Your Love

 Your Love

Nama  : Kang Ha Ni

Genre  : Romance, Married Life

Cast     : Shin Ha Ra (OC) – Park Jung Soo – Lee Donghae – Length : One-shot

***

Apakah benar cinta itu bisa diraskan tanpa ada kata-kata? Benarkah cinta bisa dimengerti tanpa dijelaskan? Kurasa tidak untuk cintanya kepadaku.

–          Kang Hae Ra –

Aku melangkah memasuki apartemen sederhana bergaya minimalis namun tetap terlihat elegan. Apartemen yang akan ku tinggali bersama suamiku. Suami? Ya, aku baru saja menikah. Tepatnya beberapa jam yang lalu. Dengan namja yang selalu menjadi motivasiku, namja yang selalu ku kagumi, dan namja yang selalu ku cintai.

 

***

Flashback

3 Years Ago

Aku sibuk menyuapi anak-anak di taman kanak-kanak tempat aku mengajar. Aku heran mengapa mereka manja sekali, meski tidak semuanya manja sih. Tapi tetap saja sedikit merepotkan.  Huh.

“ Uwaaaaa, omma!” tiba-tiba saja ada seorang anak yang menangis hingga meraung-raung. Astaga, apa dia tinggal di hutan? Kenapa suaranya bisa sekeras itu.

“Cup, cup,cup adik manis. Sini ikut oppa.”

Ah syukurlah ada yang menenangkan anak itu, karena aku sendiri masih sibuk menyuapi anak-anak lainnya. Suara tangisan anak tadi mereda seketika. Patut diacungi jempol orang tadi. Tapi, bukannya di sekolah ini tidak ada guru laki-laki? Karena penasaran aku menghentikan kegiatanku sebentar untuk melihat siapa laki-laki itu. Aku melihatnya, aku terdiam membisu, saking terpesonanya melihat wajah laki-laki itu.

“Aa,”  Aduh mulutku ayo bicara, kenapa jadi kelu seperti ini?

Mian aku masuk sembarangan, aku harus menjemput adikku karena ada keperluan mendadak. Jeongmal mianhe.” ia terlihat menyesal dan bicara padaku sambil tetap menenangkan anak yang menangis tadi. Astaga jangan bicara lagi, jangan bersuara lagi, suaramu terlalu indah tuan menawan.

“Bisakah aku menjemput adikku sekarang agashi?” dia tersenyum padaku sekarang. Astaga omma  aku butuh jantung cadangan!!!

Flashback END

“Bagaimana, kau suka?” suara lembutnya mengalun indah menyadarkan lamunanku.

“Ah ye, aku suka sangat menyukainya oppa .” jawabku bersemangat. Aku menggandeng tangannya menuju kamar, kamar kami. Astaga malu sekali rasanya menyebutnya ‘kamar kami’.

Suamiku mandi terlebih dahulu, sedangkan aku hanya duduk santai di pinggir kasur berukuran kingsize ini. Aku membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini. Apakah kami akan melakukannya?” Uwaaa kenapa aku sekarang jadi berpikiran yadong? Omma maafkan aku.

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Aku semakin gugup saja. Suamiku keluar dengan keos putih dan celana pendek hitamnya. Dia terlihat sangat tampan, dan errr menggoda? Astaga Omma anakmu semakin yadong sekarang.

“Kau tidak mandi?” tanyanya sambil tersenyum dan berjalan ke arahku.

“A, aku mandi sekarang.” Aku berlari secepat kilat ke kamar mandi. Pasti wajahku sudah seperti kepiting rebus. Aishhh, ini semua gara-gara aku berpikiran yang tidak-tidak.

Setelah selesai mandi aku langsung berbaring di samping suamiku. Kecanggungan terlihat jelas di antara kami.

“Eum, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” Haera baboya! Kenapa kau menyakan hal tidak masuk akal seperti itu.

“Terserah kau saja.” Ia menoleh dan tersenyum manis, sangat manis.

Aku ini adalah gadis pecinta drama, aku sangat ingin melakukan ini sejak dulu. Seperti di drama-drama, setelah menikah si yeoja akan menolak untuk itu dengan berbagai alasan. Lalu si namja akan menuntut atau menggoda si wanita untuk tidur dengannya. Aku juga penasaran bagaimana reaksi suamiku ini. Bagaimanapun ia adalah seorang namja, mana mungkin ia bisa tahan tidur di samping istrinya tanpa melakukan apa-apa? Aisssh, aku yadong lagi.

“Emm, oppa. Aku rasa, aku belum siap melakukannya. Igo, yang dilakukan suami-istri setelah menikah.” Aku mencoba membuka pembicaraan, tentu saja dengan wajah yang sudah ku atur sedemikian rupa untuk mendukung live drama yang aku buat. Dia terdiam sebentar, ku tekankan hanya sebentar lalu kemudian tersenyum kembali.

Ne, oppa mengerti. Lebih baik sekarang kita tidur saja, jaljjayo.” Ia berbaring dan merapatkan selimutnya.

Aku hanya diam, terpaku. Beginikah akhirnya? Akhir dari adegan yang selama ini aku idam-idamkan? Dia hanya berkata ‘ya’ dan kemudian tertidur? Sepertinya ini bukan maslah penting baginya, tapi bagi seorang wanita, malam pertama sangatlah berharga, ini saat wanita akan lahir kembali dan menjadi wanita seutuhnya.

Aku tidur membelakangi suamiku, aku mati-matian menahan tangis. Dasar Haera babo, seharusnya aku tidak berharap terlalu banyak pada suamiku ini, jangankan menyentuhku sebagai istri. Berpikir untuk menciumku saja mungkin tidak pernah terlintas dipikirannya.

 

Flashback

3 years ago

Akhirnya aku mengetahui siapa namja menawan itu. Dia… ah menyebutkan namanya saja membuatku berdebar-debar. Dia adalah seorang dokter spesialist di Busan Hospital. Semasa kuliah dia sangat populer, bagaimana tidak? Selain pintar, tampan, dan jago olahraga, di juga dikenal sebagai namja yang baik dan lemah-lembut. Dia adalah pengeran idamanku! Heran bagaimana aku bisa mengetahui segala hal tentangnya? Ahaha kalian harus mengenal siapa aku. Di kampusku dulu aku adalah ketua klub jurnalistik dan merangkap paparazi. Dengan kemampuanku ini, tidaklah susah untuk mencari segala hal tentang namja itu. Apakah aku stalker? Anii, aku manyebut diriku ‘fans namja menawan dengan bakat mencari informasi yang mengagumkan’ hahahaha.

Selama 3 bulan ini aku berhasil menjadi teman namja itu. Kenapa bisa? Hahaha. Tentu saja dengan mencari hal-hal yang dia sukai, dan jadwal kegiatannya sehari-hari. Maka aku menyusun beberapa adegan, seperti tidak sengaja bertemu dengannya lalu mengobrol, dan pura-pura tertarik akan hal yang dia sukai sehingga kami kerap janjian untuk bertemu. Aku licik? Tentu saja tidak! Aku tidak pura-pura seratus persen, aku bahkan benar-benar menyukai semua hal yang ia sukai, seperti sepak bola misalnya. Dulunya aku sangat membenci olahraga itu, tidak tahu kenapa.

Sampai pada suatu hari aku nekat untuk menyatakan cintaku padanya.

Oppa, a,aku..” aduh aku gugup sekali. Ayolah Haera. Fighting!!

Waeyo?” ia hanya tersenyum melihatku yang tempak gugup setengah mati.

Astaga senyumnya, sangat menawan. Aku sampai tidah bisa berpikir. Ayolah Haera, kau harus bicara, bukan malah terpesona seperti ini. Oke, sekarang tarik nafas, “aku jatuh cinta padamu oppa. Aku jatuh cinta sejak pandangan pertama. Aku selama ini selalu mencari tahu hal-hal yang oppa sukai dan yang tidak. Mian aku lancang, aku hanya ingin mengenal oppa lebih jauh. Aku sangat mencintai oppa, maukah oppa menjadi namjachinguku?” huft, akhirnya aku dapat bernapas dengan benar. Mengungkapkan cinta saja rasanya seperti habis berlari berkilo-kilometer.

Dia sedikit kaget dengan pernyataanku, ku tegaskan hanya sedikit. Tak lama kemudian ia tersenyum manis dan mengangguk. Omma, anakmu kini punya namjachingu yang sangat menawan. Uwaaaaa.

Flashback END

 

Aku menoleh ke belakang untuk melihat apakah suamiku sudah tidur atau belum.

Oppa, kau sudah tidur?”

“Belum.” Jawabnya pelan.

Oppa ingat saat aku mengungkapkan cinta tiga tahun yang lalu?” entah kenapa perasaanku kembali goyah.

Dia membuka matanya dan menatapku heran.

“Apa oppa mencintaiku?”

Dia kini menegakkan badannya, duduk menghadapku.

“Apa oppa pernah mencintaiku?” tanyaku lirih.

“Bukankah kau sudah tau jawabannya?” jawabnya tegas.

 

 

Flashback

 2 years ago

“Haera-ya, benarkah dokter tampan itu namjachingumu?” tanya sahabatku Jin Ah yang bekerja sebagai perawat di rumah sekit dimana namjachinguku bekerja.

“Tentu saja.” Jawabku bangga.

Keundae, apakah kau tidak keberatan dengan sikapnya yang seperti itu?” tanyanya ragu.

Aku terdiam beberapa saat, “kau bicara apa sih, aku malah bangga mempunyai namjachingu yang baik kepada semua orang.” jawabku dengan senyum yang terasa berat.

Jin Ah tersenyum iba padaku.

Ya, aku bangga pada namjachinguku. Namja yang akan tersenyum pada semua yeoja yang terpesona padanya, selalu ramah pada setiap yeoja yang sudah jelas-jelas menyukainya. Entah dia itu tidak peka atau bagaimana. Bahkan ia juga kerap memberikan tumpangan pada rekan yeojanya yang belum dijemput apabila jam jaga malam sudah berakhir. Sehingga sikap baiknya itu kerap disalahartikan para yeoja.  Dia sangat baik padaku, juga pada semua orang. Semua sikap lembutnya padaku, juga ia lakukan pada semua orang. Aku tidak boleh kecewa, aku tidak boleh egois. Aku harus bangga, benar, aku bangga pada namja superbaik itu.

Flashback END

 

“itu bukan jawaban.”

Dia kini mendesah lelah, “aku harus menjawab apa?”

Jawab saja kau mencintaiku, apa susahnya! Namja bodoh! Tidak peka! Tidak berperasaan!

“Kalau begitu cium aku, jika kau tidak mau menjawabnya kau harus menciumku.”suaraku terdengar sengau karna mati-matian menahan tangis.

Dia terdiam beberapa saat.

”Tidak, aku tidak mau menciummu dengan cara seperti ini.” Jawabnya dingin. Matanya menatapku tajam, seolah aku yang bersalah saat ini.

“Lee Donghae, Neo!” ku hela nafas sebisaku, rasanya sesak mendengar kata-katanya. Menyakitkan.

Ini adalah kali pertama ia marah padaku selama tiga tahun aku mengenalnya. Kenapa bisa? Entahlah, aku juga heran.

Flashback

 1 years ago

“Kang Haera, tunggu aku!” seru chinguku, Park Jungso.

“Aishh, sudah ku bilang jangan merangkulku seenaknya. Aku ini sudah punya namjachingu.” Aku melepaskan tangannya yang ada di pundakku.

“Yak! Kita kan sahabat, lagi pula aku juga tidak akan jatuh cinta pada yeoja aneh sepertimu.” Sahutnya tidak terima.

Kami berjalan bersama menuju toko buku dekat taman kota, dan aku menangkap sosoknya duduk di kursi taman dengan seorang yeoja, sosok yang sangat aku kenal, namjachinguku.

“Donghae oppa.” Panggilku seraya berlari kearahnya. Aku sangat kesal, cemburu, tapi aku tidak boleh marah. Melihat namjachinguku dekat dengan para yeoja adalah hal biasa bagiku. Dia terlalu baik.

Dia menoleh dan tersenyum padaku, tidak ada rasa bersalah sama sekali di wajahnya.

“Sedang apa disini?” tanyanya lembut. Melihat senyumnya itu rasa kesalku hilang, selalu saja begitu.

“Euuuum..” aku melihat Jungsoo yang berlari menyusulku dan tiba-tiba saja muncul ide untuk membalas sikap Donghae selama ini. Benar, aku akan membuatnya cemburu.

“Aku sedang berjalan-jalan saja dengan Jungsoo oppa.” Aku segera bergelayut manja di lengan Jungsoo. Jungsoo kaget setengah mati mendengar aku mencuapkan ‘oppa’. Seumur-umur aku tidak pernah menanggilnya dengan sebutan ‘oppa’.

“Hehehe” Jungsoo hanya cengar-cengir tidak jelas.

Donghae hanya tersenyum geli melihat tingkahku yang manja pada Jungsoo.

“ah jungsoo oppa, rambutmu berantakan” aku membenarkan rambut Jungsoo sambil mengedipkan mataku sebagai sinyal bahwa ia juga harus ikut berakting.

“Aaa, gomawo Haera-ya.” Jungsoo mengacak rambutku. Bagus, sepertinya ia sudah tau jalan permainanku. Kami berdua sengaja berbincang di selingi tawa di depan Donghae dan yeoja yang namanya tidak terlalu penting itu. Yeoja itu terlihat kesal, mungkin karna waktu berduaannya bersama Donghae terganggu. Huh siapa suruh mendekati namjachingu orang. Sementara Donghae hanya tersenyum melihat keakrabanku dengan Jungsoo, memangnya di kira ini lucu apa?

Mian, sebenarnya apa hubunganmu dengan Donghae?” tanya yeoja itu pada akhirnya.

Aku hanya diam dan melirik  Donghae sebagai tanda bahwa ia yang seharusnya menjelaskan.

“Dia yeojachinguku.” jawab Donghae dengan senyuman manisnya seperti biasa.

Aku tersenyum menang ke arah yeoja itu. Lihat? Rasakan kau.

“Jinja? Kalau dia yeojachingumu bukankah seharusnya kau cemburu. Apakah kau tidak mencintainya?” tanya yeoja itu, “ah, mian aku lancang.

Donghae diam, kaget mungkin. Atau mungkin karena ia tidak bisa menjawab pertanyaan yeoja itu? Senyumku hilang seketika, rasanya airmataku mau tumpah. Aku akui apa yang dikatakan yeoja itu benar.

Flashback END

 

Dia masih menatapku tajam. Aku jadi sedikit takut. Kau tidak boleh goyah Haera.

“Aku butuh penjelasanmu Lee Donghae.” suaraku semakin parau.

“Apa kau masih tidak mengerti? Hem?” nada bicaranya dingin sekali, menyakitkan.

Keheningan menyelimuti kami, inidahnya malam pertama yang selama ini ku idamkan malah seperti ini. Menyedihkan. Apa hanya aku yang mencintainya?

 

Flashback

1 month ago

Ruang keluarga ini terasa hangat, canda tawa memenuhi ruangan ini. Kami -aku dan keluarga Donghae- tengah berbincan santai setelah makan siang bersama. Hubunganku dengan Donghae semakin dekat. Aku sudah mengenal keluarga Donghae dan sering main kerumahnya. Begitupula sebailknya. Tapi dekat yang ku maksud bukan dekat secara seutuhnya. Selama tiga tahun pacaran Donghae tidak pernah menciumku, bergandengan tangan saja jarang. Mungkin karna dia terlalu menghormati wanita? Mungkin.

“Ya, Donghae-ya. Umurmu sudah 27 tahun, kau juga sudah mapan. Bagaimana kalau kau segera menikah dengan Haera. Hum?” astaga Omma Donghae ceplas-ceplos sekali.

Seluruh keluarga mengangguk tanda setuju. Aduh, aku harus menjawab apa?! Wajahku rasanya panas sekali. Aku hanya tersenyum kikuk menanggapinya.

“bagaimana jika bulan depan kalian menikah?” tanya Omma Donghae lagi. Jika dilihat dari nada bicaranya itu terdengar seperti perintah.

Aku melirik Donghae, jantungku berdebar kencang menanti bagaimana responnya. Ia terlihat berpikir. Tak lama kemudian ia tersenyum. Itu tandanya ‘iya’ kan? Omo,, aku akan menikah. Ommaaaaaa, anakmu akan menikah dengan namja yang sangat menawan.

Flashback END

 

Bahkan pernikahan inipun terjadi bukan karena dia yang melamarku. Aku masih menatap Donghae kesal.

“Benar, aku tidak mengerti.” aku mulai lelah, aku lelah untuk bersabar.

Tatapannya padaku masih sama. Aku tidak dapat membaca jelas apa maksud dari tatapan itu. Hatiku kacau. Semua luka seakan terbuka kembali, mengingat semua kenyataan yang ada selama ini. Aku begitu mencintainya, tapi aku tidak pernah tau perasaannya yang sebenarnya. Apakah seharusnya aku menyerah? Sebaiknya sejak dulu ku lakukan. Setidaknya tidak akan sesakit ini. Aku muak dengan senyumanmu Lee Donghae, senyuman yang selalu bisa mencuri hatiku. Senyuman itu hanya kau jadikan tameng kan? Untuk menutupi semua perasaanmu yang sebenarnya? Aku muak Lee Donghae!

“Kau bahkan tidak pernah mengucapkan cinta padaku. Sadarkah itu?” teriakku pada akhirnya.

Dia masih saja membisu. Lalu ia bangkit dan beranjak pergi keluar kamar. Ia berhenti sebentar di ambang pintu, ”apakah cinta seperti itu yang ada di pikiranmu selama ini? Apakah kau tidak merasakannya?” suaranya lirih, nyaris tak terdengar. Kemudian ia pergi meninggalkanku sendiri. Ya, aku sendiri di malam yang mana seharusnya menjadikan kamu satu.

Aku menenggelamkan wajahku di bantal, meredam tangisanku yang semakin menjadi. Apakah benar cinta itu bisa diraskan tanpa ada kata-kata? Benarkah cinta bisa dimengerti tanpa dijelaskan? Kurasa tidak untuk cintamu padaku Lee Donghae. Entah aku yang salah atau kau. Aku ragu sekarang. Kau yang tidak peka atau aku yang bodoh. Aku bingung sekali. Aku hanya bisa menangis. Karna hanya tangisan inilah yang dapat mengurangi rasa sakit di hatiku.

 

END

 

Hehehe, thanks for reading. Mian kalo ceritanya nggak jelas apa gimana. Aku cuman pengin nuangin aja apa yang ada di otakku kok. Makasih juga buat admin yang udah post ff gak jelas ini. Pokoknya trimakasih semuanyaJ

3 Comments (+add yours?)

  1. Hwang Risma
    Jul 02, 2017 @ 20:19:49

    Ko jadi kebawa galau ya 😂, oh iya aku mau ngasih saran kalau lee donghae adalah cast utama namjanya, sebaiknya posisi namanya lebih dulu dari park jungsoo, ga harus sih cuma saran aku aja 😂✌jadi pas baca sekilas udh tau kalau cast utamanya siapa 😊.

    Reply

  2. liyahseull
    Jul 06, 2017 @ 16:48:33

    Woooo. Cinta tanpa tanda2 memang susah 😅 dasar cowok

    Reply

  3. Ifah
    Jul 08, 2017 @ 19:16:49

    Ada lanjutannya kah?

    Reply

Comment's Box