Between Snow White, Prince, and Magician

beetwwn snow white, prince and magician

 

Author  : Nalin Lee

Tittle   : Between Snow White, Prince, and Magician

Genre  : Romance, school life

Tags     : Cho Kyuhyun, Lee Sung Min, Lee Dong Hae and Park Chan Mi (OC)

Length            : Oneshot

Rating : All age

Note    : ff ini juga ada di mitwins.wordpress.com ^^

 

 

Between Snow White, Prince, and Magician

 

 

Dan akhirnya, cinta tetaplah cinta. Tuhan tidak akan pernah salah dalam setiap takdir dan garis jodoh yang ia tetapkan pada hambanya. Tidak ada jodoh yang tertukar dalam jalinan benang merah yang telah Tuhan rencanakan.

 

Dan pada akhirnya, cintalah yang memilih untuk bahagia. Sang pangeran dengan gadis impiannya juga sang puteri salju yang hidup bahagia dengan sang pujaan hati yang selalu melindunginya.

.

.

..

.

.

 

“Yhaa! kalian berdua, berhentilah membuat keributan dikelasku” suara lantang Kim seongsangnim menggema hampir diseluruh sudut ruang kelas, membuat seluruh penghuni kelas yang tadinya setengah ribut dengan suara bisikan anak-anak perempuan dengan gossip-gosip terhangat mereka maupun suara grasak-grusuk anak laki-laki yang mencoba merayu gadis-gadis itu kini terdiam membisu karenanya.

 

Sang pembuat onar yang dimaksud yang sedang ditatap sang guru dengan tatapan penuh kilatan amarahnya itu hanya menatap satu sama lain, memberikan tatapan seolah mereka saling bertanya, tak mengerti kesalahan apa yang baru saja mereka lakukan yang membuat gurunya itu berteriak selantang itu.

 

Seingat mereka berdua, mereka tak pernah membuat keributan dengan bahan perdebatan mereka seperti biasanya mereka lakukan, sejak satu jam yang lalu, semenjak pelajaran Kim seongsaengnim dimulai, mereka hanya mendiskusikan tentang tugas pelajaran kelompok mereka. Itu saja, lantas apa yang membuat guru paruh baya itu marah?

 

Merasa jengah dengan kedua sikap muridnya yang seolah tak mengerti dengan kesalahan yang baru saja mereka perbuat, Kim seongsaengnim dengan tatapan penuh kilatan amarahnya menatap sang pelaku dengan sadis.

 

Walaupun tak mengerti dengan apa yang baru saja mereka perbuat yang membuat emosi gurunya itu meledak, dengan pasrah kedua orang yang ditatap kembali menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajah mereka yang bisa saja membuat Kim seongsaengnim kembali mengamuk.

 

Kim seongsaengnim melirik jam tangannya sekilas, dengan senyum kemenangannya ia kembali menatap seorang siswa dan seorang siswi yang baru saja membuat emosinya mencapai puncak ubun-ubun saat melihat tingkah ‘sok mesra’ yang ditampilkan kedua murid pembuat onarnya itu. Satu setengah jam pelajaran yang masih tersisa membuatnya bisa memberikan hukuman sesuka hatinya kepada mereka, itulah yang ada difikirnnya sekarang ini, dengan smirk yang tergambar diwajah tuanya membuat guru yang terkenal dengan ke-killerannya seantero sekolah itu terlihat lebih mengerikan.

 

Well, jika mereka berdua hanya membuat keributan dikelasnya seperti yang biasanya mereka lakukan, mengkin itu adalah sesuatu hal yang wajar yang sering ia temui, namun jika kedua muridnya yang notabene-nya adalah tikus dan kucing yang terkenal hampir seluruh penjuru sekolah tiba-tiba terlihat akur saat pelajaran kelompoknya berlangsung, bukankah itu hal aneh yang tidak masuk akal?

 

Jika sebagian guru merasa senang muridnya selalu akur, berbeda dengan Kim seonsaengnim,  entah kenapa  ia terlihat sedikit was-was apabila kedua pembuat keonaran itu terlihat akur. Sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, ia yakin itu.

 

Merasa emosinya sudah bisa terkendali, Kim Seongsaengnim menarik nafasnya dalam sebelum melanjutkan pembelajaran yang sempat tertunda karena keributan yang ia buat sendiri “baiklah, kalian tau sebentar lagi sekolah kita akan mengadakan ulang tahun ke-50 untuk berdirinya sekolah kita? dan pada tahun ke-50 ini kelas kita yang terpilih untuk memberikan sebuah penampilan berupa sebuah pertunjukan drama musical”

 

Sontak saja kelas yang tadinya hening kembali ramai oleh keriuhan yang tercipta dari para siswa-siswi yang memang telah menunggu acara besar itu kembali terlaksana. Setiap tahunnya para murid yang terlibat dalam drama musical itu akan meraup kesuksesan besar nantinya, tak jarang para agensi kenamaan akan merekrut mereka nantinya sebagai trainee di agensi mereka.

 

“baiklah, tema yang kita angkat pada tahun ini adalah cerita Snow White”

 

Suara tepukan riuh kembali menggema hampir seluruh penjuru kelas saat guru mereka itu mengumumkan konsep sperti apa yang akan mereka mainkan, sebuah konsep sederhana dan tentunya itu lebih memudahkan mereka untuk berlatih kedepannya nanti.

 

“Sepertinya tahun ini pergelarannya akan terasa lebih manis seongsaengnim” celutuk seseorang dari sudut belakang kelas. Mereka yang mendengarnya hanya melongo saat urid pendiam yang hanya memprioritaskan dirinya untuk hal-hal berbau game dan PSP-nya itu ternyata juga menaruh perhatian berlebih untuk show case mereka kali ini.

 

“menurut kalian siapa yang pantas berperan menjadi pangerannya?” Kim Seongsaengnim kembali melemparkan pertanyaannya kepada seluruh calon pemain untuk menyuarakan pendapat mereka untuk memilih siapa yang pantas memerankan peran utama, yang membuat mereka saling menerka-nerka siapa yang pantas untuk memerankan peran pangeran baik hati itu nantinya.

 

Seorang gadis dengan yakinnya mengacungkan tangannya “bagaimana kalau kita memilih Kyuhyun untuk memerankannya Saem?” Tanya gadis itu dengan binar matanya yang mengerlip centil saat mengajukan nama namja idolanya agar berperan sebagai seorang pangeran baik hati yang menurutnya sangat pantas untuk memerankannya, mengingat Kyuhyun sepertinya akan sangat pantas mengenakan kostum pangeran itu nantinya.

 

Beberapa siswi lainnya yang mendengar hanya mencibir mendengarnya, saat Kim Hyun Rin yang memang seluruh sekolah tau kalau ia menyukai namja setan itu secara terang-terangan.

 

“Andwae. Lebih baik Lee Dong Hae saja yang memerankannya” seru seorang gadis lainnya, beberapa kumpulan gadis lainnya juga mengangguk setuju dengan usul Hae Ra untuk mengusulkan ketua kelas mereka untuk menjadi actor utama adalah sesuatu yang pantas. Bahkan karisma yang dimiliki seorang Lee DongHae sudah mencerminkan ia memanglah pangeran dalam dunia nyata.

 

“Sudah. Sudah. Kalian tidak usah berdebat seperti itu. Kita sudah mendiskusikannya dengan pihak sutradara yang akan membantu nantinya. Dan kami sudah memiliki nama untuk pemeran utamanya” Kim Seongsaengnim berusaha menengahi kicauan para gadis-gadis yang menyuarakan pendapat mereka untuk memilih namja yang mereka idolakan.

 

“nuguya saem?” merasa penasaran Hae Ra kembali bertanya untuk mewakili murid lainnya yang sepertinya juga sudah penasaran akan siapa yang akan dipilih Kim Seongsaengnim.

 

Kim Seongsaengnim berdehem sebentar untuk lebih mendramatisir rasa penasaran murid-muridnya “pihak sekolah sudah memilih..” guru lanjut usia itu sepertinya senang melihat wajah frustasi murid-muridnya yang terlihat sudah sangat penasaran siapakah satu nama yang akan disebutkannya.

 

“Dia adalah…” untuk kesekian kalinya Kim seongsaengnim kembali mengulur waktu hanya sekedar untuk melanjutkan rasa penasaran mereka.

 

“cepat katakan Saem” Kyuhyun yang seolah tidak sabar lagi dengan tingkah menyebalkan gurunya itu tanpa sadar membentak Kim seondsaengnim, membuat guru tua itu sedikit terkejut mendengarnya, sebelum yang lainnya juga ikut tersulut gara-gara sikapnya, Kim seongsaengnim kembali membuka suaranya “Lee Sung Min”

 

“Lee Sung Min?” serentak puluhan pasang mata kini tertuju menatap sang pemilik nama yang juga terlihat terkejut saat namanya dipanggil.

 

Lee Sung Min, seseorang yang dijadikan actor drama dalam drama musical kali ini hanya tersenyum kaku menerima tawaran sang guru. Ia tau ia adalah murid tertampan dikelas ini, setidaknya itu menurut dirinya sendiri sekalipun, bahkan ia bisa menjamin seluruh sekolahpun akan berfikiran seperti itu, tapi ia merasa tidak suka dengan peran konyol khas negeri dongeng seperti itu. Melalui ekor matanya ia lalu melirik gadis disebelahnya yang turut memperhatikannya dan hanya menampakkan senyum manisnya saat menatapnya, yang Sung Min yakini itu adalah senyum untuk memberikan semangat untuknya.

 

“tapi seongsaengnim, itu kan perayaan akbar sekolah kita, pasti banyak media yang akan meliput nantinya. Aku tak mau mengecewakanmu, lebih baik kau mengaudisi pemain itu sebelumnya. Kyuhyun, Siwon atau Dong Hae mungkin lebih pantas daripadaku saem” tolak Sung Min halus. Ia tau dengan pasti kalau peran itu memang diagung-agungkan diacara yang memang selalu di selenggarakan seakbar mungkin pada seluruh media yang akan meliputnya, mengingat sekolahnya adalah sekolah terkenal untuk menjaring artis-artis yang memiliki talenta dibidang entertaiment.

 

Banyak yang menginginkan menjadi pemeran utama untuk perayaan besar seperti itu, hanya saja Sung Min lebih suka memainkan peran yang lebih menantang daripada hanya berperan sebagai seorang pangeran.

 

“tidak” kim seongsaenim memberikan penolakan secara tegas “aku yakin kau akan memberikan yang terbaik untuk penampilanmu nantinya. Dan aku harap kau tidak berniat untuk kabur saat show case sedang berlangsung, anggap ini sebagai hukuman tadi kau telah membuat keributan dikelasku”

 

Keributan?

 

Sung Min hanya mengernyitkan dahinya bingung? Sejak kapan ia membuat keributan? Ia merasa Ia hanya berdiskusi dengan Chan Mi saat sebelum guru galaknya itu membentak mereka dengan teguran yang amat sangat memekakan telinga, gadis yang notabenenya juga ikut dimarahi gurunya itu tanpa alasan beberapa menit yang lalu.

 

Ia melirik Chan Mi sekilas yang juga tengah menatapnya dan mengangkat bahunya santai, seolah memberikan isyarat bahwa ia juga tidak mengerti dengan kesalahan yang dituduhkan padanya.

 

“dan yang akan memerankan Snow White, aku percayakan pada murid kesayanganku”

 

Seluruh kelas kembali mengeluarkan suara gaduh disana-sini, membicarakan sang tokoh utama yang telah ditunjuk seenaknya oleh guru mereka, Lee Hae Mi, semua orang juga tau ia gadis yang popular, cantik, kaya raya, dan banyak digilai oleh para pria. Dan kali ini ia akan bersanding dengan pria yang tak kalah populernya dengan gadis itu untuk memerankan karakter Puteri Salju, benar-benar serasi bukan?

 

Chan Mi dan Hae Mi, dua pasang anak kembar yang selalu mendapatkan perlakuan yang berbeda dari Kim Seongsaengnim. Bukannya Chan Mi juga tidak sepopuler Hae Mi, hanya saja mereka mempunyai sisi yang berbeda. Kembar tidak selamanya mirip bukan?

 

Begitu pula dengan Hae Mi dan Chan Mi, seluruh sekolah bahkan tau kalau mereka adalah sepasang anak kembar, hanya saja Chan Mi memiliki wajah angkuh, berbeda dengan Hae Mi yang memiliki wajah ramah, karena itu pulalah tentunya banyak yang memilih untuk berteman dengan Hae Mi. Tapi kalian jangan salah, dibalik sisi angkuhnya sekalipun, fanboy Chan Mi disekolahnya bahkan sedikit lebih banyak dari Hae Mi. Memangnya apa yang istimewanya dari gadis seperti itu? Ck! Entahlah

 

“Hae Mi ada apa?” Tanya Kim seongsaengnim saat melihat Hae Mi mengacungkan tangan kanannya, sepertinya tidak setuju dengan keputusan yang Kim Seongsaengnim ambil, membuat murid-muridnya hanya diam menunggunya mengeluarkan suaranya.

 

“kenapa aku saem? jika kau memilih Park Chan Mi sebagai tokoh utamanya, aku rasa mereka akan membangun sebuah karakter dan chemistery yang kuat untuk memerankan tokoh itu Saem” saran Hae Mi yang diberikan anggukan oleh beberapa siswa lainnya.

 

Lee Sung Min dan Park Chan Mi, jika dulunya mereka terkenal dengan pasangan yang sering membuat onar disekolah dengan ketidak akuran mereka satu sama lain yang membuat guru-gurupun bahkan hanya mengurut dada jika melihat tingkah mereka berdua yang tak jauh berbeda dengan kucing dan anjing.

 

Tapi, tak selamanya kucing dan anjing selalu bertengkar, kalian pernah menonton film Garfield? Memang awalnya Garfield dan Oddie sang anjing selalu bertengkar, namun lama-lama mereka terbiasa dan bisa menerima keberadaan satu sama lain, apa mereka salah? Tentu saja tidak.

 

Lee Sung Min dan Park Chan Mi yang juga awal nya memulai hubungan mereka dengan pertengkaran dan perdebatan konyol yang sering mereka lakukan sekarang menjalin sebuah hubungan ynag bernama cinta, apa itu juga salah? Tentu saja tidak. Seorang lelaki dan seorang gadis menjalin sebuah cinta saat masa lalu mereka yang tak pernah akur sedikitpun, tidakah sesuatu hal yang salah. Justru itu adalah awal permulaan cinta yang manis.

 

“Tidak, aku sudah menyiapkan sebuah peran yang pantas untuknya, peran seorang penyihir yang mencoba untuk membunuh sang Putri Salju”

.

.

.

“aku rasa Kim seongsangnim itu guru yang aneh, sepertinya ia tidak suka jika melihat kalian berdua terlihat akur” celoteh Hae Mi kesal, dengan mimik wajah kesalnya itu kentara sekali kalau ia tak menyukai guru Etika dikelasnya itu bahkan setelah pelajaran Etika berakhir dan digantikan dengan jam-jam istirahat seperti ini sekalipun.

 

“Aishh, biarkanlah, mungkin kim seongsaengnim selama dua tahun ini terlalu terbiasa dengan teriakannya untuk menegur kami berdua, aku rasa sulit untuk nya melihatku dan Sung Min akur, seperti kehilangan murid yang ia tegur setiap harinya” jawab Chan Mi acuh, ia mengaduk-aduk minumannya dengan riang.

 

“tetap saja aku tak suka dengan sikapnya, bukankah ia guru Etika, seharusnya ia memberikan contoh yang baik” Hae Mi yang tak ingin argumennya dipatahkan kembali mendengus sebal saat mengingat seharusnya guru Etika seperti Kim Seongsaengnim memberikan contoh yang baik. Bagaimana tidak, bukannya terlihat senang mendapati muridnya terlihat akur, justru guru tua berkacamata tebal itu semakin risih melihatnya. Ck! Benar-benar aneh.

 

Sung Min dan Chan Mi yang mendengar gerutuan Hae Mi hanya mengangkat bahu seolah tak ingin ambil pusing menanggapi pernyataan Hae Mi. di jam-jam istirahat mereka yang sebentar ini seharusnya tak perlu membawa nama Kim Seongsaengnim bukan jika selera makan mereka tak ingin hilang begitu saja.

 

“apa kalian sudah melihat skripnya? Aishhh,, Bahkan aku tak rela jika Sung Min yang menciumku nantinya, apa kata Dong Hae jika melihat hal yang seperti itu? Aku bisa diputuskan olehnya.. aishhh, jinchaa.” lagi-lagi ditengah rasa frustasinya sendiri akan perannya membuat Hae Mi mengacak rambutnya gusar, membiarkan rambut sebahunya terlihat berantakan saat membayangkan apa yang akan dikatakan Dong Hae kekasihnya nanti jika melihatnya berciuman dengan pria lain. Oh No..!!

 

“aishh, aku juga tak sudi kau yang menciumku, bibir Chan Mi sepertinya lebih manis daripada bibirmu” sahut Sung Min tak kalah kesalnya dengan sikap Hae Mi, sesaat setelah memberikan penekanan pada kalimat akhirnya ia kemudian melirik Chan Mi yang duduk disebelahnya dengan kerlingan matanya yang menggoda.

 

Hae Mi menghentikan aksi ‘gila’ nya saat sesuatu yang ingin ia ketahui lebih jauh tentang hubungan percintaan kakak 13 menitnya itu yang sudah berjalan sekitar 3 minggu lebih dengan Sung Min, teman sekelas mereka “kalian sudah pernah berciuman eoh?” Tanya Hae Mi yang merasa sangat antusias dengan apa yang akan diceritakan Sung Min.

 

“ne, bahkan kami sering melakukan hal itu” jawab Sung Min santai

 

“Mwo?” lagi-lagi bola mata Hae Mi membulat, fikirannya yang melayang membayangkan hal yang tidak-tidak itu kini hilang begitu saja saat dengan sepat Chan Mi menyanggahnya.

 

“Ani, itu ta seperti yang kau fikirkan, ia hanya menciumku dikening atau dipipi, itu saja” Chan Mi mencoba untuk memberikan kebenaran atas pembicaraan yang kini telah melenceng seutuhnya dari pembicaraan awal mereka.

 

Hae Mi yang mendengar penuturan saudara kembarnya itu kini beralih menatap Sung Min, rasa terkejut dengan matanya yang membulatpun telah hilang tergantikan dengan raut meremehkan dari gadis itu saat menatap Sung Min“aish, kau sebagai namja benar-benar payah” cerocos Hae Mi dengan eksperesi yang menyebalkan yang membuat Sung Min semakin kesal melihatnya.

 

“aish, sudahlah. Jangan sampai nantinya kalian akan saling jatuh cinta jika terus meributkan hal sepele seperti ini” Chan Mi yang berusaha menengahi perdebatan antara kekasih dan saudara kembarnya itu hanya bisa tertawa kecil, saat memori-memorinya yang masih sangat jelas diingatnya disaat dulunya ia sering meributkan hal sepele dengan Sung Min sebelum berubah menjadi cinta kembali tersingkap.

 

Setelah puas meledek Sung Min, Hae Mi menjentikkan jarinya diudara saat sebuah pemikiran melintas diotaknya “bagaimana saat acara show case berlangsung kita kabur saja dari pertunjukkan. Bagaimana?”

 

“Um, tentu saja kita tidak bisa melakukan hal seperti itu, jika kita kabur, kemungkinan nilai kita disemester ini akan sangat teramat mengerikan” Sung Min menggeleng cepat, menolak usul Hae Mi mentah-mentah.

 

“lantas apa yang akan kita lakukan?” kini giliran Chan Mi yang bertanya.

 

Sung Min terdiam sesaat, memikirkan tentang suatu ide yang mungkin saja akan membuat show case mereka ‘meledak’ dalam berbagai media yang akan meliput mereka nantinya. Snow White, cerita puteri salju dan apel beracunnya itu bukankah sudah sering kita melihatnya? Terlalu membosankan jika dijadikan sebagai pertunjukkan utama dalam pagelaran akbar mereka kali ini bukan?

 

“kalian sudah mengetahui alur cerita dari snow white ini sepenuhnya bukan?”

 

Sepasang anak kembar yang ditanya hanya membalas pertayaan Sung Min dengan anggukan tanpa minat. Ck! pertanyaan bodoh, tentu saja mereka tau, bahkan saat ini alur cerita itu masih akan sama dari masa kemasa bukan? bahkan disaat pertama kalinya Eomma mereka membacakan dongeng sebelum tidur itu saat mereka masih kecil.

 

“sepertinya sekarang kita satu pemikiran”

 

Mereka bertiga saling bertatapan untuk beberapa saat, kali ini bukan suara mereka yang terdengar, seperti sebuah telepati untuk mereka bisa berkomunikasi disaat kini mereka telah bisa menemukan sebuah pemikiran cemerlang dengan apa yang akan mereka lakukan nantinya pada show case kali ini. Cerita puteri salju yang tak akan pernah dilupakan. Tunggu saja tanggal mainnya.

.

.

.

“baiklah, latihan kali ini cukup sampai disini. Sudah dua minggu kita berlatih bersama dan aku harap besok kalian akan mengerahkan seluruh kemampuan kalian untuk pertunjukan show case akbar kita besok”

 

“ne Saem” koor panjang dari para pemain yang turut memeriahkan show case sekolah bertema Snow White mereka ditahun ini terdengar lantang, begitu menunggu kesempatan untuk tampil diatas panggung dengan mempertunjukan hasil latihan mereka setelah 2 minggu ini.

 

Setelah pihak sutradara dan beberapa staff yang terjun langsung melihat bagaimana proses latihan mereka berlangsung kini berjalan beriringan keluar dari ruang latihan, disertai beberapa saat kemudian para pemain pendukung yang setelah menghabiskan air dalam botol mineral mereka masing-masing berjalan keluar mengingat hari sudah hampir menjelang malam, terkecuali Sung Min, Dong Hae, Kyuhyun Chan Mi, dan Hae Mi yang masih ada rapat lanjutan tetang show case mereka diruang latihan ini.

 

“kalian yakin akan melakukannya?”

 

“aku rasa latihan tadi cukup bagus untuk membuat penonton terpukau”

 

“kalian hanya mengikuti alurnya itu saja”

 

“dan hasil akhir cerita bukankah tergantung bagaimana aktor dan aktris utamanya”

.

.

.

SHOW CASE DAY

 

“kau tau? Walaupun kau mengenakan kostum penyihir seperti ini, kau bahkan terlihat lebih cantik daripada pemeran Snow White-nya, seharusnya kau yang mendapatkan peran itu” Sung Min yang sedah lengkap dengan kostum pangeran dan segala perlengkapannya menatap takjub kearah Chan Mi yang baru saja keluar dari ruang gantinya. Pakaian serba hitam yang dikenakan Chan Mi yang membalut kulit putih susunya dan sebuah apel merah ditangannya membuat gadis itu terlihat tak seperti penyihir jahat lainnya yang biasanya digambarkan dengan nenek-nenek tua dengan wajah keriputnya.

 

Melalui ekor matanya Sung Min melirik Hae Mi disudut ruangan lainnya dengan pakaian ala princess dengan gaun mengembang dibagian bawahnya, saudara kembar Chan Mi itu memang terlihat cantik mengenakan kostum Snow White-nya itu, namun entah kenapa Sung Min cenderung mendapatkan sesuatu yang berbeda dengan gadisnya. Walaupun kekasihnya bukanlah mencerminkan puteri khas negeri dongeng, namun baru pertama kali ini ia bisa melihat gadis penyihir yang begitu cantik seperti Chan Mi, bahkan ia rela jika gadis itu menyihirnya menjadi kodok hanya untuk bisa melihat kecantikan Chan Mi lebih jauh.

 

“berhenti merayuku seperti itu oppa” dengan wajah meronanya, Chan Mi memukul manja lengan Sung Min, mencoba untuk mengalihkan perhatian Sung Min yang begitu terpesona dengan penampilannya “Keundae, apa kau yakin kita akan melakukannya Oppa?”

 

Sung Min yang menangkap keraguan diwajah Chan Mi dengan kenekatan yang telah ia susun bersama pemeran utama lainnya beberapa hari yang lalu tersenyum lembut kearahnya, memberikan keyakinan untuk gadisnya tidak melakukan kesalahan akan rencana mereka hari ini melalui sapuan lembut jemarinya pada wajah Chan Mi “tentu saja, aku yakin penampilan kita kali ini akan mengejutkan semua penonton yang menyaksikan”

 

Tak berapa saat seorang staff, memanggil seluruh pemain untuk mulai bersiap-siap melakukan perannya masing-masing “pemeran dipersilahkan naik keatas panggung”

.’.

.

.

Adegan pembukaan dimana diawali dengan Hae Mi dengan kostum puteri salju yang begitu pas melilit tubuhnya naik keatas panggung dengan anggun, terdengar  terikan riuh dan tepuk tangan yang membahana dari para penonton saat Hae Mi mulai memperdengarkan suaranya untuk menyanyikan lagu pembuka dalam show case. Diiringi dengan sorot kamera dan lampu blitz yang terus mengabadikan pertunjukan kali ini.

 

Show Case dimulai dengan penuh rasa kekaguman dari para penonton, tak terkecuali dari tatapan bangga para guru mereka yang menyaksikan langsung dari bawah panggung, suara Hae Mi memang tak bisa diragukan lagi, lagu pembuka drama musikal ini sontak membuat para penonton menatap kagum pada sang putri salju.

 

Adegan hingga adegan yang dimainkan para pemain tak membuat penonton merasa bosan dengan cerita yang bahkan telah mereka ketahui bagaimana alur dari show case kali ini. 2 jam pertunjukan bahkan tak mengurangi antusias para penonton yang menyaksikan bagaimana kisah sang puteri salju yang akan hidup bahagia bersama pangerannya sebentar lagi

 

Dan saat itupun tiba, saat dimana babak dari adegan terakhir dari pertunjukan ini akan segera dimainkan. Semua orang sudah menduga bagaimana alur akhir dari show case, dimana sang putri salju tertidur panjang karena apel yang diberikan sang penyihir jahat untuk meracuninya, dan adegan yang membuat penonton semakin terpanah akan show case adalah saat pertama kalinya sosok pangeran mulai memerankan perannya. Sung Min yang telah menaiki panggung, lengkap dengan kostum pangeran yang membuatnya tampak seperti pangeran seutuhnya

 

“akhirnya pangeran telah datang untuk menyelamatkan puteri kita” seorang murid yang mendapatkan peran sebagai salah seorang kurcaci berteriak gembira saat pangeran dengan pengawalnya berjalan menghapiri tubuh puteri salju yang tergeletak tak sadarkan diri.

 

“hanya pangeran yang bisa menolongnya, tolong buat puteri kita sadar lagi pangeran” kurcaci lainnya memasang wajah memohon kearah Sung Min, kurcaci yang bisa dikatakan tidak mencerminkan sosok kurcaci sesungguhnya itu bahkan terlihat lebih tinggi dari sang pangeran, membuat Sung Min kekurangan percaya dirinya beberapa saat setelah berdiri bersisian dengan salah seorang kurcaci itu. Sutradara bodoh. Bagaimana sutradara itu memilih seorang Choi Siwon untuk berperan sebagai kurcaci. Ck! Menggelikan.

 

“baiklah, kalian menyingkirlah” Sung Min yang merasa ingin tertawa dengan akting berwibawanya, berusaha sekuat tenaga untuk tak tertawa, setidaknya untuk saat ini saja.

 

Ketujuh kurcaci yang sedari tadi mengelilingi sang puteri salju akhirnya satu persatu menyingkir dari pembaringan sang puteri. Sang puteri salju, Lee Hae Mi masih setia untuk memejamkan matanya, namun raut wajah khawatirnya tak dapat ia sembunyikan saat Sung Min mencoba untuk mendekati wajahnya.

 

Terpaan nafas lembut yang terkuar dari Sung Min yang telah memapas jarak mereka yang hanya tertinggal sejengkal, membuat Hae Mi bergerak risih karenanya, dalam hati ia meminta kepada Tuhan untuk mengampuni dosa berkhianatnya pada kekasih dan saudara kembarnya dapat terampuni saat adegan yang tak seharusnya itu terjadi.

 

“kau tau wajahmu benar-benar terlihat sangat konyol” Sung Min yang sengaja berbisik ditelinga Hae Mi sebelum melakukan adegan yang memang telah ditunggu-tunggu penontonnya lagi-lagi berusaha agar tawanya tak lepas begitu saja.

 

Srettt..

 

Dengan adegan tak terduga seperti apa yang dibayangkan penonton saat Sung Min menarik jubah yang ia kenakan, menutupi adegan apa yang selanjutnya yang akan terjadi padanya dan Hae Mi, namun jika kalian bisa melihat dengan jarak dekat, dengan begitu menyebalkannya Sung Min terkikik dibalik jubah yang melindunginya dari tatapan penonton yang terlihat kecewa dengan adegan yang begitu mereka nantikan.

 

“Yahhhhhhhhhhh” suara sarat akan kekecewaan yang terdengar sangat jelas ditelinga Sung Min, membuat pria itu kembali berusaha mengatur mimik wajahnya menjadi lebih serius, ia menurunkan jubahnya yang terangkat dan kembali berdiri tegak disisi sebelah pembaringan Hae Mi.

 

Walaupun sedikit terlihat kecewaa namun para penonton yang memang ingin menyelesaikan show case mereka hingga selesai, kembali terlihat serius menyaksikan saat sang puteri salju tak kunjung terbangun dari tidurnya bahkan sesaat setelah sang pangeran menciumnya.

 

“kenapa puteri belum juga terbangun pangeran?” kali ini Ryeowook sang kurcaci yang berjalan menghampiri Sung Min, dalam hati ia sedikit beruntung karena ia tak kalah lebih tinggi dari kurcaci seperti Siwon sebelumnya.

 

“Entahlah..” Sung Min menggedikkan bahunya beberapa saat dan kembali memperhatikan Hae Mi yang masih dengan mata terpeejam di pembaringannya “apa aku harus menciumnya lagi agar ia sadar?”

 

Guru-guru dan sutradara yang berperan dalam pertunjukan besar mereka kali ini pun tak habis fikir kenapa sang puteri salju belum juga membuka matanya, bukankah saat latihan kemarin tidak ada kendala sedikitpun dengan peran yang dibawakan Hae Mi, kenapa justru sekarang Hae Mi seolah melupakan jalan ceritanya sendiri?

 

Sang sutradara yang menangani langsung dalam show case kini memilih untuk menyenderkan punggungnya pada bangku yang ia duduki, sebuah senyum penuh makna ia berikan pada anak didiknya dan memberikan kebebasan untuk mereka mengembangkan cerita puteri salju yang sangat membosankan jika saja tak dapat sentuhan kreatif dari para pemainnya.

 

“Pangeran. Kau telah gagal untuk menyadarkan puteri kita” seorang kurcaci lainnya berjalan menghampiri pangeran Sung Min “bagaimana kalau aku yang mencobanya”

 

Sebuah kalimat yang keluar dari mulut sang kurcaci kali ini membuat ketegangan diantara penonton semakin terasa atmosfernya, Dong Hae sang kurcaci yang meminta persetujuan pada sang pangeran setelah mendapat persetujuannya perlahan mulai berjalan dengan langkah pastinya menghampiri sang puteri.

 

Chan Mi yang memang menunggu adegan yang telah mereka sepakati sebelumnya dari  balik panggung berusaha mengintip Hae Mi dan Dong Hae yang sengaja disorot lampu sorot yang paling terang dari balik tirai yang menghubungkan panggung dengan backstage.

 

Ia terkikik sendiri saat akhirnya adegan yang membuat para penoton menjerit histeris saat melihat adegan yang penuh kejutan yang belum pernah mereka duga sebelumnya. Adegan dimana seharusnya tak pernah ada dalam cerita puteri salju dari masa kemasa dimana sang kurcaci yang justru menyadarkan puteri salju dari tidur panjangnya.

 

Bibir Dong Hae yang masih menempel di bibir Hae Mi ia gerakkan dengan perlahan, menyesap manis bibir gadisnya dalam kesempatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, dimana adegan ciuman mereka ditoton oleh para penonton yang melihat mereka dengan terpana.

 

“Hae cukup” suara desisisan Sung Min yang tertangkap oleh Dong Hae membuat pria itu mau tak mau  segera menyelesaikan ciumannya, melepas tautan bibir mereka dalam sebuah rutukan dalam hati pada Sung Min yang telah mengganggu momen romantisnya.

 

Dan lagi-lagi penonton dibuat terkejut saat justru sang puteri salju kini perlahan membuka kelopak matanya, setelah membenahi gaunnya yang sedikit terlihat kusut Hae Mi beranjak turun dari pembaringannya. Jika saja ia memiliki waktu lebih banyak dalam pertunjukan kali ini ia ingin lebih membuat penonton semakin penasaran dengan kisah cinta segitiga antar puteri salju, sang pangeran, dan kurcaci.

 

Namun, durasi yang ditentukan sepertinya sudah mulai habis, dan ia tak ingin berbelit-belit untuk menyelesaikan akhir kisah puteri salju versi sekolah mereka kali ini, akan ada pertunjukan lainnya yang harus mereka saksikan setelah ini.

 

“kau kurcaci yang menyelamatkanku?” Hae Mi berjalan mendekati Dong Hae, menyapukan bibirnya sekilas pada permukaan bibir Dong Hae.

 

Adegan yang tak seharusnya ada, kini semakin ditambah-tembah oleh sepasang kekasih itu. Ck! Menyebalkan. Sung Min yang iri tidak mendapatkan kesempatan langka seperti itu hanya mendecak kesal menatap Dong Hae dan Hae Mi, beruntung ia dengan cepat bisa menyadarkan kedua pasangan itu untuk kembali berakting sesuai dengan peran mereka masing-masing.

 

“raja memintaku untuk menangkap pelaku yang mencoba utnuk membunuhnya. Siapa yang melakukan hal seperti itu padamu wahai puteri? Kenapa kau bisa tertidur panjang seperti itu?”

 

Hae Mi berusaha untuk berfikir sejenak, dengan keanggunan yang harus ia tuntaskan hingga akhir sebelum ia kembali kebelakang panggung “aku tidak tau pangeran. Tapi setelah aku memakan apel merah ini kepalaku menjadi sangat sakit, dan aku tertidur setelahnya”

 

Sung Min meraih apel yang ditujukan Hae Mi, sebuah bekas gigitan pada buah apel itu berusaha ditelisik lebih jauh oleh sang pangeran “siapa yang memberikan apel ini padamu puteri?”

 

“saat para kurcaci pergi bekerja, seorang gadis penyihir memberikanku apel itu pengeran”

 

“baiklah, hukum di negeri ini akan berlaku untuk siapapun, tak terkecuali untuk gadis penyihir itu” Sung Min memberikan titahnya pada pengawal “Pengawal, cepat bawa gadis penyihir itu kehadapanku sekarang”

 

.

.

.

“Ahhh,, ini show case paling gila yang pernah aku tangani” seorang staff yang berdiri di backstage mengacak rambutnya gusar saat alur akhir berjalan dengan tak semestinya.

 

Chan Mi yang memperhatikan staff paruh baya itu dari balik cermin riasnya itu hanya bisa memandangnya dengan perasaan bersalah dan teramat menyesal dengan sikap darinya dan juga  teman-temannya yang telah membuat para staff sakit kepala dengan sikap mereka yang mengubah alur seenaknya.

 

“Chan Mi-ya. Sekarang giliranmu” seseorang dengan kostum pengawal pangeran berlari tergopon-gopoh menghampiri Chan Mi.

 

Gadis yang masih duduk didepan meja riasnya itu kini beralih menatap Kyuhyun, sang pengawal pangeran yang berusaha mengatur deru nafasnya yang tersengal “aku? Bukankah peran penyihir tidak ada lagi diakhir cerita?”

 

Walau raut wajah bingung di wajah Chan Mi masih belum menghilang, tanpa banyak penjelasan yang ia sendiripun tak mengerti Kyuhyun berusaha menarik gadis itu untuk berjalan mengikutinya keatas panggung.

 

“pangeran, ini gadis penyihir yang telah memberikan apel beracun itu pada puteri” Kyuhyun keluar dari balik tirai dengan menyeret paksa Chan Mi berjalan menghampiri Sung Min.

 

Raut wajah kentara tidak mengerti dari Chan Mi pelahan tergantikan dengan raut penuh keangkuhan sang gadis penyihir setelah Chan Mi mendapat sedikit anggukan tersirat dari Sung Min, walaupun ia tak mengerti akan apa yang ia perankan setidaknya ia harus bersikap semestinya bukan, berakting hanya mengikuti alur sepertinya tidaklah sulit.

 

“apa benar kau gadis penyihir yang memberikan apel beracun ini pada puteri?” Sung Min memulai aktingnya dengan bagus, hempasan apel ditangannya kembali membuat penonton tegang dengan aktingnya yang sengaja dibuatnya marah.

 

“hihihihiihiii” suara tawa khas penyihir yang sudah dilatih Chan Mi belakangan sebelumnya terdengar begitu membahana diatas panggung, membuat beberapa penonton yang rela merogoh dompet mereka untuk sekedar  menyaksikan pertunjukan kali ini bergidik ngeri karenanya “memang aku yang memberikannya pangeran. Apa kau ingin aku memberikanmu apel itu juga?”

 

Suara tawa meremehkan sang gadis penyihir pudar sesaat setelah tanpa diduganya Sung Min justru menarik tubuh mungil Chan Mi mendekat kearahnya, dan suatu hal tiba-tiba lainnya yang mengiringi aksi nekat Sung Min adalah saat sang pangeran perlahan sang penyihir dan menautkan bibirnya di bibir Chan Mi.

 

Suara riuh terkejut, takjub, dan begitu tak menduga dari penonton tak membuat Sung Min melepasskan momen indah ini. Ciuman ini, ciuman pertama yang ia rasakan yang bahkan disaksikan ratusan orang bersama kekasihnya.

 

Bibir mereka saling bertaut, dan itu adalah sesuatu yang manis yang pernah dirasakan Sung Min, Chan Mi yang tak mengerti membiarkan matanya mengatup secara spontan, setelah beberapa saat ciuman yang membuatnya hampir kehilangan oksigen Chan Mi menepuk-nepuk dada Sung Min, mendorong pria itu agar segera menjauh darinya. Ciuman ini membuatnya merasa kehabisan nafas.

 

“yak, kau gila Lee Sung Min?” bisik Chan Mi kesal.

 

“aku ingin mengumumkan kepada rakyatku semuanya, bahwa kini sang gadis penyihir akan menjadi permaisuri sehidup semati sang pangeran. Dan aku tegaskan bahwa…”

 

“Raja??” suara Hae Mi dan Dong Hae juga beberapa pemain diatas panggung yang memandang heran kearah seorang pria paruh baya yang mengenakan kostum raja lengkap dengan mahkota kerajaannya berjalan menghampiri Sung Min yang menghentikan titahnya secara tiba-tiba sebelum ia menyelesaikan titahnya sepenuhnya.

 

Kim Seongsaengnim yang melihat sang sutradara ikut naik keatas panggung dengan kostum rajanya semakin meremas jantungnya, berharap penyakit jantung yang dideritanya tidak sedang menghampirinya saat ini. Kejutan apa lagi yang akan mereka tampilkan diatas sana untuk membuatnya malu dihadapan guru-guru lainnya eoh?

 

“aku merestuimu anakku. Hiduplah kau dengan bahagia bersama gadis pilihanmu” sang raja menepuk pundak Chan Mi dan Sung Min dengan penuh wibawa, namun sepertinya semuanya yang benar-benar sudah kacau membuat Sung Min dan Chan Mi harus menyelesaikannya apapun yang terjadi.

 

“baiklah ayahanda, terima kasih atas restumu” Sung Min dan Chan Mi membungkuk penuh hormat pada raja yang mereka kenal adalah sutradara yang melatih mereka.

 

Kini langkah raja terhenti pada sang puteri salju dan kurcacinya. Dong Hae dan Hae Mi yang walaupun masih diliputi sejuta tanda tanya besar mencoba untuk seprofesional mungkin dalam perannya.

 

“hiduplah berbahagia hingga akhir hayat kalian. Dan seluruh negeri ini turut mendoakanmu”

 

Dong Hae dan Hae Mi mengikuti apa yang sebelumnya dilakukan  Chan Mi dan Sun Min, menunduk sopan kearah raja walau masih belum mengerti kenapa sutradara mereka bisa berdiri diatas panggung dengan kostum raja seperti itu. Bukankah tidak ada raja yang ditampilkan dalam cerita puteri salju?

 

Dan akhirnya, cinta tetaplah cinta. Tuhan tidak akan pernah salah dalam setiap takdir dan garis jodoh yang ia tetapkan pada hambanya. Tidak ada jodoh yang tertukar dalam jalinan benang merah yang telah Tuhan rencanakan.

 

Dan pada akhirnya, cintalah yang memilih untuk bahagia. Sang pangeran dengan gadis impiannya juga sang puteri salju yang hidup bahagia dengan kurcaci yang selalu melindunginya.

 

Seluruh pemain berbaris rapi ditengah panggung setelah narator menyelesaikan amanat dalam kisah puteri salju yang benar-benar kacau kali ini. Dengan para pemain utama yang berdiri satu langkah didepan para pemain pendukung. Hae Mi, Dong Hae, Sung Min, Chan Mi, Kyuhyun, dan sang sutradara yang berdiri ditengah-tengah para pemain utama bersama-sama membungkukan badannya, perlahan tirai turun mengakhiri show case hari ini dengan tepuk tangan dan riuh puas dari penonton akan show case mereka.

.

.

.

“wowww, show kita sukses besar, bahkan sutradara dari hollywood sengaja datang ke Seoul untuk merekrut kita kembali untuk melihat pertunjukkan drama musical kita secara langsung” Kyuhyun bertepuk tangan secara berlebihan saat mendapati papan pengumuman yang memberitakan headline kesuksesan drama musical mereka tempo hari yang kini memenuhi hampir setiap sudut papan pegumuman besar di koridor sekolahnya.

 

“yhaa, kalian kenapa bisa berfikir untuk merubah alurnya?” Kyuhyun kembali bertanya pada teman-temannya yang menjadi pemeran utama dalam show case, terserah siapa yang ingin menjawab pertanyaan yang pasti ia begitu penasaran dengan ending yang tak pernah diduga sebelumnya olehnya.

 

“aku yakin pasti setelah ini Kim seongsaengnim akan merestui hubungan kita” Sung Min tersenyum penuh makna, menghiraukan Kyuhyun yang masih menunggu jawaban darinya dan berbalik menatap Chan mi yang memandang puluhan foto mereka yang terpampang di papan mading.

 

Chan Mi menggeleng pelan saat terbayang bagaimana wajah merah padam Kim Seongsaengnim yang saat itu bergitu terkejut dengan alur hasil kreativitas mereka yang bahkan tak disetujui pengubahannya oleh guru tua itu “aku yakin tidak akan Oppa, apalagi setelah kita dengan seenaknya mengubah alur ceritanya seperti itu”

 

“jika tidak, mungkin aku akan menciummu untuk menunjukkan kalau aku benar mencintaimu dihadapannya nanti” Sung Min semakin terkikik geli setelah berhasil membuat wajah gadisnya merona, tentu saja ia tak main-main dengan ucapannya itu jika saja Kim Seongsaengnim masih tak merestui hubungan mereka.

 

“Yakkkk Oppaaaa”

.

.

.

Terkadang tidak semua cerita didunia ini memiliki alur perjalanan cinta yang serupa, terkadang pula alur cerita itu akan lebih indah jika berakhir dengan tak seperti yang kita lihat dan bayangkan sebelumnya. Penuh kejutan dan begitu tak terduga sepertinya akan lebih menantang daripada kisah cinta yang hanya mengikuti alur yang sudah ditetapkan.

 

Dan dalam kehidupan nyata, Tuhan telah berbaik hati memberikan kesempatan pada hambanya untuk mengatur bagaimana alur kehidupan yang akan hambanya jalani dimasa depan. Kalian bebas mengaturnya sendiri atau hanya mengikuti alur kehidupan?

 

Semua ada pada kalian, dan itu masa depan kalian. Jadi jangan salahkan bagaimana akhir cerita takdir itu sendiri. Tapi pertanyakan bagaimana alur yang telah kalian susun dalam jalan takdir yang kalian akan lalui untuk masa depan.

END

8 Comments (+add yours?)

  1. Nadifah Nurani
    Dec 31, 2013 @ 15:40:22

    Alur cerita yg tak trduga…..
    Nice ff…

    Keep writting and fighting for author..

    Reply

  2. ziajung
    Dec 31, 2013 @ 19:01:33

    Show yang kacau dan waw wkwkwk
    keren lah ^^

    Reply

  3. lita
    Dec 31, 2013 @ 20:21:33

    ✽* •͡ㅋㅋㅋ✽◦≈
    <=))҉『ㅋㅋㅋټ』
    \\ ㅋㅋㅋ✽
    ҉,/﹋

    Reply

  4. BYN
    Jan 01, 2014 @ 00:16:06

    keren dan kocak

    Reply

  5. Flo
    Jan 01, 2014 @ 02:21:05

    daebak banget thor
    aku kira hae mi ma chan min bakalan tukeran peran
    ternyata tukeran pasangan, ga terduga akhirnya thor..
    keren deh pokoknya ffnya..

    Reply

  6. Mrs.Dimple
    Jan 01, 2014 @ 10:03:28

    Woww, keren…
    Selalu ff buatan.mu itu super keren..

    Reply

  7. *elizabeth
    Jan 05, 2014 @ 14:25:25

    Wah kren 😀 daebak!

    Reply

  8. sasaa
    Jan 07, 2014 @ 12:55:14

    Hahaha sumpah ini cerita snow white paling ngaco yg pernah gue baca. Keren thoorr… 😀

    Reply

Comment's Box