[FF Of The Week] As Time Goes By

By : MissFishyJazz

One-Shot | Hurt, Marriage Life | PG-15

Cast : Cho Kyuhyun, Nam Hera, Lee Donghae

Inspired by : Lee Hi’s cover – As Time Goes By, Gummy – If You Come Back To Me, Davichi – Because of You

Semua yang awalnya terlalu baik tidak akan berakhir dengan baik.

Pintu rumah mungil itu diketuk pelan. Seorang wanita dengan celemek putih, rambut diuntai ke samping dan tangan masih berlumur tepung muncul di baliknya. Ia menyapa seorang di depan pintu dengan ramah. Bukan karena orang itu adalah bos suaminya, tapi juga karena mereka sudah cukup lama mengenal.

“Duduklah dulu, Gyu. Aku sedang menyelesaikan kue ku.”

“Hemm..” Pria itu duduk di salah satu sofa putih. Di samping televisi yang menyala, menyiarkan berita terhangat hari itu. Bau lili yang diletakkan di depan penghangat ruangan menyerbak, menghangat. Seirama dengan wewangian yang acap kali pria yang dipanggil Gyu itu hirup dari nyonya rumah.

Not a day goes by that I don’t need you in my life

Was it something that I did, tell me why.

And I can’t get pass the pain to your our love is just a memory.

Gradually,you slip away. And all I can say it stay.

Wanita itu kembali. Dengan tubuh yang lebih bersih dan celemek yang sudah di tanggalkan. Dia hanya memakai setelan rumahan berwarna pastel yang terlihat begitu tentram dengan kulit putih susunya.

“Ada apa kemari Gyu?” Wanita itu bersilang kaki dan duduk di hadapan bos suamianya. Tidak etis memang, tapi bukankah pria itu yang dulu memintanya bersikap informal jika berada di luar kantor?

“Oh, aku hanya ingin menemuimu.” Pria itu tersenyum. Sementara wanita itu mendecak, bingung harus berkata apa.

“Ada keperluan apa?” Jawabnya pura-pura tak tahu.

“I know you, you knew.” Wanita itu tertawa kaku. Sudah cukup lama dari kunjungan terakhir Gyu ke rumah ini dan dia sudah cukup lega tidak ada yang membahas topik ini dengannya. Tapi pria itu membahasnya lagi.

“Hubungan kita sudah lama berakhir, ingat? Sudah hampir 6 tahun.”

“Tapi tidak semudah itu.”

After all the pain you’ve cost that I still can’t get you outta my mind

No matter what you say I can’t let go

Baik pria itu, Cho Kyuhyun. Maupun wanita di seberangnya, Nam Hera. Keduanya terdiam. Tidak ada hal yang menurut mereka bisa dibicarakan jika Kyuhyun sudah membuka topik yang tidak tepat seperti ini.

“Kembalilah padaku Hera, kembalilah. Kumohon.” Kyuhyun berlutut dengan kedua kakinya. Seorang presdir kerajaan Cho yang terhormat itu berdiri di depan kaki istri wakil manajer di perusahannya.

“Gyu, ayolah. Kita sudah memutuskan untuk mengakhiri semua, termasuk membicarakan topik ini 6 tahun lalu.”

“Tidak! Kamu yang memutuskan. Bukan aku.” Kyuhyun mengangkat wajahnya, tampak raut lelah dengan mata sendu di sana. Kantung matanya tidak pernah menghilang enam tahun ini adalah yang terburuk. Ia tidak pernah melewati tidur malamnya tanpa mimpi buruk. Dan lagi-lagi hanya mimpi itu, mimpi tentang bahagianya pernikahan Hera dengan sahabatnya sendiri, Donghae.

“Sekalipun tidak ada kesepakatan di antara kita, aku sudah menikah. Aku tidak mungkin meninggalkan Donghae, aku juga tidak mungkin meninggalkan Saera dan Dongjoon.” Hera menipis tangan Kyuhyun yang meraih kedua kakinya.

“Kita bisa membawa Saera dan Dongjoon jika kamu mau. Mereka masih di bawah 17 tahun dan hak asuh tentu akan jatuh ke tanganmu jika kalian bercerai.” Jalan pikiran pria itu sudah berbelok. Ia terlalu menyimpangkan ujung pikirannya. Semua yang ada di otaknya, pada intinya adalah dia harus kembali bersama Hera. Mengecap lagi manisnya cinta mereka selama dua tahun yang tak terlupa. Tidak peduli sekalipun kedua buah hati Hera harus ikut, ia bisa mencintai dua anak itu. Lagipula ia yakin suatu saat dia dan Hera akan memiliki anak sendiri.

“KYUHYUN!” Hera merasa terluka dengan perkataan Kyuhyun. Perceraian tidak semudah itu. Kyuhyun belum berumahtangga hingga ia bisa mengatakan hal seperti itu tidak mudah. Selain karena ia masih mencintai Donghae, ia juga tidak ingin anaknya mendapatkan memori buruk tentang perpisahan orang tua mereka.

 

As time goes by, will our memories fade

tell me how can you go on after all that we’ve been thru.

“Enam tahun lalu. Aku meninggalkanmu bukan karena alasan. Waktu itu, ayah sudah diambang hidup dan mati. Ia menginginkanku dan Hana menikah dengan sosok-sosok yang menurutnya bisa bertanggung jawab. Dan apa kamu lupa? Aku pernah menunggumu hampir enam bulan untuk keluar dari penjara karena perkelahian dengan anak seorang pejabat?”

Kyuhyun terdiam. Iya, dulu tepat di hari jadi mereka yang pertama, ia dan Hera berjanji untuk bertemu di sebuah kafe. Sayangnya hari itu ada seorang pria yang sedang mabuk dan salah mengenali Hera sebagai kekasihnya yang baru saja meninggal sehingga memaksa Hera untuk ikut bersamanya. Kyuhyun yang melihat hal itu dan memang mudah naik emosinya segera menghajar pria itu habis-habisan. Mungkin jika tidak ada sepasang polisi patrol yang kebetulan lewat, pria itu tidak lagi hanya berakhir di UGD dan koma untuk 2 minggu, tapi akan berakhir di bawah tanah yang dingin.

Kyuhyun yang saat itu hanya anak seorang kepala kantor pos harus pasrah dipenjarakan. Tanpa ia tahu bahwa seorang pria, teman masa kecil Hera, Lee Donghae, telah kembali dari beasiswanya di Manchester. Pria itu yang dalam sekejap mata menarik perhatian Tuan Nam, ayah dan satu-satunya orang tua yang di miliki Hera setelah kematian ibunya empat tahun yang lalu.

Can somebody please, stop this hurt inside

Although, your love for me has changed

“Saat itu, selain karena Donghae adalah anak baik dan bertanggung jawab, ayah juga ingin membalas budinya. Sewaktu kami pindah ke sana setelah ibu meninggal, kami bangkrut. Usaha bakery yang ayah punya disita bank, tanah di Ilsan yang kami beli ternyata milik pemerintah, dana investasi ayah di sebuah pabrik kopi digelapkan oleh temannya. Saat itulah Tuan Lee, ayah Donghae, memberikan bantuan dana untuk membuat toko yang baru. Tanpa meminta ayah mengembalikannya.”

“Aku tahu itu. Aku tahu. Tapi aku kan sudah berusaha mengatakan pada ayahmu bahwa aku sangat mencintaimu. Aku akan menempuh pendidikan setinggi mungkin dan akan mendapatkan pekerjaan yang terbaik untuk menghidupimu. Lihat sekarang. Aku yang jadi bos, bukan Donghae yang dibicarakan ayahmu!” Kyuhyun berdiri, menyorotkan keangkuhan yang rapuh dari dua bola matanya.

I don’t wanna go on without you in my life

because in my heart I still believe that you will come back to me

“Bukan itu! Ayah tidak pernah melihat materi! Ayah bukan seperti yang kau pikirkan. Ayah hanya ingin setidaknya saat dimana ia pergi, saat itulah anaknya berada di tangan yang saat itu juga bisa membahagiakan putrinya.” Hera mengusap air matanya yang sudah menetes. Mengungkit masa lalu, terlebih tentang ayahnya memang menyakitkan.

“Putrinya bukan saja kamu! Masih ada Hana!” Kyuhyun kembali menggertak. Kini dengan raut yang sudah tidak jelas emosinya. Antara sedih, marah, dan kecewa.

“Hana terlalu kecil Gyu, dia baru saja lulus SMA waktu itu. Lagipula, saat itu ada Myungsoo.”

“MYUNGSOO JUGA KEKASIHNYA! AKU JUGA KEKASIHMU SAAT ITU! Lalu kenapa saat ini Hana bisa hidup bahagia dengan Myungsoo dan aku, satu-satunya yang tidak mendapatkan kehidupan bahagia apapun!”

“KARENA MYUNGSOO TIDAK BERASAL DARI KELUARGA BRENGSEK SEPERTIMU!!” Hera meledakkan rahasia yang selama 10 tahun ia simpan rapat-rapat dalam pikirannya. Pandora itu tersenggol tangan-tangan kokoh Zeus dan pada akhirnya mengungkapkan malapetaka dari isinya. Kyuhyun terlalu memancing emosinya hingga ia bisa seperti ini. Padahal sudah cukup sulit ia mengampuni keluarga Kyuhyun.

“Apa maksudmu?”Kyuhyun bersuara parau, mendongakkan kepalanya, menatap Hera yang berdiri termenung di samping televisi.

“Teman yang menggelapkan investasi ayah dan teman yang membuat ayah rela menjaminkan tokonya pada bank demi investasi itu adalah ayahmu, Gyu. Hari itu Paman Cho datang dan menawarkan hal itu. Ibu sudah berusaha melarangnya, tapi ayah berkata itu bergunaa untuk perkembangan bisnisnya dan masa depanku serta Hana. Jadi dengan kata lain aku dan Hana yang menyebabkan beliau tertipu. Dan aku, justru dengan kejamnya menjadi kekasih anak dari orang yang menipunya. Seberapa besar dosaku padanya?”

Kyuhyun merunduk. Ayahnya tidak pernah menceritakan apapun pada dirinya. Bahkan ketika Kyuhyun akan diberangkatkan ke Vancouver ia tidak tahu darimana ayahnya mendapatkan uang untuk membiayai seluruh pendidikan serta apartemen mewah tempatnya tinggal. Belum lagi uang tinggalnya di sana yang begitu besar. Tidak sebanding dengan pekerjaan ayahnya yang seorang kepala tukang pos.

“Ayahmu menginvestasikan semua uang tipuannya untuk keperluanmu di Vancouver. Ia memiliki tujuan yang sama dengan ayahku untuk uang yang mereka miliki. Sayangnya ayahmu sudah kehilangan semua akta tanahnya di atas meja judi.”

Kyuhyun seperti ditelanjangi sekarang. Bagaimana Hera, yang baru mengenalnya selama dua setengah tahun dulu bisa sebegitu tahu tentang bobroknya keluarga yang ia miliki, sementara ia sendiri tidak? Padahal dulu ia begitu membanggakan keluarganya di depan semua orang. Termasuk Hera. Sekarang mau ditaruh dimana ujung kakinya jika berhadapan dengan Hera?

“Aku ingin menolak perjodohan itu. Sebagai seorang kekasih aku tentu masih tetap ingin di sisimu. Hanya saja. Ayah benar-benar kritis. Hana tidak bisa diandalkan. Hanya aku satu-satunya harapan yang memungkinkan untuk menikah dengan sosok yang diharapkan ayah.”

“Hera..” Kyuhyun meraih kedua pundak Hera, namun gadis itu bergeser. Membiarkan tangan Kyuhyun meraih angin.

“Dongjoon sedang tertidur di atas, aku tidak ingin ia terbangun dan melihat yang tidak-tidak.” Hera bergegas menuju dapur. Ia mencium aroma harum kue dari sana. Sepertinya setelah ini ia harus membangunkan Dongjoon karena kue yang diinginkan putra bungsunya itu sudah matang.

“Apa yang tidak bisa kuberi sementara Donghae bisa? Dia hanya pria pendek, wakil manajer, yang kekayaannya bahkan tidak menyentuh sepersepuluh kekayaanku. Seumur hidup aku selalu berhasil mengalahkannya dalam cabang olahraga apapun dan juga di bidang akademis. Katakan apa yang ia punya sementara aku tidak?” Kyuhyun sudah ada di ujung meja makan, tidak jauh di balik konter dapur. Ia mendesis, bukan lagi dengan angkuh. Kasar katanya, hanya seperti anjing yang mengais-ngais apakah masih ada tulang ayam yang tersembul di dalam tanah.

I’m begging you please, stop this hurt inside

although your love for me has changed

“Cinta. Dia punya cintaku dan kamu tidak.” Hera hanya tersenyum, membiarkan uap kue menerpa wajah lembutnya. Kyuhyun terhenyak di tempatnya. Donghae benar-benar tidak adil, bahkan satu-satunya harapan yang dimiliki Kyuhyun dalam diri Hera, cinta, sudah di ambil kurcaci itu.

“Tapi dulu aku yang memiliki itu. Dia yang merebutnya!” Kyuhyun masih bersikekeh. Ia ingin terus menggali, menggali, dan menggali harapan dalam diri Nam Hera yang memungkinkan mereka bersama.

“Yah jika sekalipun sampai saat ini aku masih mencintaimu, kita tidak mungkin bersama. Karena sekalipun tidak memiliki cintaku, Donghae punya cinta Saera dan Dongjoon. Cinta yang sampai matipun akan aku pertahankan. Cinta yang mungkin bisa hancur jika aku Donghae berpisah.”

Jika harapan itu ibarat tangki bensin, kini harapan itu telah membuat mobilnya mogok, kalau perlu menggelinding dan meledak di dasar jurang. Saera dan Dongjoon. Bagaimanapun dua malaikat kecil itulah yang nyatanya menjadi penghalang bagi Kyuhyun. Seharusnya Kyuhyun tidak bodoh dengan meninggalkan Hera di awal-awal pernikahannya. Saat itu belum ada Saera apalagi Dongjoon. Ia bisa saja membutakan mata Hera dan membawanya kabur bersama. Toh ayahnya pasti membelanya karena Kyuhyun sangat disayang.

Tapi anehnya Kyuhyun sampai sekarang tidak mampu. Tidak mampu mengubur harapan yang setiap harinya selalu seperti terisi ulang. Tidak peduli sekalipun kenyataannya ada Saera dan Dongjoong. Sekalipun ingin sekali ia bersikap diluar naral untuk merebut Hera dari tangan Donghae. Sekalipun detik yang berganti membiarkannya mendengar Hera mengungkapkan perasaannya pada Donghae secara tidak langsung.

After all the pain you’ve cost that still can’t get you outta my mind

No matter what you say I can’t let go

“Aku pulang.”

“Saera pulang!!” Kyuhyun menoleh bingung. Ia melihat seorang laki-laki dengan kemeja hijau lumut dan seorang anak gadis berkuncir dua memasuki rumah dengan begitu bahagia. Gadis kecil itu langsung menubruk Hera tidak peduli ibunya masih menata kue di piring dengan sangat rapi.

“Selamat siang, Kyuhyun ahjussi!” Kyuhyun hanya tersenyum seringan angin pada gadis berwajah serupa Hera itu.

“Hei, putri kecil sudah pulang? Bagaimana sekolah hari ini?” Hera menengok pada gadis kecilnya yang tengah asik menempelkan wajahnya pada celemek yang ia pakai.

“Luar biasa! Ada seorang murid pindahan dari Hokkaido dengan logat bahasa Korea yang aneh. Dan dia duduk di sampingku!”

“Oh ya?” Hera dengan susah payah mengangkat Saera dengan salah satu tangannya, sementara tangannya yang lain menghias kue.

“Oh Kyu, kenapa kau kesini?” Donghae menepuk pundak sahabatnya dengan ramah. Donghae menyampirkan tas kerjanya di samping kursi meja makan.

“Aku hanya ingin berkencan dengan istrimu. Apa salah?” Kyuhyun tersenyum kaku dan memancing tawa Donghae.

“Tentu! Dia hanya boleh berkencan denganku.”

“Sekalipun ini akhir pekan?” Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya. Ini akhir pekan, hingga wakil manajer, manajer, serta para direktur bisa pulang setengah hari.

“Ehm.. Untuk akhir pekan ini jadwal Hera sudah di booking Dongjoon.” Donghae kembali tertawa dan menyorot matanya pada Hera yang sedang berdebat dengan Saera tentang warna pita gula yang akan disematkan di salah satu kue.

“Oh apa?” Hera menengok bingung, Donghae hanya berkedip ringan, membuat isi pembicaraan yang tadi hanya angin lalu diproses otak Hera, “oh tentu saja! Dongjoon ingin pergi ke pasar jajanan berdua denganku petang ini. Jadi jadwalku penuh. Maaf, Gyu.” Hera tertawa memamerkan lengkungan matanya yang nampak bersinar, saat itulah Saera mengarahkan tangannya yang berlumur krim coklat ke pipi Hera. Jadilah mereka beradu jari berlapis cokelat.

“Oh. aku selalu iri Hera memberi panggilan kesayangan padamu dan aku tidak,” Donghae merengut. Ia ingin juga mendapat panggilan istimewa selain kata ‘sayang’, atau ‘yeobo’ dari istrinya.

Panggilan kesayangan, sampai kapanpun tidak akan senilai dengan hatinya yang sudah terlanjur ada padamu, Donghae-ya.

 

“Sudahlah kau memang mau dipanggil Hae-ngie?” Kyuhyun menggoda pria itu. Donghae tidak bisa menahan tawanya lagi. Ia jijik sendiri ketika Kyuhyun memanggilnya dengan sebutan itu.

“Oh iya Kyu, ada yang ingin aku bicarakan.” Kyuhyun kemudian duduk berhadapan dengan Donghae. Dari rautnya seperti akan terjadi perbincangan serius. Kyuhyun jadi merasa gemetar, takut-takut Donghae tahu tentang masa lalunya bahkan apa yang tadi ia bicarakan dengan Hera.

Hera yang membaca situasi itupun segera menurunkan Saera, “ganti baju dan pergi ke kamar Dongjoon. Kalian makan kue ini berdua. Ingat jangan makan di atas ranjang!” Hera menyentil hidung bangir putrinya sebelum gadis kecil manja itu berlari dengan semangat membawa sepiring kue ke lantai atas.

“Ada apa, Hae?” Donghae berusaha mengumpulkan kata-kata. Hera mengambil posisi di samping suaminya dan menepuk-nepuk pundak pria itu.

“Kyu, bukan maksudku tidak menaruh hormat padamu. Aku sangat menghormatimu sebagai atasan. Bekerja selama dua tahun ini di perusahaan mu sangat menyenangkan.”

Kyuhyun sudah mulai mencium gelagat aneh dari pembicaraan ini. Ia mulai sebal dan bingung dengan kondisi seperti ini. Seolah semua kata begitu memusingkan ketika masuk ke kepalanya.

“Ada apa sebenarnya?” Kyuhyun berusaha kata-kata yang setidaknya memiliki untaian logis.

“Aku akan mengajukan pengunduran diri,” kata Donghae dengan begitu kalem. Tidak terlalu menekan, tapi tetap tegas. Tidak ingin membuat Kyuhyun tersinggung, tapi juga yakin.

“APA?!” Kyuhyun melebarkan dua matanya. Jangan katakan jika Donghae sudah tahu tentang dia dan Hera hingga ia memutuskan untuk keluar dari perusahaannya. Selain ia takut berpisah jauh dengan Hera, Donghae juga salah satu karyawan berprestasi. Dalam dua tahun ini ia sudah naik pangkat 4 kali. Bahkan rencananya, Kyuhyun akan mengangkat lagi jabatan Donghae menjadi wakil direktur.

“Dua bulan lalu aku mencoba peruntungan dengan mengajukan lamaranku ke Apple Inc. Ada posisi Head Production Officer disana dan prospek disanapun sangat baik. Aku tidak menyangka sebulan lalu mereka memberiku undangan wawancara dan psiko tes. Dan lebih tidak menyangka lagi ketika seminggu lalu aku mendapat surat pernyataan bahwa aku diterima di perusahan itu.” Hera di  sampingnya mengangguk mengiyakan. Seolah semuanya mudah. Memang mudah, tapi hanya untuk keluarga yang akan menyongsong kebahagiaan itu. Bukan untuk Kyuhyun yang akan menyongsong kehilangan, untuk yang kedua kali.

Do I ever cross your mind?

Did you even stop to cry?

In ma heart you’ll always stay, don’t let us slip away

Tho’ I’ve tried I can’t let go you’re still the one for me

We can work it out in your love

I still believe You are the one

“Donghae, jangan pergi. Aku bisa menaikkan jabatanmu bahkan gajimu saat ini juga. Kau termasuk anak emas perusahaanku dan aku tidak mau kehilanganmu.” Kyuhyun berkata dengan cepat. Entah dari dorongan takut berpisah dari Hera—yang memang sudah berpisah darinya—atau takut kehilangan potensi besar perusahaannya.

“Tidak Kyu. Gaji dan posisi yang sekarang sudah cukup. Hanya saja aku ingin menambah pengalaman, menemui tantangan baru, dan memberikan yang terbaik untuk keluargaku. Perkembangan pendidikan, teknologi, dan kesehatan di California kurasa melebihi di Korea. Untuk itulah aku menerima pekerjaan itu.”

“Donghae..”

“Mungkin aku dan Donghae akan cukup sulit disana, tapi benar kata Donghae. Kami sekeluarga ingin mendapatkan yang lebih baik dan ingin lebih kuat lagi untuk menghadapi tantangan pasar bebas dunia. Hal itu akan memudahkan Saera dan Dongjoon jika suatu hari mereka terjun ke dalam bisnis dunia.” Hera tersenyum hangat dan mendapatkan kecupan di dahinya dari Donghae. Membuat kobar dalam dada Kyuhyun menyala dan menyalak bebas.

Oh tidak Hera, jangan berkata seperti itu. Aku benar-benar tidak mau kehilanganmu. Dan Donghae hentikan itu semua!

Kyuhyun mengontrol emosinya. Kepalanya terasa begitu pening dan semua hal di otaknya mendadak semakin berat.

“Kami akan pindah minggu depan.” Tutur Donghae perlahan.

Not a day goes by that I don’t need you in my life

Was it something that I did, tell me why.

And I can’t get pass the pain to your our love is just a memory.

Gradually,you slip away. And all I can say it stay.

 

Can somebody please, stop this hurt inside

Although, your love for me has changed

After all the pain you’ve cost that I still can’t get you outta my mind

No matter what you say I can’t let go

 

As time goes by, will our memories fade

tell me how can you go on after all that we’ve been thru

I don’t wanna go on without you in my life

because in my heart I still believe that you will come back to me

 

I’m begging you please, stop this hurt inside

although your love for me has changed

After all the pain you’ve cost that still can’t get you outta my mind

No matter what you say I can’t let go

 

Do I ever cross your mind?

Did you even stop to cry?

In ma heart you’ll always stay, don’t let us slip away

Tho’ I’ve tried I can’t let go you’re still the one for me

We can work it out in your love

I still believe You are the one

 

As time goes by won’t let our memories fade

tell me how can you move on after all that we’ve been thru

I won’t let you go on without me in your life

because in my heart we’re meant to be in love As Time Goes By

(As Time Goes By)

.THEEND.

 

Saya kembali! Saya kembali dengan ceritakan tragis lagi! Haduh, sebenarnya ini ff terakhir sebelum take a short hiatus buat nat-exam. Dan entah kenapa waktu mau nulis ff dan bertekad mengambil inspirasi, lagu hasil shuffle song pertama di bb adalah As Time Goes By dengan suaranya si Hayi. Idih terus setelahnya berharap ada lagu lain yang setidaknya bisa menutupi kemungkinan saya milih As Time Goes By sebagai inspirasi. Ehh yang muncul Because of You-nya Davichi. Yah sudah. Saya memutuskan untuk membuat cerita menyakitkan, dibantu If You Come Back To Me.