[Siwon’s Day] Because The Rainbow

34873_136074189755401_100000584635042_278121_1820036_n

Title : Because The Rainbow

Author: Park Min Mi

Cast: Choi Siwon, Minri (OC)

Other Cast:Eomma Minri

Genre : Romance, AU

Rating : PG-15

Length : Oneshoot

Disclaimer : Ini adalah hasil karya author sendiri berdasarkan 100 % dari khayalan author sendiri. Sudah pernah di publish di blog lain dengan cast berbeda, Kalau ada kesamaan ide cerita, cast, alur adalah unsur ketidaksengajaan. FF ini merupakan FF pertama author. Dan disini sudah diperbaiki walaupun masih kurang. Terima kasih untuk admin yang sudah mem-publish FF ini. Mian, Typo bertebaran diamana-mana..hehe. Don’t be plagiat, don’t be silent reader and Don’t bash. Author butuh komentar dan saran kalian J

Selamat membaca ^^

 

*Author POV*

Minri adalah gadis biasa yang tidak mempunyai wajah secantik artis, kulit putih dan terawat. Ia baru pulang dari pesta temannya. Minri melewati jalan setapak menuju rumahnya, ia lebih suka memotong jalan daripada harus melewati jalan raya.

 

*Minri POV*

“Apa yang akan kukatakan pada eomma, kalau aku mematahkan hak sepatu ini?” batinku. “Kalau saja Simba …”teriakku. Aku merasa maulu dan menundukkan wajahku saat kulihat orang-orang melirikku karena aku tiba-tiba berteriak. Kupercepat langkahku dengan menenteng sepatu hak tinggi.

Sesampai dirumah, aku menaruh high heels di dekat pintu dan mencuci kakiku.
“Kenapa kakimu kotor dan lecet begitu,ri-ah?”eomma bertanya padaku. “emm, sepatu hak tingginya patah, jadi aku kaki ayam tadi”kataku sedikit takut.

Eomma tahu, kamu memang tidak bisa jadi feminim sedikitpun..ckckck”eomma berkata. Akhirnya aku hanya bisa mendesah karena malas menanggapi perkataan eomma dan masuk ke kamar.

 

*Author POV*

Esok harinya, minri berangkat ke kampus. Ia tidak lagi mengenakan sepatu hak tinggi. Ia memang lebih suka memakai flat shoes yang menurutnya itu lebih nyaman. Dengan kemeja rapi, jalan yang sedikit tergesa-gesa, ia melangkah menuju kelasnya.

 

* Siwon POV*

Kemana Minri belum datang, padahal aku mau minta maaf. Tepat jam 8.00 KST saat kulirik jam tanganku.

“Minri-ya, kemarin…” perkataanku terpotong. “ Gwenchanayo, aku memang tidak cocok pakai sepatu itu,simba.” Minri berkata. Aku semakin tidak enak hati.

“ Tidak, kau cocok kok. Kemarin aku senang melihatmu berbeda, makanya aku tidak sengaja jadi mendorongmu. Maaf” kataku lirih.

Aku tidak bisa memungkiri, dia terlihat cantik kemarin. Dress selutut berwarna biru dengan sepatu hak tinggi serta rambut yang dikeriting sebahu itu. Biasanya dia akan memakai kemeja dan celana jeans dan flat shoes ke kampus.

 

*Minri POV*

Aku melihat Siwon melamun, segera kulambaikan tanganku agar dia kembali sadar. Siwon adalah teman dekatku dari SMA. Dia pria yang baik, tampan, ganteng dengan lesung pipit dan sedikit ceroboh menurutku.

“Maaf, aku ceroboh kemarin.. Geundae, kemarin kenapa memakai dress? bukannya kamu tidak suka, ri-ya?” Siwon bertanya padaku.

“Kemarin sahabat di SMPku bertunangan dan aku harus berdandan dong” balasku.

Siwon bertanya lagi kenapa aku tidak mengajaknya dan bertanya siapa sahabatku, tinggal dimana dan pertanyaan yang banyak. Membuatku pusing saja, dia bukan pacarku dan dia…cerewet. Untung saja dosen masuk ke kelas.

 

*Author POV*

Minri pulang menaiki motor Siwon. Kali ini, Siwon bilang ingin meminta maaf dengan mengantar Minri pulang. Jalanan sepi sehingga Siwon mempercepat motor sport-nya. Minri pun mau tidak mau, memegang erat bahu Siwon.

 

* Siwon POV*

Jalanan sepi, aku memacu motorku. Minri menarik bahuku.

“Yak, ri-ya kenapa menarik bahuku?”kataku kesal.

“Salahmu kenapa mengendarai motor seperti ini,simba”katanya.

“Aku mau kita cepat sampai, sudah mendung tuh.”balasku.

“Pegangan yang erat,ri-ya”tambahku. Minri memelukku erat. Akupun semakin memacu motor sport-ku.

~~~~~~~~Di Rumah Minri~~~~

“Sepi sekali rumahmu, ri-ah?”kataku.

Dia menjawab. “eomma, pergi ke rumah tante di Busan. Menginap beberapa hari karena ada pernikahan sepupuku.”

Aku bertanya lagi, kenapa Minri tidak ikut kesana juga, ternyata besok ujian hingga ia tidak bisa meninggalkan Seoul. Saat kutanya dimana Abeoji, dia bilang diluar kota.

“Simba kau mau minum apa? kita juga belum makan kan?”Tanya Minri. (Terkadang aku memanggilnya Simba daripada wonnie, menurutku itu cocok untuknya dengan situasi tertentu.)

 

*Minri POV*

“Aku minum kopi saja, jangan pake gula tapi cream aja. Kopinya setengah sendok makan saja dan jangan lupa dengan air panas”cerocosnya.

“simba, disini bukan café, kau buat sendiri saja didapur. Hahaha…Aku mau ganti baju dulu”. Kataku sambil berlalu.

“Kasihan sekali aku ini, seperti bukan tamu disini.” Siwon berkata sambil menunjukkan muka sedihnya.

Aku keluar setelah berganti pakaian dan madi. Tentu saja, mandi kilat alias mandi bebek.

“Aku punya kimchi, kita buat nasi goreng kimchi saja ya.”kataku berucap dari dapur.

“Oke, maaf tadinya mau langsung pulang, tapi hujan membuatku harus..” Siwon membalas.

Gwenchana, kau juga jarang kemari akhir-akhir ini kan, wonnie.”potongku.

Aku terbayang kenangan itu. Sama dengan hari ini hujan, bukan setelah hujan berhenti dan tiba-tiba sesak sekali ketika mengingatnya.

 

*Author POV*

Mereka makan bersama, Siwon memperhatikan Minri yang melamun selagi makan. Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada gadis ini. Minri merasa diperhatikan dan kembali makan. Nasi goreng kimchi buatan Minri memang tidak ada duanya bagi Siwon.


*
Siwon POV*

“Oh iya, a, aku,aku…”aku bingung mengucapkannya. “Waeyo, simba?”katanya melihatku yang tergagap dan kesal. “Aku,aku… aku “kataku tergugup-gugup lagi.

Ne, katakanlah. Palli.”kata Minri mulai bosan. “Aku,aku bisa minta tolong gak?”kataku berusaha tenang.

 

*Minri POV*

Ne, tentu saya.”kataku.

Kulihat dari luar jendela hujan telah berhenti dan berganti dengan pelangi.

“Lihat, ada pelangi, wonnie.”kataku bersemangat. “Ah, iya. Kalau begitu aku pamit pulang saja.” Siwon berkata setelah meihat langit sore.

“Tapi, ini masih jam 17.OO KST, apa kau tidak mau menemaniku dulu? Lagipula kau belum berbicara yang tadi.” Ucapku tak ingin dia pergi sekarang. “Aku bisa menitipkan kucing padamu,ri-ya?” Siwon menunggu jawabanku.

“Untuk berapa lama? Kau tahu, eomma tidak begiu suka kucing,kan..hehehe”Aku berkata sambil tersenyum. “Jangan tersenyum menakutkan begitu, aku tahu kau suka sekali kucing.hahaha. Untuk 3 hari saja.” Siwon menyakinkanku.

“Baiklah, 3 hari waktu yang singkat sih. Kapan kamu bawa, simba? aku bertanya padanya karena takut eomma sudah pulang ketika Siwon akan menitipkannya. “Naeil, Eotteokhae?”tanyanya. “Okey.”Jawabku riang.

 

*Author POV*

Siwon pulang kerumahnya, dia sempat khawatir karena ini pertama kalinya Minri sendiri dirumah. Rumah yang tidak terlalu luas hanya 300 meter persegi dengan taman kecil didepannya. Minri takut akan hantu, bukan hantu. Langit masih sudah gelap. Dia hanya berharap semoga tidak mati lampu karena Minri pasti ketakutan, ya dia menderita Nyctophobia.
* Siwon POV*

“Apa tidak apa Minri sendirian?”batinku. Sesampainya dirumah, siwon menuju ruang tv. Aku melihat namja itu sedang menonton tv.

Hyung, besok aku akan menitipkan Riwoo. Dia sudah bersedia.”kataku sambil dudukdi sebelahnya. “Gomawo, maaf merepotkanmu, wonnie.”katanya sambil tersenyum tipis. “No problem. Ah, aku mau mandi dan tidur. Jaljayo,hyung.”kataku sambil meninggalkan sofa.

Jam bekerku berbunyi nyaring, hingga mau tidak mau aku harus bangun dan mematikannya. Untunglah, masih jam 5 pagi. Aku masih sempat belajar untuk ujian jam 8.00 KST. Aku tidak perlu belajar keras toh nilaiku juga segitu-segitu aja.

“Hyung, setelah ujian aku akan pulang mengambil Riwoo.”Kataku samabil bergegas saat melihat jam menunjukkan pukul 8.40 KST. “How does your breakfast?”aku tak sempat menjawab hyungku. Dia sepupuku, Lee Teuk.

Aku mengendarai motorku dengan kecepatan tinggi dan berharap tidak terlambat di kampus. Hampir saja aku terlambat. Aku langsung berkonsentrasi pada ujianku. Setelah selesai, aku langsung menghampiri Minri.

Annyeong, ri-ya, aku akan mengambil kucingnya. Apakah kau mau ikut?”tanyaku dengan semangat.

 

*Minri POV*

“Annyeong. Ne, aku ikut. Lagian ujian sudah selesaidan aku bosan sendiri dirumah..hehe” Ucapku sambil tersenyum. “ Kajja”.katanya.

“Kemarin tidak mati lampu kan? Siwon bertanya padaku saat jalanan sepi. Ya, aku dibonceng dia menuju rumahnya.

Ani, dan aku berhasil dibuat kesal karena tidak membalas smsku.”ucapku sedikit kesal. “Mian, aku tertidur kemarin..hehehe. Jeongmal mianhae.” dia tertawa memamerkan senyumannya yang menawan.

“Baiklah, asal kau mentraktirku Toppoki.”kataku berusaha serius sambil menahan tawa.

“Baik, kita berangkat.” Siwon berbelok ke kanan, sedangkan rumahnya kearah kiri. “Kita kan sudah di jalan, simba..hahaha”kataku membenarkan perkataanya.

“Maksudku ya begitu..hehe Aish, sudahlah kau pegangan saja. ”Dia terlihat malu dengan ucapannya sendiri.

 

*Author POV*

Sesampai di pinggir jalan, Siwon memarkir motornya. Lalu, Minri dan Siwon menuju kaki lima langganan mereka. Toppoki di sekitar pasar Namdaemon memang terkenal enak. Mereka terlihat makan dengan lahap sambil bercanda ria. Setelah kenyang, mereka kembali menuju rumah Siwon. Sesampai dirumah Siwon, Minri mengedarkan pandangan pada rumah yang bak istana ini. Luas sekali, tidak sebesar rumahnya. Taman yang besar, tidak berubah sejak terakhir kali ia kesana sekitar 6 bulan lalu.

*Minri POV*

“Ayo masuk, jangan berdiri disitu aja. Dikira orang gila lagi.” Siwon mengejek sambil menjulurkan lidahnya.

Aku ikut masuk kerumahnya, benar tak ada yang berubah. Siwon bilang orang tuanya keluar negeri. Maklum mereka pebisnis ulung. Aku sudah mengenal orang tuanya seperti orangtuaku sendiri.

“ Tunggu disini, akan kubawa riwoo.” Siwon meninggalkanku di ruang keluarga.

Akupun mengangguk. Sungguh nyaman di rumah ini, ruang keluarganya saja berukururan 20m x 25m. Dengan aksen gaya eropa yang dapat kupastikan dengan mudah, lukisan-lukisan yang tertata rapi dan foto. Foto?? Baru tahu aku kalau ada foto di ruang ini. Kudekati foto-foto yang berjejer rapi di samping sofaku duduk. Wah, foto Siwon kecil, mungkin berumur 3 tahun bergandengan tangan dengan foto anak laki-laki berlesung pipit juga di pinggir pantai. Lucu dan imut sekali. Anak laki-laki itu siapa ya? Aku tak pernah melihat sebelumnya. Anak berumur 5 tahun lebih tinggi.Sebelahnya foto keluarga sewaktu masih kecil, kira-kira berumur 6 tahun. Setlah 10 menit aku melihat foto-foto itu. Aku tersadar ada orang yang melewati ruang keluarga ini. Pria tinggi dan berpakaian kemeja hitam dan celana jeans. Pria itu berjalan lurus kedepan sehingga aku tak bisa melihat wajahnya. Yah, hanya dari balik punggungnya saja. Aku seperti terhenyak sesaat, pasti aku hanya terpesona.

“ Tapi siapa dia ya?”ucapku pelan. “Ini riwoo,ri-ya.” Siwon mendekatiku dari sisi berlawanan dengan pria tadi yang sudah menghilang dari pandanganku.

“Uwaa, kwiyopta. Geundae..”Aku terdiam.

Waeyo? Kau pernah melihatnya?” Henry duduk disebelahku.

“Aku seperti pernah melihatnya..hehe.” Ya. Aku seperti pernah melihat kucing ini sebelumnya.

 

****Flashback***
Minri baru pulang dari sekolah. Kelas 1 SMA memang masa-masa berarti, tentu saja untuk segalanya. Minri jalan dari sekolahnya yang tergolong cukup jauh hingga harus naik bis. Ia melewati jalan setapak untuk mencapai rumahnya. Hari itu hujan telah berhenti namun tidak dipungkiri jalan yang beralaskan paving sedikit becek. Air hujan menggenang di bawah kakinya, kemudian melihat langit. Dia berhenti dibawah pohon rindang, langit memperlihatkan pelangi yang indah. Ia terkagum.

 

*Minri POV*

“Baru kali ini aku melihat pelangi bersinar terang.”Aku berbicara keras karena begitu senang. “Meow,meow..”Kudengar suara kucing. Aku mengedarkan pandangan mencari sumber suara tersebut.

Kucing diatas pohon? Bagaimana bisa. Tak lama kucing itupun terjatuh ke bawah tepat di depan kakiku. Kucing itu lalu mengelus sepatuku. Ya ampun, ini kan kucing Persia, apa dia tersesat.

“Siapa namamu, dimana kamu tinggal, miaw?”Kataku pelan.

“Meow,meow,meow.”Tentu saja kucing tak bisa berbicara. Kugendong dan kulihat dia menggigil. Aku menurunkannya kembali, merogoh tasku dan mengambil sapu tangan tebal yang selalu kubawa karena aku takut saat musim hujan membuatku pilek. Untunglah ini belum kupakai, kuambil roti isi daging yang tak sempat kumakan sewaktu istirahat tadi.

Cha, kamu sudah tidak begitu basah kan, makanlah cantik.”Kataku bergumam.

Kucing itu memakan rotiku. Lalu kubawa pulang. Sampai dirumah aku memandikannya dengan air hangat, mengeringkan bulu-bulunya dan memberi susu. “Nah,kamu sudah bersih, aku jadi ikut mandi juga deh..hahaha.”kataku sambil tertawa.

 

*Author POV*

Ibu Minri membolehkan dia menampung kucing itu karena kasihan. Tapi Ibunya berkata harus segera dikembalikan ke pemiliknya. Minri mengiyakan, tapi hingga tiga hari ia tak sempat mencari siapa pemilik kucing itu. Hingga hari keempat, hari Minggu ia santai di rumah dan melihat kalung nama kucingnya. Punya Teukkie. Kemudian membalik papan nama dan tak menemukan alamat apapun. Akhirnya ia membawa kucing itu berjalan ke taman. Di taman itu ia bertemu si pemilik. Kemudian….

* Siwon POV*

“Kenapa kau melamun, ri-ya?”Aku bertanya karena Minri melamun cukup lama.

“Tidak apa-apa. Aku akan pulang. Kau mengantarkanku kan?”katanya sambil tersenyum.

Ne, kajja. Ini semua perlengkapannya, agar tak menyusahkanmu..hehe” Kataku memperlihatkan gigi indahku. Aku mengantarkannya pulang dan langsung ke rumah.

“Sudah kau antar Riwoo ya, mian aku tak bisa merawatnya karena sibuk, wonnie.” Aku hanya mengangguk dan berkata taka pa-apa pada hyungku dan kembali ke kamar. Hari sudah malam.

*Minri POV*

Siwon bilang ini bukan kucingnya, ia tidak bisa merawat kucing ini. Dia tak percaya kucing itu dirawat Asisten Rumah Tangganya. Ada-ada saja. Aku teringat dengan kata-kata Lee teuk Hyung.

“Tidak biasanya Riwoo cepat akrab dengan orang lain,” Siwon berkata.

Mungkin saja karena kucing ini sedang mengantuk tadi, tapi sekarang dia tetap saja jinak padaku.

“Aku harus menata kandangmu dulu ya.”kataku pada kucing ini yang dibalas meong oleh kucing ini. Untung saja Siwon mengantarku dengan mobil, kalau tidak aku tidak bisa membawa semua ini.

Perlengkapan 3 hari seperti 1 bulan saja. Bayangkan, ada kandang berukuran 1 meter, tempat makannya, pasir ½ karung beras berukuran 10 kg, makanan 1 kg, vitamin, sisir, bedak, sampo untuk mandi, selimut dan bantal. Bantal untuk dia tidur dan selimut untuk siang hari.

“Apa kau akan menginap 1 bulan disini, miaw?”aku bertanya pada kucing yang ternyata sudah tidur dikandangnya.

 

* Siwon POV*

“Maaf merepotkanmu, malah jadi 4 hari aku menitipkannya ri-ya.”Kataku sambil menggendong Riwoo yang bertambah gemuk saja.

No problem, aku suka RiWoo. Dia kucing yang manis kok.”Jawabnya.

Aku membawa ke taman Riwoo bersama Minri.

Gomawo, aku benar-benar..”kataku terpotong.

Ne,aku kita makan.” Minri tersenyum malu karena tiba-tiba perutnya berbunyi.

Kamipun makan di warung dekat taman, RiWoo telah aku masukkan ke kandang (kandang kecil yang biasanya dibawa-bawa pergi. Reader bayangin sendiri ya, susah menjelaskan..hehe). Kami kembali ke taman dan duduk di kursi yang berada di tengah taman.

“Minri-ya, aku mau bilang sesuatu. Aku menyukaimu.”kataku berusaha setenang mungkin.

Nde?? wonnie kenapa tiba-tiba?”katanya dengan ekspresi terkejut.

 

*Minri POV*

“Minri-ya, aku mau bilang sesuatu. Aku menyukaimu.” Siwon berkata tiba-tiba. Jujur saja aku kaget, ini sangat tak terduga. Akhirnya dia berkata.

“Aku menyukaimu dari dulu, apakah kau mau menjadi pacarku?” Siwon menanyakan jawabanku.

“Iya, tapi bukannya..”Aku berusaha mencari alasan lain.

“Tidak, kami sudah putus 3 bulan lalu.” Siwon menjelaskan. “Ne, o..oppa” Kataku tergugup , tidakkah terlalu cepat memanggilnya oppa ya?.

Gomawo, kau memang harus memanggilku dengan oppa karena aku lebih tua 3 bulan darimu.”katanya tertawa renyah. “ Ne,ne,ne.”kataku menggembungkan pipiku. Siwon mengelus rambutku dan tersenyum.

 

*Author POV*

Siwon berbincang-bincang dengan Minri. Saat itu hujan gerimis turun, ada pelangi yang terlukis di awan. Mereka melihat langit sebentar dan segera kembali ke mobil. Tak ada yang sadar, sepasang mata melihat pemandangan itu. Ia tak sengaja melihatnya.

“Yak, apa kau akan terus disini? Kajja, kita ke café. Sebelum hujan tambah deras.” Ajak Siwon yang dibalas anggukan pria tersebut. Pria itu melihat bayangannya sendiri di trotoar. Ya, ada pelangi yang menandai hujan telah berhenti.

——————————————————–FIN–——————————————————

 

Maaf kalo tidak begitu nyambung dengan judulnya. Ada yang masih bertanya-tanya siapa itu? Sebenarnya sudah ada sequel sih, tapi ntar siwon bukan main cast..huhu. maka dari itu, saya buat perubahan besar di Oneshoot ini. Kita akhiri disini saja..hehe. Poster dari google, bukan milik author..hehe
Ini pertama kali author bikin FF, jadi mohon saran dan kritik untuk author kedepannya. Gomawo sudah membaca FF ini J

***

Admin’s Note: Hai dengan terbitnya fanfiction ini, maka post-an special event Siwon’s Day resmi berakhir. Terimakasih untuk semuanya yang telah ikut berpartisipasi meramaikan Event Siwon, dan Event Eunhae sebelumnya. Thankyou for still staying with sujuff. It’s a brand new days, I hope some of you giving some review or comment on fiction you’ve read. It’s not much, but you’re helping the author to be better. — IJaggys

Comment's Box