My Bride

My Bride

Author : DoongDoongNemo ^^

Tittle : My Bride

Category : PG-16,Sad,marriage life,romance,oneshot

Cast : Cho Kyuhyun

Oh Nara

Hadirmu tempat berlindungku dari kejahatan nafsuku..

Tuhanku merestui itu

Di jadikan engkau istriku…

Engkaulah….

Bidadari surgaku….

***

Cho Kyuhyun, pria tampan yang sudah menginjak usia sangat matang untuk membina sebuah rumah tangga. Tapi karna terlalu lama tinggal dan tumbuh besar di kota metropolitan seperti Seoul, membuat pola pikir pria itu sedikit melenceng dari adat istiadat di kampung halamannya, desa yang terletak di wilayah pesisir Jeollanam-do, kabupaten Haenam. Yeodong-ri desa tempat lahirnya, di desa itu masih menjunjung tinggi adat istiadat yang sangat kental di kehidupan sehari-hari para masyarakatnya.

Semua pria di desanya jika sudah menginjak usia kepala dua sudah harus menikah begitupun para gadis di sana, semakin cepat menikah semakin baik. Tapi karna terlalu di sibukkan dengan dunia perkerjaanya, Kyuhyun sudah sangat jauh melewati batas hukum adat di desa itu. ia sudah menginjak kepala tiga, hal itu tentu saja membuat seluruh keluarganya mendesaknya untuk segera menikah dengan gadis yang sudah mereka persunting untuk Kyuhyun. Terlebih kakek Kyuhyun adalah ketua adat di desa itu. Sistem Perjodohan masih berlaku di sana. Kyuhyun hanya bisa pasrah saat keluarganya memaksanya untuk menikahi seorang gadis yang ia tak kenali itu.

Kyuhyun sendiri berkerja sebagai Jaksa di Seoul, hanya beberapa kali ia pulang ke Yeodong-ri. Di Seoul Kyuhyun sudah sangat terkenal. Jaksa yang paling di segani dan tak perlu di pertanyakan kecerdasan Jaksa muda yang satu ini saat mengikis habis kasus-kasus yang penuh teka-teki atau bahkan yang selama ini masih menjadi misteri. Ia tak takut untuk membela kebenaran saat menjalankan tugas walaupun lawanya seorang Perdana Mentri sekalipun, baginya dalam hukum tidak pernah memandang bulu. Dan dengan keberaniannya itu pula tentu saja kyuhyun mendapat musuh di mana-mana.

***

Orang-orang terus bernyanyi dan menari mengikuti alunan nada musik tradisional yang sedang meramaikan upacara pernikahan cucu laki-laki tetua adat di desa itu. pesta pernikahan itu di gelar meriah bak pesta rakyat. Seluruh masayarakat desa Yeodong-ri menyambut dengan suka cita pesta pernikahan itu.

Kyuhyun menyibak lengan baju pengantin tradisonalnya saat hendak meminum arak beras khas desa Yeodong-ri. Sesekali matanya melirik pada gadis yang mengunakan baju pengantin tradisonal sama seperti dirinya, yang duduk tersipu di hadapanya. ia tersenyum sendiri melihat tingkah laku gadis yang sudah menjadi istrinya itu. Gadis itu sesekali terlihat gugup dan merona saat ia kedapatan sedang melirik ke arah Kyuhyun.

Kyuhyun tak pernah menyetujui atau pun menolak perjodohan ini. tak pernah menyetujui karna ia pikir masih ada beberapa kasus-kasus besar dan berbahaya yang belum ia tangani, maka istrinya kelak akan banyak ia tinggalkan bertugas dan mungkin akan menjadi beban pikiran untuknya. Tidak menolak karna kesibukannya yang membuat ia tak punya banyak waktu untuk mencari seorang wanita yang tepat untuk menjadi pendamping dan ia percaya pada keluarganya untuk hal yang satu ini, keluarganya pasti akan memilih gadis yang tepat untuknya.

Tapi bukan berarti selama ini Kyuhyun tak pernah berkencan, tentu saja ia pergi berkencan bahkan lebih dari sekedar ‘berkencan’,tapi itu semua hanya untuk mencari kesenangan semata. Ayolah, ia seorang pria dewasa yang matang, hal seperti wanita dan ‘bercinta’ sudah menjadi hal wajar baginya. Terlebih teman-teman seprofesinya pun mempunyai pemikiran dan prinsip yang sama dengan dirinya.

***

Cho Kyuhyun Pov

‘’Hey.. jaksa Cho, kau memandangi istrimu seolah kau ingin memakannya hidup-hidup.’’ Aku tersenyum mendengar ucapan Changmin sahabat sekaligus teman kantor ku yang datang jauh-jauh dari Seoul bersama beberapa teman lainnya untuk menghadiri pesta pernikahanku.

‘’Tentu saja aku akan ‘memakan’ pengantinku. Tapi itu nanti. Mungin saat malam menjelang.’’ Entah sejak kapan aku suka mengoda pengantinku yang cantik ini. aku suka saat melihat pipinya yang merona. Aku suka saat melihat bulu mata lentiknya yang berkedip dengan lembut saat gugup. Aku suka senyuman manisnya saat membalas godaanku. Aku suka tatapan berbinar di mata cantiknya saat kedapatan sedang melirik ke arahku. Oh astaga, begitu banyak kata suka yang aku lontarkan untuk pengantinku ini.

Oh Nara gadis belia yang keluarga besarku persunting untuk diri ku. Aku tak pernah melihat dia sebelumnya. Tapi Harabeoji bilang pada ku Nara tinggal di perbatasan desa. Ayahnya hanya seorang awak kapal sedangkan ibunya hanya seorang pedagang ikan di pasar lelang.

Ia gadis yang cantik dan anggun. Halmeoni bilang usianya baru menginjak delapan belas tahun, terpaut dua belas tahun dengan diriku. Dan entah ini sebuah sanjungan bagiku atau bukan karna Halmeoni bilang Nara adalah kembang desa di Yeodong-ri, banyak keluarga yang ingin mempersunting Nara untuk menjadi menantu. Jika Halmeoni tidak segera mempersunting Nara mungkin saja saat ini pengantinku itu sudah menjadi milik orang lain. Aku harus berterimakasih pada Halmeoni untuk yang satu ini.

***

Sepasang pengantin baru itu berjalan menjauhi keramaian pesta. Mereka memilih mengelilingi taman belakang di rumah tradisional megah milik keluarga Cho. Kyuhyun berjalan memimpin sedangkan Nara berjalan di belakang sambil terus menunduk. Hanbok pengantinya sudah ia ganti dengan hanbok biasa, tapi tak kalah cantik dengan hanbok pengantinnya tadi. Sedangkan Kyuhyun hanya memakai kemeja putih dengan lengan yang di gulung hingga siku dan celana kain berwarna abu. Sangat tampan dan melumpuhkan hati, itulah yang membuat Nara gugup dan memilih untuk diam saat melihat sosok Kyuhyun di hadapanya.

‘’sudah lama aku tak menghirup udara segar di Yeodong-ri.’’ Kyuhyun berhenti melangkah sambil merentangkan tangannya ke udara dan menutup matanya menikmati udara segar sore hari di desa Yeodong-ri. Nara hanya bisa tersenyum simpul melihat Kyuhyun.

‘’Nara.’’

‘’Nde?.’’ Suara Nara sangat lembut sangat pas dengan wajahnya yang cantik dan pembawaannya yang anggun, pikir kyuhyun.

‘’Kemarilah.’’ Kyuhyun tersenyum hangat pada Nara sambil mengulurkan tanganya membawa Nara untuk mendekat padanya. Nara menyambut uluran tangan Kyuhyun dengan malu-malu. Saat tangan keduanya saling berpautan untuk pertama kali, mereka tersentak dengan perasaan mereka masing masing.

Jantung Kyuhyun berdegup dengan kencang sementara darahnya berdesir tak tentu, pikirannya tak fokus. Ia sendiri tak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya. Hanya dengan berpautan tangan saja sudah seperti ini dampak pada tubuh dan system kerja jantungnya. Ayolah, Kyuhyun pernah melakukan lebih dari ini dengan beberapa wanita, tapi mengapa dengan Nara ia merasakan perasaan yang berbeda. Sungguh luar biasa bukan dampak pengantin cantiknya ini.

Sedangkan Nara semakin menunduk tersipu menutupi semburat rona merah padam yang menghiasi kedua pipi putih mulusnya. Lututnya lemas saat Kyuhyun semakin mengengam erat telapak tangannya dan sesekali mengelus lembut jemari lentiknya. Ini pertama kalinya ia bersentuhan langsung dengan seorang pria, kecuali ayahnya.

‘’Aku ingin berjalan seperti ini.’’ kyuhyun kembali melangkah sambil terus mengengam erat tangan Nara. Kyuhyun tersenyum geli saat jemari letik Nara gemetar saat di sentuhnya, terlihat sekali bahwa ia sangat gugup.

‘’Kau suka?.’’

‘’Nde.’’

‘’Apa kau tau siapa aku?.’’ Nara harus mendongkakan kepalanya saat melihat wajah Kyuhyun yang berada di sampingnya. Perbedaan tinggi badan yang sangat mencolok, Nara hanya sebatas bahu tegak Kyuhyun.

‘’Nde.’’

‘’Lalu apa kau tau perkerjaan ku?.’’

‘’Nde.’’

‘’Nara bisakah kau berbicara dengan lebih banyak kata denganku?.’’ Kyuhyun kembali menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Nara. Nara mengerejabkan matanya saat jarak yang tipis diantara mereka. Kyuhyun semakin mengikis jarak diantara mereka yang membuat Nara semakin kesulitan mengambil nafas.

‘’Kau tau, suara mu sangat lembut. Aku suka itu.’’ kyuhyun sudah mengikis habis jarak diantara mereka. Kyuhyun bisa mendengar dengan jelas suara degub jantung Nara yang tak beraturan dan jangan lupakan hembusan nafas Nara yang seolah kehabisan oksigen, dan itu membuat Kyuhyun berpikiran liar tentang mereka. Kyuhyun bisa melihat wajah cantik Nara dengan jelas. Lebih dari cantik, Kyuhyun tidak bisa mengatakan seperti apa lagi kecantikan pengantinya itu.

‘’Nara saat ini kau adalah istriku. Dan begitupun sebaliknya, aku suamimu. Aku ingin kita bisa saling terbuka dalam menjalani hubungan ini, terlepas bahwa kita di jodohkan. Aku hanya ingin menikah sekali semumur hidupku dan kau gadis yang Sang Pencipta kirimkan sebagai pelabuhan terakhirku. Aku tau perasaan cinta itu belum tumbuh di dalam hatiku. Tapi terkadang dalam pernikahan bukan cinta pondasi utama, tapi saling pengertianlah dan saling terbuka satu sama lain pondasi utama itu. Kau mengerti maksudku?.’’

Nara hanya mengangguk. Nara pikir Kyuhyun tak pernah menerima perjodohan ini terlebih dirinya sebagai seorang istri. Tapi setelah mendengar penjelasan kyuhyun tadi ia tak akan ragu lagi dengan pernikahan ini, walupun perasaan cinta belum tumbuh di hati Kyuhyun.

‘’Baguslah jika kau mengerti.’’ Kyuhyun membelai lembut surai hitam Nara yang di simpul dengan cantik di kedua sisinya. Nara tersipu dengan perlakuan Kyuhyun.

Setelah tau bahwa ia akan di jodohkan dengan cucu keluarga Cho, Nara sudah memantapkan hatinya untuk menerima calon suaminya kelak. Walaupun Nara belum pernah melihat sosok Kyuhyun, ia hanya mendengarkan cerita Ayah dan Ibunya tentang sosok Kyuhyun. Dan semenjak itu, Nara mulai jatuh cinta pada Kyuhyun. Mungkin terdengar konyol dan tak masuk akal. Tapi itulah yang Nara rasakan. Hatinya selalu berdetak tak beraturan saat orang tuanya menceritakan tentang Kyuhyun. Pipinya akan merona jika orang-orang di sekitarnya menyebut nama Cho Kyuhyun.

Dan saat untuk pertama kalinya Nara menatap langsung sosok yang ia damba selama ini , seketika tubuhnya lemas tak berdaya. Ini lebih dari yang ia pikirkan. Sosok itu begitu mempesona hanya dengan sekali melihat. Cho Kyuhyun, sangat ‘mematikan’.

SREKKK

‘’CHO KYUHYUN!! INI DARURAT!!.’’ Kyuhyun dan Nara terlonjak kaget saat melihat Changmin dan Donghae berlari terengah-engah dan akhirnya terjatuh di atas rerumputan.

‘’Ada apa dengan kalian?.’’

‘’Kita harus segera kembali ke Seoul.’’ Dengan susah payah Donghae berbicara sambil mengatur nafas nya yang masih tersengal.

‘’Nde?.’’ Kyuhyun memekik bingung di tempat.

‘’Itu tidak mungkin.’’ Kyuhyun melirik ke arah Nara yang memandang bingung kedua pria yang masih mengatur nafas di hadapanya. lalu tatapan mereka kembali bertemu. Dan Nara kembali tersipu malu.

‘’Kita harus pergi!!.’’ Kali ini Changmin yang berbicara.

‘’Tidak bisa.’’

‘’KANTOR KEJAKSAAN GANGNAM DI TEROR BOM SAAT INI CHO KYUHYUN!!.’’ Akhirnya Changmin berteriak yang mulai kesal pada Kyuhyun.

‘’APA? MENGAPA TAK MENGATAKANYA SEDARI TADI.’’ Dengan secepat kilat Kyuhyun menghempaskan tautan tanganya pada Nara dan pergi berlari kearah bangunan utama rumah keluarga Cho. Nara tersentak dengan kepergian Kyuhyun.

‘’Astaga! Lihat bahkan ia melupakan kita dan pengantinnya.’’ Changmin mendengus sebal lalu mulai bangkit dari duduknya dan tak lupa membantu Donghae untuk bangkit.

‘’Oh.. hemm Kyuhyun memang seperti itu jika sudah menyangkut perkerjaan.’’ Donghae menyadari tatapan sendu Nara saat melihat kepergian Kyuhyun. Donghae mengaruk kepalanya bingung untuk memberikan penjelasan seperti apa pada Nara.

‘’Ayo pengantin baru, kita susul Suamimu itu.’’ dengan senyum lembut Donghae mengajak Nara untuk meingikuti langkahnya.

***

Nara hanya menunduk di sofa ruangan keluarga milik keluarga Cho. Ia tak berani melirik atau membuka suara walaupun saat ini ialah yang menjadi topik pembahasan keluarga besar itu. Lagipula ia baru menjadi anggota keluarga ini. Nara merasa tak memiliki hak apapun untuk itu.

‘’Kau tak boleh pergi, Nak.’’ Cho Hanna sedari tadi tak henti-hentinya mencegah kepergian putranya tersebut.

‘’Tapi eomma tugas besar sedang menantiku.’’ Kyuhyun tetap teguh dengan keputusanya untuk pergi ke Seoul sore itu.

‘’Tapi pesta pernikahmu bahkan belum selesai.’’ Hanna menatap sendu menantunya yang sedari tadi hanya menunduk. Sedangkan para teutua lainnya hanya duduk terdiam, mereka sudah tau pasti akan seperti ini jadinya, cucu dan anak mereka itu memang sudah terkena penyakit working holic kronis. Sekuat apapun mereka mencegah bocah pembangkang itu maka hasilnya akan sama saja.

‘’Eomma aku berjanji akan kembali dengan cepat.’’ Kyuhyun mulai menarik koper pakaiannya. Tapi gerakan Kyuhyun terhenti saat menyadari ada Nara di sana. Ia mengusap wajahnya dengan gusar. Ia tau akan seperti ini jadinya, menikah dan memiliki tanggung jawab baru hanya akan menjadi beban untuknya.

‘’Nara…’’ panggil Kyuhyun dengan lembut. Nara mengangkat kepalanyanya yang sedari tadi menunduk.

‘’bisa kau bawakan koperku ini.’’ semua orang di sana tersentak saat mendengar ucapan Kyuhyun. Mereka semua tau Kyuhyun pria gila kerja bahkan gila kasus. Tapi mereka tak pernah mengira bahwa Kyuhyun tetap menjadikan perkerjaanya prioritas utama ketibang gadis yang sudah resmi menjadi istrinya.

Dengan pelan Nara menghampri Kyuhyun dan mengengam koper milik Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum sambil merangkul dengan lembut pundak mungil Nara. Mereka berjalan beriringan menuju pintu utama. Para tamu udangan sudah meninggalkan kediaman keluarga Cho walaupun sebenarnya pesta belum selesai.

‘’kau tau, kau sudah melaukan tugas pertama mu sebagai seorang istri dengan baik.’’ Ucap Kyuhyun saat sampai di depan mobil miliknya. Nara terus saja menunduk tapi bukan tertunduk karena merona seperti biasanya, kali ini ia menunduk untuk menutupi kesedihan yang ia rasakan. Bagaimana tidak, ia akan di tinggal pergi oleh suami yang baru memperistrinya beberapa jam yang lalu. Terbesit harapan muncul di angan Nara, Kyuhyun akan membawanya ikut bersama ke Seoul. Tapi ia rasa itu tak akan mungkin.

‘’Nara.’’ Panggil Kyuhyun kembali sambil menyentuh dagu Nara. Dengan enggan Nara mengangkat kepalanya menatap Kyuhyun dalam.

‘’kau mengerti posisiku, bukan?.’’ Nara mengangguk. Kyuhyun menurunkan tangannya dan berakhir di pundak kecil Nara. Ia mengelusnya lembut.

‘’jadi apa kau melepaskan aku untuk pergi bertugas?.’’ Nara mengangguk dengan enggan. Tapi kemudian ia tersenyum lembut memberi keyakinan untuk Kyuhyun.

‘’pergilah, aku tak apa.’’ Kyuhyun menghela nafas lega mendengar ucapan Nara. Tapi, walaupun Nara mencegahnya ia akan tetap pergi. Ia mengusap pipi Nara lembut lalu mengelus rambut Nara dengan sayang.

‘’tunggu aku, tunggu aku di dermaga pelabuhan.’’ Kyuhyun berucap untuk menenangkan Nara, walaupun ia tak tau pasti kapan ia akan kembali ke Yeodong-ri.

‘’aku pergi.’’

‘’tunggu aku, pengantinku.’’ Kyuhyun mengecup dahi Nara yang tertutupi poni sebelum ia memasuki mobil dan mulai pergi meningalkan halaman rumah megah milik keluarga Cho. Sedangkan Nara hanya bisa memandang kepergian Kyuhyun dengan tatapan sendu sambil meremas rok hanbok yang ia kenakan.

***

Dua tahun kemudian…

Semenjak hari itu, tak pernah ada kabar dari Cho Kyuhyun. Ia seolah hilang di telan bumi. Bahkan keluarganya pun tak pernah ada yang di beri kabar tentang pria itu. Cho Kyuhyun memang seperti itu jika sudah di sibukan dengan perkerjaan dan kasus. Ia lupa segalanya bahkan ia lupa bahwa saat ini ia meninggalkan seorang gadis yang sudah resmi menjadi istrinya.

Semenjak resmi menjadi istri Cho Kyuhyun tentu saja Nara sudah menjadi bagian dari keluarga besar Cho. Dan sudah menjadi aturan di kelurga Cho, bahwa seorang istri harus tinggal di kediaman keluarga suaminya.

Nara benar-benar menantu idaman. Gadis itu benar-benar patuh akan aturan yang di buat turun temurun di keluarga Cho, walaupun suami tak berada di sisinya Nara tetap menjadi istri yang berbakti pada suami dengan menuruti semua aturan keluarga Cho.

Dan selama dua tahun lamanya, setiap langit senja mulai menyapa Nara akan menunggu kedatangan suaminya di dermaga pelabuhan. Masih terngiang dengan jelas di ingatan Nara saat Kyuhyun menyuruhnya menunggu kepulangan Kyuhyun di dermaga pelabuhan.

Tak peduli hari yang terus berganti, langit senja yang di gantikan gulitanya malam hari, saat dingin nya salju di musim dingin menyapa tubuh mungilnya, saat indahnya musim semi yang menghangatkan kesepianya, hujan yang membasahi tubuhnya, panas yang menantang pertahannanya. Nara tetap dengan setia menunggu Kyuhyun di dermaga pelabuhan.

Suamiku pasti datang malam ini.’ Nara selalu membalas dengan senyum saat orang-orang menyuruhnya untuk menyerah menunggu Kyuhyun. Keluarga Cho pun tidak bisa mencegah tindakan menantu kesayangan mereka itu. karna mereka juga memiliki keyakinan yang sama dengan Nara, bahwa Kyuhyun pasti kembali.

Nara kembali tersenyum lembut menenangkan diri saat kapal terakhir yang berlabuh kembali meraungi perairan. Suaminya tak datang lagi malam ini. Nara berjalan dengan meringis saat kakinya kebas dan kesemutan karna terlalu lama berdiri menunggu Kyuhyun. Nara mengangkat rok hanboknya, di dudukan tubuhnya pada kayu di pingiran dermaga. Ia memuku-mukul kakinya yang kebas dan kesemutan itu.

Setiap hari Nara selalu mengenakan hanbok di setiap aktivitasnya. Bukan karna hanbok adalah pakaian kesukaannya atau hanya hanbok yang ia punya. Tapi karna di peraturan keluarga Cho bahwa seorang istri baru boleh menanggalkan hanboknya saat sang suami sudah mengaulinya. Tentu saja Nara belum di perbolehkan menanggalkan hanbok-nya.

Setelah di rasa kakinya mulai membaik Nara bangkit dari duduknya. Lalu berjalan meninggalkan dermaga yang indah di temani kicauan burung di tengah lautan dan sinar indah matahari terbenam.

***

Dengan tatapan fokus pada layar yang sedang menampilkan rekam-rekam CCTV pria itu tidak mempedulikan malam yang kian larut. Sesekali pria itu menguap saat kantuk mulai menyerangnya.

‘’Sialan.’’ Pria itu mengerutu saat cup kopi miliknya sudah kosong. Itu adalah gelas ke lima untuk malam ini bagi Cho Kyuhyun.

Malam ini ia kembali lembur. Padahal teman-temannya menyuruhnya untuk beristirahat atau mungkin ikut bersenang-senang bersama mereka. Sebenarnya Kyuhyun ingin pergi bersenang-senang, sekedar untuk menghilangkan penat setelah seharian berkerja. Seminggu yang lalu terakhir kali ia bersenang-senang bersama teman-teman dan beberapa teman ‘kencan’. Tapi perkerjaan dan kasus yang masih belum bisa ia pecahkan membuat Kyuhyun harus mengurungkan niatnya.

Kyuhyun berjalan keluar dari ruangan CCTV. Ia berjalan sambil terus menguap dan mengusap tengkuknya yang terasa mulai pegal dan mati rasa. Ia membuka pintu dapur kantor dan berjalan menghampiri mesin kopi. Ia memilih kopi hitam tanpa gula kali ini. rasa pahit dari kopi sedikit membuatnya lebih segar. Kyuhyun berjalan kearah kaca besar di dapur kantor dengan cup kopi yang masih mengepul.

Kyuhyun memandang kerlap-kerlip keindahan malam di kota Seoul. Di tiup kopi di dalam cupnya lalu menyeruputnya dengan penuh hikmat. Setidaknya aroma khas kopi cukup membuat tubuh dan pikirannya rileks.

Dengan tatapan kosong Kyuhyun memandang keluar jendela. Ia sedang berpikir saat ini. berpikir sambil mencoba memecahkan kasus terakhirnya yang selama dua tahun ini membuatnya harus berkerja lebih ekstra. Sesekali dahinya mengreyit saat ia mulai menemukan sedikit titik terang.

Kasus kali ini sungguh membuat Kyuhyun dan timnya harus berkerja keras. Kasus kali ini bak sebuah efek domino yang tak henti-hentinya saling menjatuhkan. Saat tersangka satu sudah di ringkus maka akan di temukan kembali tersangka lainya. Ini adalah kasus terbesar di Korea bahkan kasus ini sempat akan di tutup oleh pemerintah Korea, tapi Kyuhyun dan tim dari kepolisian tetap teguh akan menyelesaikan kasus ini hingga ke akarnya.

Kasus perderan Narkoba lalu penyelundupan senjata illegal, penjualan manusia, korupsi para pemimpin bahkan pembunuhan tercampur menjadi satu di kasus ini. bahkan selama dua tahun ini Kyuhyun dan tim sudah meringkus beberapa orang penting di Korea yang terbukti ikut andil dalam kasus besar-besaran ini.

Kyuhyun tersentak dari lamunannya saat pencerahan datang pada dirinya.

‘’Sialan! Kenapa aku tidak menyadari ini sejak awal.’’ Tak peduli dengan kopinya yang masih utuh kyuhyun membuangnya ke sembarang arah lalu dengan tergesa ia berlari menuju ruangan CCTV. Rasa kantuk dan lelah yang tadi ia rasa hilang seketika.

‘’SHIM CHANGMIN. LEE DONGHAE. LEE JONGHYUN. CHOI MINHO. AKU SUDAH MENEMUKAN DALANG DI BALIK KASUS YANG MEMBUDAKI KITA SELAMA INI. DATANG KE MARKAS SEKARANG JUGA.’’ Kyuhyun berteriak lantang pada sebuah alat komunikasi yang ia dan tim gunakan selama penyelidikan kasus ini.

***

Kyuhyun pov

‘’Astaga aku tak mungkin sebodoh ini, kan??.’’ Minho terus saja berceloteh tak penting di belakangku. Saat ini kami semua sudah berkumpul di ruang CCTV.

‘’Aku tak menyangka bahwa ia dalang dari semua ini.’’ kali ini Donghae yang membuka suara.

‘’Kau sudah hubungi Hyukjae untuk menyiapkan pengeledahan malam ini?.’’ Jonghyun berbicara sambil memutar ulang rekaman CCTV di hadapan kami.

‘’Dia sudah menyiapkan semuanya.’’ Changmin bangkit dari duduknya membuka laptop dan mengutak-atiknya.

‘’Apa kita harus kembali ke strategi awal?.’’ Tanya ku pada mereka.

‘’Aku rasa, mereka sudah membaca strategi kita itu.’’ Donghae berjalan kearah gulungan sketsa denah sebuah pabrik otomotif yang sudah terbengkalai. Dan kemudian kami semua berkumpul mendengarkan strategi Donghae dengan seksama. Setelah di rasa cukup mengerti dengan pengarahan Donghae kami segera bersiap dengan tugas masing-masing.

Aku bergegas mengganti pakaian kantorku dengan pakaian yang lebih baik untuk melakukan pertumpahan darah. Saat hendak membuka kancing terakhir kemejaku mata ku sempat terfokus pada sebuah benda berkilau yang melingkari jari manis ku.

Tunggu aku, pengantinku.’ Seketika aku tersentak dengan kilasan memori dua tahun silam. Oh astaga selama itukah aku meninggalkanya. Sekarang hati dan pikiranku mulai tak sinkron. Aku langsung menepis jauh-jauh ingatan dua tahun lalu.

‘’Tidak. Bukan saatnya untuk memikirkannya.’’ Tolakku saat pikiran liar itu mulai memenuhi pikiranku.

‘’Ini hanya akan menjadi beban pikiranku.’’ Aku melepas cincin pernikahan ku itu lalu menyimpannya sembarangan tempat. Dan dengan segera aku membuka lemari pakaianku lalu menganti pakaianku secepat kilat.

***

’Mangsa mulai memasuki perangkap.’’ Aku hanya menganggukan kepala ku memberi isyarat pada Changmin di bawah sana yang sedang berjalan beriringan dengan Mentri pertahanan. Rasanya aku ingin melepaskan peluruku saat ini juga saat melihat tua bangka itu. ternyata selama ini pria itu dalang di balik kasus besar-besaran yang membuat aku hampir prustasi di buatnya. Pantas saja tua bangka itu selalu menghalangi setiap jalan kami untuk melakukan beberapa pengeledahan dan penyelidikan. Dari awal aku memang sudah curiga pasti ada orang yang sangat berepengaruh di balik kasus besar ini.

’Ada penyelundup lain. Di tempat ini.’’ kali ini suara Minho yang terdengar dari alat pendengar yang terpasang di telinga kami, Minho bertugas melacak GPS di tempat ini.

’Kau benar, aku melihat beberapa orang bersenjata mendekat ke dalam pabrik.’’ Donghae ikut menimpali. Kami sepakat menempatkan Donghae di pintu gerbang utama pabirk ini.

‘’Cepat hubungi Hyukjae untuk segera mengepung tempat ini.’’ aku melirik kearah Jonghyun yang berada di atap pabrik sebelah utara. Aku menganggukan kepalaku memberi isyarat pada Jonghyun. Dan dengan secepat kilat Jonghyun berlari sambil membawa senjata laras panjangnya kearah selatan pabrik.

***

‘’Sebenarnya ada apa anak muda, mengapa kau kembali membawaku ke tempat ini?.’’ pria tua yang sudah sepuluh tahun menjabat sebagai mentri pertahanan itu bertanya pada Changmin.

‘’Ikuti saja tuan Cha.’’ Rasa Changmin ingin segera menembak tua Bangka di sampingnya ini mengingat pria tua itu sudah membodohinya habis-habisan.

‘’Kalian masih meyelidiki kasus ini? sudah aku katakan untuk menutupi saja kasus ini. kalian anak-anak muda yang tak becus untuk menangani kasus ini.’’

‘’BERENGSEK!!’’

DUARR

DUARR

DUARR

Changmin yang muali kesal dan tidak bisa lagi menutup-nutupi emosinya akhirnya menembakan ke udara peluru dari pistol yang sedari tadi ia sembunyikan di balik jaket kulitnya. Pria tua itu terdiam di tempat tapi tak lama pria itu menyeringai menganggap bodoh tindakan ceroboh Changmin.

Dan tak lama Changmin mulai kelabakan saat melihat orang-orang berseragam hitam lengkap dengan senjata api mengepung dirinya.

‘’Kau pikir aku ini si tua bangka yang tak berguna?.’’ Pria tua itu menyeringai kejam pada Changmin.

‘’Dan kau pikir aku takut.’’ tantang Changmin dengan tatapan sengit. Tawa mengejek Cha Joongwo mengelegar dan itu semakin membuat Changmin muak dan rasanya ingin melparkan geranat kedalam mulut besar pria tua yang sedang tertawa lebar itu.

‘’Kita lihat saja, sejauh mana kau mempertahankan kepercayaan dirimu. Shim Changmin. Habisi dia!.’’ Tawa pria itu berehnti seketika dan raut wajahnya berganti menjadi sorot mata tajam mengerikan. Printah pria tua itu pada seluruh pria berpakaian hitam lengkap senjata apinya. Pria itu menyeringai puas saat melihat Changmin kelabakan di tempatnya. Tapi seringai pria itu pudar seketika saat para pria pemegang senjata itu berbalik mengarahkan senjata ke arahnya.

‘’Apa yang kalian lakukan?.’’ Pria tua itu mati kutu saat menyadari bahwa ia sedang di jebak.

‘’Kau tua bangka yang bodoh. Cha Jongwo.’’ Kyuhyun muncul dari sudut gelap di ikuti para anak buah pria tua itu yang telah di seret oleh para polisi. Dan seketika puluhan anggota kepolisian segera mengepung seluruh penjuru pabrik dengan mengacungkan senjata laras panjangnya.

‘’Sialan.’’ Desis pria itu dan dengan cepat mengeluarkan senjata dari balik jas mahalnya.

‘’Kau pikir aku takut?.’’ tantang Kyuhyun tak mau kalah mengarahkan senjatanya.

‘’KYUHYUN! KAU GILA!.’’ Changmin berteriak pada Kyuhyun saat melihat tindakan bodoh Kyuhyun.

‘’Kau akan lihat hal yang lebih gila dari ini Shim Changmin.’’ Kyuhyun menyeringai memandang remeh pada pria tua di hadapanya.

‘’Kalian terlalu banyak tingkah anak muda.’’

DUARRR

DUARR

DUARR

****

‘’SUAMIKU!!!!!!’’

Nara terbangun dari tidurnya. Nafasnya tersengal, keringat dingin mulai membanjiri seluruh tubuhnya.

CKLEK

Seketika ruangan kamarnya menjadi terang. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia hampir menangis saat mengingat kilasan mimpi buruk tentang suaminya.

‘’Nara.’’ Hanna menghampiri menantunya yang masih terlihat ketakutan di atas kasur lipat.

‘’Eommoni.’’ Nara langsung menghambur dalam pelukan Hanna.

‘’Jangan takut, sayang. Eomma bersamamu.’’ Nara akhirnya terisak dalam pelukan Hanna. Tubuh Nara bergetar hebat. Sungguh Hanna merasa sedih melihat menantu kesayanganya ini. Putranya dengan kejam meninggalkan Nara sendirian tanpa kepastian. Nara seperti sekor burung merpati yang terperangkap dalam sangkar.

‘’Besok eomma akan meninta izin pada harabeoji untuk mengizinkan mu tinggal bersama orang tuamu untuk beberapa waktu.’’ Nara mengangguk tanpa mau melepaskan pelukan ibu mertuanya itu.

‘’Eomma akan menemanimu tidur.’’ Hanna tersenyum sambil mengusap dengan lembut lelehan air mata yang membasahi wajah cantik milik menantunya ini. putranya harus membayar mahal air mata menantunnya ini nanti.

***

‘’Selain memiliki pabrik senjata illegal, Cha JoongWo terbukti sebagai penyuntik dana terbesar dalam proses produksi minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang, sebagai seorang Mentri she___.’’

‘’Apa kau memiliki bukti atas semua kelakar mu itu Jaksa Cho.’’ Pengecara Cha JoongWo memandang remeh Kyuhyun yang sedang bersaksi di depan hakim agung dan para saksi lainnya di dalam pengadilan pusat.

‘’Tentu saja pengecara Yoo, seorang Jaksa tak mungkin berkelakar tanpa adanya bukti.’’ Kyuhyun yang mengenakan toga hitam dengan garis merah marun di bagian depan menyeringai kearah pengacara Yoo, pengecara yang selalu menjadi lawan sengitnya di setiap persidangan. Kyuhyun memberikan isyarat pada asistennya, kemudian asitennya memberikan sebuah tipe record pada Kyuhyun.

Kyuhyun berjalan kearah Hakim Agung, membungkuk memberi hormat sebelum menyalakan tipe record itu.

’Bisnis ini akan sangat mengiurkan, Tuan Jang.’’

‘’Tapi apakah ini tidak terlalu bahaya Tuan Cha? Bagaimana jika orang pusat mengetahui ini?.’’

CLICK

Kyuhyun mempause rekaman tersebut. Lalu kembali berjalan kearah podium utama.

‘’Ini adalah suara Tuan Jang Il Man. Mentri perlautan yang kita ringkus beberapa waktu lalu saat ia hendak memantau bisnis illegal mereka.’’

Kyuhyun menyeringai kearah Pengecara Yoo yang sedang menatapnya muak, dan Kyuhyun melirik kearah Cha JoongWo yang sedang duduk gelisah di Kursi pesakitan.

Kyuhyun Kembali menyalakan Tipe Record dan kembali menjelsakan dan menyusut bagian-bagian dari rekaman itu dengan teliti dan akurat. Suasana ruang siding itu semakin memanas takala pengecara Yoo tetap membela Kliennya.

‘’Dan ini adalah bukti-bukti asset kepemilikan Tuan Jang.’’ Kyuhyun mengangkat sebuah map dokumen di depan para saksi.

‘’Sebagaiman yang kita tau, gaji seorang Mentri selama dua periode aneh rasanya jika dapat membeli sebuah pulau di Maladewa, Jet Pribadi, . Sedangkan yang kita tau bahwa selama ini media hanya menyorot bisnis restoran mewah yang di rintis oleh Tuan Jang dan Istri. Jadi apakah semua bukti ini belum begitu jelas?.’’ Tanya Kyuhyun dengan nada menghina pada pengacara Yoo. Dan kembali menujukan asset-asset milik terdakwa yang membuat semua orang di dalam sana membelalakan matanya tak percaya terlebih dengan jumlah nominal dolar yang di ubah kedalam won.

Persidangan terjadi sangat panjang dan sengit, wajar sebuah kasus besar yang sedang di tangani. Hakim Agung pun sedang mempertimbangkan vonis akhir untuk Tuan Cha JoongWo serta beberapa nama yang ikut terseret atas kasus ini.

‘’Mengacu pada semua bukti dan saksi yang ada, dengan ini saya memutuskan Saudara Cha JoongWo, lima puluh Sembilan tahun, terbukti bersalah dan akan menjalakan hukuman seumur hidup.’’

TOK

TOK

TOK

Cha JoongWo menunduk lemah saat mendengar Vonis Hakim padanya. Terdengar tangisan anak dan istrinya semakin membuatnya tak berdaya. Kyuhyun tersenyum miris, ini lah yang paling ia tak suka perasaan iba selalu muncul takala ia dapat menjatuhkan lawannya. Tapi bagaimanapun dia harus memberantas kejahatan dan membela kebenaran.

Palu hakim pun sudah di ketuk, mendadak suasana menjadi riuh. Para awak media terus membidik gambar Cha JoongWo sambil melontarkan banyak pertanyaan.

Kyuhyun terus berjalan keluar ruang persidangan. Membuka toga yang ia kenakan, memberikanya pada asisten dan menganti toganya tadi dengan Jas biru dongker yang sangat pas di padukan dengan kemeja biru muda yang ia kenakan.

‘’ Wow!! Kau sangat memukau…’’ Changmin langsung membombardir Kyuhyun dengan pujian. Kyuhyun hanya tersenyum malas sambil terus berjalan beriringan dengan Changmin menuju parkiran.

‘’JACK PUB.’’

‘’Yeahhh kita bersenang-sengan dengan yang lain.’’

Mereka memasuki mobil mewah masing-masing menuju tempat mereka bersenang-senang bersama yang lain untuk merayakan keberhasilan mereka.

***

 

Gelak tawa terdengar di sebuah meja di dalam Pub mewah yang di tempati oleh para pria tampan dan di temani beberapa wanita cantik dan sexy. Pria-pria itu sedang merayakan keberhasilan mereka dalam menyelesaikan kasus besar yang selama ini menjadi beban pikiran mereka.

‘’Kau tau aku hampir mati berdiri saat melihat tua bangka itu melayangkan senjata pada Kyuhyun.’’ Changmin berseru sambil menyeruput cairan berwarna keemasan dari gelasnya.

‘’Kau benar. Aku kira Kyuhyun akan mati di usia muda.’’

‘’Untung saja Hyukjae dan Donghae sudah menukar senjata tua bangka itu dengan pistol mainan. Astaga perutku rasanya sakit saat mendengar suara pistol mainan itu.’’ semuanya kembali tertawa sedangkan Kyuhyun hanya tersenyum miring sambil memainkan cairan berwarna keemasan di dalam gelasnya. Pikiranya melayang entah kemana.

‘’Aku tak menyangka pria tua itu melakukan semua hal nista seperti ini hanya untuk sebuah jabatan.’’

‘’Hmm kau benar. Aku dengar setelah di selidiki pria itu pun mempunyai beberapa asset kekayaan yang tak jelas dari mana asalnya.’’

‘’Kalian seharusnya ikut ke ruang persidangan dan melihat Kyuhyun menjatuhkan tua Bangka itu dengan serangan bertubui-tubi.’’ Changmin berbicara dengan semangat sambil memasukan potongan besar buah melon kedalam mulutnya.

‘’Sudahlah yang terpenting tugas kita sudah selesai.’’

‘’Kau benar. Eoh mentri peradilan bilang kita di beri liburan geratis dan hebatnya lagi kita bisa bebas memilih tempat berlibur yang kita inginkan.’’ Pria-pria tampan dan hebat itu kembali bersorak kegirangan dan kali ini mereka mulai berceloteh seperti anak kecil saat membicarakan destinasi tempat berlibur yang mereka tuju. Tak kecuali dengan Kyuhyun, pria itu masih melamun dengan pikirannya.

‘’ada apa dengannya?.’’ Tanya wanita yang sangat cantik dan sexy kepada Jonghyun.

‘’Huh?.’’ Jonghyun mengarahkan pandangnya pada Kyuhyun yang hanya terdiam sambil menatap kosong gelas yang berisikan wine di hadapannya. Sesekali Kyuhyun mengehmbuskan nafasnya lemah.

‘’Padahal aku menyetujui ajakan kalian untuk ikut bergabung karna pria itu.’’ wanita sexy itu mendengus sambil merajuk pada Jonghyun. Jonghyun hanya terkekeh mendengarnya.

‘’Kau mentertawakanku? Padahal sebuah kebanggan untukku karna Kyuhyun mau ‘berkencan’ dengan ku lebih dari satu malam. Kau tau wanita-wanita lain sangat iri padaku. Kyuhyun sangat perkasa dan memabukan di atas ranjang, sangat sayang untuk di lewatkan.’’ Wanita itu menatap Jonghyun dengan sebal.

‘’Aku rasa, malam-malam berikutnya Kyuhyun tak akan menemuimu lagi, Hyori.’’ Jonghyun mulai mengoda wanita sexy itu.

‘’APA??kenapa? Apa dia sudah menemukan teman ‘kencan’ yang lebih menarik dari diriku? Siapa? Siapa wanita itu?.’’ Hyori mulai kalang kabut.

‘’Hmm.’’

‘’Apa dia lebih cantik dariku? Apa dia lebih menarik dari ku? Apa aku kalah sexy dari wanita itu??.’’

‘’Haha kau ini lucu sekali, Jang Hyori.’’ Jonghyun bangkit dari duduknya meninggalkan Hyori yang masih berceloteh sambil menambal wajahnya dengan make up. Jonghyun berjalan menghampiri Kyuhyun.

‘’Pulanglah, kau harus ingat, pengantinmu masih menunggumu.’’ Jonghyun yang semenjak tadi mulai menyadari kegelisahan Kyuhyun akhirnya mencoba memberi solusi. Kyuhyun tersentak dengan ucapan Jonghyun. Mungkinkah pengantinnya masih setia menunggu?.

‘’Kau ini bicara apa.’’ Dengan enggan Kyuhyun menuangkan kembali wine kedalam gelasnya lalu meneguknya tanpa sisa. Jelas sekali Kyuhyun mencoba mengalihkan pembicaraan.

‘’Kau tak perlu menutupi perasaanmu. Aku tau apa yang kau pikirkan.’’ Jonghyun hanya tersenyum simpul melihat kelakuan Kyuhyun yang mengelikan menurutnya.

‘’Hyun..’’

‘’Nde.’’

‘’Apa ia masih menungguku?.’’ Kyuhyun berbicara dengan lirih sambil mengusap kasar wajahnya.

***

Nara pov

‘’Suamiku, jangan biarakan putri kita kembali kekediaman keluarga Cho. Purti kita sangat menderita, di tinggalkan suami di hari pernikahannya selama dua tahun tanpa kabar sama sekali. apa kau tak tega melihatnya. Terlebih apa kata warga desa selama ini yang terus mengunjing putri kita.’’ Aku mendengar isakan eomma dari balik pintu kamarku. Sudah seminggu aku berkunjung ke rumah orang tuaku. Selain melepas rindu pada keluargaku aku juga ingin menenangkan diri di tempat ini.

‘’Sayang, sudah sepantasnya Nara melakukan itu untuk suaminya. Kau harus yakin seperti Nara bahwa menantu kita pasti akan kembali lagi.’’ Appa mencoba memberi penjelasan pada eomma. Entah mengapa air mataku seketika berlinang membasahi pipi.

Semua orang meragukan kepulangan suamiku. Mereka bilang suamiku tak menginginkan pernikahan ini oleh karna itu dia pergi, suamiku tak menginginkan gadis sepertiku untuk menjadi istrinya, suamiku mungkin mencintai dan menikahi gadis lain di Seoul, dan yang membuatku sedih dan ketakutan mereka juga mengatakan bahwa suamiku mungkin sudah meninggal karna tergulung ombak saat pergi menyebrangi lautan malam itu.

Tidak.. itu tidak mungkin. Mereka semua salah, suamiku akan kembali.. suamiku baik-baik saja.. suamiku masih hidup aku sangat yakin dengan ini. walaupun sempat meragu, apa benar suamiku tak menginginkan aku dan pernikahan ini. Oh Nara bodoh! Makiku pada diri sendiri. Bagaimana bisa aku mempercayai perkataan orang lain ketibang janji suamimu yang akan kembali.

***

Aku sedang membersihkan ikan dagangan eomma. Sesekali aku harus mengangkat lengan hanbok ku yang sedikit mengganggu. Aku sedih melihat eomma dan appa yang berkerja keras. Setiap malam appa akan pergi berlayar untuk mencari ikan. Dan saat pagi buta eomma harus berburu ikan tangkapan yang masih segar untuk di jual di pasar lelang. Sebenarnya aku ingin membantu mereka dan berkerja, tapi mereka bilang aku harus segera menikah, biar yang membantu mereka dan berkerja menjadi tugas adikku laki-lakiku , Oh Yo Sub.

Eomma datang sambil membawa satu dirigen ikan. Ia meletakannya di dekatku. Sesekali ia mengelap peluh yang membasahi dahinya dengan handuk kecil.

‘’Hey. Apa kau tak risih dengan pakaian itu?.’’ eomma mengambil botol air minum mineral lalu meneguknya hingga habis.

‘’Tidak.’’ Jawab ku sambil terus membersihkan ikan.

‘’cepat ganti pakaianmu.’’ Eomma berbicara sambil membuang muka kearah lain.

‘’Aku tak apa eomma, ini tak menggangguku.’’ Jawabku Kali ini dengan tersenyum.

‘’Tapi aku yang terganggu. Dengan pakaian seperti itu bukannya membantu malah semakin menyusakanku.’’ Aku tertunduk sepertinya eomma benar-benar kesal kali ini. saat aku edarkan pandanganku ke seluruh penjuru pasar lelang ternyata semua orang sedang memperhatikanku sambil berbisik. Aku kembali menunduk, jadi ini yang membuat eomma bersikap demikian.

‘’Tak usah kau turuti peraturan konyol itu. cepat tanggalkan pakaian itu. gadis lain terlihat bagus saat menggunakanya tapi lihat dirimu, kau terlihat menyedihakan.’’ Kali ini eomma membentak ku. Aku menangis bukan karna eomma membentakku, tapi perkataan eomma memang benar adanya.

‘’sudahlah eomma, kasihan noona.’’ Yosub yang baru datang sambil membawa dua dirigen ikan dengan tergesa menenangkan eomma. Aku semakin terisak saat orang lain kembali berbisik sambil menatap kasihan diriku.

‘’Sakit rasanya hatiku, melihat putri ku di perlakukan seperti ini. menyerah saja kau, Oh Nara. Sampai kapanpun dia tidak akan kembali.’’ Eomma melempar handuk kecil yang sedari tadi ia kalungkan di lerehnya dengan kasar ke atas lapak ikan kami. Lalu setelah itu eomma pergi meninggalkanku yang masih terisak.

‘’Noona, jangan bersedih ne. eomma hanya lelah setelah seharian berkerja.’’ Yosub mencoba menenangkanku.

Aku tau eomma berbicara itu karna eomma sangat menyayangiku dan tak ingin ada yang menyakitiku.

***

Suara burung bangau yang berkicau menghiasi langit senja di atas permukaan laut. Sinar matahari terbenam memantulkan bias cahaya yang indah di atas permukaan air laut. Angin yang berhembus membuat rambut hitam panjang milik Nara yang terurai indah berkibaran. Sesekali Nara membenarkan poni di dahinya yang berantakan terhembus angin. Mata indah milik Nara tak pernah lepas mengamati orang-orang yang turun dari kapal. Sedari tadi ia meremas dengan gugup rok baju hanboknya.

‘’Suamiku akan pulang.’’

Nara terus berguman dan berdoa atas kepulangan suaminya.

‘’Aku mohon jadikan ini penantian terakhirku.’’ Nara mulai terisak, saat kapal sudah mulai kosong dan pelabuhan kembali sepi. Apa suaminya tak datang lagi? Apa yang di katakan orang-orang benar adanya? Apa ia harus menuruti perkataann ibunya untuk menyerah dengan semua ini. Nara akhirnya menangis. Di usap dengan kasar air matanya dengan lengan hanboknya.

‘’Aku tak boleh menyerah.’’ Tubuhnya lelah berdiri terlebih hatinya yang lelah untuk menanti. Dengan berat hati Nara berbalik berjalan sangat pelan sambil menunduk terisak. Tangan kanannya ia gunakan untuk mengusap air mata yang tak berhenti mengalir sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mengangkat rok hanboknya yang sedikit membuat ia kesulitan berjalan.

‘’Pengantinku.’’

DEG

Langkah kaki Nara terhenti. Jantungnya berdegub dengan kencang. Ia sangat mengenali suara berat itu walau hanya sekejap saja ia pernah mendegar suara berat itu dua tahun yang lalu. Dengan perlahan Nara kembali membalikan tubuhnya. Air matanya kembali mengalir bahkan jauh lebih deras. Lututnya lemas seolah bisa meruntuhkan pertahannya detik itu juga. Ia sulit mengatur nafasnya.

Di sana, di ujung dermaga suaminya sedang berdiri dengan senyuman hangat. Rambut lebat milik suaminya berkibar terkena hembusan angin. Wajah tampan milik suaminya semakin terlihat indah saat sinar matahari senja menerpanya wajahnya.

‘’Pengantinku.’’

Sosok tinggi itu berjalan ke arah Nara yang masih terisak di tempatnya dengan senyuman hangat yang tak pernah pudar. Nara mulai berjalan dengan terseok menghampiri suaminya.

‘’Suamiku.’’ Lirih Nara sambil terisak penuh haru. Seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat. Penantiannya sudah berakhir. Suaminya kembali.

‘’Pengantinku.’’ Kyuhyun semakin mendekat. Dan saat jarak mereka semakin dekat kaki Nara semakin lemas dan sulit di gerakan. Dengan cepat Kyuhyun berlari menghampiri tubuh Nara yang mungkin bisa terjatuh jika tak cepat ia menangkap tubuh mungil itu.

Mereka berpelukan melepaskan rindu. Nara semakin terisak dalam rengkuhan tubuh kekar Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun hanya bisa membelai rambut hitam panjang milik Nara. Sesekali ia mengecup puncak kepala Nara dan mengusap punggung Nara yang bergetar hebat.

Ia masih tak percaya ssat menuruni kapal melihat gadis berperawakan mungil dengan hanbok paduan warna pink dan biru muda sedang terisak, dan saat ia teringat dengan perkataannya dulu apakah mungkin itu pengantinya? Sempat meragu tapi akhirnya pikirannya benar. Pengantinya selalu setia menunggu. Sungguh pria itu sangat tersentuh.

Kegusaran hatinya terjawab sudah. Ternyata keputusannya untuk pulang ke Yeodong-ri tak salah. Pengantinnya masih setia menunggu kepulangannya.

‘’Suamiku.’’

‘’Jangan menangis lagi pengantinku.’’

‘’Suamiku.’’

‘’Aku sudah kembali, aku kembali untukmu, pengantinku.’’

Kyuhyun melepas dengan lembut pelukan mereka. Di usap dengan lembut air mata Nara yang membasahi pipi mulusnya. Hatinya tertegun melihat pengantinnya ternyata masih setia menunggunya dan mengingat perintahnya untuk menunggu kepulangannya di dermaga pelabuhan. Hatinya tersentuh melihat penantian Nara.

Ia menyesali perbuataanya. Bahkan ia merasa tak pantas untuk Nara, selama ia pergi beberapa kali ia menghianati janji suci pernikahannya terlebih menghianati istrinya. ia pernah melupakan Nara, ia melupakan istrinya. bahkan ia pernah mengencani beberapa wanita untuk melepas penatnya. Berengsek sekali kau ini Cho Kyuhyun!.

‘’Jangan menangis lagi.’’ Kyuhyun kembali mengusap lelehan air mata istrinya itu. walaupun Nara mengangguk dengan patuh tapi tak membuatnya berhenti untuk menangis .

‘’Aku sudah kembali. Jadi jangan menangis lagi, hmm.?.’’

’Nde.’’ Suara Nara serak karna terlalu banyak menangis. Bahkan kini mata Nara sudah sembab dan memerah.

Mereka kembali berpelukan. Dan kali ini Kyuhyun sedikit mengangkat tubuh mungil Nara karna ia tau pengantinya itu masih terlalu lemas untuk berdiri.

Dalam hatinya Kyuhyun berjanji, akan membahagiakan, melindungi dan mungkin memberikan cinta dan kasih sayang pada istri cantiknya itu. Kyuhyun tak perlu ragu pada gadis belia yang mendaji istrinya itu. Terbukti dengan penantian panjang yang istrinya lakukan cukup untuk Kyuhyun memenjarakan Nara dalam hidupnya, selamanya.

Pelabuhan dan dermaga menjadi saksi perjumpaan mereka. Pelabuhan dan dermaga menjadi saksi penantian panjang Nara.

Tak peduli langit senja yang mulai terganti dengan gulitanya malam. Tak peduli matahari yang sudah terbenam. Tak peduli angin laut yang berhembus menerpa tubuh mereka. Sepasang suami istri itu terus saja bepelukan melepaskan rindu yang sudah lama tak terobati.

***

‘Aku tak tau akan seperti apa hubungan ini nanti.

Aku tak tau akan kah cinta itu tumbuh dalam hati.

Aku tak tau..sungguh aku tak tau..

Tapi yang aku tau..

Aku ingin kau menjadi tawanan hati ini seumur hidup ku.

Pengantinku.’

-Cho Kyuhyun-

END

Maaf kalau ini cerita aneh, feelnya ga dapet, atau alurnya kecepetan, penokohan yang ga tepat, cerita yang ga jelas, tapi aku udah berusaha sebaik mungkin.

Makasih buat readers yang udah sudi membaca atu bahkan memberi komentar yang positive.

Makasih juga buat admin yang udah mau ngepost ff aku.

Makasih banyak semuanya. *bow ^^

15 Comments (+add yours?)

  1. cici
    Mar 17, 2016 @ 16:25:07

    sumpah so sweet skli
    mesti sempat kesel sm kyuhyun

    Reply

  2. sitidiah13
    Mar 17, 2016 @ 19:42:41

    daebakk and sweet banget nara setia banget nungguin kyuhyun balik walaupun dia gak tau kapan kyuhyun bakal balik

    Reply

  3. riskakyuu
    Mar 17, 2016 @ 20:06:11

    Sequel dong… ☺

    Reply

  4. aryanahchoi
    Mar 18, 2016 @ 14:14:36

    terharu q ma perjuangan nara kyu berengsek bgt sich gx mkrin nara mlh pergi ke klub bt cari wanita gue sahlut ma nara

    Reply

  5. HAENIMSSI DIARY
    Mar 18, 2016 @ 15:34:50

    SEQUEL!!! BUTUH SEQUEL :V

    Reply

  6. eunsang
    Mar 18, 2016 @ 21:15:00

    Feel nya dapet…aku baru pertama kali baca ff yang alur nya kayak gini
    Keren aku suka 😀

    Reply

  7. Fafairfa
    Mar 18, 2016 @ 22:48:33

    Udah lamaaa banget ga denger “suamiku” “pengantinku”

    Kereeen..jdi ngingetin semodern apapun skarang tetep adat itu ga bisa ditinggalin

    Sukaaak ^-^

    Reply

  8. Kyupit
    Mar 19, 2016 @ 17:28:09

    SO SWEEETTT penantian yg berbuah manis aku bener2 terharu bacanya ;-(

    Reply

  9. esakodok
    Mar 20, 2016 @ 07:56:55

    hah…menunggu 2 thn tanpa kabar..kurang 1 thn jd bang toyib dah…kyuhyun agak keterlaluan sebenarnya..hah. tp apa mau di kate…endingnya sweet bangettt…

    Reply

  10. ayumeilina
    Mar 21, 2016 @ 20:55:24

    FF nya panjang banget, tapi gak bikin BT atau bosen buat di baca… 😙😙

    kata2nya banyak yang bikin mupeng 😆

    pokoknya kereennnn deh…

    Reply

  11. jungyoohee
    Mar 22, 2016 @ 11:44:16

    ini, demia apa… adatnya parah bgt, klo baca “suamiku” “pengantinku” tuh.. wkwkkw koplak, kyk seolah lagi baca kisah legenda atau apa gtu.. tapi overall bagus, cuman adatnya doang gk nahan, ampe senyum2 sendiri bacanya. thanks ya..^^

    Reply

  12. Nanakyu
    Mar 22, 2016 @ 15:11:51

    Kerenn kok baguss bangettt simple tp judul ma storinya cocok
    Keep writing ya \(^o^)/

    Reply

  13. inggarkichulsung
    Mar 24, 2016 @ 18:36:07

    So sweet Nara setia pd Kyu oppa wlpn br hr pertama menikah lsg ditinggal bertugas oleh Kyu oppa, ia benar2 yakin dgn pesan terakhir Kyu oppa u menunggu nya di dermaga, suka bgt sama ceritanya

    Reply

  14. sastianur407
    Mar 25, 2016 @ 12:57:07

    setia banget.ya si nara.

    Reply

  15. diahcho
    Aug 03, 2017 @ 17:07:22

    Wah suka sama oh nara yg setia nunggu suaminya selama 2 tahun…Sweet deh akhirnya penantiannya ga sia sia..

    Reply

Comment's Box