama teman-teman.

“Untuk pertunjukan pentas seni, akan diadakan tahap evaluasi. Bagi yang berhasil lolos dalam tahap itu, maka merekalah yang akan tampil dalam pentas seni,” jelas seonsaengnim cantik yang mengenakan kacamata itu.

Ne, algessumnidaaa..!” seru para murid hampir bersamaan.

Memikirkan hal itu, Geurim kemudian teringat tentang Irene. Hal yang Irene sukai adalah dance. Geurim mengetahuinya saat ia menggeledah barang Irene dan membaca buku catatan milik Irene waktu itu. Geurim berpikir untuk mengajak Irene dan juga Siwon berpartisipasi. Siwon pasti akan sangat senang jika bisa tampil duet dengan Irene. Walaupun ide itu sangat gila dan munafik, Geurim berusaha untuk tak peduli. Bagaimanapun, ia harus bersikap baik dan membantu Siwon jika ingin Siwon menyadari keberadaannya. Menjadi teman baik sebagai tahap awal bukan hal yang buruk, kan?

“Geurim-a, apa kau akan ikut tahap evaluasi?” tanya Mirae setengah berbisik pada Geurim, setelah sebelumnya menyenggol pelan lengan Geurim.

“Ehm—ajik mollasseo.. Wae?” balas Geurim.

Anieyo. Hanya bertanya saja. Kupikir jika Siwon dan Irene tampil bersama pasti akan sangat keren,” ujar Mirae lagi yang membuat Geurim sempat mendengus pelan.

***

Geurim POV

Setelah kelas, aku menemui Siwon untuk bisa menyampaikan sesuatu padanya. Aku memberitahunya hal yang Irene sukai, dan ia-pun begitu bersemangat untuk bisa mengajak Irene tampil duet dengannya di pentas seni. Reaksinya sungguh di luar dugaanku. Begitu berlebihan. Siwon memang orang yang penuh dengan kejutan sepertinya.

“Bagaimana? Apa kau sudah tahu apa yang Irene sukai?” tanya Siwon.

“Ehm—Aku tak yakin, tapi.. Sepertinya ia menyukai dance,” jawabku seadanya.

Jinjjayo? Ah! Gomawoyo, Jurim-a! Kalau begitu, di pentas seni nanti aku harus tampil duet dengannya! Kyaaaa!!! Ini pasti akan sangat keren!!” pekik Siwon kelewat semangat, membuatku sempat bergidik dan heran.

Selesai dengan itu, aku memutuskan untuk langsung kembali ke asrama. Aku terkejut saat Irene tiba-tiba keluar dari kamar mandi hanya dengan T-shirt polos berwarna putih dan celana kolor.

“Kyaakk!” pekikku kaget sambil memalingkan wajahku dan refleks menutup mata.

Wae?” tanya Irene tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Bagaimana mungkin dia berpenampilan seperti itu di kamar ini?! Tidak tahu malu sekali pria itu, huh!

“Yak! Neo! Kenapa kau berpakaian seperti itu?!” tanyaku geram.

Wae? Karena kau sudah tahu semuanya, tampil seperti ini lebih nyaman untukku,” balas Irene santai kemudian berjalan menuju ranjangnya.

Aku hanya mendesis menanggapi kelakuannya itu. Setelah itu, aku dikejutkan oleh hal lainnya. Di meja belajarku, aku menemukan sebuah Ipod.

Ige mwoya?” tanyaku sambil menunjukkan benda itu.

Irene yang merasa ditanyai kemudian menoleh, dan menjawab “Oh, itu Ipod. Aku sudah bosan. Daripada membuangnya, lebih baik kuberikan saja padamu,”

Mendengar jawaban seperti itu aku hanya mendesis, tapi tak dapat dipungkiri bahwa aku juga sangat senang menerima Ipod itu. Aku sangat suka mendengarkan musik.

Jinjjayo? Jadi ini untukku?”

“Hmm,” balas Irene singkat.

Gomawo! Ah, ada lagu Twinkle-Twinkle, TaeTiSeo! Aku suka sekali lagu ini,” seruku antusias ketika menemukan salah satu lagu kesukaanku lalu mulai memainkannya.

Anak itu, walaupun tingkahnya menyebalkan, kadang bisa baik juga. Memikirkannya aku hanya senyum-senyum sendiri. Kemudian aku teringat tentang acara pentas seni.

“Ah, maja! Irene! Tentang lokakarya sekolah kau sudah tahu, kan?” tanyaku tiba-tiba.

“Tentu saja,”

“Ah, kupikir karena kau sibuk dengan jadwal pemotretanmu kau jadi ketinggalan berita sekolah, hehe. Jadi—apa kau akan ikut dalam pentas seni?”

Molla,” jawabnya yang lagi-lagi sangat singkat dan terkesan tidak tertarik.

“Yak, kau ini kenapa? Bukankah itu menyenangkan? Siwon juga sangat mengharapkan kau bisa ikut bersama kami. Huah, aku tidak sabar. Selama aku sakit, aku tidak bisa bepergian bersama teman-teman seperti ini,” ucapku yang tanpa sengaja membahas masalah penyakitku di masa lalu.

Beruntung Irene tidak terlalu memperhatikannya dan tidak menanggapinya lebih, jadi aku tak perlu repot-repot menjelaskan padanya. Irene justru bangkit dari ranjangnya dan beranjak menuju jendela. Ia mengenakan topinya dan bersiap untuk melompati jendela. Dengan cepat aku menghalanginya.

“Apa kau selalu pergi melalui jendela setiap malam?” tanyaku sambil menghalangi jalannya.

“Bukan urusanmu, biarkan aku pergi,” balasnya cuek dan tetap melompati jendela itu.

Aku berusaha mengikutinya, namun kami justru membuat kegaduhan dan membuat satpam yang tengah berkeliling malam itu curiga. Irene langsung membekap mulutku dan membawaku bersembunyi di balik semak-semak kebun asrama. Sampai satpam itu pergi dan tak kelihatan lagi, barulah Irene melepaskan bekapannya dari mulutku. Ahh, akhirnya bisa bernapas! Dasar namja sialan, batinku.

“Jangan berisik. Kau ikut saja denganku,” ajaknya langsung menarik tanganku.

***

“Jadi ini tempatmu biasa berlatih dance?” tanyaku penasaran saat kami telah sampai di studio tempatnya berlatih setiap malam.

Eoh,” jawabnya. Ia menyalakan musik melalui tape yang ada dan mulai menunjukkan padaku gerakan-gerakan dance-nya. Hm, lumayan juga untuk seorang namja cantik sepertinya. Aku tak mengira ia bisa menari dengan begitu enerjik.

Melihatnya menari aku jadi tertarik untuk mengikutinya bergerak. Namun karena aku tidak ahli dalam hal menari, aku hanya bergerak sesuka-ku, tak peduli jika itu bisa dikatakan dance atau tidak. Aku hanya melakukan gerakan-gerakan absurd yang kuanggap menyenangkan. Irene yang melihatku menari absurd kemudian mematikan tape-nya.

“Yak! Apa yang kau lakukan itu, eoh? Menggelikan sekali,” semprotnya padaku, membuat kesenanganku terhenti.

Wae? Aku hanya mengikutimu menari,”

Mwo? Bagaimana bisa kau menyebutnya menari? Gerakanmu itu jauh lebih parah dari absurd, tahu! Sini, biar kutunjukkan bagaimana caranya menari!” serunya sewot, kemudian berdiri tepat di sampingku dan mulai mengajariku beberapa gerakannya yang menurutku cukup sulit untuk bisa diikuti.

“Ah, shireo! Kenapa kau menari seperti seseorang yang tertekan? Bukankah menari seharusnya dengan perasaan yang senang?” bantahku yang memutuskan untuk menyerah mengikuti gerakannya.

Mwo?!”

“Aku tahu kau jago menari, tapi kau menari tidak dari hati. Saat kau menari, kau harus bahagia dan menyalurkan perasaan itu pada orang sekitarmu. Begini caranya,” ujarku sok menggurui kemudian kembali menarikan gerakan-gerakan absurdku. Aku melakukannya dengan ceria dan terus tersenyum.

“Ayolah, kau harus mencobanya. Ini menyenangkan!” lanjutku lagi. Irene hanya melihatku dengan tatapan heran, namun pada akhirnya ia tetap menurut dan menirukan semua gerakanku. Bisa kulihat ia mulai tersenyum lepas. Melihatnya tersenyum seperti itu membuatku ikut senang.

 

“Kau—kenapa sangat menyukai Siwon?” tanya Irene penasaran, setelah kami selesai dengan dance absurd kami.

“Memangnya kenapa? Siwon itu kan sangat keren! Siwon juga menyukaimu!” balasku sumringah.

“Tchh.. Kau membuatku ingin muntah saja,” aku hanya terkikik mendengar ucapannya itu.

“Siwon itu seperti pahlawan untukku. Ia yang membangkitkanku dari keterpurukan ketika aku divonis leukimia,” mendengar penuturanku, Irene menoleh dan terlihat terkejut.

“Ia datang ke rumah sakit tempatku di rawat, dan memberi semangat. Ia berkata padaku untuk tetap kuat dan berjanji untuk bertemu lagi setelah aku sembuh. Kami benar-benar menepati janji itu, kan? Hehe,” lanjutku lagi sambil tersenyum. Irene justru menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

Wae? Apa aku menakutimu? Yak, tenang saja, aku sudah sembuh total,” ucapku lagi sembari tertawa dan menyenggol lengannya, berusaha melenyapkan segala pemikiran Irene yang tidak-tidak tentangku.

***

Sehari sebelum perjalanan lokakarya kami, aku memutuskan untuk pergi ke kediaman Irene. Aku mendapatkan alamatnya dari data siswa milik seonsaengnim. Kudengar, Irene memiliki dua saudara laki-laki. Jujur saja aku tertekan harus menyimpan rahasia besar ini seorang diri. Jadi kupikir akan lebih baik jika aku mengatakan yang sebenarnya saja pada kakak Irene, bahwa aku sudah mengetahui semuanya.

Silryehamnida,” sapaku sopan saat melihat seorang pria muncul dari balik pintu. Pria yang cukup tampan. Kurasa, ia salah satu kakak Irene.

Nuguseyo?” tanyanya bingung.

“Aku—teman sekolah Irene, namaku—“ belum selesai aku bicara tiba-tiba Irene muncul dari salah satu ruangan di rumah itu dan membuat pria yang kuyakini sebagai hyung Irene tadi terbelalak kaget.

“Yak, yak! Kyu! Cepat sembunyi! Ada teman Irene di sini!!” pekik pria itu sambil berusaha mendorong Irene untuk kembali masuk ke dalam dan menutupi wajah Irene.

“Ah, wae? Gwenchana, hyung! Dia sudah tahu semuanya,” sergah Irene sambil menampik tangan hyungnya yang terus mendorongnya.

Mwo?! Ja-Jadi—dia sudah tahu semuanya?!” pekik hyung Irene semakin terkejut.

“Yak, Donghae, Kyu, ada apa ribut-ribut di sini—“ tak lama seorang pria lain ikut menunjukkan dirinya. Dari wajahnya, terlihat ia yang paling tua dari antara mereka bertiga. Ia juga sangat manis. Kupikir, ia pasti hyung Irene yang lain.

Nuguseyo?” tanya pria manis itu.

“Ah, joneun—Jang Geurim imnida. Teman sekolah Irene,” jawabku lengkap, pada akhirnya.

***

Saat ini kami berempat telah duduk di ruang tengah rumah itu. Dengan suasana yang begitu kikuk dan hening, seperti sedang rapat direksi.

“Aku Jungsoo, hyung pertama Irene, ah maksudku Kyuhyun. Ah, tidak maksudku—aduh, bagaimana ya jadi bingung,” ucap pria manis itu yang ternyata bernama Jungsoo.

Hyung!” pekik Irene kesal karena hyungnya yang kebingungan dalam menyebut namanya.

Ara, ara, Kyu.. Arasseo,” balas Jungsoo mengalah. Dari situlah akhirnya aku tahu bahwa nama asli Irene adalah Kyuhyun.

“Aku Donghae, hyung kedua Kyuhyun. Jadi apa yang membawamu kemari?” ucap pria tampan yang pertama kali kutemui yang ternyata bernama Donghae.

“Ehm, itu—aku tak sengaja mengetahui rahasia Irene. Sejujurnya, aku cukup tertekan dengan kebenaran itu. Mohon jelaskan padaku, kenapa aku harus menyimpan rahasia ini?” tanyaku to the point.

“Tentu saja kau harus menyimpannya! Berjanjilah pada kami kau akan melakukannya, eoh?” balas Jungsoo.

Geurae. Kami tidak bisa jelaskan detilnya. Mohon simpan saja rahasia itu sampai kapanpun, arasseo?” timpal Donghae.

“Kalau begitu, Irene, ani, Kyuhyun harus melakukan apapun yang aku mau,” ucapku tak mau kalah.

Mwo? Yak!” Kyuhyun yang mendengar itu mulai emosi dan tidak terima.

“Ah, jo-a. Gwenchana. Arasseo. Kyuhyun akan melakukan apapun yang kau mau, benar kan, Kyu?” sela Jungsoo berusaha membujuk Kyuhyun agar mau menuruti permintaanku, agar aku bisa tutup mulut mengenai rahasia mereka.

“Aishh—Ah, molla!” respon Kyuhyun pasrah.

Yeahh, kena kau, Kyuhyun! Memangnya hanya kau saja yang bisa bersikap seenaknya, eoh? Biar kau tau rasa dan tidak bersikap seenaknya lagi padaku, huh! Aku juga bisa memnafaatkan kesempatan ini untuk mengajaknya tampil di acara pentas seni. Bagaimanapun aku sudah berjanji pada Siwon untuk membantunya. Jadi rencana kali ini tak boleh gagal!

***

Author POV

Siang itu, di taman belakang sekolah, dua grup yaitu Si-Clu dan I-Clu memutuskan untuk bertemu untuk mendiskusikan sesuatu. Yang tentu saja itu berhubungan dengan idola mereka, Siwon dan Irene.

“Di hari yang begitu cerah ini kenapa aku harus bertemu dengan orang-orang aneh seperti kalian, sih? Ihh!” seloroh Hyeri sambil mengibas-ngibaskan tangannya karena panas.

Mwo? Orang aneh? Tch, kau pikir kami mau bertemu dengan kalian? Kalau tidak ada perlu aku juga tidak mau,” balas Hyukjae tak mau kalah.

Geurae, kita berkumpul di sini untuk membahas masalah penting! Ini menyangkut Irene kami!” seru Ryeowook dengan suara cemprengnya.

“Ah, maja! Ini juga menyangkut Siwon kami! Kami tak akan membiarkan Siwon kami tampil duet dengan gadis sok seperti Irene!” timpal Bora.

Mworago?! Gadis sok katamu? Jangan menghina Irene kami!” ujar Shindong geram, sambil memainkan biolanya.

“Sudah, sudah!! Berhenti bertengkar! Kau ini seperti monyet, kau culun, kau gendut!” pekik Seoneul menengahi perdebatan itu, sambil menunjuk ke arah Hyukjae, Ryeowook, dan Shindong secara bergantian. “Jadi apa rencana kalian? Jangan banyak bicara, jelaskan saja,” lanjutnya, kemudian membuka cemilan yang tadi dibawanya lalu memakannya.

Hyukjae, Ryeowook, dan Shindong sempat terbelalak saat Seoneul menghina mereka bertiga. Namun niat untuk melawan terpaksa mereka urungkan karena tidak mau memperpanjang masalah dan ingin segera masuk ke intinya.

“Baiklah, kita mulai saja. Kudengar, Geurim juga akan ikut dalam penampilan itu atas permintaan Siwon,” ucap Hyukjae memulai diskusi.

MWO?” pekik Si-Clu secara bersamaan.

“Yah, pokoknya, karena tujuan kita di sini sama, yaitu untuk melindungi idola kita masing-masing. Aku harap kita bisa bekerja sama,” lanjut Hyukjae lagi sok serius.

“Pertama, kita akan membujuk Geurim dan membawanya ke suatu ruangan kosong lalu menguncinya supaya tidak bisa tampil,” ujar Ryeowook yang sok pro dengan idenya.

“Kalian yakin cara itu akan berhasil?” tanya Hyeri meremehkan.

Geureom! Tentang Irene, kalian tenang saja, karena kemungkinannya untuk tampil sangat kecil. Jadwal pemotretannya kan sangat padat. Tapi kalau dia sampai bisa ikut, kita harus sediakan rencana untuk mencegahnya,” timpal Hyukjae lagi.

“Hyukie-a! Kau memang benar-benar jenius!” seru Shindong dengan senyum lebar seperti orang bodoh.

Aigo, apanya yang jenius? Kurasa aku ada cara yang lebih ampuh dari itu,” ucap Hyeri sok yakin.

Geurae, apapun rencana kita, mari jalankan saja. Pokoknya, kita cegah Siwon tampil dengan yeoja manapun kecuali kami bertiga!” pekik Seoneul sambil terus mengunyah.

***

Keesokan harinya, hari dimana lokakarya sekolah mereka dilaksanakan…

“Jurim! Jurim-a!” seru seseorang yang memanggil Geurim dengan penyebutan nama yang salah. Siapa lagi kalau bukan Siwon.

Eoh? Siwon-a. Bukankah kau masih ada jadwal?” tanya Geurim.

“Aku segera datang kemari setelah jadwalku selesai. Tampil denganmu dan Irene lebih penting! Siwon, Geurim, dan Irene akan tampil bersama. Jika digabungkan maka akan menjadi SiGeuRene!! Keren, kan?” ujar Siwon yang membuat Geurim melongo tak paham.

“Ah—kau.. Ingin aku tampil juga?” tanya Geurim tak yakin.

“Tentu saja! Tapi dimana Irene? Apa dia belum datang?”

Ne, dia belum datang. Mungkin sebentar lagi,” jawab Geurim seadanya.

“Hm, baiklah. Aku siap-siap dulu. Setelah itu kita berlatih saja dulu di backstage, arachi?” ucap Siwon kemudian berlalu dari hadapan Geurim, setelah sebelumnya mengedipkan sebelah matanya –gaya norak andalan Siwon.

“Wah, Geurim-a! Daebaki-ya! Bukankah itu seperti ajakan kencan?” goda Mirae pada Geurim, membuat pipi Geurim merona merah.

 

Geurim yang sudah berada di backstage, menunggu Siwon sambil mencoba berlatih menyanyi sendiri. Selama berlatih, pasukan Si-Clu datang dan memberikannya sekaleng minuman dengan gelagat yang mencurigakan.

Chukkae, atas penampilanmu dengan Siwon di pentas seni ini,” ucap Hyeri memulai percakapan.

Igeo, sebagai tanda perdamaian dari kami,” timpal Seoneul seraya memberikan minuman kaleng itu pada Geurim.

“Semoga berhasil. Kami menantikan penampilanmu!” seru Bora sebelum mereka bertiga beranjak maninggalkan Geurim yang masih terheran-heran.

“Ada apa dengan mereka? Aneh sekali.. Apa yang telah mereka masukkan dalam minuman ini? Ah, sebaiknya kubuang saja—“ guman Geurim pada dirinya sendiri. Baru saja ia hendak membuangnya, Siwon datang dan langsung meneguk minuman kaleng itu.

***

Siwon berjalan tertatih-tatih menuju toilet, ketika dirasakannya perutnya yang melilit. Geurim yang ikut panik, mengantarkan Siwon sampai ke toilet. Ia menunggu Siwon di depan toilet dengan was-was. Ia yakin bahwa penyebab semua itu pasti minuman kaleng pemberian Si-Clu. Tiba-tiba, di tengah lamunannya, Geurim mendengar suara-suara aneh dari balik toilet. Sepertinya Siwon benar-benar berjuang keras untuk mengeluarkan racun itu. Geurim yakin kalau Siwon sudah terserang diare parah dan harus segera ke rumah sakit.

Siwon-pun menuruti Geurim untuk pergi ke rumah sakit. Kebetulan Irene juga masih terjebak macet di jalan, hingga tak bisa tiba di lokasi tepat waktu. Penampilan pentas seni terancam berantakan. Hanya tersisa Geurim yang harus menanganinya. Namun Geurim tak menyerah begitu saja. Ia tetap berusaha tampil yang terbaik yang ia bisa, bersama pasukan Si-Clu sebagai penari latarnya, ia  menyanyikan lagu Twinkle-Twinkle.

“Ih, kenapa sih kita mau jadi penari latarnya gadis tengik itu?!” sewot Seoneul.

“Yah, habisnya mau bagaimana lagi? Tadi Siwon sendiri yang memintaku menjadi penari latar Geurim. Bagaimana aku bisa menolaknya?” balas Hyeri, merasa bersalah.

“Tapi sumpah, itu tadi kan memalukan, isshhh!! Kenapa Geurim baik-baik saja setelah menerima minuman kaleng itu? Kalau tahu racunnya tidak mempan, lebih baik kuminum sendiri saja tadi!” desis Bora tak kalah geram.

“Ngomong-ngomong, gelangku dimana ya? Itu kan gelang baru!” pekik Hyeri panik.

“Mungkin jatuh di ruang pentas tadi?” celetuk Bora.

“Ah, maja maja! Kau harus mencarinya di ruang pentas!” timpal Seoneul.

 

Di sisi lain, selesai penampilan mereka, Geurim justru merasa senang dan puas. Ia sudah menampilkan yang terbaik di acara pentas seni itu.

“Yak, geurim-a! Chukkae! Penampilanmu sangat memukau,” puji Mirae.

“Ah, anieyo. Geunde, gomawoyo, Mirae. Aku senang sekali bisa tampil, hehe,” balas Geurim senang.

***

Di sisi lain, di suatu sudut di ruang asrama mereka, 3 serangkai alias I-Clu tengah asik menjalankan rencana busuk mereka untuk menjahili Geurim. Meskipun Irene tidak jadi tampil duet bersama Siwon, mereka bertiga tetap saja tidak menyukai Geurim dan sangat ingin mengerjai gadis itu.

Eunhyuk terkikik bersama 2 pengikutnya –Ryeowook dan Shindong. “Aku yakin, rencana ini pasti akan berhasil,” ucap Eunhyuk girang.

“Kau yakin?” tanya Ryeowook ragu.

“Tentu saja! Aku akan membujuk Geurim untuk kembali ke ruang pentas ini, kemudian setelah dia datang, kita akan menguncinya dalam ruang pentas sendirian dan kita akan menakut-nakutinya! Shindong-a, kau sudah siapkan semua yang kuminta kan?” cerocos Eunhyuk berusaha menjelaskan.

Setelah selesai mengetik pesan yang ditujukan untuk Geurim, mereka bertiga kembali terkikik, kemudian bersiap pada formasi sesuai rencana mereka.

***

Tanpa sepengetahuan I-Clu, Hyeri ternyata kembali ke ruang pentas untuk bisa mencari gelangnya yang ia kira terjatuh di sana. Ia terus mencari meskipun sendirian, hingga tiba-tiba penerangan dalam ruangan itu padam. Hyeri tyerkesiap karena terkejut. Ia mengira bahwa semua itu adalah ulah teman-temannya –Seoneul dan Bora.

“Seoneul-a! Bora-ya! Hentikan lelucon kalian, ini tidak lucu!” pekik Hyeri yang berusaha memanggil kedua temannya itu berulang kali. Namun tak kunjung mendapatkan jawaban.

Hyeri berusaha melupakan perihal gelangnya dan memilih untuk bisa segera beranjak dari ruangan itu. Namun sialnya, pintu telah terkunci. Ia menarik kenop pintu berulang kali dalam keadaan panik, juga menggedornya. Berharap ada orang yang akan mendengar, datang, dan menolongnya. Belum sempat seseorang itu datang, Hyeri justru semakin dikejutkan dengan bunyi-bunyian aneh yang menakutkan. Ketika ia menoleh kembali ke tengah ruangan, ia melihat sesosok penampakan. Bayangan berbaju putih. Ia-pun berteriak sejadinya dan menangis keras saking takutnya.

***

Geurim baru saja hendak kembali ke kamarnya, jika saja ia tidak menerima pesan singkat dari nomor tak dikenal yang mengajaknya kembali ke ruang pentas.

“Geurim-ah, chukkae atas penampilanmu. Kau keren sekali! Sebagai ungkapan kekaguman kami, bagaimana jika kita adakan sedikit perayaan untukmu? Datanglah ke ruang pentas malam ini, pukul 8. Kami semua menantikanmu—“

Begitulah isi pesan yang Geurim terima melalui ponselnya. Tentu ia merasa aneh dan heran. Tapi ia tidak begitu ambil pusing dan dengan langkah ceria ia-pun berbalik arah untuk kembali ke ruang pentas. Ia terlalu senang dengan penampilannya yang terus mendapatkan pujian, hingga tak terbersit sedikitpun pikiran-pikiran negatif mengenai teman-temannya.

Tinggal beberapa langkah lagi untuk mencapai ruang pentas, Geurim dikejutkan oleh suara gebrakan pintu dan juga jeritan seseorang dari arah dalam. Geurim mencoba mendekat dan meraih kenop pintu, namun terkunci. Ia-pun berusaha mencari tahu siapa yang ada di dalam. Setelah mengetahui bahwa orang yang berteriak itu adalah Hyeri, Geurim dengan sigap mencari jalan keluar. Ia berusaha mencari kunci cadangan atau apapun untuk bisa membuka pintu itu dan membebaskan Hyeri dari sana. Geurim mulai berpikir dan merasa bahwa itu semua bisa jadi ada hubungannya dengan pesan yang ia terima. Pasti ada seseorang yang bermaksud mengerjai dirinya, dan justru Hyeri-lah yang menjadi korban malam itu.

Setelah berlari kesana-kemari dan memakan waktu cukup lama, akhirnya Geurim berhasil menemukan kunci untuk pintu itu. Dengan cepat Geurim membukanya dan menyelamatkan Hyeri. Penampilan Hyeri malam itu sungguh di luar dugaan. Jika biasanya Hyeri selalu tampil cantik dengan make-up dan tatanan rambut yang modis, saat itu Hyeri terlihat begitu menyedihkan dengan rambut acak-acakan, make-up luntur terutama di bagian matanya. Maskara dan eyeliner yang digunakannya membaur menjadi satu hingga memberikan efek kehitaman di bagian bawah matanya karena ia terus menangis.

“Bagaimana kau bisa ada di sana?” tanya Geurim sambil memapah Hyeri yang kesulitan berjalan karena kakinya lemas.

“Aku mencari gelangku. Lalu tiba-tiba lampu mati dan ada hantu!” jawab Hyeri yang masih terisak.

“Apa kau benar-benar tak bisa berjalan sendiri? Kau itu sangat berat,” ujar Geurim lagi yang merasa terbebani karena Hyeri.

“Yak! Aku benar-benar lemas. Tidak bisa berjalan, berdiri saja sudah sulit!” pekik Hyeri tak tahu berterimakasih setelah Geurim membantunya.

Ara, ara! Aish, seharusnya hati seseorang itu secantik wajahnya,” desis Geurim yang pasrah dan tetap memapah Hyeri untuk meninggalkan ruangan itu. Mendengar hal itu, Hyeri sempat tertegun sejenak. Dalam hatinya ia ingin sekali berterimakasih, namun gengsinya ternyata lebih besar dari keinginan hatinya.

***

Kyuhyun POV

Setelah menyelesaikan serangkaian jadwal pemotretan dan menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya aku sampai juga di asrama. Rasanya lelah sekali. Aku bahkan tidak bisa menghadiri acara pentas seni itu. Geurim pasti sangat kecewa padaku karena aku tidak memberinya kabar. Aku berjalan menuju kamar, dan berniat meminta maaf secara langsung pada Geurim. Saat aku sampai di kamar, ternyata tak ada seorangpun di sana. Dimana gadis itu? Apakah ia semarah itu padaku? Aku memutuskan untuk membersihkan diri dan berganti pakaian selama menunggunya kembali. Cukup lama dan ia tak kunjung menampakkan dirinya. Aku jadi khawatir padanya. Apa dia baik-baik saja? Bagaimana penampilannya tadi? Aku sudah berusaha menghubunginya, tapi nomornya tidak aktif. Aneh sekali. Kenapa aku malah jadi khawatir berlebihan begini padanya?

***

Author POV

Tanpa sepengetahuan Kyuhyun, Geurim ternyata sedang mencari udara segar di tepi kolam renang asrama sambil sibuk mendendangkan lagu yang didengarnya melalui Ipod pemberian Kyuhyun. Geurim sangat menyukai Ipod itu. Ia terus memutar ulang lagu kesukaannya dengan Ipod itu. Tanpa Geurim sadari, Seoneul dan Bora sudah ada di belakangnya dan memperhatikan Geurim diam-diam.

“Yak, Seoneul-a. Bukankah itu Geurim?” tanya Bora memastikan.

Seoneul menyipitkan matanya, guna mempertajam penglihatannya. “Ah, geurae. Itu memang Geurim,” balas Seoneul.

“Aku ada ide! Bagaimana kalau kita dorong ia sampai jatuh ke kolam lalu kita akan memotretnya dan meng-upload-nya dalam homepage sekolah?” usul Bora antusias. Seoneul yang merasa ide itu cukup menarik kemudian menyetujuinya. Mereka berdua berjalan pelan mendekati Geurim dan mendorong gadis itu hingga tercebur dalam kolam. Setelah itu, mereka berniat mengeluarkan kamera dan segera memotret Geurim yang basah kuyup.

“Cepat keluarkan kameranya!” seloroh Bora masih antusias.

Mian, tapi sepertinya aku meninggalkannya,” ucap Seoneul merasa bersalah.

“Aish! Baboya!” desis Bora kesal.

Sorry, it’s my mistake.. My mistake.. Stake.. Steak.. Steak sepertinya enak. Bagaimana kalau kita makan steak saja?” balas Seoneul yang mulai tidak fokus dan justru mengalihkan topik ke makanan. Bora yang tidak tahu harus berbuat apa akhirnya mengikuti saja ucapan Seoneul. Mereka-pun beranjak meninggalkan Geurim yang masih berada di kolam. Mereka tidak menghiraukan pekikan Geurim yang meminta pertolongan, karena Geurim sebenarnya tidak bisa berenang.

“Tolong!! Tolong aku!!” teriak Geurim yang berusaha untuk tetap menyeimbangkan tubuhnya.

Kyuhyun yang berada di dalam kamar kemudian merasa terusik dengan suara gaduh dari luar. Ia-pun membuka pintu yang menghubungkan kamarnya dengan balkon, lalu melihat apa yang terjadi dari atas balkon kamarnya tersebut. Kyuhyun terkejut saat mendapati Geurim yang tengah meminta pertolongan di kolam renang. Ia berlari dengan cepat untuk bisa segera menyelamatkan Geurim saat itu.

***

Kyuhyun telah sampai di kolam renang. Ia tidak bisa memikirkan cara lain, selain menceburkan dirinya ke kolam dan menarik Geurim dari dalam sana. Ia bahkan tidak peduli ketika segala atribut penyamarannya harus terlepas. Ia hanya peduli pada keselamatan Geurim saat itu.

Gwenchanayo?” tanya Kyuhyun setelah berhasil mengeluarkan Geurim dari dalam kolam. Ia bisa melihat tubuh Geurim yang menggigil dan bergetar. Geurim menangis dan itu membuat Kyuhyun tersentuh. Tanpa pikir panjang, Kyuhyun menarik Geurim dalam pelukannya dan menepuk punggungnya lembut, berusaha menenangkannya.

Gwenchana, uljima.. Aku di sini,” ucap Kyuhyun beberapa kali.

Ipodnya—aku harus menemukannya,” ucap Geurim sambil terisak.

“Apa yang kau bicarakan? Ipod itu aku bisa belikan yang baru!” ujar Kyuhyun kemudian melepaskan cardigannya dan mengenakannya pada Geurim. Geurim yang mendapatkan perlakuan tak biasa dari seorang Kyuhyun mendadak merasa aneh. Jantungnya berdebar tak biasa dan ia merasa lega karena Kyuhyun ada bersamanya saat itu.

Kyuhyun dan Geurim tidak tahu jika Seoneul dan Bora kembali ke kolam renang saat itu dengan membawa kamera. Tentu Seoneul dan Bora sangat terkejut ketika melihat Geurim sudah bersama seorang pria asing. Tak ingin melewatkan momen penting itu, Seoneul dengan cekatan memotret Geurim diam-diam dan berencana meng-upload-nya dalam situs sekolah.

***

Keesokan paginya, sekolah menjadi gempar karena update-an terbaru di situsnya. Apalagi kalau bukan foto Geurim dan seorang pria misterius.

“Geurim-a, apa kau sudah tahu apa yang terjadi?” tanya Mirae ragu.

“Memangnya kenapa?” Geurim yang tidak mengerti apa-apa dibuat semakin bingung.

“Apa kau sudah lihat update-an di situs sekolah? Ada fotomu dengan pria asing.. Sekarang para siswa sedang heboh membicarakannya,” jelas Mirae sambil menunjukkan situs sekolah melalui smartphone-nya. Geurim begitu terkejut, karena ia sama sekali tak mengira bahwa ada orang usil yang memotretnya saat Kyuhyun menyelamatkannya semalam.

Tak lama setelah itu, Geurim mendapat panggilan dari kepala sekolah dan juga wali kelasnya untuk memintanya memberi penjelasan mengenai foto itu.

“Bisakah kau jelaskan, siapa pria yang bersamamu dalam foto itu? Apa itu pacarmu? Kau berani membawa masuk orang asing dalam asrama ini?” tanya seonsaengnim yang mendesak pengakuan jujur dari Geurim.

Geurim menunduk kebingungan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya kalau pria itu adalah Irene. Melihat Geurim yang terdiam, kepala sekolah berusaha menengahi.

“Sudahlah, jangan terlalu memaksanya untuk menjelaskan. Kita beri dia waktu untuk berpikir,” ujar kepala sekolah yang membuat Geurim bisa sedikit bernapas lega.

Di sisi lain, Seoneul dan Bora menjelaskan kehebohan yang mereka ciptakan itu kepada Hyeri.

“Aku berhasil mengambil gambarnya dan menjadikannya topik hangat pagi ini! Aku hebat kan?” cerocos Seoneul bangga pada Hyeri.

Hyeri merasa sedikit bersalah pada Geurim karena perbuatan kedua temannya, karena bagaimanapun, Geurim sudah menolongnya sewaktu terkunci di ruang pentas.

“Kenapa kalian melakukannya tanpa memberitahuku dulu?” ucap Hyeri.

“Ehm –kau sih tidak ikut di TKP kemarin. Kau kemana saja? Bukankah seharusnya kau senang karena kami berhasil mengerjainya?” timpal Bora. Hyeri hanya terdiam dan terlihat berpikir. Ia melihat ke arah Geurim yang telah selesai memenuhi panggilan seosaengnim dengan perasaan bersalah.

Geurim terlihat sedih dan bingung. Kyuhyun datang dan berniat menanyakan masalah itu pada Geurim, namun ia terlambat karena Siwon sudah lebih dulu mendatanginya.

“Geurim-a, gwenchanayo? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Siwon yang sarat akan kekhawatiran. Kyuhyun yang mendengarnya merasakan aneh dalam dadanya. Mungkinkah ia merasa cemburu? Sebelum Geurim sempat menjawab pertanyaan Siwon, ia sempat beradu pandang dengan Kyuhyun dan berharap Kyuhyun bisa membaca pikirannya saat itu.

Geurim begitu dilema, apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya dan membongkar identitas Irene yang sebenarnya? Jika ia berbohong, ia terancam skorsing selama 2 minggu dan tentu itu akan mempengaruhi nilai akhirnya. Mana yang harus ia pilih? Nasib nilainya sendiri ataukah identitas Irene..?

*TBC*

9 Comments (+add yours?)

  1. saasa
    Dec 18, 2013 @ 12:22:01

    Bagus thoorr. Tapi masih rada kecepetan nih alurnyaa…

    Reply

  2. yua
    Dec 18, 2013 @ 12:27:14

    akhirnya lanjut juga

    Reply

  3. lieyabunda
    Dec 18, 2013 @ 13:20:19

    Geurimlagi dilema tuu!!!!
    Ditunggu kelanjutannya

    Reply

  4. KSMaMin
    Dec 18, 2013 @ 15:17:33

    PANJANGIN.. PANJANGIN.. #demo
    thor.. ini kurang panjaaangggg….

    Reply

  5. siskasparkyu
    Dec 18, 2013 @ 17:06:33

    Lanjut……. Nae dh lupa ama nie drama, jadi pengen baca FFmu

    Reply

  6. Flo
    Dec 19, 2013 @ 02:45:10

    aduh kasihan banget geurim
    kalau aku jadi dia juga pasti binggung banget
    ditunggu next partnya yah…

    Reply

  7. ilah diiozz
    Dec 19, 2013 @ 12:51:10

    Aigooooo.. lama bgt thor publis part 2 nya niii… aku lama nunggu.. heeeee
    ceritanya bgus thor.. keep writing 🙂

    Reply

  8. Purple Love
    Dec 20, 2013 @ 17:19:38

    Eeeeeeh kurang panjaaaaaaaang
    huwaaaaaaaa
    kurang kurang u.u
    hikseu

    Cho Kyuhyun
    kau hebaaaaat #hugattack

    hahahahaha mau Kyuuuuuuu

    Reply

  9. jasminechoi15
    Dec 23, 2013 @ 20:23:28

    Maaf author, ini ff emang sengaja ngikutin drama asli Ma Boy??? Aku salah satu fans drama itu loh.

    Reply

Comment's Box