Love started with orange juice

“Dan…juara pertama kejuaraan taekwondo antar sekolah tahun ini adalah Cha Youngmi!!!”seru MC antusias.

Aku langsung maju ke podium. Di belakangku ada Kim Yoonhee dan Shin Hyejin, siswi Gundae High dan Geosang High yang masing-masing menduduki peringkat kedua dan ketiga. Tahun ini, lagi-lagi tidak ada yang cowok. Cowok-cowok sekarang memang payah!

“Kamsahamnida…”ujarku sambil membungkukkan badan. Selain mendapatkan  trophy, dan piagam, aku juga mendapat uang tunai dalam jumlah yang cukup besar. Beasiswa dari sekolahku, Cheongdam High juga menanti..

————————

Keesokan harinya…

”Wah, Youngmi…selamat ya…”

”Chukaeyo…”

”Youngmi hebat…pertahankan terus…”

Baru saja aku duduk di bangkuku, teman sekelasku sudah berebutan memberikan selamat. Aku hanya membalasnya dengan ucapan kamsahamnida plus senyum manis.  Setelah itu, mereka kembali ke bangku masing-masing.

”Ya…Yoonri-ah…kau kenapa tidak ikut memberikan selamat?”tanyaku.

”Bukankah aku yang pertama kali mengucapkan selamat…Untuk apa lagi?” balas Lee Yoonri, sahabatku.

”Dasar kau ini!”ujarku sambil pura-pura menjitak kepalanya. Ia dengan sigap menghindari jitakanku. Lalu kami berdua tertawa.

Cha Youngmi, itulah namaku. Rata-rata orang mengenalku sebagai cewek tomboy dan atlet taekwondo di sekolah. Dan memang seperti itulah aku. Tidak sulit untuk menebak sifat asliku, karena semuanya sudah tercermin dari penampilanku sehari-hari.

————————-

Waktu istirahat tiba…

”Youngmi…ayo kita ke kantin…”ajak Yoonri.

”Ah..tidak mau. Aku mau baca Conan volume terbaru.”ujarku sambil tetap fokus membaca.

”Di kantin banyak cowok cakep loh…”goda Yoonri.

Aku hanya mendengus sebal. ”Kau ini…seperti tidak tahu aku saja…”

”Oke…aku mengerti. Tapi aku ada satu permintaan.”

”Apa?”tanyaku.

”Temani aku ke kantin.”ulang Yoonri tegas.

”Ah…shiro!”

”Ayo….”paksanya sambil menarik tanganku. Mau tidak mau aku mengikutinya.

Aku memesan latté dingin dan Yoonri memesan 1 potong blueberry shortcake. Kami makan dengan nikmat tanpa mengucapkan sepatah katapun.

”Hei, Youngmi..lihat itu!”

”Apaan sih?”tanyaku sambil membalikkan badan ke arah yang dituju telunjuk Yoonri.

”Itu, arah jam 3…”katanya bersemangat.

”Oh..si Siwon…”ucapku tenang, membuat Yoonri langsung gubrak.

”Kamu ini gimana sih? Cowok se-perfect Siwon baru aja lewat dekat sini dan kamu cuma bilang ’oh…’? ”tanya Yoonri tidak percaya.

”Terserah deh kamu bilang perfect atau ngga, yang jelas dia ga masuk kriteriaku.”

Dan kayaknya Siwon lagi ngeliat ke arah kita deh, buktinya Yoonri langsung dadah2 ga jelas gitu. Aku langsung balik badan lagi, Siwon lagi senyum-senyum cool.

“Tuh kan, prince disease-nya kumat…”

”Prince disease dari hongkong! Dia itu memang cakep tau…kamunya aja yang aneh..”

”Terserah kamu deh.”ujarku. Capek berdebat terus. Mending ngabisin minuman.

Sedang asik-asiknya minum, aku ngeliat cowok berkacamata yang lagi sibuk nulis. Dia kira ini kelas apa…Dasar aneh…

”Hei, Youngmi! Ngelamun aja..ayo kita balik ke kelas…”ajak Yoonri. Aku hanya mengangguk.

————————-

Fiuh, pelajaran Fisika dari Kang seonsaengnim selesai juga. Saatnya pulang…

”Dadah, Youngmi…Sampai ketemu besok…”

”Ya..hati-hati Yoonri…”balasku. Kami pun berpisah di depan pagar sekolah.

Tiba-tiba…

BRUK!

”Mianhae…”terdengar suara cowok. Aku mendongak. Cowok yang sama persis dengan yang di kantin tadi.

”Ah…akulah yang seharusnya minta maaf. Aku tidak melihat jalan.”ucapku dengan rasa bersalah.

”Gwaenchana…”balas cowok itu sambil tersenyum. Lalu ia kembali membereskan kertas-kertasnya yang berceceran. Setelah itu ia pergi.

Tunggu…kenapa disini masih ada selembar kertas? Jangan-jangan punya cowok itu…Arghh..sial! Mana namanya pun aku tak tahu, bagaimana ini?

Aku memutuskan untuk menyusul cowok itu. Ya..satu-satunya cara adalah berlari.

“Hei..tunggu sebentar…”ucapku sambil mengatur nafas.

“Ada apa?”

“Ini…apakah ini punyamu?”tanyaku sambil menghadapkan kertas itu tepat di depan wajahnya.

“Iya..benar! Terimakasih. Kalau ini hilang, aku tak tahu harus bagaimana lagi…Terimakasih banyak.”ucapnya sambil membungkuk sopan. Aku jadi tidak enak.

“Memangnya itu kertas apa sih? Sampai sebegitu pentingnya buatmu…”

”Ini..partitur lagu buat ujian akhir les pianoku…”katanya sambil berjalan. Aku berjalan di sampingnya. ”O ya, bagaimana kalau kau kutraktir? Sebagai tanda terimakasih….”

”Ah..rasanya berlebihan. Tidak usah..”tolakku.

”Ayolah…”bujuknya lagi.

”Baiklah kalau begitu.”ujarku setuju. Siapa yang tidak mau diajak makan gratis?

Kami masuk ke kafe ’Orange Lemon’, duduk di meja no.15. Sambil menunggu pesanan, kami meneruskan ngobrol.

”Oya, sampai lupa. Namaku Kim Ryeowook, panggil saja Ryeowook. Kelas XI A.”

”Oh, aku Youngmi. Cha Youngmi. Kelas XI B.”

“Eung..Cha Youngmi yang jadi juara taekwondo antar sekolah?”tanyanya.

“Emm..iya…”

“Wah, kau hebat..”pujinya. Aku hanya senyum-senyum malu.

“Kau juga hebat…bisa main piano. Ngomong-ngomong, partitur itu kau yang buat sendiri ya?”tanyaku.

“Iya. Kalau aku bisa lulus ujian ini dengan nilai sempurna, aku bisa dapat beasiswa…”

“Oh..gitu.”aku manggut-manggut tanda mengerti. Bukan, pura-pura mengerti. Tidak ada yang lebih kumengerti selain jurus-jurus taekwondo. ”Ngomong-ngomong, beasiswa apa?”

”Beasiswa belajar piano di New York selama setahun…”jawabnya.

Tidak ada yang meneruskan pembicaraan. Ryeowook kembali sibuk menekuni partitur lagu komposisinya sendiri. Aku menatap Ryeowook untuk beberapa saat, tanpa sepengetahuannya. Lumayan juga…walaupun ia bukan tipe cowok ganteng, tapi ia masuk ke dalam tipe cowok idealku.

”Haisshh…Youngmi…apa yang kau pikirkan???”gerutuku kepada diri sendiri.

”Kenapa Youngmi? Ada yang aneh?”tanya Ryeowook.

”Ani…”jawapku gugup. Lain kali aku harus belajar mengontrol pikiranku yang suka seenaknya ini. Hufffttt…

Pesanan kami pun datang…

”Silakan dinikmati…”ujar pelayan kafe sambil menaruh pesanan kami di atas meja.

”Kamsahamnida…”

Aku menyantap es krim vanilla  dengan kecepatan tinggi. Ryeowook yang memakan beef sandwich hanya senyum-senyum melihatku sambil geleng-geleng kepala.

”Kenapa kau melihatku begitu? Ada yang aneh?”tanyaku polos.

”Aniyo…kau lucu sekali. Seperti anak kecil. Di sudut bibirmu ada es krim tuh…”katanya sambil menunjuk ke sudut bibir kananku.

“Oh..iya..”ujarku, lagi-lagi gugup. Buru-buru menghapus sisa es krim. “Gomawo…”

“Cheonmaneyo…”

Kami pun pulang setelah Ryeowook membayar pesanan. Dia bersikeras mengantarkanku pulang. Katanya sih pengen tahu rumahku dimana. Ga tahu deh niat sebenarnya mau ngapain.

“Tapi kita jalan kaki ya…”ujarku sambil tersenyum, menyembunyikan niat jahil yang muncul di otakku.

“Oke…”jawabnya mantap.

Ryeowook, selamat bersenang-senang berjalan kaki selama setengah jam…hihihi. Aku sih udah biasa…

Hm..tapi sepertinya rencanaku tidak berjalan sesuai perkiraan. Dia ga kecapekan sama sekali. Malah terus ngobrol nonstop selama di perjalanan.

————————-

Sesampainya di rumah…

’Ting tong…”

Eomma membukakan pintu. ”Tumben lama sekali pulangnya…Eh, temannya Youngmi ya?. Ayo, masuk…”

”Betul Bi,  saya Ryeowook, temannya Youngmi. Tapi saya di luar saja…Cuma mau nganterin Youngmi…”

Idih….siapa suruh nganterin? Aku mulai kesal dengan jawaban Ryeowook. Jangan-jangan dia mencoba menarik perhatian Eomma lagi…Aku bisa dibilang dingin terhadap cowok. Dan sekali kumat, aku akan mengerjai cowok itu habis-habisan tanpa ampun.

”Tidak apa-apa, kok. Ayo silakan masuk. Biar bibi bikinin minum…”

”Eomma, biar aku saja yang bikin.”bujukku.

”Ya sudah kalau begitu…”

Yes!!! Eomma tidak curiga sedikitpun. Tunggu saja…

”Silakan…”ujarku, menyodorkan segelas jus jeruk ke hadapan Ryeowook. Pasti dia tidak tahu jus ini sudah dicampur dengan cuka..Hahahaha….

”Gomawo…”ujarnya sambil meminum jus jeruk itu.

1 detik…

2 detik…

3 detik…

Ryeowook tetap senyum-senyum, tapi aku tahu dia menahan rasa asam di jus jeruk buatanku tadi.

Maaf, Ryeowook…gara-gara kau mencari perhatian eommaku, niat jahilku langsung kumat…peace…hehehe.

”Ayo…minumannya dihabisin….”ujarku.

”Iya…”ujarnya. Segelas jus jeruk langsung habis.

”Maaf, Bi..aku harus pulang dulu…Youngmi, senang berkenalan denganmu.”ujarnya, pamit.

”Iya, hati-hati di jalan…”ujar Eomma.

————————

“Eomma, aku ke kamar dulu ya. Mau mengerjakan tugas.”

“Ya…”

Aku masuk ke dalam kamar. Mengerjakan tugas yang diberikan seonsaengnim tadi. Tapi kenapa aku jadi merasa bersalah sama Ryeowook ya? Ah, bodo amatlah…

————————

Keesokan harinya…

Aku pergi sekolah dengan perasaan kacau. Biasanya setiap mengerjai orang aku tidak pernah kayak gini…Aneh…

Seharian ini aku tidak melihat Ryeowook. Tadi aku tanya ke teman sekelasnya dia tidak masuk. Apa jangan-jangan karena jus kemarin?

Jam pulang tiba. Selama belajar di kelas tadi, aku tidak konsentrasi. Yoonri yang di sebelahku menatapku heran.

”Youngmi, dari tadi kulihat kau kayak ga fokus gitu. Kenapa sih?”

”Aniyo…”jawabku singkat. ”Aku harus buru-buru…”lalu pergi meninggalkan Yoonri yang masih bengong.

Aku mengirimkan pesan singkat ke Ryeowook. Aku tahu nomornya, karena kami sudah tukaran nomor hp kemarin.

Ryeowook, ini aku, Youngmi.

Boleh aku tahu dimana rumahmu? Aku ingin ke rumahmu sekarang…

Message sent. Delivered.

Drrrttt…1 new message…

Tentu saja. Geosang street no. 45. Warna hijau.

————————

Geosang street no. 45, warna hijau. Semoga ia tidak salah memberikan alamat…

“Tingtong…tingtong…”

Pintu terbuka. Seorang wanita sebaya Eomma muncul di hadapanku.

“Maaf bi, saya Youngmi, temannya Ryeowook…”

“Oh, silakan masuk. Ryeowook ada di kamarnya. Ayo, bibi antarkan…”ujar beliau ramah.

”Kalau saya boleh tahu, Ryeowook kenapa bi?”

”Semalam ia mengeluh sakit perut. Makanya ia tidak masuk sekolah…”

”Ooohh..begitu….”

————————

Di depan kamar Ryeowook…

”Ryeowook, ada temanmu nih…”

”Ya, Eomma…”sahutnya dari dalam. Pintu kamar terbuka.

”Oh, Youngmi…”sapanya kikuk.

”He-eh…”

”Hm..kalian berdua Eomma tinggal dulu ya. Eomma mau bikin minum…”

”Tidak usah bi, makasih.”

”Ah, tidak apa-apa…anggap saja rumahmu sendiri.”

Ny. Kim, Eommanya Ryeowook meninggalkan kami berdua di kamar. Aku langsung merasa canggung, karena sebelumnya aku belum pernah ke kamar cowok.

”Pintunya tidak usah ditutup…”pintaku.

”Baiklah..”ujar Ryeowook menyetujui. Ia tidak jadi menutup pintu kamarnya.

Aku melihat Ryeowook sekilas. Rambutnya acak-acakan dan mukanya sedikit pucat. Aisshh, ini pasti karena ulahku kemarin.

”Sebenarnya aku kesini mau minta maaf…”

”Kenapa? Kau tidak salah apa-apa kok…”ujarnya sambil tersenyum.

”Ini semua pasti karena jus jeruk kemarin. Maaf, aku kemarin sengaja memasukkan cuka ke dalam minumanmu dan menyuruhmu menghabiskannya…Jeongmal mianhae…”

”Gwaenchana…Pantas rasa jusnya agak aneh. Aku memang tidak tahan makanan asam, makanya maagku langsung kambuh.”

Aish..kenapa kau tidak bilang kalau kau sakit maag?

”Sekali lagi aku benar-benar minta maaf. Entah kenapa, aku kemarin kesal padamu dan niat jahil itu langsung muncul. Gara-gara ulahku..kau jadi sakit begini sampai tidak masuk sekolah.”

”Sudah kubilang, tidak apa-apa. Kalau boleh tahu, kenapa kau kesal padaku?”

”Ya…aku pikir kau kemarin mau menarik perhatian Eomma…”

”Hahaha..bukan. Aku memang ingin berkenalan lebih jauh denganmu. Aku ingin kita berteman dekat. Apa itu salah?”

”Tidak…Aku saja yang terlalu dingin sama cowok. Sedikit saja mereka perhatian kepadaku, aku langsung kesal. Mungkin sebaiknya aku harus merubah sikap…”

”Kau tidak keberatan kan kalau kita berteman?”tanya Ryeowook.

”Berteman? Tentu saja boleh. Menurutku kau cowok yang baik, tulus, dan apa adanya. Beda dengan yang cowok lainnya…”

”Terimakasih pujiannya…Kau juga…Kau itu cewek yang unik, polos, dan…apa adanya. Beda dengan cewek lainnya.”

Mukaku pasti merah sekarang. Rasanya aku ingin menutupi mukaku tapi pakai apa ya?

”Kenapa kalimatnya mirip sih?”tanyaku, eh bukan, kami. Serentak pula.

”Berarti kita cocok..”jawabnya asal.

”Cocok-cocok…emangnya kita pacaran?”tanyaku setengah menggerutu.

”Hmm…boleh juga…”jawab Ryeowook. ”Saranghae…”

Aduh, rasanya terlalu cepat. Baru juga kenalan kemarin…Tapi tidak apalah…

” Nado saranghae…”

”Ryeowook, Youngmi…ini minumannya. Silakan diminum…”Ny. Kim sudah muncul di depan pintu kamar.

”Kamsahamnida…”ucapku sopan.

Aku melihat minuman yang sekarang kupegang. Jus jeruk lagi…

”Tenang saja, tidak ada cukanya kok…hahaha.”ujar Ryeowook sambil tertawa.

Aisshh…ternyata kau jahil juga ya…Aku langsung meminum jus jeruk itu. Manis.

”Bagaimana? Tidak ada cukanya kan?”tanya Ryeowook. Aku menggeleng. Dan Ryeowook malah tertawa kencang, membuatku semakin salah tingkah.

Siapa yang menyangka kalau love story-ku dimulai dari segelas jus jeruk?

Love is just like a glass of orange juice…maybe sour…or sweet…

But,  however it tastes, you will always like it…

= = = = = THE END= = = = =

By: Ami_cutie

PS: Ini FF pertamaku yang bergenre romance, jadi mian sebelumnya kalau rada aneh.. Please enjoy …Kritik dan saran ditunggu…