GREENHOUSE [epilog]

Mian sebelumnya kalo ff ini jelek banget -_- . Tadinya oneshot tapi ada beberapa readers dan si jalang shalof minta dibuatin epilognya akhirnya jadilah ini. Happy reading guys ! 🙂

 

Aku benar-benar terperangah melihat raut wajahnya yang tanpa ragu dan terlihat serius seperti sekarang ini. Kurasa aku bermimpi. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali kemudian menatap kaku jalanan.

“Bolehkah aku sering berucap bahwa aku mencintaimu?” tuturnya lembut.

Dengan sedikit terperanjat, aku tersenyum. “Kau boleh melakukannya sesering yang kau mau”, ujarku sembari menatap ke dalam sorot matanya. “Tapi, kenapa kau ingin sering mengucapkannya? Bukankah sayang tidak harus selalu ditunjukkan dengan kata-kata?”

“Karna aku tidak butuh bantuan siapa pun untuk selalu mencintaimu.. Bagiku, itu caraku agar kau selalu ingat bahwa aku mencintaimu, Hyera”. Lagi-lagi ia mengatakannya dengan cara dan ekspresi yang tidak dapat ku gambarkan. Sempat membuatku menghentikan napas beberapa saat sebelum aku tersadar kembali.

 

Kami berhenti di sebuah restoran bergaya klasik. Ornamen-ornamen unik menghiasi dinding seluruh restoran. Siwon memang tahu bagaimana cara menyenangkan hati wanita.

Ya Tuhan, apakah ia benar sesempurna ini? Aku beberapa kali merasa rendah diri saat memikirkan sosoknya yang begitu sempurna. Well, memang tidak ada manusia yang sempurna, tetapi ia nyaris sempurna! Terlebih jika dibandingkan dengan diriku yang jauh dari tipikal wanita-wanita cantik nan anggun yang selalu mengelilinginya.

“Ada yang mengganggu pikiranmu?” seperti biasa, Siwon tahu segala tentang gerak gerik ku.

Aku tersenyum samar. Ia menopangkan kedua tangannya di pipi mengikuti gerakan yang aku lakukan, tidak lupa dengan tampang polosnya saat menatapku.

“Katakan saja” perintahnya karena sedari tadi aku hanya diam menatap wajah ‘bocah’ yang ia tunjukkan.

“Tidak apa, aku hanya berfikir sesuatu” aku berusaha menutupi.

“Apa itu?” ia malah menunjukkan rasa penasaran.

Saat aku ingin membuka mulut untuk menjawabnya, seorang pelayan datang membawakan pesanan kami. Tanpa banyak bicara aku menyuruhnya untuk menyantap hidangan di hadapannya.

—-

Malam ini aku diminta Siwon untuk menemaninya sebagai pasangannya dalam jamuan makan malam bersama teman kerjanya. Aku mematut diriku di cermin, mengamati bayangan wanita yang terpantul disana memakai dress selutut berwarna kuning gading. Nice! Gumamku pada diri sendiri.

“Hai” seorang wanita muda berambut kecoklatan datang menghampiri Siwon. Garis-garis wajahnya tegas, pas dengan bibir tipisnya. Entah siapa wanita itu, yang aku tahu dy mendekati pacarku. aku mengamati wanita itu. Badannya tipikal model, langsing tinggi dan padat. Tidak seperti aku yang bertolak belakang dengannya. Perasaan rendah diri menghantui ku.

Siwon menyapa wanita tersebut, memberinya sedikit kecupan di kedua pipinya. Hal yang sebenarnya tidak ingin aku lihat, membuat perutku melilit. Tanpa banyak basa basi Siwon menarikku menjauh dari wanita tersebut dan mengajakku duduk di meja yang sudah disediakan. Disana ada sepasang kekasih yang merupakan rekan kerja Siwon telah mengunggu kami.

“Jadi kau sudah menerima kado lamaran darinya?” wanita manis berambut blue black bernama Hyeon melirik Siwon lalu kembali menatapku.

Aku tersenyum padanya, “sudah” aku menjawab kaku.

“Hahaha” Hyeon menahan tawanya. “Kau tau, aku lah yang menjadi seksi repot saat ia ingin memberimu hadiah itu” ujarnya sembari menahan tawa. Mau tidak mau aku ikut tertawa mendengarnya, terlebih Siwon langsung melemparkan serbet makan kearahnya.

“Kapan kalian menikah? Bukankah Siwon menetapkan minggu depan?” celetuk Heechul tiba-tiba.

“BRAK!” aku tidak sengaja menumpahkan gelas minum saat mendengar kata-kata Heechul. “Eh maaf, maaf” dengan sigap Siwon mengelap tanganku yang terkena tumpahan air.

Heechul dan Hyeon tertawa melihat tingkah ceroboh yang aku lakukan. “Kau tidak perlu gugup, calon pengantin memang biasa seperti itu” ujar mereka menambahkan, dan itu semakin membuatku salah tingkah di depan pasangan ajaib ini.

Aku memukul lengan Siwon, “kau bilang apa pada mereka?!”

“Apa? Bukan apa-apa. Sungguh, aku tidak tahu” elaknya sambil tersenyum jahil.

Aku mendelik kesal. Ia membuat acara pernikahan tanpa sepengetahuanku padahal aku sendiri calon istrinya. “Kyaaaaa! Kau!” aku mencubit pahanya dengan semangat.

—–

Ponselku berdering saat aku sedang duduk di depan laptop. Kulihat nama Siwon tertera disana. Segera ku angkat sebelum ia mengirimiku pesan singkat berpuluh-puluh banyaknya jika aku tidak mengangkat telepon darinya.

Belum sempat aku mengucapkan satu patah kata, terdengar teriakan dari seberang sana. “HYERA-AH! Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa lama sekali mengangkat teleponku?!”

Aku langsung menjauhkan ponselku dari telinga sebelum menjadi tuli tiba-tiba. “HEY! KAU JANGAN BERTERIAK DI TELINGA KU!” semburku kesal padanya.

“Ah, maaf..” suaranya melunak.

Aku kembali menempelkan ponsel ke telinga. “Ada apa?”

“Esok adalah pernikahan temanku, Heechul dan Hyeon yang beberapa hari lalu makan malam bersama kita. Mereka ingin aku dan kamu yang menjadi pendamping mereka. Kau setuju?” jelasnya panjang lebar padaku.

Aku berfikir sejenak. Mereka menikah secepat itu? Kenapa tidak memberitahuku langsung saat makan malam jika mereka ingin aku menjadi pendamping?

“Baiklah..” kataku pada akhirnya. “Jam berapa?”

Siwon tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, “jam enam pagi kau akan ku jemput agar kau bisa bersiap-siap disana”

Apa? Sepagi itu? Niatku untuk protes ku urungkan. “Oke, sampai besok” aku menutup telepon darinya.

—

“Kenapa kita kesini?” aku menatapnya heran saat ia menghentikan mobilnya di depan butik ternama.

“Untuk ganti pakaian. Gaunmu dan jas ku masih disini” jawabnya singkat lalu turun dan membukakan pintu mobil.

Tanpa banyak bertanya aku mengikutinya tepat di belakang. Memang benar yang dikatakan Siwon, tidak mungkin aku menjadi pendamping dengan dress berwarna violet selutut dan Siwon mengenakan kemeja berwarna deep yellow tanpa jas. Sangat tidak serasi.

“Silahkan” seorang pegawai wanita mengangsurkan gaun satin berwarna putih kepadaku dan menuntunku ke sebuah ruang ganti. Sedangkan Siwon keruang lain.

Aku memakai gaun indah tersebut dengan bantuan pegawai wanita tadi dan mematut diri di depan cermin besar. Aku termangu. Apa tidak berlebihan? Apalagi tatanan rambutku sudah sangat rapi. Aku takut dikira menyaingi penampilan Hyeon di hari spesialnya.

“Kau sangat cantik” Siwon berdiri di ambang pintu sambil mengamati aku yang memakai gaun satin berwarna putih polos bermotif zigzag di bagian bawah lengkap dengan pita coklat muda di bagian pinggang dan highheels putih pucat serta kalung mutiara asli yang diberikan Siwon padaku dulu saat aku ulang tahun.

Aku tersenyum mendengar pujian darinya. Sungguh, ia juga sangat tampan hari ini. Memakai pakaian jas lengkap dengan celana dan kemeja yang semuanya berwarna putih.

“Ayo nanti kita terlambat” ia melemparkan senyuman tampannya padaku dan mengulurkan tangan kanannya untuk dikaitkan di tangan kiriku. Dengan senang hati aku menautkan tanganku dan mengikutinya menuju mobil.

—-

Kami tiba di rumah kaca pemberian Siwon saat melamarku. Kali ini suasananya berbeda. Banyak mobil yang terparkir disini. Dan ada berbagai hiasan bunga-bunga cantik yang kuharap bukan memetik dari rumah kaca milikku. Aku memasang tampang bodoh saat ia membukakan pintu mobil untukku.

“Aneh” aku berujar padanya masih sambil menatap semua yang bisa memberiku penjelasan tentang semua ini.

“Cepat” Siwon menarikku yang masih mematung.

Aku merasa ada yang aneh. Pertama, kenapa Hyeon dan Heechul memakai greenhouse ku untuk menikah? Bukankah terlalu sempit? Kedua, semua dekorasinya serba putih yang sesuai dengan gaun ku dan pakaian Siwon. Ketiga, kenapa semua orang yang datang melihatku sambil tersenyum dan hampir semuanya adalah orang-orang yang aku kenal? Aku menepis semua dugaan yang sedang berputar di kepalaku.

Dan saat aku tiba di depan pintu greenhouse, aku benar-benar terperangah. Di hadapanku kini telah berdiri tamu undangan yang mana semuanya adalah kerabat dan temanku. Mereka tersenyum menyambutku dan memberikan ucapan selamat. Tidak hanya itu, dari dalam muncul Hyeon dan Heechul yang terkekeh menikmati wajah pongo’ku. Hyeon terlihat hanya memakai gaun pendek yang biasa digunakan untuk menghadiri pesta, begitu juga Heechul yang bukan memakai pakaian ala pengantin. Aku menatap mereka sebentar untuk menuntut jawaban.

Aku menyapukan pandangan ke penjuru greenhouse. Ternyata semua bunga yang di pot telah dipindahkan dan dijadikan hiasan untuk acara ini. Sedangkan yang tidak bisa dipindah ditata sedemikian rupa agar tidak menganggu dekorasi. Sekarang greenhouse ini terlihat lapang dan megah.

Siwon yang sedari tadi hanya menatapku dengan senyuman yang tidak dapat ku artikan tiba-tiba mengajakku ke balkon. Disana seorang pendeta sudah menanti kami.

“Eh? Tidak perlu pendamping?” aku bertanya padanya.

“Tidak. Kita langsung saja berjalan bersama” jawabnya dengan santai. “Kau menyukai semuanya?” ia memalingkan wajahnya menghadapku.

“Are you crazy?” aku nyaris berteriak padanya.

“Yes, if loving you is the craziness then i’ll be” aku terpana mendengar ungkapan manis tersebut. Kini aku percaya meskipun tidak ada yang sempurna di dunia ini, tetapi bagiku Siwonlah yang nyaris sempurna karena ia dapat melengkapi hidupku. Selamanya.

-the end-

ps : sasha, pesenan kamu nih~ hhe. mian baru aku posting (balas dendam nungguin kamu !) XD ceritanya aneh bin jelek ya? mian aku gabisa buat sebagus shalof~ hehe. dan tentunya readers yang baca harus komen ! ga komen gabisa ketemu bias masing2 ! wekekek lol :-p