[FF Of The Week] I Can’t

Nama : Dini
Judul Cerita : I Can’t
Main Cast : Cho Kyuhyun – Park Hyunji
Genre : Romance, Sad, Married Life
Rating : PG-15

Length : Oneshot

Happy Reading 🙂

Hyunji POV

Aku tersenyum getir melihat berbagai macam pemberitaan mengenainya. Rasanya ada gemuruh di dalam hatiku yang berkecamuk setiap kali seseorang menyebut namanya. Hah, aku ini siapa? Hanya seorang istri yang keberadaannya tidak pernah diakui. Menikah karena alasan belas kasih, hidup seorang diri di dunia ini tidak ada harta kekayaan yang bisa kubanggakan seperti kebanyakan gadis lainnya.

Aku dulunya bekerja di sebuah panti asuhan sebagai pengasuh anak-anak panti. Keluarganya sebagai donatur tetap untuk panti itu, sering kali ia juga datang bersama ayah dan ibunya untuk melihat anak-anak di panti.

Aku dan ibunya sangat dekat, ibunya selalu bercerita kepadaku bagaimana keinginannya memiliki cucu dari kedua anaknya. Namun hingga sekarang belum terpenuhi karena anak-anaknya masih ingin menikmati hidup dan pekerjaannya.

Entah itu kunjungan yang keberapa kalinya, ia kembali datang bersama ibunya. Setelah bercengkrama dengan anak-anak panti, ia dan ibunya menghampiriku untuk sekedar bercerita. Aku merasa ragaku telah berpisah dengan tubuhku saat mendengar satu kalimat terucap dari bibir ibunya.

“Bagaimana kalau kalian menikah” aku dan dia sama-sama terkejut, aku awalnya mengira ibunya bercanda. Kupalingkan wajahku melihat wajah ibunya, tapi aku tidak menemukan gurauan di dalam raut wajahnya. Aku memalingkan wajahku ke wajahnya, wajahnya tidak menampakkan ketidaksetujuan maupun setuju, wajahnya datar.

Beberapa hari berlalu, ibu dan ayahnya datang lagi. Kini ia hanya berbicara dengan kepala panti. Tak lama, staf panti memanggilku untuk bergabung dengan mereka. Ibunya memberitahu jika ucapannya tempo hari bukan main-main, bahkan putranya telah menyetujui.

Lama aku memikirkannya hingga akhirnya aku mengangguk setuju. Keluarganya yang sangat baik padaku salah satu alasan aku menerimanya, mungkin setelah ini aku akan memiliki seseorang yang dapat kupanggil ibu dan ayah yang selama ini selalu kukhayalkan. Karenanya, alasan kedua aku menerima tawaran lamaran itu. Meski ia baru mengenalku aku sudah lama mengenalnya, seseorang yang memiliki popularitas tinggi siapa yang tidak mengenalnya. Pertama kali melihat wujud aslinya berdiri dihadapanku, terbersit dalam hatiku untuk mengenalnya lebih jauh, tapi pada saat itu aku kembali berpikir rasional, siapa aku?

Akhirnya pernikahan itu terjadi, ia memang baik padaku tapi hanya sebatas itu. Hari-hari setelah pernikahan ia tetap melakukan kebiasaannya seperti saat masih lajang dulu. Aku tidak pernah mengeluh, aku memakluminya. Memiliki istri sepertiku, siapa yang menginginkannya? Latar belakang tidak jelas, tidak dapat dikenalkan di depan umum. Aku sadar diri, hingga aku akhirnya membebaskan dia melakukan apapun.

***

Aku kembali melihat pemberitaan itu, ia memiliki kekasih? Sebegitu tidak berharganyakah aku di matanya? Janji pernikahan sudah tidak ada maknanya, aku tersadar janji yang diucapkannya waktu itu hanya ucapan di mulut bukan dari hatinya. Tidak ada gunanya aku berada dalam lingkaran pernikahan ini.

Aku melihatnya memasuki rumah, kuketahui jika ia tidak memiliki pekerjaan hingga dua minggu kedepan. Ia hanya melemparkanku senyum, sejurus kemudian ia menghilang dibalik pintu kamarnya.

Aku harus membicarakan ini, aku harus melepaskan diri dari pernikahan ini. Tidak ada gunanya terus menunggu kebahagiaan yang semu. Tidak mungkin aku terus memenjarakan diri dalam ikatan pernikahan ini. Mungkin saja arjunaku bukan dia. Mungkin saja arjunaku di luar sana menungguku untuk menggiringku ke lembah kebahagiaan.

***

“Kami akan menjelaskan pemberitaan yang beberapa hari ini diperbincangkan publik. Memang benar jika Cho Kyuhyun dengan gadis yang tidak bisa kami sebutkan namanya sedang menjalin hubungan.”

 

“Aku dan dia sudah berteman sejak lama, kemudian kami melanjutkan hubungan menjadi sepasang kekasih. Selanjutnya aku mohon dukungannya terhadap hubungan kami”

 

Dia membungkuk kemudian meninggalkan tempat press conference bersama managernya. Semua sudah berakhir, aku hanya perlu menyelesaikan masalah ini kemudian kembali ke kehidupanku semula. Hah, ini serasa sebuah mimpi. Berada di tempat ini benar-benar mimpi, sudah saatnya aku terbangun dan kembali ke kehidupan nyataku.

“Yeoboseo”

“Hyunji-ya, kau tidak apa-apa sayang? Eomonie akan membicarakan ini dengan Kyuhyun” ibu mertuaku masih sangat peduli kepadaku, tapi aku tidak membutuhkan bantuannya. Aku yang akan menyelesaikan permasalahan ini.

“Tidak perlu eomonie, biar kami yang selesaikan ini” aku memiliki penyelesaian sendiri, ucapku dalam hati.

“Kuharap kalian bisa memperbaiki hubungan kalian” yang terbaik adalah berpisah, ucapku lagi.

“Ye. Eomonie, apapun yang menjadi keputusan kami, eomonie masih menganggapku anak kan? Aku selalu membayangkan jika ibuku masih hidup mungkin akan menyayangiku seperti eomonie memberku cinta kasih”

“Hyunji-ya”

“Eomonie, nanti kutelepon lagi ne, aku sedang memasak nanti aku hubungi lagi” maaf, aku berbohong eomonie. Mendengar suara ibu mertuaku membuatku ingin menangis sekeras yang kubisa. Aku ingin menenangkan diri sebelum berbicara dengan Kyuhyun.

***

Kyuhyun POV

Aku memasuki rumah, kulihat Hyunji masih duduk di sofa sambil menonton tayangan televisi. Kulirik jam sebentar, ini bahkan sudah tengah malam. Aku menghampirinya.

“Sudah larut, kenapa belum tidur?” ia tersenyum kemudian menggeser tubuhnya sedikit. Aku duduk tepat di sampingnya.

“Kyuhyun, tadi aku melihat press confrencemu. Aku ingin membicarakannya” aku menggeser sedikit tubuhku sehingga menghadap ke arahnya.

“Kenapa tidak mengatakan jika kau memiliki kekasih? Kenapa malah menyetujui keinginan eomonie dan aboji waktu itu?” aku melihat raut wajahnya berbeda. Jika dulu aku melihat ada secercah cinta dimatanya sekarang mata itu hampa. Apakah ia merasa sakit? Aku benar-benar merasa bersalah padanya, membuatnya jatuh cinta padaku tapi aku tidak bisa membalas cintanya.

“Karena itu keinginan ibuku” jawabku lemah.

“Hah, ibu memang segalanya. Bahkan keinginan konyol pun pasti akan kita kabulkan. Aku pun begitu pada jika ibu panti meminta sesuatu dariku” aku terdiam, perkataannya memang benar. Sangat susah menolak keinginan ibuku waktu itu, melihatnya sangat bersemangat ingin bertemu Hyunji membuatku harus merelakan hatiku terluka untuk kebahagiaannya.

“Tapi pernikahan, aku selalu mengagungkan pernikahan. Sesuatu sesakral itu tidak harus dipermainkan seperti ini. Seharusnya kau memberitahuku waktu itu sehingga bisa membatalkannya. Meski tidak menikah denganmu aku masih bisa menjadi anak perempuan ibumu. Aku minta maaf, karena kehadiranku mengacaukan semuanya. Sebaiknya pernikahan ini kita akhiri saja. Sampaikan maafku untuk kekasihmu”

“Aku yang meminta maaf, aku yang menodai pernikahan ini”

“Kau melakukannya karena memang seharusnya seperti itu, aku yang mengacaukannya. Aku tidak tahu-menahu mengenai perceraian, bisakah kau yang mengurusnya? Dan jika sudah selesai bisakah kau membawakannya ke panti? Besok aku akan kembali ke panti, Aku benar-benar minta maaf atas kekacauan selama dua bulan ini” ia berdiri, kulihat tangan dan kakinya gemetar. Aku tahu itu pasti berat untuknya.

“Maaf” ucapku lemah

***

Esoknya Hyunji benar-benar meninggalkan rumah Kyuhyun, ia kembali ke panti dan beraktivitas seperti biasa.

“Eonnie, belikan aku permen yang ada di seberang jalan itu. Ibu melarangku keluar panti, eonnie bisakah membelikanku?” salah seorang anak panti berumur lima tahun memohon pada Hyunji. Hyunji tidak bisa menolak wajah memohon malaikat-malaikat itu.

Hyunji sudah hampir satu menit berdiri di pinggir jalan, jalanan terlalu ramai hingga ia merasa sedikit takut untuk menyeberang. Di sekitar situ tidak ada rambu lalu lintas, butuh perjalanan yang lumayan jauh jika ingin menyebrang menggunakan jalan biasa. Hingga beberapa orang lebih memilih untuk melanggar aturan.

Saat ia sudah berada ditengah jalan, ia baru akan menyebrangi separuh jalan tiba-tiba saja ada pengendara motor yang melanggar aturan hingga membuat tubuhnya terpental jauh. Wajahnya tidak nampak lagi karena tertutupi darah. Samar-samar ia mendengar seseorang menghubungi rumah sakit sebelum kesadarannya menghilang.

***

Tubuh mungilnya sudah dua hari terbaring tak berdaya di ruang ICU, matanya pun tak kunjung terbuka hingga sekarang. Beberapa bagian tubuhnya mendapat cedera berat karena kecelakaan itu.

Seorang pria dari luar ruangan itu berdiri kaku melihat tubuh mungilnya tidak berdaya. Tangannya gemetar memutar gagang pintu. Dengan langkah gemetar ia menghampirinya, memandang wajah yang dulu selalu menatapnya penuh cinta, selalu tersenyum saat tatapan mata mereka saling bertemu.

“Aku merindukan mata bulatmu, aku merindukan senyum dibibirmu” ucapnya parau.

“Lihat kulit mulusmu menjadi lecet begini. Kau itu umurnya berapa? Kenapa tubuhmu saja tidak bisa kau jaga dengan baik heum”

Kyuhyun yang awalnya datang ke panti untuk menyerahkan surat cerai seperti permintaan Hyunji dulu tiba-tiba mendapat kabar jika orang yang dicarinya sedang bertaruh kehidupan di rumah sakit. Ia kemudian meminta alamat dan ruang rawat Hyunji dan bergegas ke rumah sakit.

“Bahkan tidak ada yang memberitahuku keadaanmu. Seandainya aku tidak ke panti, mungkin aku masih bersenang-senang, sementara kau di sini ….” Ia tidak dapat membendung air matanya. Seperti ada sebuah bongkahan yang menghantam dadanya, sangat perih mendengar kondisi Hyunji. Ada sebagian jiwanya yang hilang melihat tubuh Hyunji tidak berdaya dipenuhi dengan alat-alat medis.

***

Ia terus menunggui Hyunji sambil sesekali berbicara pada tubuh lemah itu, ia tidak pernah melepaskan pandangannya dari Hyunjim, ia ingin memastikan jika gadis itu baik-baik saja dan berharap mata Hyunji terbuka karena kedatangannya.

“Kyuhyun-ah kau pulang saja, biar eomma yang menemani Hyunji di sini” ibunya memegang kedua bahu Kyuhyun agar pria itu berdiri dari duduknya.

“Tidak eomma, aku akan menunggunya hingga ia membuka mata”

“Kau harus istirahat, kau tidak akan bisa menemaninya jika kau sakit. Pulanglah sayang, besok kau bisa menemaninya lagi” Kyuhyun mengalah, dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Hyunji dan mengelus lembut pipinya.

“Cepat buka matamu ne, besok aku akan kembali lagi” Kim Hana menatap sendu punggung anaknya. ia kemudian menatap Hyunji, tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja.

“Sepertinya eomma harus membawamu kembali ke rumah. Kau membuat eomma cemas, baru sehari kau meninggalkan rumah kau, sudah seperti ini. Eomma tidak ingin cemas lagi, setelah kau bangun kau tidak boleh membantah eomma lagi. Kalian harus kembali. Ara”

***

Empat hari kemudian barulah Hyunji membuka matanya, Kyuhyun masih setia menemaninya. Bahkan tadi saat Hyunji membuka mata, Kyuhyun orang pertama yang dilihatnya. Senyum yang diberikan Kyuhyun saat ia membuka matanya secara tak sadar membuat hatinya kembali berdesir. Perasaan yang sudah ingin dihapus Hyunji sebelum kecelakaan itu.

“Aku kira kau akan bangun setelah kucium, seperti putri tidur yang dicium oleh pangerannya” Hyunji hanya menyunggingkan senyum lemahnya, semburat merah dipipinya juga sedikit nampak karena ucapan Kyuhyun.

“Akan kupanggilkan dokter untuk memeriksa keadaanmu” Hyunji hanya mengangguk dan membiarkan Kyuhyun meninggalkannya sendiri di ruangannya.

”Kenapa Kyuhyun bisa di sini? Kenapa ia berubah perhatian padaku? Apa yang terjadi dengannya?” pikir Hyunji penuh tanya

***

Kyuhyun masih setiap hari datang ke rumah sakit untuk menemani Hyunji menjalani masa pemulihannya. Kyuhyun semakin memperlihatkan perhatiannya pada Hyunji, sebaliknya Hyunji selalu menarik diri dari Kyuhyun.

Disaat mereka akan berpisah seperti ini, justru peran suami istri terasa. Hyunji merasa tidak nyaman dengan keadaan ini, ia harus menghentikan sikap Kyuhyun.

“Kyuhyun, apa tidak apa jika kau setiap hari ke sini?”

“Kau tidak ingin aku di sini?”

“Bukan, hanya saja perempuan manapun tidak akan rela jika pasangannya mengurusi perempuan lain” Kyuhyun terpaku, ia tahu maksud Hyunji, ia sedang membicarakan kekasihnya. Tapi secara tidak langsung ia membicarakan dirinya sendiri. Apakah Hyunji merasa tidak rela dulu jika Kyuhyun lebih memilih bersama kekasihnya dibanding istrinya sendiri.

“Kau masih istriku, kau masih tanggung jawabku” jawabnya ketus.

“Ibu mengatakan jika kau datang ke panti untuk menyerahkan berkas perceraian sebelum datang ke rumah sakit. Besok jika kau datang kau boleh membawanya agar aku menandatanganinya” wajah Kyuhyun berubah mengeras, ia tidak menyukai ucapn Hyunji.

“Akan kubawakan besok” ucapnya sebelum meninggalkan Hyunji di ruangannya. Hyunji hanya menghela napas.

“Kenapa marah, bukannya itu sudah kesepakatan kita dulu” ucapnya setelah Kyuhyun meninggalkan kamar rawatnya.

***

Kyuhyun melempar berkas perceraian itu di samping Hyunji, ingin rasanya ia merobek selembar kertas itu dihadapan Hyunji.

“Ada bolpoin?” Kyuhyun memberinya bolpoin dan menyaksikan tangan Hyunji dengan lincah menandatangani kertas yang saat ini dilaknat Kyuhyun. Di saat ia sudah jatuh cinta pada Hyunji, gadis itu malah tetap ingin melanjutkan perceraian mereka.

“Urus sendiri perceraian itu”

“Kyu” teriak Hyunji saat Kyuhyun ingin meninggalkannya lagi.

“Kenapa? Bukankah semua lebih mudah jika kita bercerai. Kau bisa mencari pendamping yang sepadan denganmu. Bukan seseorang yang latar belakang tidak jelas sepertiku. Kau tentunya malu sendiri jika teman-temanmu bertanya latar belakangku, tidak memiliki orang tua, hanya bekerja sebagai pengasuh di panti asuhan” Kyuhyun merasa geram mendengarnya. Ia ingin berteriak jika tidak segera mengingat jika mereka sedang di rumah sakit. Maka ia beralih menghampiri Hyunji dan memeluk Hyunji erat.

“Separuh hatiku terasa mati mendengar kau mengalami kecelakaan, jiwaku terasa mati melihatmu terbaring tak berdaya, hatiku tidak akan tenang jika berada jauh darimu, apa maksud dari semua itu Hyunji-ya?”

“Jangan, jangan meneruskan perasaan itu. Kita harus jalan sendiri-sendiri”

“Kenapa?”

“Karena aku tidak ingin lagi” hatiku masih terluka karena pengakuanmu dipublik itu. Sebesar apapun cintaku padamu, aku tidak bisa memaafkan itu. Kaulah yang merusak kepercayaanku padamu, ucap Hyunji dalam hati.

“Beri aku satu kesempatan” ucap Kyuhyun setelah melepas pelukannya. Ia menggenggam tangan Hyunji, memohon agar Hyunji memberinya kesempatan.

“Maaf” ucap Hyunji melepas tangan Kyuhyun.

END