Wedding Dress

Wedding Dress

Cho Kyuhyun, Lee Chaerin, Lee Sungmin

Romance, sad. family

One Shot

***

 

Orang-orang berpakaian hitam-hitam berdatangan mengelilingi sebuah gundukan tanah yang dilengkapi dengan batu yang indah. Mereka semua datang dengan raut wajah yang sendu dan sedih. Kutengadahkan wajahku menatap langit, gelap dan suram. Saat ini hatiku sedang sangat bersedih, dan kurasa langit juga merasakan hal yang sama denganku. Kupejamkan mataku sejenak merasakan hembusan angin yang dingin dan menusuk. Sakit rasanya, sakit sekali. Kugenggamkan tanganku dan mulai memukul-mukul dadaku. Air mataku mulai berjatuhan membasahi pelupuk mataku. Dengan cepat aku mengusap air mataku yang mengalir membasahi wajahku. Kurasa ada relasi yang kuat antara aku dan langit, karena disaat aku menjatuhkan air mataku, tetes air dari atas langit juga mulai berjatuhan yang semakin lama semakin deras. Orang-orang dengan baju hitam-hitam pun mulai meninggalkan tempat kami berkumpul tadi. Kini hanya tinggal aku dan seorang namja yang berdiri disampingku.

“Menangislah Cho Kyuhyun, tidak baik terus menahannya seperti itu.”

Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut namja itu membuat air mataku mengalir begitu derasnya bersamaan dengan air hujan yang turun. Aku tidak bisa mengendalikan air mataku , lututku juga terasa lemas tak kuat menopang tubuhku yang tiba-tiba saja terasa sangat berat.

 

 

~GAME OVER~

“Aishh, benar-benar menyebalkan!”

“Oppa, kau sangat payah. Katamu kau ini seorang GaemGyu, tapi coba lihat caramu bermain. Benar-benar payah. “

“Ya! Lee Chaerin! Berhenti meledekku! A..Aku hanya tidak ingin terlihat sombong dihadapanmu.” Kataku terbatah-batah karena malu.

“Oppa kau benar-benar lucu. Neo jeongmal kyeopta.” Katanya tersenyum manis sambil mencubit pipiku.

“Aaaak! Lepaskan, sakit Chaerin-ah. “ kataku sambil memegangi tangannya berusaha melepaskan cubitannya dari pipiku. Tapi bukannya dilepas, dia malah mencubit pipiku dengan lebih keras. “Ya! Lee Chaerin! Lihat pipiku jadi merah.”

“Ah ne. Mianhe kyuhyun-ah.”

“Obati pipiku.” Pintaku dengan nada manja. Lalu dia meniup-niup pipiku dan dengan sengaja kuarahkan wajahku kewajahnya hingga bibirnya mengecup bibirku.

“Ya! Cho Kyuhyun! Kau mau mati?!” teriaknya dengan matanya yang membulat dan pipinya yang agak merah tersipu-sipu. Aku pun segera berlari sekuat tenaga menghindari amarahnya. Dia pun mengejarku dari belakang. Tak lama aku berlari, tiba- tiba “BUGH”.

Suasana gembira pun berubah menjadi kekhawatiran.

“Chaerin-ah, Chaerin-ah!”kataku mencoba menyadarkan yeoja yang tiba-tiba ambruk saat sedang mengejarku. Saat itu aku dibuat sangat khawatir olehnya. Segera kugendong dia masuk ke mobil ferarri putihku yang kuparkir tidak jauh dari taman yang kami kunjungi.

“Oppa..” gumamnya dengan nada lemas. “Lee Sungmin oppa…” lanjutnya

“Aku akan membawamu ke rumah sakit, baru setelah itu aku akan menelepon Sungmin hyung..” kataku sambil menyetir Ferrari putihku dengan penuh kekhawatiran.

“Andwae, Sungmin oppa…” gumamnya lagi

“Tapi Chaerin-ah..” kutatap wajahnya sekilas dan kulihat matanya mulai berkaca-kaca, sampai akhirnya air mata pun mengalir keluar dari pelupuk matanya. Segera aku pinggirkan mobil yang sedang kukendarai. Aku pun kemudian mengusap air matanya yang membasahi pipinya dan kemudian mengecup bibirnya dengan lembut. “Ne Chaerin-ah, arraseo. Aku akan membawamu ke Sungmin hyung, bukan ke rumah sakit.” Kataku dengan nada yang lembut sambil mengelus kepalanya. Aku berusaha semampuku agar dia selalu merasa nyaman saat bersamaku. Aku paling tidak kuat melihat wajah yeoja yang kucintai ini bersedih sampai menangis seperti ini.

~~~~~~~~~

Kemarin aku benar-benar dibuat khawatir oleh Chaerin. Dia pingsan secara tiba- tiba dan wajahnya terlihat pucat. Apakah dia baik-baik saja ? sebaiknya aku menelponnya.

“Chaerin-ah…”

“Oh, Kyuhyun-ah.” Terdengar suara seorang namja yang menjawab teleponku.

“Hyung! Sungmin hyung, Chaerin gwaencahanayo?” tanyaku dengan khawatir.

“Ah, Chaerin.. saat ini dia tidak bisa menjawab telepon. Chaerin gwaenchanayo, Kyuhyun-ah. Kau jangan khawatir. Dia hanya butuh istirahat.”

“Tapi kemarin dia tiba- tiba pingsan dan… “

“Dia baik-baik saja Kyuhyun-ah!” kata Sungmin yang tiba-tiba jadi naik darah ketika aku bertanya tentang Chaerin. Ne, Lee Sungmin adalah kakak laki-lakinya Chaerin. Mereka hanya tinggal berdua di sebuah apartemen yang tidak terlalu bagus menurutku. Appa dan umma mereka sudah meninggal saat Chaerin masih duduk di bangku sekolah dasar karena kecelakaan pesawat. Aku sudah meminta mereka untuk tinggal di rumahku bersama appa dan ummaku, tapi mereka menolaknya. Appa dan ummaku sangat dekat dengan mereka, tapi orangtuaku terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri. Mereka jarang sekali ada di rumah, lebih sering berada di luar Korea Selatan.

“S..Syukurlah kalau begitu. Hyung, tolong sampaikan pada Chaerin besok….” Jawabku agak sedikit kaget karena Sungmin hyung yang tiba-tiba naik darah dan membentakku.

“Kyuhyun-ah, jebal.. tolong biarkan Chaerin istirahat. Dia sangat membutuhkan itu. Arra?” kata Sunngmin memotong perkataanku dan memutuskan telepon secara sepihak.

“Arasseo hyung.” Kututup teleponku dan kemudian melempar tubuhku ke atas ranjang berukuran king size yang empuk. Aku menatap langit-langit kamarku dan mulai berpikir. Aku bingung, kenapa Sungmin hyung terdengar sangat marah seperti itu. Apakah terjadi sesuatu yang serius pada Chaerin? “Aigoo.. Ayolah Cho Kyuhyun, berpikirlah positif!” kataku sambil mengetuk- ngetuk kepalaku sendiri dengan tanganku.

~~~~~~~~~~

Sudah dua hari aku tidak bertemu Chaerin, rasanya hatiku kosong jika tidak bertemu dengannya. Bahkan PSP dan komputerku tidak bisa mengisi kekosongan hatiku. Hari ini aku akan ke rumah Chaerin, aku tidak peduli jika Sungmin hyung akan mengomeliku atau apapun. Aku ingin mengetahui bagaimana keadaan Chaerin sekarang.

Setibanya di depan pintu rumah Chaerin, kuberanikan diriku untuk menekan bel rumahnya. Tak lama setelah aku menekan bel rumahnya, aku melihat sesosok yeoja yang wajahnya tidak asing bagiku membukakan pintu untukku.

“Oppa!”

“Chaerin-ah!” kataku langsung memeluk Chaerin tepat begitu ia membukakan pintu.

“Oppa, lepaskan..”

“Mwo?”

“A.. aku tidak bisa bernafas.”

“Ah, ne. Mianhe chagiya.” Kataku kemudian melepaskan pelukanku. “Neo gwaenchanayo? Sungmin hyung bilang kau butuh banyak istirahat. Apakah kau sakit? Yang mana yang sakit?” sambungku, kemudian aku meletakkan tanganku di keningnya. “Tidak panas.”

“Oppa,nan gwaenchana. aku hanya kelelahan.” Katanya sambil tersenyum.

“Jinjjayo? Kau sudah periksa ke dokter?” tanyaku pada Chaerin.

“Kyuhyun-ah, sebenarnya Chaerin…” celetus Sungmin hyung yang tiba- tiba menghampiriku.

“Ahh.. aku hanya kelelahan dan butuh istirahat saja oppa. Tidak ada yang serius.” Kata Chaerin yang dengan cepat memotong perkataan Sungmin hyung. “Oppa, kau pasti sangat merindukanku.iya kan?”

“Ahhh, ani.. kupikir aku harus membiarkanmu melihat wajahku, makanya aku kemari. hehehe” Kataku sambil memamerkan smirk ku.

“Eeesshhh, kau berbohong kan? Aku tahu kau sangat merindukanku.”ledeknya sambil memasang wajah sombongnya.

“Neo, jinjja. Kau ini terlalu percaya diri.” Kataku sambil mengacak-acak rambut panjangnya.

“Oppa jahat!” katanya sambil menggembungkan pipinya seperti ikan buntal, tetapi sangat imut.

“Ne ne, guraeyo. Nan jeongmal boggosippoyo.”

“Nado.” Katanya sambil terseyum manis. “Kyuhyun oppa, nan paegoppayo. Aku ingin makan jjangmyeon.” Katanya sambil memegangi perutnya yang kelaparan.

“Tapi Chaerin-ah,..”kataku

“Oppa, jebal.” Katanya sambil memasang aegyo terbaiknya dihadapanku.

“Aishh, jinjja. Ne ne, kajja. Oh, hyung kau tidak mau ikut?”

“Ani. Kalian pergi berdua saja. Ya! Cho Kyuhyun, tolong jaga adikku dengan baik.”

Chaerin kemudian langsung menarik tanganku menuju mobil ferarri putih yang kuparkir di depan apartemen Chaerin. Hanya kelelahan? Benarkah ? tapi kalau memang hanya demam biasa kenapa Sungmin hyung begitu khawatir, seperti ada yang mereka sembunyikan padaku. Sepertinya sesuatu yang sangat serius.

~~~~~~~~~

LEE SUNGMIN POV

                  “Kau sudah pulang?” tanyaku yang sudah menunggu yeodongsaengku ini pulang.

“Ne. Aku pulang.” Katanya sambil melepaskan sepatu slop pink dengan ribbon polcadot yang dipakainya.

“Sampai kapan kau akan merahasiakannya dari Kyuhyun?” tanyaku sambil melipat kedua tanganku di depan dadaku. “dan sampai kapan juga kau tidak mau ke rumah sakit? Chaerin-ah, dengarkan aku. Aku ini oppamu, dan kau adalah satu-satunya keluarga yang kumiliki saat ini. Aku tidak mau kehilangan dirimu. Sebaiknya besok kau segera ke dokter…”

“Oppa, kau pikir aku mau meninggalkanmu? Kau pikir aku senang dengan penyakit ini? Untuk apa aku ke dokter jika aku akan mendengar hal yang sama? Mengatakan bahwa aku punya penyakit menyedihkan ini. Aku sedih setiap kali mendengar dokter mengatakan hal itu, oppa.” Kata Chaerin dengan penuh emosi dan mulai menitikkan air matanya. Segera kuraih tubuh mungilnya itu dan memeluknya dengan erat. Saat kuraih dia dalam pelukanku, dia mulai menangis dengan lebih keras dan memelukku dengan erat.

“Oppa, waeyo? Kenapa harus aku yang sakit? Aku ingin hidup oppa, aku ingin hidup.. aku tidak mau melupakan semua hal yang terjadi selama hidupku bersama Kyuhyun dan oppa..” katanya sambil menangis dalam pelukanku.

Kubiarkan dia menangis dalam pelukkan hangatku. Aku pun mulai mengelus kepalanya dan mencium keningnya dengan hangat. “Chaerin-ah, percayalah padaku. Kau pasti akan selalu mengingatnya.” Tanpa sadar aku mulai menjatuhkan air mataku. “Tuhan, aku sangat mencintai adikku ini, kumohon biarkan aku melihat adikku ini hidup bahagia lebih lama lagi.” ucapku dalam batin. “Sarangaheyo, Chaerin-ah. Kumohon kuatlah.” Bisikku di telinganya. Tepat setelah aku membisikkan kata-kata kepadanya, kudengar suara tangisannya mulai reda dan tubuhnya yang kupeluk mulai lemas. Air mataku pun mulai mengalir dengan derasnya membasahi pipiku. “Kumohon Chaerin, kuatlah.”

SUNGMIN POV END

~~~~~~~~~

Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya untuk menyiapkan bekal buat seseorang yang sangat aku cintai, siapa lagi kalau bukan Chaerin. Cho Chaerin, ya kuharap dia bisa segera memiliki nama itu. Aku tidak punya keahlian memasak, tapi aku akan berusaha untuk membuatkanya sesuatu karena hari ini adalah hari ulang tahunnya dan juga hari ulang tahunku, 3 Februari. “Bukankah ini pertanda bahwa kami sangat cocok satu sama lain? Bahkan tanggal ulang tahun kami sama.” Kataku pada diriku sendiri sambil tersenyum. bersiap untuk pergi ke tempat kerjaku. Aku bekerja di perusahaan software yang aku miliki sendiri. Kecintaaanku terhadap game dan computer telah membawaku pada kesuksesan yang aku miliki saat ini. Chaerin, dia saat ini masih kuliah di Kyungwon University jurusan fashion design. Ya, dia sangat terobsesi untuk menjadi seorang designer professional. Dia pernah bilang padaku, suatu saat nanti dia ingin sekali melihatku memakai baju hasil designnya. Aku tentunya tidak akan menolak untuk memakainya dan pasti sangat senang. Hahaha. Sekitar 2 atau 3 bulan lagi Chaerin akan lulus dari universitasnya itu. Tempat kuliah Chaerin dekat dengan perusahaanku. Setiap hari aku mengantarkannya ke Kyungwon University dan menjemputnya setelah dia selesai kuliah.

Setibanya di depan apartemen Chaerin, aku meletakkan bekal yang kubuat susah payah tadi pagi di depan pintu apartemen Chaerin. Kutekan bel apartemennya, lalu menghilang dari tempat itu secepat mungkin. Hari ini aku berniat untuk memberikannya sebuah kejutan, jadi kuputuskan untuk tidak mengantarnya ke tempat kuliah.

To : Nae Sarang

     Cho Chaerin, hari ini aku tidak bisa mengantarmu ke tempat kuliah. Aku sedang sibuk, ada sesuatu yang harus aku siapkan. Hati-hati di jalan ya, chagiya. Naneun neoreul saranghae ^^

From : Nae Sarang

     Ne, gwaenchana Kyuhyun-ah. Kau juga harus berhati-hati. Nado saranghae ^^ Berhentilah memanggilku Cho Chaerin, aku belum menikah denganmu Tuan Cho. Gomawo, aku sangat suka bibimbap yang kau buat untukku. Nomumasisoyo ^^

To : Nae Sarang

     Kekekek~ tapi kau akan segera menjadi Nyonya Cho, Cho Chaerin. Sama-sama Chaerin-ah. ^^

Kulihat jam yang menempel di tanganku. Pukul 12.00. kurasa sekarang saatnya. Aku kemudian datang ke universitas Chaerin. Pukul 12.00 Chaerin sudah tidak ada kelas, jadi kurasa sekarang waktu yang tepat. Setibanya di Kyungwon University, aku menyiapkan semuanya dan bergegas mencari Chaerin di taman belakang kampusnya. Ya, dia biasanya menghabiskan waktu makan siangnya di taman belakang kampus.

~~~~~~~~~

CHAERIN POV

From : EvilGyu

     Cho Chaerin, hari ini aku tidak bisa mengantarmu ke tempat kuliah. Aku sedang sibuk, ada sesuatu yang harus aku siapkan. Hati-hati di jalan ya, chagiya. Naneun neoreul saranghae ^^

To : EvilGyu

     Ne, gwaenchana Kyuhyun-ah. Kau juga harus berhati-hati. Nado saranghae ^^ Berhentilah memanggilku Cho Chaerin, aku belum menikah denganmu Tuan Cho. Gomawo, aku sangat suka bibimbap yang kau buat untukku. Nomumasisoyo ^^

From : EvilGyu

     Kekekek~ tapi kau akan segera menjadi Nyonya Cho, Cho Chaerin. Sama-sama Chaerin-ah. ^^

                  “Dasar EvilGyu. Selalu saja iseng” cibirku. “Oppa, aku berangkat dulu ya” kataku pada Sungmin oppa.

“Kau tidak pergi dengan Cho Kyuhyun?” Tanya Sungmin oppa padaku dengan mulut penuh dengan bibimbap yang Kyuhyun buat untukku. Aku tidak mampu menghabiskan bibimbap itu sendirian, jadi aku tawarkan ke Sungmin oppa.

“Dia tidak bisa mengantarku. Dia bilang dia sedang sibuk.”

“Aishh, namja macam apa dia ini. Hari ini kan hari ulang tahun kalian berdua. Bisa-bisanya dia sibuk.” Oceh Sungmin oppa. Aku hanya bisa tertawa melihat Sungmin oppa mengomel dengan mulut yang penuh dengan makanan seperti hamster gembul. Hahaha.

“Gwaenchana oppa, mungkin dia memang sedang sibuk.” Kataku sambil tersenyum.

“oh ya, saengil chukkaehamnida Chaerin-ah. Saranghae ^^” kata Sungmin oppa mengecup keningku.

“Gomawoyo oppa ^^ . mana hadiahku ?” kataku sambil cemberut.

“Nan. Aku adalah hadiahnya untukmu. ^^” kata Sungmin oppa sambil menempelkan kedua tangannya di kedua pipinya.

“Hahaha, dasar oppa. Oppa adalah hadiah terbaik untukku. Saranghae ^^” kataku kemudian pergi meninggalkan apertemenku menuju ke Kyungwon University. Hari ulang tahunku dan Kyuhyun memang sama, tanggal 3 Februari. Tahun ini Kyuhyun sudah berusia 24 tahun, sedangkan aku tahun ini berusia…. Ahh aku lupa dengan usiaku sendiri.. “Chaerinnn, kau benar-benar babo.” Kataku pada diriku sendiri.

CHAERIN POV END

~~~~~~~~~

Aku melihat Chaerin sedang duduk di bangku taman sendirian. Segera aku dekati dirinya dari belakang dengan langkah yang pelan dan hati-hati agar tidak ketahuan olehnya.

“Saengil chukkae chagiya.” Bisikku di telinganya sambil menutup kedua matanya dengan tanganku. Kemudian aku melepaskan tanganku dan memberikannya sebuket mawar putih yang indah.

“Saengil Chukkae juga Cho Kyuhyun, saranghae.” Balasnya sambil menerima buket mawar yang aku bawakan untuknya. Kemudian aku duduk di atas bangku taman yang juga ia duduki.

“….”

“….”

“Emmm, hari ini kau ada waktu?” kataku memecah keheningan diantara kami. Aku bingung dengan sikapnya saat ini. Dia menjadi sangat diam, tidak seperti biasanya.

“Ada. Memangnya kenapa?” katanya dengan wajah datar.

“Apakah kau sedang sakit?”tanyaku agak khawatir dengan sikapnya. Dia kelihatanya sedang termenung memikirkan sesuatu. Ya, aku sangat khwatir dengan sikapnya hari ini.

“Ne? Ah ani, aku baik-baik saja. Emm, oppa apa yang kau lakukan di sini? Kau tidak bekerja?” katanya dengan wajah polosnya.

Mwo?! Apa maksudnya berbicara seperti itu? Dia benar-benar aneh. Apakah dia sedang bercanda denganku? Bahkan hadiah sebuket bunga mawar putih yang baru saja aku berikan untuk hadiah ulang tahunnya masih berada di pangkuanya. “Ne? Aku ingin merayakan ulang tahun kita. Kau tidak ingat?” kataku dengan rasa bingung yang sudah sampai pada puncaknya.

“Ah ne, benar, ulang tahun. Aku lupa. Ulang tahun, hari ini ulang tahun kita.” Katanya terus mengulang kata-kata yang ia ucapkan .ulang tahun, hari ini ulang tahun kita. Itu suara yang semakin lama semakin kecil yang terdengar olehku dari mulutnya.

“Kajja, ayo ikut aku.” Kataku sambil menarik tangannya ke dalam mobil ferarri putihku. Aku membawanya ke suatu tempat yang mungkin tidak asing lagi baginya. Ke tempat di mana aku telah menyiapkan kejutanku. Ke tempat di mana kami bertemu untuk pertama kalinya. Pulau Jeju. Aku menghabiskan siang hari itu bersamanya di Pulau itu. Pulau yang penuh dengan kenangan manis saat aku bertemu dengan seorang gadis kecil yang polos dan manis. Dan sekarang aku menghabiskan waktuku dengan gadis itu. Aku telah memesan paket candle light dinner di pulau Jeju itu khusus untuk merayakn hari ulang tahun kami. Tapi entah mengapa Chaerin terlihat tidak bersemangat dari tadi. Dia memang tersenyum, tapi tatapan matanya sangat kosong bagiku.

“Kau kenapa? Apa kau tidak sehat? Apa yang sedang kau pikirkan?”tanyaku khawatir.

“Ne? Aku baik-baik saja oppa. “

“Makanlah, kau harus banyak makan.” Kataku sambil membantunya memotong-motong makanan yang ada di atas piringnya.

Setelah selesai makan, kami mengobrol bersama menikmati keindahan malam di Pulau Jeju. Tapi tidak terasa sudah pukul 20.00, aku harus segera mengantar Chaerin pulang. Aku sudah berjanji untuk mengantar Chaerin pulang tidak lewat pukul dari pukul 20.30. Lalu, aku mengatarnya pulang sampai di depan pintu apartemenya.

“Gomawoyo Kyuhyun oppa untuk hari ini.” Katanya sambil tersenyum

“Gomawoyo juga Chaerin-ah.” Kataku kemudian mengucap keningnya dengan lembut. Dia kemudian masuk ke dalam apartemennya. Aku pun melangkahkan kakiku menuju ke mobil ferarri putihku.

SUNGMIN POV

                  “Kau sudah pulang?” kataku sambil menonton acara Music Bank.

“Ne. Aku pulang.”

“Kau sudah berikan hadiahnya?” tanyaku

“Hadiah apa?”

“Hadiah untuk Kyuhyun. Kau lupa ?” kataku tercengang mendengar perkataanya.

“Hadiah? Ahh iya aku lupa. “ katanya dengan nada datar kemudian masuk ke kamarnya.

Tak lama setelah ia masuk ke kamarnya, aku kemudian mematikan TV yang sedang aku tonton, lalu masuk ke kamar Chaerin. Kulihat dia sedang tertidur sangat lelap, sepertinya dia terlalu lelah. Aku kemudian merapikan cara tidurnya, meletakkan sebuket mawar putih yang dari tadi berada dalam pelukannya ke atas meja di samping ranjangnya. Aku juga melepaskan sepatu slop pink dengan ribbon polcadot yang dipakainya. Tiba-tiba, air mataku mengalir begitu saja keluar membasahi pipiku. Aku berusaha menahan agar air mataku tidak terjatuh, namun gagal. Aku sedih melihat keadaan adikku yang semakin hari semaki memburuk. Dia mulai lupa dengan apa yang harus ia lakukan. Bahkan di lupa untuk melepaskan sepatunya saat masuk ke dalam kamarnya. “Chaerin-ah kumohon kuatlah.” Kataku dengan nada pelan. Aku kemudian menemaninya tidur sambil memeluknya. Aku takut kehilangan dirinya, aku takut tidak bisa melihatnya membuka matanya lagi. Aku takut.

~~~~~~~~~

“Oppa apa yang kau lakukan? apa kau semalaman tidur denganku?”

“Hehehe. Aku hanya ingin menemanimu tidur, memangnya tidak boleh?”kataku kemudian keluar menuju ke kamar mandi.

“Yak! Oppa, neo! Aishh, jinjja. Aku .. kau… “

Kelihatannya dia kesal setelah mengetahui aku tidur dengannya semalam. Bukannya aku ingin melakukan sesuatu denganmu Chaerin-ah, tapi aku khawatir dengan keadaanmu itu.

“Chaerin-ah, hari ini kau harus ikut denganku.”

“Kemana?”

“Pokoknya ikut saja!” kataku tanpa basa-basi.

“Jangan bilang kau mau membawaku ke dokter. Oppa, aku tidak mau ke dokter. Aku kan sudah pernah bilang aku…”

“Yak! Dengarkan aku! Kau bilang kau ingin hidup kan? Janganlah keras kepala seperti itu, Chaerin-ah. Jebal.” Kataku dengan nada sangat keras. Mungkin lebih tepatnya membentak dia. Aku tidak sengaja membentaknya sampai dia menagis seperti ini, sungguh. Aku hanya khawatir dengan keadaanya saat ini. “Chaein-ah, mianhe aku telah membentakmu. Maafkan aku Chaerin-ah.” Kataku kemudian mendapatkanya ke dalam pelukanku.

“Oppa, maafkan aku. Selama ini aku telah keras kepala. Maafkan aku oppa. “Katanya sambil menagis di dalam pelukanku. “Terima kasih, oppa. Gamsahamnida atas semua yang telah oppa berikan untukku. “Sambungnya.

“Apa maksudmu?” Terima kasih? Maaf? Apa maksudnya ini? Apakah ini kata-kata terakhir darinya?

“Aku sangat mencintaimu, Sungmin oppa. Kau adalah kakakku yang terbaik.”

“Chaerin-ah, kumohon hentikan.” Kataku memohon kepadanya

“Maaf jika selama ini aku hanya menjadi beban bagimu oppa. Mianhe karena aku telah menjadi orang yang lemah. ” Sambungnya menghiraukan perkataanku.

“Chaerin-ah, jebal , kumohon hentikan!” Kataku mulai meneteskan air mataku. Kurasakan tubuhnya mulai melemas dalam pelukanku. Kueratkan pelukanku agar dia tidak sampai jatuh ke tanah. “Chaerin-ah, kumohon jangan pergi. Jebal …” Air mataku mulai menetes tidak karuan. Lututku mulai melemas tidak kuat menopang tubuhku. Aku kemudian kembali meguatkan diriku , lalu meraih ponselku. Aku buka contact list yang ada di handphoneku.

“Yeoboseyo? Kyuhyun-ah. Cepatlah datang kemari. Jebal. ” Aku kemudian langsung memutuskan telepon secara sepihak. Aku panik, aku bingung, apa yang harus aku lakukan.

SUNGMIN POV END

 

 

“Yeoboseyo?” Kataku.

“Yeoboseyo? Kyuhyun-ah. Cepatlah datang kemari. Jebal. ”

                  Bip bip bip

“Waeyo? Hyung! Hyung!”

Baru saja aku ingin pergi menemui Chaerin, tapi, tiba-tiba saja Sungmin hyung menelponku. Suaranya terdengar panik. Pakah terjadi sesuatu yang buruk? “Ani ani, tidak mungkin.” Kataku pada diri sendiri.

Aku kemudian dengan cepat mengendarai mobil ferarri putihku menuju ke apartemen Chaerin. Sesampainya di depan apartemen Chaerin, kulihat Sungmin oppa menggendong Chaerin keluar dari apartemennya dan memasukkannya ke dalam mobilku.

“Hyung! Apa yang terjadi?” Kataku terkejut melihat Chaerin yang tidak sadarkan diri.

“Cepat Kyuhyun-ah, antarkan kami ke rumah sakit. Palli!” Kata Sungmin hyung dengan tergesa-gesa.

Tanpa pikir panjang aku langsung menjalankan mobilku dengan kecepatan tinggi namun tetap berhati-hati. Dan tidak lama kemudian , kami tiba di rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, Sungmin hyung langsung menggendong Chaerin keluar dari mobilku dan menyerahkannya kepada suster-suster di rumah sakit itu yang langsung menanganinya. Kulihat Sungmin hyung sangat frustasi saat itu. Dia terlihat sangat sedih, tertekan, dan panik.

“Hyung, apa yang terjadi?” Tanyaku khawatir. “Ada apa dengan Chaerin?”

“….”

“Hyung! Jawab aku!” Kataku dengan nada lebih keras.

“Chae..Chaerin ,dia sebenarnya mengidap penyakit alzhemeir. Penyakit yang jarang sekali menyerang orang-orang yang masih muda. Bahkan, Chaerin masih sangat terlalu muda untuk mengidap penyakit itu. Selain itu, dia juga mengidap penyakit kanker otak stadium akhir.” Jelas sungmin hyung padaku.

“Hyung, kau jangan berbohong padaku.” Kataku masih tidak percaya dengan perkataan yang keluar dari mulutnya.

“Untuk apa aku berbohong padamu?! Aku tidak sedang berbohong Cho Kyuhyun.”

“Ani, ini tidak mungkin. Andwae! Kenapa selama ini aku tidak mengetahuinya?! Kenapa aku begitu bodoh sampai aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Chaerin? Kenapa hyung?! Waeyo?! ”

“Chaerin ,dia sangat mencintaimu Kyuhyun-ah. Dia tidak ingin kau selalu mencemaskannya jika kau mengetahui penyakitnya ini. Oh ya, ini. Ini adalah hadiah ulang tahun untukmu. Berbulan-bulan ia menyiapkan hadiah ini untukmu, Kyuhyun-ah. Seharusnya dia memberikan ini padamu saat hari ulang tahun kalian berdua. Tapi, karena penyakit alzhemeirnya dia lupa untuk memberikanmu itu. Bahkan saat tiba di dalam apartemen, dia lupa untuk melepas sepatu yang digunakannya. Dia juga lupa untuk meletakkan bunga yang kau berikan dari pelukannya.” Kata Sungmin hyung panjang lebar kemudian memberikanku sebuah kotak hadiah.

Aku kemudian membuka kotak haidah itu, dan mendapati sebuah jas berwarna putih lengkap dengan celana dan dasi kupu-kupunya yang juga berwarna putih bersih. Air mataku mulai berjatuhan membasahi pipiku. Aku tidak bisa mengendalikan air mataku. Mengetahui kebenaran ini sangat menyakitkan bagiku.

Sudah sekitar 4 jam aku dan Sungmin hyung menunggu di koridor rumah sakit. Dokter yang memeriksa Chaerin akhirnya keluar dan menemui kami.

“Apakah ada keluarga dari pasien Chaerin?” Tanya dokter Choi.

“Aku kakaknya.” Kata Sungmin hyung.

“Saat ini adik anda mengidap penyakit yang seharusnya sudah diobati sejak awal. Dia menderita penyakit alzhemeir dan kanker otak stadium akhir. Saat ini dia sedang tak sadarkan diri. Mungkin waktu hidupnya sudah tidak akan lama lagi. Teruslah berdoa dan kuatlah.”

“Terima kasih dokter Choi, kau telah melakukan yang terbaik.” Kata Sungmin hyung.

~~~~~~~~~~

Tak terasa hari sudah mulai pagi. Semalaman aku dan Sungmin hyung menemani Chaerin di rumah sakit, berharap agar dia segera membuka matanya.

“Kyuhyun-ah, kau pulanglah dulu. Bersihkan lah tubuhmu dulu.” Kata Sungmin hyung padaku.

“Arraseo hyung.”. Aku kemudian pergi meninggalkan rumah sakit kembali ke rumahku kemudian membersihkan tubuhku yang sudah satu harian belum aku bersihkan. Setelah selesai membersihkan tubuhku, aku membanting tubuhku ke atas ranjang berukuran king size di kamarku. Semua ini membuatku sangat lelah. Kenapa harus terjadi pada Chaerin? Kenapa harus terjadi pada yeoja yang aku cintai? Aku sempat berpikir sejenak, mengap Tuhan sangat tidak adil ?

Incoming call : Nae Sarang-

Eh? Chaerin menelponku? Dia sudah sadar? Segera aku angkat teleponnya.

“Chaerin-ah, kau sudah sadar?”

“Ne, op..oppa. Bisakah kau datang kemari memakai baju yang aku buatkan untukmu?” terdengar suaranya yang masih sangat lemas.

“Ne, tentu saja. Aku akan segera ke sana.” Kataku dengan bersemangat, aku kemudian langsung bersiap-siap dan kembali ke rumah sakit.

~~~~~~~~~

Setibanya di rumah sakit, aku dibuat terkejut oleh Chaerin. Dia terlihat sangat cantik layaknya bidadari yang turun dari atas langit. Gaun pengantin putih yang menghiasi tubuhnya membuat dia terlihat sangat cantik.

“Oppa, kau sudah datang?” Katanya sambil tersenyum. “Bagaimana penampilanku? Gaun ini bagus bukan? Aku meminta tolong Sungmin oppa untuk membawakan gaun ini tadi. Ini gaun pengantin yang aku desain sendiri, dan jas yang kau pakai itu adalah untuk mempelai prianya.”

“Neomu yeoppo, kau sangat cantik.” Kataku. Dia benar-benar sangat cantik, walaupun berada di atas kursi roda ,tapi dia tetaplah sempurna di mataku.

“Kau juga sangat tampan, Kyuhyun oppa. Oppa, maukah kau menemaniku mengelilingi rumah sakit ini? ” Katanya sambil melukiskan senyum pada wajah pucatnya.

“Tentu saja.” Jawabku dengan sangat bahagia.

Aku kemudian mendorong kursi roda yang diduduki Chaerin. Kami berjalan-jalan mengelilingi daerah rumah sakit ini. Kami mengobrol, tertawa, dan berbagi kebahagiaan bersama. Aku berharap kami bisa melakukannya untuk selamanya. Aku berharap agar Chaerin selalu ada di sisiku. Kami kemudian berhenti di sebuah taman di rumah sakit tersebut. Aku kemudian menggendong dan mendudukkannya di atas bangku taman , dan aku kemudian duduk di sampingnya.

“Oppa.” Katanya

“Ne?”

“Kau sangat tampan dengan bajumu itu.” Katanya sambil tersentum manis.

” Kau juga sangat cantik dengan gaun indahmu itu.” Balasku tersenyum ringan. Sebenarnya aku sedih Chaerin-ah, hatiku sakit dan sedih sekali. Kenapa kau harus menderita seperti ini?

“Oppa, aku takut aku tidak bisa melihatmu memakai baju itu. Aku takut tidak punya waktu lagi untuk melihatmu memakai baju yang kudesainkan khusus untukmu.”

“Apa yang kau bicarakan, Chaerin-ah? Kau akan selalu bisa melihatku. Begitu juga denganku, kau harus berjanji padaku bahwa kau akan selalu berada di sisiku. Arra?”

“Tidak oppa, aku lelah.” Katanya sambil tersenyum kemudian menyenderkan kepalanya di pundakku.

Tanpa kusadari air mataku mulai berjatuhan lagi. ” Berjanjilah padaku Chaerin, kau akan selalu ada bersamaku. Aku mohon bertahanlah. Kau pasti bisa bertahan Chaerin-ah. Nanti kita akan memakai baju ini lagi bersama-sama di dalam sebuah gereja, di depan Tuha, pendeta dan para tamu, bersama mengucapkan janji suci bahwa kita akan selalu bersama.” kataku sambil memegangi tangannya yang dingin.

Dia hanya tersenyum membalas kata-kataku. Senyumnya kali ini sangatlah manis dan sangat terang, keadaan damai tergambar di atas wajahnya yang pucat itu. Kemudian aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, dan dia mulai menutup matanya. Kulihat air matanya mulai mengalir membasahi pipinya. Aku kemudian mengecup bibirnya dengan hangat , satu detik, dua detik, tiga detik. Aku kemudian memeluknya dan berbisik di telinganya

“Saranghae Chaerin-ah.”

“Nado saranghae Kyuhyun-ah.” Balasnya.

Tepat setelah dia membalas perkataanku, dia kemudian memejamkan matanya dan kulihat tubuhnya mulai melemas. Keadaan itu tentu saja membuat aku sangat takut. Kuraih tangannya yang sangat dingin seperti es di kutub utara, mencoba mencari denyut nadinya namun hasilnya nihil.

“Chaerin-ah, Chaerin-ah! Kumohon jangan tertidur. “kataku. Aku menangis, sedih dan sakit sekali. “Kumohon Chaerin-ah, gajjima. Kau sudah berjanji padaku untuk selalu bersamaku, kan? Aku, kau akan selalu bersama. Bukankah kau ingin kita memakai baju ini di altar gereja di hadapan Tuhan, bersama mengucapkan bahwa kita akan selalu bersama? Kumohon Chaerin, kumohon. Jangan pergi.” Kataku memeluk tubuhnya yang mungil itu.

 

 

“Nado saranghae, Kyuhyun-ah.” Itulah kata-kata yang aku dengar dari Chaerin di saat-saat terkahirnya. “Chaerin-ah, maafkan aku. Aku begitu bodoh. Seharusnya aku tahu, seharusnya aku menyadari keadaanmu dan berusaha untuk mengobatimu. Aku benar-benar bodoh. Aku benar-benar namja yang bodoh.” Kataku berlutut di samping batu nisan bertuliskan “Rest In Peace, Lee Chaerin”.

EXTRA STORY

3 Februari,

Hari ini adalah hari ulang tahunku dan Kyuhyun oppa. Aku sudah menyiapkan hadiah yang spesial untuknya. Wedding dress hasil desainku. Baju ini pastinya akan sangat cocok untuk Kyuhyun. Aku sangat mencintai Kyuhyun. Semoga hari ini aku akan ingat untuk memberikan hadiah ini untuknya.

Ternyata aku tidak ingat untuk memberikan hadiah ini untuk Kyuhyun. Aku lupa. Kurasa penyakitku ini sudah sangat parah. Mempunyai dua penyakit ganas dalam tubuhku membuatku sangat lelah. Kurasa aku tidak akan kuat bertahan samapi hari kelulusanku nanti. Bisa melewati hari ulang tahun bersama Kyuhyun juga sudah membuatku sangat senang. Aku senang masih bisa mengingat apa yang terjadi hari ini, hari-hari yang telah aku lewati bersama Kyuhyun dan Sungmin, aku berharap agar selalu bisa mengingatnya. Mengingat kebahagiaan yang aku rasakan dalam hidupku. Adalah sesuatu yang sangat berharga ,aku bisa hidup bersama kedua orang yang sangat aku sayangi.

 

-THE END-

Comment's Box