[Eunhyuk’s Day] My Chef

SuperJuniorEunhyuk

Title                            : My Chef

Author                                    : Tri Fuji H

Genre                          : Romance, Urban Life

Cast                             : Lee Hyuk Jae / Eunhyuk

Heo Jieun

Lee Joon

***

 

 

Ding Ding Ding Ding

Bunyi bel terdengar menandakan waktu istirahat telah tiba. Nayoung yang sedang merapikan semua bukunya, terganggu sesuatu karena melihat sahabatnya berkelakuan aneh. Denga hati – hati di dekatinya sahabatnya itu dan di tepuk pelan pundak sahabatnya itu.

“ Kau kenapa Jieun – ah ?” Jieun, Heo Jieun nama sahabatnya itu. “ Sepertinya terjadi sesuatu yang besar pada mu.”

“ Tentu saja ini hal besar, coba saja kau lihat surat ini.” Nayoung lalu mengambil dan membaca surat yan diberikan sahabatnya itu, dan tertawa lepas. “ Kenapa kau tertawa, huh ? Kau puas kalau aku harus menemui orang itu ?” Ekspresi Jieun terlihat kesal.

“ Tapi bagaimana ini bisa terjadi ? Kenapa harus seorang Lee Hyuk Jae yang menjadi pembimbing mu ?” Nayoung masih tidak bisa menahan tawanya.

“ Aku tidak tahu, dan jelas sangat tidak ingin. Aku tidak suka orang itu dan surat utusan dari kampus kita lah yang menakdir seperti ini.”

“ Tapi ini sudah terjadi dan kau tidak bisa menolak. Hahaha.” Nayaoung masih saja tertawa dan membuat Jieun harus mencubitnya. “ Hahaha, ampun, ampun. Sakit sekali, baiklah aku akan diam.” Nayaoung memaksakan senyumnya.

Ryouri O Tsukuru University adalah sebuah universitas yang terkenal dalam mencetak chef – chef hebat. Hampir semua lulusan chef terhebat dari universitas itu diakui oleh dunia. Heo Jieun salah satu mahasiswanya kini sedang bingung menghadapi ujian kelulusannya untuk membuat suatu menu baru. Namum sayangnya surat perintah yang dikeluarkan universitas untuknya tidak sesuai dengan keinginnanya, kerena untuk ujian kelulusannya dia mendapat tema Desert. Hal itu sangat tidak menguntungkan karena untuk urusan desert Jieun bukan ahlinya, dan ditambah dia harus dibimbing oleh orang yang paling tidak disukainya. Lee Hyuk Jae, dia adalah seorang lulusan hebat termuda di universitas Ryouri o tsukuru dan kini menjadi salah satu pengajar di universitas itu. Dan hal yang membuatnya terkenal dan disegani, karena Lee Hyuk Jae merupakan ahli dalam urusan membuat Desert.

Dari sekian banyak orang yang menyukai sosok Lee Hyuk Jae atau yang lebih sering dipanggil Eunhyuk, mungkin hanya Jieun yang tidak menyukainya. Lee Hyuk Jae adalah sosok yang sangat menyebalkan untuk Jieun, beberapa kali mengikuti pelajaran desert Eunhyuk, beberapa kali itu pula dia harus mengulang kelas Eunhyuk. Tidak jarang pula dianggapnya Eunhyuk selalu melihatnya dengan tatapan merendahkan dan itu sangat jelas membuat Jieun sangat marah. Dan surat perintah dari universitasnya merupakan bencana, karena mau tidak mau Jieun harus menemui orang tersebut dan harus sering bertemu. Setelah pelajaran hari ini berakhir Jieun akan langsung menemui orang itu.

“ Jadi karena surat ini, aku harus menjadi pembimbing mu.” Ucap Eunhyuk seperti sedang mempertimbangan sesuatu setelah membaca surat yang diberikan Jieun. “ Hmmm, baiklah.” Eunhyuk tersenyum khasnya seperti biasa dan namum kali ini seperti menyembunyikan suatu hal.

“ Ne, mohon bimbinganya.” Ucap Jieun sopan dengan terpaksa.

“ Kalau begitu bisa kita mulai besok. Dan ini menu pertama yang akan kita buat, tolong persiapkan bahannya.” Ucap Eunhyuk sambil memberikan kertas berisi daftar bahan yang diperlukan.

“ Milk With Floating Island ? Yang benar saja dia.” Gerutu Jieun pelan.

“ Kenapa ? Ada masalah ?”

“ Tidak, baiklah sampai bertemu besok Eunhyuk songsaengnim.”

Keesokan Harinya

“ Arrrgghhh, apa – apan orang itu seenaknya saja memberikan menu. Dia fikir menu itu mudah ? Kenapa justru orang itu mempersulit. Menyebalkan.” Gerutu kesal Jieun saat berjalan menuju ruangan penyimpanan bahan – bahan makanan.

Sebelum memulai kelas Jieun harus mengambil semua bahan yang dibutuhnya, telur, susu, gula, dan yang lain – lain. Menu yang diberikan Eunhyuk memang terbilang sederhana, namum teknik yang digunakan untuk membuatnyalah yang paling sulit. Saat memasuki ruangan bahan – bahan itu memang terlihat sepi, tidak banyak mahasiswa yang datang kesini mungkin hanya mahasiswa – mahasiswa tingkat akhir seperti Jieun saja yang sering datang ketempat ini. Ruangan ini dipenuhi berbagai bahan masakan beserta alat – alatnya, mulai dari bahan yang biasa ditemui dipasar sampai bahan – bahan masakan yang terbilang langka semua ada di sini.

Tanpa diketahui Jieun, Eunhyuk diam – diam mengikutinya dan hingga masuk keruangan ini. Semenjak pertama kali mengajar di universitas ini dan disaat itu pula Eunhyuk pertama kalinya bertemu dengan Jieun sebagai mahasiswanya. Keinginannya untuk mengetahui lebih banyak tentang gadis di depannya sangatlah besar, aneh memang namun perasaan yang seperti itu belum dapat Eunhyuk mengerti. Terlebih lucunya lagi, Jieun memang selalu gagal dalam kelasnya, itu bukan karena Jieun tidak pandai memasak tetapi ini memang hal yang di sengaja oleh Eunhyuk. Hal itu satu – satunya cara untuk mengetahui Jieun lebih jauh, sampai pada akhirnya Eunhyuk tahu kalau Jieun tidak menyukai dirinya. Dilihatnya gadis itu yang sedang mengambil beberapa telur dengan ekspresi mencermati mana telur yang bagus, membuat Eunhyuk tertawa. “ Bodoh, semua bahan disini sudah diuji kualitasnya.” Ucap Eunhyuk dalam hati. “ Manis. Manis ? Ada apa ini, kenapa tiba aku menyebutkan kata itu. Apa aku menyukainya ? Tidak.” Bantah kata hati Eunhyuk.

Saat Jieun sedang fokus memilih telur, ada mahasiswa lain datang sambil membawa tas besar di pundaknya dan melewati Jieun. Namum saat mahasiswa itu hendak melewati rak terakhir dari barisan rak bahan itu, tas besar menyenggol rak tersebut dan kemudian raknya bergoyang akan jatuh. Eunhyuk yang melihat hal tersebut langsung berlari kearah Jieun. Tidak mungkin untuk menarik Jieun dari barisan rak tersebut teralu jauh dari tempat yang lebih aman, tapi dengan cepat tangan kanan Eunhyuk menarik Jieun kedalam pelukannya dan menyembunyikan Jieun dari benturan rak besi tersebut. Eunhyuk menahan rak itu dengan tubuh dan tangan kirinya, namum karena teralu berat tetap saja rak itu membentur kepala dan pundak sebelah kirinya.

“ Songsaengnim…” Ucap Jieun lirih melihat wajah eunhyuk yang kini sangat dekat dengan wajahnya. Hal yang membuat Jieun lebih panik ketika melihat darah sudah mulai menetes dari kepala Eunhyuk dan Eunhyuk masih bisa tersenyum untuknya.

“ Kau baik – baik saja kan ?” Tanya Eunhyuk sambil tersenyum.

“ Songsengnim, mianhae.” Ucap Jieun yang tiba – tiba menangis. Hal itu karena Jieun fikir kalau tidak Eunhyuk yang menahan rak tersebut, sudah otomatis dirinyalah yang terluka saat ini, namum Eunhyuk masih saja tersenyum untuknya.

Disaat itu juga orang – orang yang berada di dalam ruangan itu membantu mengangkat rak yang menimpa Jieun dan Eunhyuk. Setelah rak terangkat, orang – orang disitu pun membantu untuk Eunhyuk untuk berdiri.

“ Kalian berdua tidak apa – apa ?” Tanya salah satu orang yang membantu. Namum justru disitu Eunhyuk menjawabnya dengan tatapan sinis. Itu karena melihat name – tag yang digunakan oleh orang tersebut, dia merupakan petugas yang menjaga ruangan ini.

“ Bagaimana mungkin ini aku bisa katakan baik – baik saja. Kau seharusnya lebih teliti untuk mengizinkan siapa saja yang boleh memasuki ruangan ini. Bukankah sudah ada peraturannya, kalau untuk memasuki ruangan ini tidak diperbolehkan membawa apapun. Kenapa kau sangat ceroboh, kau ikut aku sekarang. Dan kau juga.” Tunjuk Eunhyuk pada mahasiswa yang memakai tas besar penyebab kekacauan ini.

Diluar ruang dosen Jieun menunggu Eunhyuk dengan perasaan khawatirnya. Setelah menunggu kurang lebih 30 menit akhirnya Eunhyuk keluar dengan masih darah disekitar kening kirinya.

“ Kau kenapa ? Kenapa melihati ku seperti itu ?” Tanya Eunhyuk yang aneh melihat tatapan Jieun kepadanya.

“ Songsaengnim, kepala mu itu apa tidak apa – apa ?” Tanya Jieun Khawatir.

“ Ini ?” Ucap Eunhyuk sambil memegang kepalanya dan lalu melihat darah ditanganya. “ Berdarah ? Aku tidak apa – apa. Ayo kita mulai kelasnya, kita sudah banyak membuang waktu hari ini. Aku ingin lekas pulang.”

“ Tapi, tapi, tapi luka mu harus diobati. Lengan kiri mu pun memar.”

“ Sudahlah, ayo kita mulai saja kelasnya.” Sebenarnya Eunhyuk tidak memungkiri kalau saat ini kepalanya sudah mulai pusing. Eunhyuk lalu berjalan menuju ruangan memasakan diri dan meninggal Jieun sendirian. “ Ayo cepat.” Teriak Eunhyuk, namum hal itu membuat Jieun menariknya kearah berlawan. “ Ya !! Heo Jieun apa yang sedang kau lakukan.”

“ Songsaengnim harus diobati dulu !” Jawab Jieun yang masih menarik Eunhyuk sampai keruangan kesehatan. “ Sekarang coba duduk disini, aku akan mengobati mu songsaengnim.”

“ Heiissshh.. Sudah , sudah jangan panggil dengan sebutan itu. Kau bisa memanggil ku dengan sebutan oppa saja. Aku belum teralu tua.”

“ Baiklah, op – pa.” Ucap Jieun dengan nada yang sedikit terdengar mengejek. Ditangannya Jieun sudah memegang kapas dan alcohol untuk membersihkan luka yang ada dikening Eunhyuk.

Dengan hati – hati Jieun membersihkan luka yang ada dikening Eunhyuk. Disaat yang sama pula Eunhyuk bisa melihat wajah Jieun dengan jelas. “ Manis.” Batin Eunhyuk lalu tersenyum sendiri. “ Auuww, sakit.” Teriak Eunhyuk saat Jieun membersihkan lukanya lebih keras. “ Ya !! Kenapa kau ini. Kau fikir tidak sakit, huh ?” Ucap Eunhyuk kesal.

“ Salah mu sendiri, kenapa melihat ku seperti itu ?”

Sial, Eunhyuk tertangkapa basah sedang memperhatikan Jieun. “ Ada kotoran diwajah mu.” Ucap Eunhyuk sekenanya dan lalu berdiri. “ Sudah aku bisa mengobati diri ku sendiri.” Kemudia pergi sambil membawa plester dan obat memarnya.

“ Uuuurrgghh, dasar namja menyebalkan. Kalau saja kau bukan apa – apa disini, sudah ku habisi kau.”

“ Jieun – ah…. Palli…” Teriak Eunhyuk dari kejauhan.

“ Ok, kita mulai memasaknya. Pertama yang harus kau lakukan, pisahkan kuning dan putih telur. Kemudian kocok putih telur itu dengan gula hingga mengembang dan hingga seperti ini.” Ucap Eunhyuk setelah adonan tersebut mengeras dan tidak jatuh saat adonan dibalik seperti yang diperagakannya saat ini. “ Panaskan susu, jika sudah mendidih buat adonan putih telur itu seperti ini dan masukan ke dalam susu tersebut.” Dengan jelas Eunhyuk memberikan contoh kepada Jieun hingga desert yang dibuanya jadi dengan sempurna.. “ Kau tahu yang terpenting dalam menu ini apa ? Pertama, adonan putih telur itu harus terbentuk dengan sempurna. Dan yang kedua adalah fla susunya. Kau bisa memulainya sekarang.”

Kini gantian Jieun yang membuat menu tersebut sesuai dengan petunjuk Eunhyuk. Namum pada adonan putih telur pertama Jieun gagal.

“ Kau ini bagaimana, adonan tersebut tidak terbentuk kalau masih tercampur dengan kuning telurnya. Sekeras apapun kau mengocoknya tidak akan mengeras adonan tersebut. Ganti lagi.”

Jieun menurut lalu memulai adonan putih telur keduanya. Namum lagi – lagi gagal. Saat Eunhyuk mulai membalik adonan tersebut, ternyata kekerasannya belum cukup dan adonannya jatuh.

“ Ini belum benar, kau harus mengocoknya lebih lama lagi. Apa kau belum mengerti yang aku ajarkan tadi ?” Jieun yang mendengar perkataan tersebut hanya bisa diam dan menatap sinis namja di depannya. “ Apa kau, melihati ku seperti itu. Bersihkan ini dan kembali membuat adonan tersebut.”

Adonan ketiga masih saja gagal, saat eunhyuk menemukan kulit telur pada adonan tersebut.

“ Kau tahu, rasa dan kebersihan adalah segalanya dalam makanan. Cam’kan itu.”

“ Neeee.” Dan dengan terpaksa Jieun mengganti kembali adonannya.

Adonan keempat berhasil namum sial adonan itu jatuh tersenggol oleh Eunhyuk.

“ Ups.. Aku tidak sengaja. Kau bisa membuatnya kembali.” Ucap Eunhyuk dengan senyum mengejeknya.

“ Uuurrgh.” Gerutu Jieun.

Saat Eunhyuk membelakangi Jieun, Eunhyuk tertawa dengan puasnya. Sampai pada adonan kelima Jieun berhasil, namum kali ini yang salah ada pada rebusan susunya yang pecah.

“ Sudah ku peringatkan bukan, rebusan susunya tidak boleh pecah. Timing kau membuat adonan pertama dan flanya harus pas, jika ada gap teralu lama diantaranya maka itu berate kau gagal. Dan kau mau tidak mau harus mengulanginya kembali.”

Ingin sekali Jieun melempar adonan putih telur itu kewajah Eunhyuk. Baginya semuanya memang dipersulit oleh Eunhyuk. Jieun baru benar – benar berhasil setelah percobaan yang kesepuluh.

“ Ok selesai dengan hasil yang tidak mengecewakan, kita akhiri hari ini. Dan besok siapkan bahan – bahan ini, kita mulai untuk menu yang kedua.”

“ Baiklah, akan ku siapkan. Kalau begitu aku pulang sekarang.” Ucap Jieun dan pergi tanpa menghiraukan Eunhyuk diruangan itu.

Hari memang sudah gelap, kalau saja tidak ada kejadian buruk di pagi itu, pasti ia sudah bisa pulang lebih awal. Jieun berjalan pulang menuju apartement yang tidak begitu jauh dari kampusnya sambil mengingat beberapa kejadian yang dia alami hari ini. Mengingat kejadian pagi itu jutru membuat Jieun merasa sedih, kalau tidak ada Eunhyuk pasti dirinyalah yang sudah terluka. Tapi ketika membayangkan wajah Eunhyuk, Jieun kembali merasa kesal terutama karena sudah membuat tangannya terasa pegal karena harus mengocok telur teralu lama. Bahkan saat melihat kaleng di depannya Jieun membayangkan kalau kaleng tersebut itu adalah wajah Eunhyuk, dan dengan penuh perasaan kesal diinjaknya kaleng itu hingga rata dengan jalan.

“ Jieun – ah.” Panggil seseorang saat Jieun sedang meluapkan kekesalannya pada Eunhyuk. “ Jieun.” Panggil seseorang lagi, kali ini Jieun menoleh ke sumber suara dan Joon orang yang sangat disukainya. Joon memanggil dengan senyum yang membuatnya melupakan hal apapun selain Joon didunia ini. Bahkan kekesalannya pada Eunhyuk meluap begitu saja.

“ Joon oppa.” Ucap Jieun lalu berlari kecil menghampiri namja itu. “ Kenapa kau bisa disini ?”

“ Aku disini ? Untuk mu.” Balas Joon lalu disambung dengan tawa riangnya.

“ Bagaimana kau bisa tahu aku disini ?”

“ Itu mudah. Aku tahu karena ini.” Ucap Joon sambil memegang dadanya. “ Hati ku selalu tahu kau dimana.”

“ Gombal.” Balas Jieun sambil tertawa.

“ Aku serius.”

“ Bohong.”

Lalu setelah itu terjadi pertengkaran lucu antara Jieun dan Joon, Jieun memukul dan Joon berlari menjauh membuat keduanya saling berlarian. Hingga akhirnya Joon menangkap tubuh kecil Jieun dan menggendong dibelakang punggungnya.

“ Kyaaa, oppa turunkan aku.” Jieun meronta namum tertawa.

“ Aku akan menggendong mu sampai apartement, kalau kau tidak mau aku akan melempar mu dari lantai teratas gedung itu.” Tunjuk Joon pada gedung yang paling tinggi disekitar mereka.

Jieun memukul pelan bahu Joon. “ Bodoh, mana mungkin berani kau melakukannya. Kau kan takut ketinggian. Untuk naiknya ketempat itu saja kau tidak mungkin berani.”

“ Benar juga, hahaha. Tapi yang pasti aku tidak akan menurunkan mu sampai apartement mu.”

“ Baiklah.” Ucap Jieun lalu merangkul leher Joon dari belakang. Rasanya begitu nyaman, hingga Jieun tidak akan mau melepaskan pelukannya itu. “ Saranghae.” Batin Jieun.

Tanpa disadari keduanya, Eunhyuk memperhatikan kejadian itu. Hal itu memang sedikit menimbulkan efek yang aneh dihati Eunhyuk, namum ada keyakinan kalau Eunhyuk pasti akan lebih bisa membuat Jieun lebih tersenyum dibanding dengan laki – laki itu.

Sudah dua bulan Jieun dan Eunhyuk dekat karena kelas desert tersebut. Tidak dipungkuri keduanya memang sudah saling mengetahui satu lain, hubungan mereka membaik. Jieun sudah bisa terbuka dan berbicara banyak kepada Eunhyuk, bahkan untuk urusan pribadi Jieun dengan ringan akan bercerita kepada Eunhyuk. Keduanya sudah saling nyaman satu sama. Tapi tetap saja kedekatan mereka berdua banyak menemui pro dan kontrak. Orang – orang yang menyukai Eunhyuk jelas tidak suka melihat Jieun dekat dengannya. Tidak jarang juga Jieun mendapatkan terror, namum hal itu lebih sering Jieun hiraukan.

Namum hari ini ada yang berbeda, Jieun tidak masuk pada kelas Eunhyuk. Dan hal itu tentu saja membuat Eunhyuk kelimpungan mencarinya, nomor ponselnya pun tidak aktif. Hingga akhirnya Nayoung sahabat Jieun memberitahu Eunhyuk keberadaan Jieun hari ini. Dan hari sudah larut saat Eunhyuk benar – benar menemukan Jieun. Eunhyuk menemukan dikedai minuman pinggir jalan, dan kelihatannya Jieun sudah mabuk.

“ Jieun – ah.” Panggil Eunhyuk dan langsung duduk disebelah Jieun. Namum Jieun menatap Eunhyuk dengan tatapan nanarnya hingga beberapa saat benar – benar menyadari kalau orang di depannya adalah Eunhyuk. “ Kau kenapa ?”

Jieun tersenyum. “ Aniya, aku baik – baik saja. Tapi disini yang sakit, oppa.” Balas Jieun yang sudah dalam keadaan mabuk. Tiba – tiba ekspresi Jieun berubah sedih. “ Orang yang ku percaya, ternyata hanya menganggap ku sebagai adiknya saja. Dia bilang, dia akan menikah dan hari ini dia memperkenalkan wanita itu kepada ku. Menyedihkan.” Eunhyuk kali ini hanya menjadi pendengar yang baik, dan mencoba mengerti apa yang dirasakan Jieun Saat ini. “ Oppa.” Panggil Jieun dan Eunhyuk menatapnya. “ Aku sudah tidak bisa percaya siapapun ketika orang berkata kalau mereka menyayangi ku. Aku tidak mau berakhir seperti ini lagi. Bahkan untuk membencinya pun, aku tidak bisa.” Dan kini air mata Jieun tumpah dihadapan Eunhyuk.

Eunhyuk yang melihat hal demikian dengan refleks memeluk Jieun. “ Gwaenchana, semua akan baik – baik saja tanpanya. Satu hal yang mungkin perlu kau tau, aku sadar aku menyayangi mu Jieun – ah.” Ucap Eunhyuk pelan, namum sebenarnya Jieun tidak sepenuhnya mabuk dan mendengar hal yang dikatakan Eunhyuk. “ Kita harus segera pulang, hari sudah larut dan ujian kelulusan mu hanya tinggal menghitung hari saja.”

Eunhyuk terpaksa menggendong Jieun karena tidak mungkin mengajaknya berjalan, untuk bangun dari duduknya saja Jieun masih terhuyung. Dan terlebih lagi saat mencoba mencari kunci apartemtnya Jieun, Eunhyuk tidak menemukannya dan terpaksa kembali Jieun harus menginap di apartementnya. Hal yang paling Eunhyuk suka saat ini melihat Jieun tertidur dibahunya sambil tersenyum.

“ Kalau saja aku yang lebih dahulu menemukan mu dari orang itu, tidak akan ada kejadian seperti hari ini. Melihat mu menangis.” Ucap Eunhyuk pelan sambil menatap wajah gadis dibahunya.

Saat Jieun membuka matanya Jieun tidak mengenali ruangan yang dilihatnya. “ Dimana aku ?” Ruang yang dipenuhi warna putih dan abu – abu bergaya minimalis dengan sebuah lukisan matahari di tengah ruangan. Jieun lalu duduk dari tidurnya, dan melihat secarcik kertas diatas gelas putih di atas meja disebelah ranjangnya.

Kau mabuk berat semalam, minumlah air madu ini. Sudah kusiapkan juga bubur, kau harus memakannya !! Aku harus pergi mengajar pagi ini, kau bawa saja kunci apartment ku.

                                                                                                                                    – Eunhyuk

Sambil tersenyum Jieun membaca pesan dari Eunhyuk, lalu melihat air madu dan semangkuk bubur. Masih dengan senyum Jieun memakan buburnya.

“ Enak.” Komentarnya. “ Pantas kau jadi chef hebat.”

Hari ini merupakan dua hari menjelang Jieun menghadapi ujian kelulusan. Tapi ternyata dapur di universitasnya sudah tidak diperbolehkan untuk latihan memasak dan terpaksa latihan hari bertempat diapartementnya. Hal itu membuat Eunhyuk mau tidak mau untuk berkunjung ke apartement Jieun.

“ Oppa, akhirnya kau datang juga.” Ucap Jieun saat melihat Eunhyuk di depan pintu apartementnya. “ Oppa, masuklah.” Jieun menarik tangan Eunhyuk. “ Oppa, oppa.” Panggil Jieun rewel dan Eunhyuk hanya menatapnya diam. “ Kau bisakan menunggu ku, satu jam saja. Tidak lama kok.”

“ Wae ?” Tanya Eunhyuk malas.

“ Aku harus menjemput kucing ku di Pet Shop. Bisakan ? Aku tidak akan lama.” Rayu Jieun, sambil menggelayut manja dilengan Eunhyuk.

“ Iiissh, apa – apaan kau. Baiklah, kau bisa pergi sekarang. Akan aku tunggu.”

“ Benarkah ? Kau tidak marah ?”

“ Sudah pergilah. Jangan buat aku berubah pikiran.”

“ Ne oppa. Aku pergi dulu ya.”

Dan tinggalah Eunhyuk sendiri di dalam apartement itu. Eunhyuk merebahkan dirinya disofa, hari ini kondisinya memang sedang tidak baik. Kepalanya terasa sangat pusing, mungkin karena teralu lelah mengajar. Eunhyuk memejamkan matanya, hanya sekitar sepuluh menit Eunhyuk terlelap.

“ Jieun – ah. Kau sudah pulang ?” Saat Eunhyuk mendengar suara berisik dari arah dapur. Namum tidak ada jawaban, dan itu membuat Eunhyuk harus berjalan menuju dapaur. Dilihatnya Jieun sedang memberikan susu pada seekor kucing di depannya. “ Kau sudah pulang ? Sejak kapan ? Kenapa kau tidak bangungkan aku ?”

“ Aku baru saja kembali ko, kau sangat terlelap aku tidak berani membangunkan mu, oppa.” Balas Jieun tanpa menoleh sedikit pun ke Eunhyuk.

“ Begitu kah.” Eunhyuk berjalan melewati Jieun untuk mengambil gelas yang ada di rak paling atas kitchen set ini. Namum gelas itu jatuh dan pecah saat tangan Eunhyuk baru akan mengambilnya. Eunhyuk terhuyung dan tangannya mencari pegangan. Dan disaat itu Jieun menangkapnya. “ Aku kenapa ? Kenapa pusing sekali.”

“ Oppa, kau kenapa ? Kau sakit ?” Tanya Jieun khawatir melihat Eunhyuk yang pucat dan berkeringat. Dipapahnya Eunhyuk sampai ke sofa, lalu dengan cepat Jieun membawakan segelas air untuk Eunhyuk. “ Minum ini.” Dan Eunhyuk meminumnya. Di pegangnya kening kening Eunhyuk dan ternyata panasnya sangat tinggi. “ Kau istirahat saja, kita batalkan kelas hari ini.”

“ Dua hari lagi kau ujian, kau harus persiapkan itu. Aku tidak apa – apa.” Jawab Eunhyuk.

“ Tidak, kau harus istirahat.”

Kepala Eunhyuk sudah bersender ke sofa. “ Kita harus tetap memulainya.”

“ Tidak.”

“ POKOKNYA HARUS, AKU TIDAK MAU KAU GAGAL.” Teriak Eunhyuk keras dan itu membuat Jieun terkejut.

“ Baiklah, kita akan lakukan hari ini. Tapi kau harus beristirahat dulu untuk beberapa jam, atu tidak sama sekali.” Ancam Jieun, setelah itu menyodorkan obat kearah Eunhyuk. “ Minumlah.”

“ Bangungkan aku satu jam dari sekarang.” Jieun hanya mengangguk meski tidak yakin. “ Kau ambil catatan dalam tas ku, dan pelajari itu selama aku tidur.”

“ Baiklah, dan sekarang kau tidur.” Jawab Jieun sambil tersenyum.

Sudah lebih dari satu jam Eunhyuk masih tertidur dengan kondisi panas yang belum turun. Hal ini tidak mungkin untuk membangungkannya. Jieun masih berusaha menurunkan panas tubuh Eunhyuk dengan mengkompresnya. Entah sejak kapan Jieun baru menyadari kalau dirinya sangat menyayangi Eunhyuk, melihatnya seperti membuatnya ingin selalu bersama Eunhyuk.

“ Oppa saranghae.” Ucapnya pelan dihadapan wajah Eunhyuk. Tapi hal yang tidak diduganya terjadi, Eunhyuk mengigau dan menarik tangan Jieun. Kontan hal tersebut membuat Jieun terkejut, namum setelah itu Jieun hanya bisa tersenyum.

Eunhyuk terbangun setelah matahari terbenam, membuatnya sangat marah. Itu karena Jieun melanggar janjinya untuk membangunkan Eunhyuk.

“ Jieun – ah.” Panggil Eunhyuk keras. “ Kenapa kau tidak membangungkan ku, aku bilangkan hanya satu jam saja. Ini sudah malam. Bagaimana dengan pelajaran hari ini ?”

“ Oppa, kemari.” Panggil Jieun dari dapur. “ Aku sudah memasaknya sesuai resep dan instruksi mu yang ada dicatatan ini.” Unjuk Jieun saat sudah melihat Eunhyuk di depannya. “ Cicipi masakan ku.”

Eunhyuk mencicipi, dan itu enak. Jieun berhasil membuatnya, namum karena kesal. “ Ini masih kurang sesuai dengan resep ku. Ulangi lagi, besok pagi aku akan datang kesini untuk mengetes mu dengan resep ini. Aku pulang.” Perkataan Eunhyuk membuat Jieun tercengan ditambah Eunhyuk pergi tanpa melihat wajah Jieun.

“ Namja aneh.” Gerutu Jieun pelan.

Ujian kelulusan Jieun dan hari itu pula Jieun dinyatakan lulus karena berhasil membuat suatu inovasi menu baru untuk desert. Tentu saja hal ini harus dirayakan, Jieun sudah menyiapkan strawberry milk cream cake untuk Eunhyuk, itu merupakan rasa kesukaan Eunhyuk. Hari ini Eunhyuk mendapat jadwal mengajar sore hingga malam. Maka dari itu Jieun menunggunya, ketika jam pelajaran sudah selesai Jieun memberanikan diri untuk berjalan keruangan mengajar Eunhyuk. Tapi ditengah jalan justru ada hal yang membuatnya terkejut. Ada seorang wanita yang tidak dikenalnya sedang berciuman dengan Eunhyuk. Hal itu membuatnya terkejut dan sedih. “Lagi – lagi” Guman Jieun dalam hati. Lagi – lagi Jieun harus patah hati karena seorang laki – laki.

Cake yang dipegang Jieun pun terjatuh dan hal itu membuat Eunhyuk menoleh. Mata mereka saling bertemu, dan Jieun berlari.

“ Jieun – ah.” Teriak Eunhyuk setelah melepas paksa ciuman itu. “ Lepaskan aku !!” Omelnya kencang pada wanita didepannya. Eunhyuk berlari mengejar Jieun, namum berhenti saat melihat bacaan pada cake yang dijatuhkan Jieun. “ Oppa saranghae.” Bunyi tulisan itu.

Eunhyuk mengejar dan mencari Jieun, dan Eunhyuk menemukanya Jieun di roof garden dibangunan kampusnya. Eunhyuk melihat Jieun yang sedang menangis. Dengan hati hati Eunhyuk memeluk Jieun dari belakang, namum Jieun memberontak. “ Aku tidak akan melepaskannya, sampai kau bisa mendengar semua penjelas ku.”

“ Sudah tidak ada yang perlu oppa jelas, semua sudah jelas. Sudah pernah ku bilangkan bukan, kalau aku tidak percaya dengan orang – orang yang mengatakan sayang padaku. Termasuk kau !” Teriak Jieun. “ Lepaskan aku !” Namum Eunhyuk justru memeluknya lebih erat.

“ Tidak akan, dan tidak akan pernah. Hanya aku satu – satunya orang yang tidak akan membuat mu menangis lagi.”

“ Kau bohong !” Jieun kembali berteriak.

Dengan mudahnya Eunhyuk membalikan posisi Jieun, dan kini mereka bertatapan. “ Mianhae, mianhae. Itu salah paham, tolong percaya aku Jieun – ah. Semua yang kau lihat tidak seperti yang kau fikirkan. Apa kau pernah paham apa yang aku rasakan saat melihat mu menangis saat itu. Aku fikir jika aku yang lebih dahulu menemukan mu, maka saat itu aku tidak akan melihat mu menangis.”

“ Kau bohong.”

“ Percayalah.” Kini Eunhyuk yang berteriak, dan keduanya bertatapan lagi. Kini Jieun yakin Eunhyuk tidak bohong.

“ Kalau begitu, berjanjilah agar selalu membuat ku tersenyum.” Ucap Jieun dan langsung memeluk Eunhyuk dengan erat.

“ Selalu.” Eunhyuk membalasnya dengan pelukan erat juga. “ Akhirnya kau jadi milik ku juga Jieun – ah. Selamanya.” Ucap Eunhyuk Pelan.

 

-THE END-

1 Comment (+add yours?)

  1. Hwang Risma
    Oct 20, 2015 @ 18:48:36

    Udah lama ga baca ff cast eunhyuk apalagi yg genre romance, biasanya baca genre comedy haha, jadi pas baca isi saat adegan romancenya rasanya mau ketawa aja hahaha , tapi feelnya dapet ko 😘😀😄
    Eunhyuk cukup sweet disini hihi 😚

    Reply

Comment's Box